Hp/Wa. 081367248161
Email. rismasriutari@yahoo.com
IPWL ( Institusi Penerima Wajib Lapor )
adalah fasilitas kesehatan antara lain Puskesmas,
Rumah Sakit, Rsj, klinik yang ditunjuk Kementerian
Kesehatan untuk menerima proses wajib lapor
pecandu Narkotika
DASAR HUKUM
1. Undang – Undang RI No 05 Th 1997 ttg Psikotropika
2. Undang - Undang RI No 35 Th 2009 ttg Narkotika.
Undang - Undang RI No 36 Th 2009 ttg Kesehatan.
3. Undang – Undang RI No 18 Th 2014 ttg Kesehatan Jiwa.
4. Peraturan Pemerintah RI No 25 Th 2011 ttg Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu
Narkotika.
5. Permenkes N0. 04 Th 2020 tentang Penyelenggaraan Institusi Wajib Lapor.
6. Permenkes RI No 05 Th 2020 ttg Perubahan penggolongan Narkotika.
7. Instruksi Presiden Nomor 2 Th 2020 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika Tahun 2020- 2024.
8. Kepmenkes Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/701/2018 tentang Insitusi
Penerima wajib Lapor dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pengampu dan Satelit
Program Terapi Rumatan Metadon.
9. Peraturan Daerah (Perda) Jambi Nomor 2 Th 2017 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Terhadap Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
Lainnya
Tujuan IPWL
1 2. Ketenagaan
2. Ketenagaan
Minimal dokter dan perawat
Minimal dokter dan terlatik di bidang gangguan
perawat terlatih di bidang penggunaan narkotika. Dalam hal
gangguan penggunaan
narkotika 2 belum dapat memenuhi
persyaratan ketenagaan, wajb
kerja sama dgn IPWL lainnya
2
RS Lembaga
Klinik Rehabilitasi
3. Mampu Pelayanan Terapi Rehabilitasi
Narkotika Puskesmas Medis lain
3. Mampu Pelayanan Terapi
pelayanan gadar, manajemen putus zat, Rehabilitasi Narkotika
rawat jalan rumatan, penapisan
& pengkajian, intervensi Pelayanan gadar, penapisan &
pengkajian, intervensi psikososial,
psikososial, rehab rawat in
uji Napza, rujukan manajemen
ap, komorbiditas fisik, dual putus zat, dan rujukan rawat jalan
diagnosis/komorbid psikiatrik, dan/ rumatan.
atau uji Napza
Penetapan IPWL
03 Usulan penetapan IPWL disampaikan
kepada Dirjen Yankes sesuai dengan tugas
dan fungsinya
Pembiayaan
04 • Hanya untuk WNI yang tidak mampu (PBI
JKN)
• SE No 02.01/Menkes/683 /2020 yang
Permenkes No 4 Th 2020 tentang putusan pengadilan
Penyelenggaraan Institusi • Pembiayaan untuk 2 kali periode perawatan
Penerima Wajib Lapor
Tugas – tugas IPWL
14
NO NAMA IPWL KABUPATEN
1. Rsud Raden Mattaher Jambi Kota Jambi
2. RSJ daerah Jambi Kota Jambi
3. RS Bhayangkara Jambi Kota Jambi
4. Klinik Biddokes Polda Jambi Kota Jambi
5. Poliklinik BNN Jambi Kota Jambi
6. RSUD H A Manap Jambi Kota Jambi
7. PKM Putri Ayu Jambi Kota Jambi
8. PKM Tanjung Pinang Jambi Kota Jambi
9. BNN Kota Kota Jambi
Jumlah Klien yang Mengakses Layanan Jumlah Klien yang Mengakses Layanan Rehabilitasi
Jumlah Profesional Staf Rehabilitasi Berdasarkan Status Hukum Berdasarkan Program yang Dijalani
No. Lembaga Rehabilitasi *) Status Lembaga **) Kapasitas Layanan Rehabilitasi Narkotika***)
Votuntary Compulsory Total Rawat Jalan Rawat Inap Total
Dokter Perawat Konselor Psikologi Psikiatri L P L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Ket :
*) :Nama IPWL
**) : Pemerintah/ Swasta
***) : Rawat Inap/ Rawat Jalan Kepala Instansi Penanggung Jawab Program
Klasifikasi Napza,
jenis Napza dan masalah klinis akibat
penggunaan Napza
PMK No. 05/2020 : PMK No. 3/2017 :
Perubahan Penggolongan Perubahan Penggolongan
Narkotika Psikotropika
Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan / perubahan
kesadaran,hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika gol 1:
Ex: - Amfetamin
- Metilfenidat
- Sekobarbital
Psikotropika gol III
-Menyebabkan ketergantungan
-Agak banyak di gunakan dalam therapi.
Ex : - Mogadon
- Brupronorfina
- Amorbarbital, dll
Psikotropika gol IV:
- Potensi ringan menyebabkan
ketergantungan
- Sangat luas digunakan dalam therapi
psikosis.
8. -Tembakau
- Digunakan dalam bentuk rokok,
Cerutu,tembakau kunyah
- Kafein
- Dapat menimbulkan ketergantungan jika
dikonsumsi melebihi 100mg/ hari atau lebih
dari dua cangkir kopi sehari.
- Jangka Panjang:
- Kerusakan otak, Pikun, Parkinson
- Otot melemah /Impoten
- Sakit kepala, Mimisan
- Kematian
Zat dapat masuk dalam 2 kategori
tergantung jumlah yang digunakan
Stimulan meningkatkan aktivitas SSP pada otak,
meningkatkan debar jantung dan pernafasan serta meningkatkan
sensasi eforia yang bergairah.