Anda di halaman 1dari 18

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS MAYONG I KABUPATEN JEPARA

NOMOR : TAHUN 2019

TENTANG
STANDAR PELAYANAN DAN KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI

KEPALA UPTD PUSKESMAS MAYONG I KABUPATEN JEPARA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan


pelayanan publik sesuai dengan asas penyelenggaraan
pemerintahan yang baik, dan guna mewujudkan
kepastian hak dan kewajiban berbagai pihak yang
terkait dengan penyelenggaraan pelayanan, setiap
penyelenggara pelayanan publik wajib menetapkan
Standar pelayanan dan kebijakan pelayanan;
b. bahwa untuk memberikan acuan dalam penilaian
ukuran kinerja dan kualitas penyelenggaraan pelayanan
dimaksud huruf a, maka perlu ditetapkan Standar
Pelayanan dan kebijakan pelayanan Obat dengan Surat
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Mayong I Jepara;
Mengingat : 1. Undang-undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang
Praktek kedokteran;
2. Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 5 tahun 2014
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 74 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
6. Peraturan Pemerintah No 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 308);
10 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019
tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan
Kesehatan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS MAYONG I
KABUPATEN JEPARA TENTANG STANDAR PELAYANAN
DAN KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI.
Kesatu : Standar Pelayanan dan kebijakan pelayanan Farmasi
pada UPTD Puskesmas Mayong I sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
Kedua : Standar pelayanan dan kebijakan pelayanan Farmasi
pada UPTD Puskesmas Mayong I meliputi ruang lingkup
pelayanan obat;
Ketiga : Standar pelayanan dan kebijakan pelayanan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran Keputusan ini
wajib dilaksanakan oleh penyelenggara/pelaksana dan
sebagai acuan dalam penilaian kinerja pelayanan oleh
pimpinan penyelenggara, aparat pengawasan, dan
masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
Keempat : Dengan berlakunya keputusan ini maka Surat
Keputusan kepala puskesmas Mayong I Nomor 46
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan dan Kebijakan
Pelayanan Farmasi, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku lagi;

Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan/ perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan : di Jepara
Pada Tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS MAYONG I
HADI SAPUTRO

Lampiran I : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS


MAYONG I KABUPATEN JEPARA
NOMOR :
TANGGAL :

STANDAR PELAYANAN FARMASI

NO KOMPONEN URAIAN
1. Dasar  Permenkes No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Hukum Konsep Dasar Puskesmas.
 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun
2014 tentang Puskesmas
 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 74 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas;
2. Persyaratan Persyaratan Teknis:
Pelayanan  Pasien datang sendiri atau diantar oleh keluarga
Persyaratan Administrasi membawa :
 Membawa resep dari ruang Pengobatan umum,
ruang MTBS, ruang KIA/KB, ruang Pelayanan Gigi,
dan atau ruang gawat darurat ke ruang Farmasi
3. Sistem,  Pada pelayanan di puskesmas: pasien membawa
mekanisme, resep yang didapat dari dokter umum/dokter
dan gigi/petugas kesehatan lainnya untuk mengambil
prosedur obat.
 Pasien memasukkan resep ke loket ruang farmasi
 Petugas menyiapkan obat sesuai resep.
 Petugas menulis etiket obat sesuai resep.
 Petugas menyerahkan obat.
 Pasien mendapat penjelasan informasi pemakaian
obat
 Pasien meninggalkan puskesmas membawa obat
 Petugas melakukan pengecekan obat kadaluarsa
berdasar SOP obat kadaluarsa
 Petugas melakukan identifikasi dan
bertanggungjawab atas pelaporan KNC sesuai SOP
yang ada.
 Petugas meletakkan obat emergensi pada ruangan
(Peralatan menyesuaikan SOP Anafilaktik syok):
1. Ruang Gawat Darurat
2. Ruang Pengobatan Umum
3. Ruang Pelayanan Gigi
4. Ruang MTBS
5. Ruang PONED
6. Ruang KIA-KB
7. Ruang Laboratorium
8. Ruang Immunisasi
4. Jangka 15-20 menit
waktu
penyelesaian
5. Biaya/tarif -
6. Produk 1. Obat sesuai resep
pelayanan 2. Obat psikotropika
3. Obat emergensi
7. Sarana,  Gelas Ukur  Antiseptik
prasarana,  Sealing Equipment  Lemari Obat
dan/atau  Blender obat  Tissue
fasilitas  Mortir dan stamfer  ATK
 Kertas Puyer  Laptop/komputer
 Plastik Obat  Kulkas

8. Kompetensi Apoteker dan Asisten Apoteker


Pelaksana
9. Kompetensi dokter umum, dokter gigi, dan petugas paramedis lain
Pemberi sesuai pelimpahan wewenang.
Resep Khusus obat psikotropika dikeluarkan oleh dokter
umum dan dokter gigi
10. Pengawasan Kepala Puskesmas Mayong I

11. Penanganan  Kotak Saran


pengaduan,  Telpon Puskesmas
saran, dan  SMS Center
masukan  Email
 Pengaduan langsung Kepala Puskesmas Mayong I
atau KTU Puskesmas Mayong I.

12. Jumlah 1 Apoteker


pelaksana 1 Asisten Apoteker
1 Perawat
1 Bidan
13. Jaminan Adanya komitmen pelayanan diselenggarakan sesuai
pelayanan standar dan kebijakan pelayanan
14. Jaminan  Pelaksana pelayanan memiliki STR (Surat Tanda
keamanan Registrasi) dan SIP (Surat Ijin Praktek)
dan  Pasien safety yaitu dengan mengutamakan

keselamatan pengurangan tingkat infeksi penyakit dengan cara

pelayanan adanya antiseptik di ruangan


15. Evaluasi  Evaluasi Kinerja sesuai PMK nomor 44 tahun 2016.
kinerja  Monitoring dan Evaluasi setiap semester
 Laporan Bulanan ke DKK Jepara
Pelaksana  Minilokakarya Puskesmas tiap bulan

KEPALA UPTD PUSKESMAS MAYONG I


HADI SAPUTRO

Lampiran II : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS


MAYONG I KABUPATEN JEPARA
NOMOR :
TANGGAL :

KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI


DI PUSKESMAS MAYONG I KABUPATEN JEPARA

MANAJEMEN DAN ORGANISASI


1. Pelayanan farmasi meliputi :
a. Pengelolaan perbekalan farmasi
b. Pelayanan Ruang farmasi
2. Pengelolaan perbekalan farmasi meliputi :
a. Perencanaan kebutuhan
b. Pengadaan
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pendistribusian
f. Pemusnahan & penarikan
g. Pengendalian
h. Administrasi
3. Pelayanan Ruang Farmasi meliputi :
a. Penerimaan resep
b. Pengkajian & pelayanan Resep
c. Pelayanan informasi obat
d. Monitoring Efek Samping Obat
e. Evaluasi Penggunaan Obat
4. Pelayanan Obat di rawat jalan dilakukan sesuai dengan waktu
pelayanan puskesmas.
5. Pelayanan obat selama 24 jam diperuntukkan bagi pasien rawat inap,
pasien PONED dan pasien di Unit Gawat Darurat.
6. Pelayanan obat selama 24 jam di puskesmas dilaksanakan oleh
paramedis yang sudah mendapatkan surat delegasi wewenang.
7. Pelayanan farmasi dilaksanakan oleh Unit Farmasi dengan sistem satu
pintu.
8. Unit Farmasi bertanggung jawab terhadap semua perbekalan farmasi
yang beredar di Puskesmas.
9. Unit Farmasi dipimpin oleh Apoteker atau Asisten Apoteker.
10. Perbekalan farmasi meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai (BMHP).
11. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, dan reagen.
12. Alat kesehatan adalah instrumen atau implan yang tidak mengandung
obat, yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan
dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
13. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan sekali pakai (single use).

PERENCANAAN
1. Perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi disusun oleh Unit Farmasi
disusun menggunakan metode konsumsi dan/atau epidemiologi.
2. Perencanaan disusun untuk kebutuhan periode tertentu dengan
memperhatikan stok optimum dan stok pengaman (buffer).
3. Hasil perencanaan perhitungan kebutuhan obat diserahkan ke Gudang
Farmasi Kabupaten jepara melalui format LPLPO
4. Pengadaan obat dan alat kesehatan dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten.

PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN


1. Penerimaan perbekalan farmasi dari GFK dilakukan oleh petugas Unit
Farmasi.
2. Penerimaan barang memperhatikan kesesuaian perbekalan farmasi
yang diterima dengan pesanan, dalam hal jenis dan jumlah serta
kondisi perbekalan farmasi dan masa kadaluarsa.
3. Penerimaan obat/alkes dari GFK dengan kadaluarsa paling lambat satu
tahun hanya untuk obat-obat yang digolongkan “cito“ dan/atau segera
pakai.
4. Perbekalan farmasi disimpan sesuai persyaratan dan standar
kefarmasian untuk menjamin stabilitas dan keamanannya serta
memudahkan dalam pencariannya.
5. Penyimpanan perbekalan farmasi disesuaikan dengan status barang
atau sumber pembiayaan, disusun secara alfabetis, disesuaikan dengan
bentuk dan stabilitas sediaan, dengan menggunakan sistem FIFO (First
In First Out) dan FEFO (First Expired First Out).
6. Suhu penyimpanan dipantau dan dicatat di lembar pemantauan suhu
secara rutin tiap shift di setiap tempat penyimpanan.
7. Penyimpanan harus menjamin keamanan dari kehilangan dan
pencurian.
8. Perbekalan farmasi emergency disimpan di ruang pelayanan dalam
tempat tertentu sehingga mudah dijangkau oleh petugas.
9. Penyimpanan perbekalan emergency harus disertai dengan daftar nama
dan jumlah perbekalan farmasi yang tersedia.
10. Perbekalan farmasi emergency hanya digunakan untuk kasus darurat,
dilarang dipinjam.
11. Perbekalan farmasi emergency dipastikan selalu tersedia dan harus
segera diganti melalui peresepan jika digunakan.
12. Narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus dengan
kunci ganda, selalu terkunci dimana anak kunci hanya disimpan oleh
petugas yang ditunjuk
13. Obat yang memiliki kemiripan rupa dan bunyi (LASA) tidak disimpan
berdekatan / bersebelahan dan diberi label ‘LASA’ pada setiap kotak
penyimpanan dan kemasan terkecilnya.
14. Pelabelan obat dengan nama dagang pada kotak penyimpanan harus
disertai keterangan nama generiknya yang ditulis dalam tanda kurung.
15. Obat yang dikeluarkan dari wadah aslinya diberi label minimal memuat
nama obat, dosis/kekuatan dan tanggal kadaluarsa.

PERBEKALAN FARMASI YANG DIBAWA PASIEN


Selama perawatan di Puskesmas, pasien tidak diperbolehkan
menggunakan perbekalan farmasi yang dibawa dari luar kecuali atas
persetujuan Dokter.

PERESEPAN DAN PERMINTAAN PERBEKALAN FARMASI


1. Obat/alkes hanya dapat diberikan atas permintaan Dokter atau petugas
yang terdaftar.
2. Penulisan resep harus memenuhi kelengkapan resep sebagai berikut :
a. Nama pasien
b. Tanggal lahir
c. Nomor rekam medik
d. Tanggal penulisan resep
e. Nama ruang/ruang asal resep
f. Riwayat alergi obat
g. Berat badan pasien (untuk pasien anak)
h. Tanda R/ pada setiap sediaan
i. Nama obat
j. Dosis atau kekuatan obat
k. Jumlah sediaan
l. Aturan pakai (frekuensi & rute pemberian) :
i. Aturan jika perlu atau pro re nata (p.r.n), harus dituliskan
sesuai indikasi (seperti jika nyeri) dan dosis maksimal dalam
sehari.
ii. Aturan pakai in manus medicine (i.m.m),hanya untuk obat yang
pemberiannya hanya sekali seperti di Unit Gawat Darurat
3. Tulisan harus jelas dan mudah dibaca, menggunakan istilah dan
singkatan yang lazim.
4. Jika resep/intruksi pengobatan tidak dapat dibaca atau tidak jelas,
maka Apoteker/AsistenApoteker yang menerima resep/instruksi
pengobatan tersebut harus menghubungi dokter atau petugas penulis
resep.
5. Unit Farmasi berwenang melakukan substitusi generik, yakni mengganti
sediaan nama dagang tertentu dengan sediaan generik atau nama
dagang lain yang tersedia dalam formularium.
6. Dalam kondisi tertentu jika diperlukan substitusi terapeutik, yaitu
penggantian obat yang sama kelas terapinya, harus dengan persetujuan
dokter penulis resep. Persetujuan dokter dapat dilakukan secara lisan
atau melalui telepon. Apoteker menuliskan obat pengganti, tanggal dan
jam komunikasi, serta nama dokter pada lembar resep.
7. Lembar resep disimpan di Unit Farmasi sekurang-kurangnya selama
waktu 3 (tiga) tahun.
8. Lembar resep tidak boleh diperlihatkan kecuali kepada yang berhak,
yaitu : dokter yang menulis atau merawatnya; pasien atau keluarga
pasien yang bersangkutan; paramedis yang merawat pasien; Apoteker
dan staf Unit Farmasi, aparat pemerintah serta pegawai yang ditugaskan
untuk memeriksa (keruangsian, kehakiman, kesehatan) dan petugas
asuransi untuk kepentingan klaim pembayaran.
9. Lembar resep yang telah disimpan lebih dari 3 (tiga) tahun dapat
dimusnahkan sesuai ketentuan yang berlaku.

DISTRIBUSI ATAU PENYALURAN PERBEKALAN FARMASI


1. Distribusi perbekalan farmasi dilakukan terpusat oleh Unit Farmasi
2. Distribusi perbekalan farmasi dibedakan untuk pasien rawat jalan,
rawat inap dan Poned.
3. Distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap diselenggarakan
dengan sistem persediaan lengkap di ruangan (floorstock)
4. Distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan dan gawat
darurat diselenggarakan dengan sistem resep perorangan (Individual
prescribing).
5. Distribusi perbekalan farmasi untuk emergency disediakan oleh unit
farmasi
6. Jika obat yang diperlukan tidak tersedia (kosong), petugas farmasi akan
memberitahukan kepada dokter penulis resep dan menyarankan obat
substitusinya (jika ada).
7. Obat pasien rawat inap dapat dikembalikan kepada Unit Farmasi jika
pasien alergi atau meninggal dunia atau hal lain atas persetujuan
dokter.
PENYIAPAN ATAU DISPENSING PERBEKALAN FARMASI
1. Penyiapan atau dispensing perbekalan farmasi dilakukan oleh Unit
Farmasi mulai dari tahap verifikasi melalui proses telaah resep,
menyiapkan / meracik obat, memberikan label / etiket, penyerahan
obat dengan pemberian informasi obat yang memadai disertai sistem
dokumentasi.
2. Setiap resep/instruksi pengobatan harus dilakukan pengkajian resep
oleh apoteker / Asisten apoteker dan segera dilakukan konfirmasi
kepada penulis resep jika terdapat resep yang tidak lengkap, tidak
terbaca dan tidak jelas.
3. Dalam hal konfirmasi dengan penulis resep tidak dapat dilakukan oleh
karena suatu sebab, Unit Farmasi menunda pelayanan perbekalan
farmasi tersebut sampai dengan konfirmasi dapat dilakukan.
4. Pengkajian resep minimal oleh Apoteker meliputi :
a. Kelengkapan secara administratif : identitas pasien (nama & No.
RM/tanggal lahir, tanggal resep, identitas penulis resep)
b. Kesesuaian secara farmasetis : nama obat, dosis, frekuensi dan rute
pemberian
c. Kesesuaian secara klinik : informasi alergi, interaksi obat,
kontraindikasi, dan duplikasi terapi
5. Dalam hal Apoteker atau asisten apoteker tidak berada di tempat,
pengkajian dapat dilakukan oleh petugas kesehatan lain yang ditunjuk.
6. Kajian tidak perlu dilakukan pada keadaan emergency.
7. Penyiapan obat/alkes bagi pasien rawat inap disiapkan untuk
kebutuhan tiga hari.
8. Penyiapan obat pasien rawat inap harus memperhatikan daftar
pemakaian obat.
9. Penyiapan obat dilakukan di tempat yang bersih dan aman sesuai
peraturan dan standar praktik kefarmasian.
10. Penyiapan obat dilengkapi etiket memuat identitas pasien,
dosis/kekuatan, waktu pemberian dan instruksi khusus jika
diperlukan.
11. Obat yang tidak berlabel, identitas tidak jelas atau meragukan tidak
boleh digunakan dan harus diserahkan kepada Unit Farmasi

PEMBERIAN OBAT
1. Pemberian obat atau alat kesehatan kepada pasien dilakukan oleh
tenaga farmasi (Apoteker / asisten apoteker), dokter dan perawat yang
memiliki surat ijin praktik / kerja.
2. Petugas harus melakukan telaah obat setiap kali akan memberikan
obat kepada pasien, diverifikasi dengan prinsip 7B yakni Benar pasien,
Benar obat, Benar indikasi, Benar dosis, Benar cara pemberian, Benar
waktu, dan Benar dokumentasi.

EDUKASI DAN INFORMASI OBAT


1. Pasien berhak memperoleh informasi dan edukasi tentang pengobatan
yang diterimanya melalui proses konseling obat.
2. Konseling obat dilakukan oleh Apoteker / Asisten Apoteker Unit
Farmasi untuk pasien rawat jalan dan pasien rawat inap, baik secara
aktif berdasarkan asesmen kebutuhan edukasi obat oleh Apoteker /
Asisten Apoteker, maupun secara pasif berdasarkan kebutuhan edukasi
obat oleh dokter atau permintaan pasien / keluarga.
3. Apoteker / asisten apoteker Unit Farmasi menyelenggarakan Pelayanan
Informasi Obat (PIO) bagi pasien dan/atau keluarganya, tenaga
kesehatan Puskesmas dan masyarakat.

PEMANTAUAN PENGOBATAN DAN EFEK YANG TIDAK DIHARAPKAN


1. Pemantauan pengobatan dilakukan secara terintegrasi oleh seluruh
tenaga kesehatan yang terlibat (Dokter, Apoteker dan Perawat) guna
mengevaluasi efek pengobatan terhadap gejala / penyakit pasien, efek
samping dan kejadian yang tidak diharapkan (KTD) lainnya.
2. Panitia Farmasi dan Terapi mengkoordinir pelaksanaan monitoring dan
pelaporan efek samping obat (MESO). Petugas pelaksana MESO adalah
dokter, perawat, apoteker/Asisten Apoteker di seluruh unit pelayanan
pasien.
3. Setiap kejadian yang diduga efek samping obat harus dicatat dalam
rekam medik pasien dan dilaporkan segera kepada dokter untuk
ditangani.
4. Setiap efek samping obat yang bersifat berat, fatal dan meninggalkan
gejala sisa seperti :
a. syok anafilaksis,
b. Erythema exfoliata minor,
c. Steven-Johnson Syndrome,
d. gangguan pada central nervous system (CNS),
e. perdarahan lambung, atau
f. reaksi berat lainnya,
untuk dilakukan evaluasi, selambat-lambatnya 2x24 jam sejak kejadian
ditemukan dan telah ditangani.

KESALAHAN OBAT (MEDICATION ERROR)


1. Kesalahan obat (medication error) adalah kesalahan yang terjadi pada
tahap penulisan resep, penyiapan/peracikan dan pemberian obat baik
yang menimbulkan efek merugikan ataupun tidak.
2. Setiap kesalahan obat yang ditemukan wajib dilaporkan oleh petugas
yang menemukan/terlibat langsung dengan kejadian tersebut atau
atasan langsungnya, secara tertulis menggunakan Formulir Laporan
Insiden Keselamatan Pasien ke Sekretariat Mutu Puskesmas
3. Kesalahan obat harus dilaporkan selambat-lambatnya 2x24 jam setelah
ditemukan insiden. Laporan bersifat RAHASIA, tidak boleh di fotokopi,
dan tidak boleh disimpan di rekam medik dan unit pelayanan.
4. Jenis kesalahan obat yang dilaporkan :
a. Kejadian Nyaris Cedera : terjadinya insiden yang belum terpapar ke
pasien
b. Kejadian Tidak Cedera (KTC) : insiden yang sudah terpapar ke
pasien, tetapi tidak menimbulkan cedera.
c. Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD) : suatu kejadian insiden
yang mengakibatkan cedera pada pasien
5. Sekretariat Mutu Puskesmas bertanggung jawab untuk
menindaklanjuti laporan kesalahan obat.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT (EPO)
1. Unit Farmasi melakukan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) secara
terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang
digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien.
2. EPO dilakukan terutama atas penggunaan obat yang diduga banyak
digunakan secara tidak rasional.

PENGENDALIAN PERBEKALAN FARMASI


1. Seluruh aspek pengelolaan dan penggunaan perbekalan farmasi di
seluruh unit Puskesmas dipantau secara berkala.
2. Evaluasi persediaan perbekalan farmasi diUnit Farmasi dan unit
perawatan dilakukan melalui stok opname setiap 3 (tiga) bulan sekali
yakni setiap akhir bulan Maret, Juni, September dan Desember.
3. Penggunaan obat golongan narkotika dan psikotropika dilaporkan
sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Obat emergency dipantau setiap 1 bulan sekali oleh petugas Unit
Farmasi untukmemastikanjika ada yang rusak/kadaluarsa.
5. Perbekalan farmasi yang rusak/kadaluarsa/tidak digunakan harus
dikembalikan ke Unit Farmasi untuk diproses sesuai ketentuan.
6. Obat yang mendekati kadaluarsa (sekurang-kurangnya 6 bulan
sebelum tanggal Expired Date) wajib dilaporkan kepada Kepala Unit
Farmasi. Dalam hal masih terdapat perbekalan farmasi yang mendekati
masa kadaluarsa satu bulan sebelumnya, segera ditarik dan disimpan
di gudang obat puskesmas, untuk dikembalikan ke GFK.
7. Kepala Unit Farmasi memberikan informasi terkait perbekalan farmasi
yang mendekati kadaluarsa kepada unit pelayanan agar segera
digunakan dalam pelayanan.
8. Setiap kegiatan pelayanan farmasi harus menjamin keselamatan baik
petugas, pasien maupun lingkungan sekitar.
KEPALA UPTD PUSKESMAS MAYONG I

HADI SAPUTRO

Lampiran III : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS


MAYONG I KABUPATEN JEPARA
NOMOR :
TANGGAL :

DAFTAR NAMA PETUGAS YANG BERHAK MENULIS RESEP


DI PUSKESMAS MAYONG I KABUPATEN JEPARA
NO NAMA PETUGAS TANDA TANGAN PARAF
1 dr. Hadi Saputro 1 1
2 dr. M. Dalhari W.R. 2 2
3 dr. Elok Milhana 3 3
4 dr. Diah Ayu Prameski 4 4
5 drg. Taufiah Resa A. 5 5
6 Atun Martiningsih, S.Kep.Ns 6 6
7 Ana Irianti, Amd.Kep. 7 7
8 Mafrukhan, AMK 8 8
9 Masti’ah, Amd.Kep. 9 9
10 Noor Akhwan Amd.Kep 10 10
11 Suhartini, S.Si.T 11 11
12 Hikmatul Munawaroh, Amd 12 12
13 Ani Alistianasari, S.Si.T 13 13
14 Tutik Mugiyanti, Amd 14 14
15 Indah Sudiarti, S.Si.T 15 15
16 Yuana Andriyani, Amd 16 16
17 Parmi, Amd 17 17
18 Tatik Sudaryati, S.Si.T 18 18
19 Lucky Widayanti, S.Si.T 19 19
20 Sri Mulyani, S.Si.T 20 20
21 Nurhayati 21 21
22 Arif Setiawan, AMK. 22 22
23 Eva Widyowati, AMK. 23 23
24 Wahyuni Ayu, Amd.Kep 24 24
25 Safiul Huda, Am. K 25 25
26 Noor Sholekhah,S.Kep.Ns 26 26
27 Anik Anjarwati, Am. K 27 27
28 Noviyanti Ika W, S.S.T 28 28
29 Erna Yulianti, S.S.T 29 29
Endang Werdiningsih, Amd.
30 30 30
Keb.
31 Nidia Listya Nenty, S.Kep.Ns 31 31
32 Anis Setyowati, AMK 32 32
33 Ekmah Ambarsari, AMK 33 33
34 Faridatul Kholida, Amd.Keb 34 34

35 Indah Ayu Nesiyanti, S.S. 35 35


36 Nadhirotul J. S.Kep.Ns 36 36
37 Mutia septiya rini, Amd.Keb 37 37

KEPALA UPTD PUSKESMAS MAYONG I

HADI SAPUTRO
Lampiran IV : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
MAYONG I KABUPATEN JEPARA
NOMOR :
TANGGAL :

DAFTAR SINGKATAN LAZIM NAMA OBAT


DI PUSKESMAS MAYONG I KABUPATEN JEPARA

NO NAMA OBAT SINGKATAN LAZIM


1. Amoxicillin 500 mg Amox
2. Paracetamol 500 mg Pct
3. Chlorpheniramin Maleat 4 mg CTM
4. Dexamethason 0.5 mg Dexa
5. Gliseril Guaiacolat 100 mg GG
6. Vitamin B complex Bc
7. Vitamin C 50 mg C
8. Kalsium Lactat 500 mg Kalk
9. Tablet Tambah Darah Fe
10. Cotrrimoxazol 480 mg Cotri
11. Vitamin B6 10 mg B6
12. Antasida doen I tablet kunyah Antasida
13. Asam Mefenamat 500 mg Asmef
14. Domperidon 50 mg Domp
15. Dimenhidrinat tab Dimen
16. Cefadroxil 500 mg Cefad
17. Ciprofloxacin 500 mg Cipro
18. Rifampicin 450 mg Rif 450
19. Isoniazid 300 mg INH 300
20. Pyrazinamid 500 mg PZA 500
21. Natrium Diclofenac 50 mg Na diclo
22. Glibenclamid 5 mg Gliben
23. Prednison 5 mg Pred
24. Hidroklortiazid 25 mg HCT
25. Omeprazol 20 mg OMZ
26. Isosorbid Dinitrat 5 mg ISDN
27. Fitomenadion 10 mg Vit K
28. Griseofulvin 125 mg Griseo
29. Salicyl bedak Talk / salisil
30. Oksitetrasiklin salep mata Oxy sm
31. Etakridin Lactas Rivanol
32. Povidon Iodin Betadin
33. Kloramphenicol 250 mg Kloram

KEPALA UPTD PUSKESMAS MAYONG I

HADI SAPUTRO
Lampiran V : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
MAYONG I KABUPATEN JEPARA
NOMOR :
TANGGAL :

DAFTAR OBAT LASA (Look Alike Sound Alike)


DI PUSKESMAS MAYONG I KABUPATEN JEPARA

NO NAMA MIRIP KEMIRIPAN


ISOSORBID DINITRAT 5 MG
TAB,
1 FUROSEMIDE 40 MG TAB KEMASAN
HIDROCHLORTIAZID 25 MG
TAB
2 CAPTOPRIL 25 MG CAPTOPRIL 12,5MG PENYEBUTAN
CIPROFLOXACIN 500 MG
4 METFORMIN 500 MG TAB KEMASAN
TAB
5 COTRIMOKSAZOL SYRUP METRONIDAZOL SYRUP KEMASAN
DEXAMETHASON 0,5 MG,
6 GLIBENKLAMID 5 MG TAB KEMASAN
GRISEOFULVIN 125 MG TAB

7 GLIBENKLAMID 5 MG TAB GLIMEPIRIDE 2 MG PENYEBUTAN

8 AMOKSISILIN SYRUP AMOKSISILIN FORTE SYRUP PENYEBUTAN


9 AMOKSISILIN SYRUP ERITROMISIN SYRUP KEMASAN
IV CATHETER NO.22, KEMASAN,
10 IV CATHETER NO.20
IV CATHETER NO. 24 PENYEBUTAN
DIPHENHYDRAMIN
11 EPINEFRIN INJEKSI KEMASAN
INJEKSI
OKSITETRASIKLIN SALEP OKSITETRASIKLIN SALEP KEMASAN,
12
KULIT KULIT PENYEBUTAN
KEMASAN,
13 ALAT SUNTIK 1 ML ALAT SUNTIK 5 ML
PENYEBUTAN
KEMASAN,
14 ALAT SUNTIK 3 ML ALAT SUNTIK 10 ML
PENYEBUTAN
KEMASAN,
15 GENTAMISIN INJEKSI GENTAMISIN SALEP KULIT
PENYEBUTAN
16 GENTAMISIN INJEKSI ONDANSETRON INJEKSI KEMASAN
DEMEGUT(CATGUT
17 DEMESILK (SILK) KEMASAN
CHROMIC 2.0)

OTSU-MGSO4 INJEKSI,
18 MEYLON( NA.BIC INJEKSI) WATER FOR INJEKSI (AQUA KEMASAN
PRO INJEKSI)
NASAL OXYGEN NASAL OXYGEN CANNULA
19 KEMASAN
CANNULA ANAK DEWASA

20 INFUS SET ANAK INFUS SET DEWASA KEMASAN

RINGER LAKTAT INFUS,


21 KAEN INFUS KEMASAN
GLUKOSA INFUS

22 VITAMIN C TABLET VIT B 6 TABLET KEMASAN

KEPALA UPTD PUSKESMAS MAYONG I

HADI SAPUTRO

Anda mungkin juga menyukai