Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PENGGANTI UAS

GROUPWORK
Dosen Pengampu :
Dr. Jumayar Marbun, M.Si
Milly Mildawati, MP,Ph.D

Faradila Fairuz Ryandra Putri


18.04.161
2D-Pekerjaan Sosial
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan
Klien “DR” di Sekolah menggunakan
tipe kelompok Self Help Group
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : DR
Tempat Tanggal Lahir : Garut, 22 Maret 2005
Usia : 14 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP (Kelas IX)
Status dalam Keluarga : Anak kedua dari lima bersaudara
Suku : Sunda
Agama : Islam
Alamat : Kondangrege Garut Kota
Hobi : Bermain sepak bola
Cita- Cita : Menjadi seorang pilot
Permasalahan : Kurang disiplin
B. IDENTITAS KELUARGA
Jenis  
No Alamat Kelamin Usia Hubungan Alamat Pekerjaan
(JK)
Ayah Kondangreg Pedagang
1. S Laki-laki 49 th
Kandung e Garut Kota
Perempu Kondangreg Pedagang
2. PP 37 th Ibu Kandung
an e Garut Kota
Perempu Kakak Kondangreg Swasta
3. A 16 th
an Kandung e Garut Kota
Kondangreg Pelajar
4. AA Laki-laki 13 th Adik Kandung
e Garut Kota
Perempu Kondangreg Pelajar
5. A 9 th Adik Kandung
an e Garut Kota
Kondangreg Belum
Perempu
6. D 3 th Adik Kandung e Sekolah
an
Garut Kota
C. FOKUS MASALAH
DR adalah anak remaja berusia 14 tahun berjenis kelamin laki-laki, ia merupakan anak SMP kelas
XI(Sembilan). DR memiliki keluarga yang harmonis dan keluarga yang cukup bias memuhi
kebutuhan. DR memiiliki orientasi bahwa dia harus menjadi anak yang baik dan cukup pintar
seperti kakanya. DR merupakan anak yang aktif, mudah bergaul, ceria, relatif mudah mengontrol
emosinya dan memiliki relasi yang baik dengan banyak orang sehingga dirinya memiliki teman
yang banyak. DR memiliki cita-cita sebagai pilot, menyukai olahraga sepak bola dan musik metal
ataupun reggae, dari kegemaran dirinya sering menonton konser musik dia memiliki relasi yang
luas, tetapi teman-teman kelompok penyuka musik yang DR gemari membawa pengaruh yang
tidak baik.
DR menjadi anak yang suka merokok adapun faktor lain karena ibu DR juga
seorang perokok jadi DR merasa tidak ada yang melarang. Selama duduk di
kelas 9, dalam satu bulan orangtua DR dipanggil ke sekolah sebanyak 4 kali
karena perilaku tidak disiplin yang dilakukannya

DR kedapatan merokok dilingkungan sekolah, sering bolos sekolah, bolos


mata pelajaran, dan berkonflik dengan salah satu guru disekolahnya,
bahkan DR terancam dikeluarkan dari sekolah jika satu kali lagi kedapatan
berperilaku tidak disiplin. Jadi disini berfokus untuk upaya peningkatan
kedisiplinan klien “DR” di sekolah.
D. TAHAPAN KELOMPOK
1. Tahap Pra Kelompok
• Kami memilih tipe kelompok bantu diri atau self • Melalui pembentukan kelompok self help group,
help group karena cocok diterapkan untuk peer pekerja sosial mengajak klien bersama anggota
group atau bagi anak yang membutuhkan kelompok lain agar melakukan kegiatan untuk
perlindungan khusus yang sebaya dengan klien meningkatkan tingkat kedisiplinan seperti dapat
yang memiliki masalah dan kebutuhan yang berperilaku disiplin disekolah yaitu tidak
sama, bahwa diidentifikasi klien memiliki merokok, bolos sekolah ataupun pelajaran,
perilaku tidak displin (indisipliner), hal itu terlihat membangun hubungan yang baik dengan guru
jelas dalam perilakunya di sekolah seperti dan teman dengan berkomunikasi yang baik,
merokok, bolos sekolah,dll. Adapun banyak memberikan ruang bagi klien bahwa dia bisa
teman klien yang juga berperilaku seperti klien. mengungkapkan apa saja yang dirasakannya
Jadi tujuannya agar klien dapat mengubah sehingga tidak ada pikiran buruk dalam diri klien
perilaku indisiplinernya dan dapat dan kepercayaan mampu berubah untuk displin
meningkatkan perilaku disiplin khususnya dimanapun dia berada.
dilingkungan sekolah

TUJUAN TUJUAN
Komposisi Kelompok

a. Merekrut anggota kelompok


Pekerja sosial yang membentuk kelompok
sebagai pendamping.
Komposisi anggota kelompok :
1. Cara merekrut calon potensial sebagai
kelompok dengan kontak pribadi, jadi - Kelompok dengan anggota
menghubungi secara langsung tiap berjumlah 6 orang, usia antara 13- 18
anggota yang akan menjadi anggota tahun
kelompok. - Kelompok ada 6 orang anggota
2. Cara lain dengan rujukan, jadi kita bisa semuanya anak remaja laki-laki ,
mempertimbangkan anggota kelompok berasal dari Garut, Jawa Barat yakni
dengan saran klien utama pekerja sosial, , suku sunda
misalnya teman klien ada yang - Kemampuan komunikasi verbal dan
berperilaku sama seperti klien, bisa nonverbal para anggota baik.
diikutkan dengan kelompok tentunya - Jenis masalah agar klien tidak
dengan asesmen, kriteria dan seleksi berperilaku tidak disiplin dan mampu
anggota kelompok terlebih dahulu. Klien berhubungan baik dan mau
harus mengetahui apa yang menjadi mendengarkan pendapat orang lain.
tujuan, tanggung jawab, serta resiko yang
muncul atau yang ditimbulkan.
IDENTITAS ANGGOTA KELOMPOK
No Nama Usia Jenis KemampuanKomunikasi Keterangan
Kelamin Verbal dan Non Verbal
1. DR 14th L Baik Klien
2. S 13th L Baik Adik Kelas, Teman
Main dirumah
3. AD 14th L Baik Teman sekelas,
Memiliki kegemaran
yang sama
4. TN 15th L Baik Teman masa kecil,
Teman bermain
sepakbola
5. G 14th L Baik Teman yang memiliki
minat musik yang sama
6. H 18th L Baik Pemimpin Kelompok,
atlet sepakbola
c. Mempersiapkan dan memilih
b. Seleksi anggota kelompok pemimpin kelompok
Langkah yang dapat digunakan bisa Pemimpin kelompok dipilih oleh pekerja sosial,
dengan mengajukan pertanyaan, Pemimpin kelompok harus dipersiapkan mampu
menghadapi kelompok. Persiapan yang dapat
diantaranya :
dilakukan pemimpin diantaranya, menggunakan
1. Mengapa anda tertarik dan ingin waktu meskipun sebentar untuk relaksasi diri
bergabung dengan kelompok? sendiri sebelum mengahadapi kelompok, konsultasi
2. Seberapa siap anda menghadapi dengan pendamping,. Pemimpin kelompok memiliki
masalah kehidupan yang paling kritis? tanggung jawab untuk berhubungan baik kepada
3. Apakah anda siap dengan resiko yang tiap anggota kelompok.
mungkin terjadi nantinya? Pemimpin Kelompok : “Hadi, dulunya pernah berperilaku
4. Anda berharap apa dari kelompok ini? tidak disiplin disekolah maupun dilingkungannya ,
Apakah sudah memiliki tujuan yang usianya 18 tahun, merupakan atlet sepakbola disebuah
klub sepakbola. Sewaktu dia SMP kelas 9 hingga kelas
sama dengan kelompok? 1 SMA dia sering bolos sekolah, merokok disekolah, dan
5. Apakah anda bersedia bertanggung lebih memilih bermain sepakbola daripada berangkat
jawab dan mengikuti kegiatan yang sekolah, namun sekarang dirinya sudah berubah dan
dilakukan didalam kelompok? mampu berfungsi sosial.
d.Mempersiapkan orangtua anggota

Karena klien merupakan remaja sehingga pekerja sosial sebagai pendamping maka
pekerja sosial mengundang orangtua para anggota kelompok pada sebuah pertemuan
untuk meminta izin, persetujuan bahwa anaknya akan tergabung dalam kelompok dan
menjelaskan mengapa kelompok dibentuk, menjawab pertanyaan orangtua, serta
kepentingan-kepentingan mereka. Hal ini dapat mencegah banyak masalah yang
mungkin muncul dikemudian hari.

e. Mempersiapkan anggota kelompok


• Pertemuan dilakukan selama 2 bulan, yaitu dengan 10x sesi pertemuan setiap
minggu 1 kali, namun khusus setiap akhir bulan di minggu terakhir diadakan 2x
sesi
• Kegiatan dilakukan setiap sabtu atau minggu, fleksibel dengan kesepakatan
bersama
• Kegiatan dimulai pukul 09.00 sampai selesai, minimal waktu sesi adalah 25
menit.
TIMELINE KEGIATAN
02
01 Pada minggu ke 2 & 3, sesi
03
Pada minggu ke 1 sesi kedua dan ketiga adalah Pada minggu ke 4 , sesi
pertama adalah tahap pra tahap memulai keempat dan kelima
kelompok adalah tahap transisi

05
04 Pada minggu ke 8 ; sesi
kesembilan dan kesepuluh
adalah tahap evaluasi dan
Pada minggu ke 5,6,7 ; sesi
keenam, ketujuh, dan
pengakhiran. Dibuat aturan di dalam
kedelapan adalah tahap Kelompok
pengubahan perilaku
-Pemimpin kelompok wajib mengkondisikan anggota kelompoknya dan
menjelaskan kembali apa saja kegiatan yang akan dilakukan
-Setiap anggota kelompok diperbolehkan mengeluarkan pendapatnya
-Setiap anggota kelompok mengusulkan kreasinya
-Setiap anggota perlu mencurahkan perhatiannya pada perasaan
-Setiap anggota kelompok harus mengkspresikan dirinya.
-Setiap anggota kelompok harus menjadi peserta yang aktif.
f. Setting fisik dan sosial

Dilakukan di ruang pertemuan yang


nyaman, di lapangan olahraga, ditaman, di
tempat wisata, masjid. Dan membutuhkan
objek material seperti alat-alat
permainan, alat olahraga, spidol, papan
tulis, tikar,kertas origami
2. Tahap Memulai
Biasanya pada awal tahap memulai baik para anggota ataupun pemimpin kelompok
mengalami kecemasan tentang bagaimana nanti kelompok dapat berjalan dengan baik
dan efektif, apakah satu sama lain dapat membangun kepercayaan, apakah setiap
anggota dapat merasa terbuka dan beradaptasi dengan situasi yang baru, apakah setiap
anggota kelompok nantinya dapat mencapai hasil akhirnya seperti dapat berfungsi
sosial. Pada tahap ini kelompok membicarakan aturan-aturan yang sudah ada apakah
disetujui ataupun adakah yang ingin diubah sehingga dapat disepakati bersama. Hal lain
yang juga penting dalam tahap ini adalah membangun kepercayaan.

Sebelum itu para anggota kelompok termasuk pemimpin dan pekerja sosial
mengenalkan diri mereka masing-masing serta peranan mereka dalam kelompok. Dalam
kelompok sebagai awal pertemuan para anggota kelompok diminta untuk menulis
nama, apa tujuan, harapan, dan kecemasannya di kertas origami ditempel di dinding
dan nantinya para anggota akan memberitahu dan membacakannya dengan anggota
kelompok lain serta membahasnya pada sesi diskusi dan mendapatkan kesapakatan.
Dan setiap anggota kelompok diminta menghafal nama temannya, jika bisa menghafal
akan mendapat reward berupa snack.
2. Tahap Memulai
● Setelah mencapai sebuah kesepakatan pekerja sosial mempersilahkan pemimpin kelompok
untuk memulai sesi cerita tentang masa kelam pemimpin dan bagaimana cara mengatasinya,
semua anggota pun mendengarkan dengan seksama cerita dari pemimpin kelompok tersebut.
Anggota kelompok pun saling berbagi pengalaman dan cerita hidup mereka, serta para anggota
kelompok menanyakan apa yang dapat membantu mereka keluar dari masalah kepada
pemimpin kelompok. Pertemuan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab, dan sekiranya tidak ada
pertanyaan lagi maka sesi pertemuan akan ditutup.

● Lalu pada pertemuan selanjutnya yaitu sesi ketiga masih tujuan yang sama yaitu agar terjalin
relasi yang erat antar para anggota, pada pertemuan ini akan lebih banyak permainan atau
kegiatan yang dapat menambah keakraban para anggota dengan nama permainan mengenal
satu sama lain, dimana semua orang yang ada di ruangan diminta untuk berdiri dan
menyanyikan lagu setelah itu memutar dan bila lagunya berhenti masing-masing dari mereka
untuk menemukan pasangan untuk berkenalan lebih dekat.

● Lalu ada permainan tebak gerakan tiap anggota, setiap orang bergiliran diminta maju kedepan
lalu memperagakan gerakan dari yang diarahkan pemimpin kelompok, anggota yang paling
banyak menebak gerakan temannya akan mendapatkan poin dan jika poin tersebut paling
banyak akan mendapatkan hadiah. Bahwa dalam tahap ini pemimpin harus peka dan sensitif
terhadap tanda-tanda penolakan, rasa takut dan cemas para anggota kelompok, kemudian
menjadi modelling yang baik bagi para anggota dan bekerja sukarela. Pada akhir sesi, tak lupa
seluruh anggota kelompok dan pemimpin diminta untuk membuat ringkasan tentang sesi
pertemuan ini dan pelajaran apa yang dapat diambil dari pertemuan ini.
3. Tahap Transisi
● Jika didalam kelompok terjadi konflik, ataupun ada anggota kelompok yang sulit diatur , diam saja,
berperilaku superior ataupun tidak bisa fokus terhadap kelompok maka hal yang dapat dilakukan pemimpin
adalah mempelajari, menganalisis, menggali informasi lebih dalam terkait dengan anggota kelompok yang
berperilaku demikian rupa. Pemimpin dapat memfasilitasi anggota yang sulit tersebut atau yang berkonflik
dengan berdiskusi santai.

● Anggota yang sulit diajak untuk bersama-sama memikirkan, mengamati perilakunya sendiri,
mengomentarinya lalu pemimpin kelompok akan memberikan umpan balik. Pemimpin kelompok juga bisa
menanyakan kepada klien tentang apa yang terjadi sebenarnya, bertanya mengenai bagaimana perasaan
klien apakah bosan, apakah pertemuan tidak mengasikkan, apakah teman satu kelompoknya membuat dia
terganggu atau tidak nyaman.

● Klien yang remaja akan lebih tertarik jika mengobrol ringan sehingga ia merasa nyaman, untuk itu
pemimpin bisa menyesuaikan dengan gaya remaja, mengobrol sembari bermain bola bersama, atau pergi ke
tempat berkumpul anak muda. Atau jika merasa terlalu canggung dan malu, tiap anggota kelompok dapat
menuliskan keluhan atau masalahnya yang mengganggu hati dan pikirannya pada secarik kertas dan tidak
perlu menuliskan nama.
4. Tahap Pengubahan Perilaku
Tahap ini dilaksanakan pada sesi sesi keenam, ketujuh, dan kedelapan. Pada tahap ini para anggota
kelompok sudah mulai mengerti apa tujuan akhir yang nantinya mereka capai dikelompok, harapan
mereka dan bagaimana mereka bertanggung jawab nantinya. Mereka sudah menantikan dan antusias
tentang akan apa saja hal baru dan kegiatan yang akan di ekplorasi dan dilakukan anggota kelompok.
Setiap individu sudah bisa mengerti dirinya sendiri lebih baik, anggota kelompok pun sudah menunjukkan
bahwa ingin berinteraksi satu sama lain, mengenal lebih dekat meskipun terkadang ada sedikit pertikaian,
lebih terbuka dan ada umpan balik antara satu sama lain.

Di dalam tahap ini terkadang muncul tema-tema baru, tema disini adalah hal -hal baru yang
ditemukan dalam kelompok. Seperti jika ada anggota kelompok yang merasa tidak percaya diri
karena melihat teman satu kelompoknya terlihat lebih baik dari sebelumnya, sudah bisa lebih
sopan,dll. Dirinya merasa temannya lebih mengalami perubahan yang cepat, maka hal yang dapat
dilakukan pemimpin kelompok yaitu pemimpin kelompok dapat memberikan support kepada anggota
yang mengalaminya, meyakinkan bahwa dirinya bisa seperti “semangat ya, ini belum selesai, jangan
putus asa dulu, ini kan butuh proses supaya hasilnya baik buat kamu”. Lalu bisa meminta sahabat
dekat dikelompoknya untuk saling menyemangati satu sama lain.
Positive Reinforcement Token Ekonomi

Teknik ini digunakan dengan menarik,


menghapus dan atau menghilangkan stimulus
positif yang mengikuti suatu perilaku untuk
Teknik positive reinforcement memperlemah, mengurangi dan atau
merupakan pemberian stimulus menghilangkan terjadinya perilaku tersebut.
untuk memperkuat tingkah laku Peksos mempraktekannya terhadap klien “DR”
yang sesuai. Teknik digunakan dengan sistem point sebagai berikut :
Di dalam tahap untuk mengembangkan kejadian 1.Jika “DR” tidak merokok di lingkungan
ini dapat yang menyenangkan, yang bisa sekolah = 5 point
menggunakan menambah penguat dalam 2.Jika “DR” berpakaian rapi = 4 point
teknik dalam memperbaiki tingkah laku klien. 3.Jika “DR” masuk sekolah & selalu masuk jam
groupwork Penguatan yang diberikan kepada pelajaran di kelas = 3 point.
klien “DR” khususnya berupa
pujian ketika klien berhasil Jika klien tidak melakukan kegiatan tersebut,
melakukan perubahan positif saat maka point akan dikurangi. Pada akhir
pertemuan akan dilihat apakah sudah ada
itu. perubahan atau ada pelanggaran. Jika hasilnya
memuaskan akan diberi reward.
Di dalam tahap ini ada beberapa kegiatan seperti :
1. Kegiatan pembinaan, pendidikan, spiritual
Kegiatan ini dilakukan di pagi hari, jadi maksud dari pembinaan dan pendidikan ini anggota kelompok diberi pengertian
dan diberitahu hal-hal apa saja, batas-batas yang seharusnya dilakukan oleh siswa disekolah, di lingkungan baik
kepada orangtua, guru, teman. Memberi tahu mana yang sepatutnya dilakukan , bagaimana menempatkan diri di
berbagai situasi. Memberikan sosialisasi tentang bahaya merokok, akibat kenakalan remaja, sopan santun.

Anggota kelompok diminta mempraktikkan bagaimana dirinya ketika berbicara kepada orangtua, guru, atau teman.
Jika ada hal yang tidak sesuai pemimpin kelompok bisa memberitahu yang benar. Lalu setelah itu dilanjutkan dengan
ice breaking “sambung kata” , tiap anggota menyebutkan kata tetapi harus kata yang masuk akal dan berkaitan dengan
kata sebelumnya(terhubung) , permainan dilakukan 5ronde, yang paling banyak menang mendapatkan hadiah. Lalu
dilanjutkan dengan kegiatan spiritual seperti sholat berjamaah di masjid.

2. Kegiatan menonton video idola

Hal ini sebagai bentuk modelling ,karena para anggota dibebaskan menonton video
idola dengan didasarkan idola tersebut membawa manfaat dan semangat bagi
para anggota. Misalnya klien dia gemar bermain sepakbola dapat dilihatkan
video pesepakbola seperti lionel messi, bambang pamungkas, atau yang
menjadi role model dirinya.
5. Tahap Pengakhiran
a.Mengakhiri sesi (pada sesi ke Sembilan)

1. Pada akhir sesi setiap anggota kelompok dan pemimpin diminta untuk menyampaikan
kesan dan pesannya selama di dalam kelompok, salam perpisahan. Dan pada sesi
sebelumnya telah diumumkan bahwa pada sesi Sembilan akan diadakan “tukar kado”,
kado yang diberikan harganya tidak lebih dari 10 ribu rupiah. Lalu kado akan diacak
oleh pemimpin kelompok agar adil.
2. Peksos mendampingi jalannya pengakhiran sesi
3. Meminta anggota kelompok untuk menyampaikan ringkasan makna pertemuan sesi
tersebut sepuluh menit sebelum sesi diakhiri. Lalu membahas hal-hal yang belum
tuntas.
4. Lalu pekerja sosial dan pemimpin kelompok memberi pengumuman bahwa pada sesi
berikutnya yaitu sesi kesepuluh merupakan sesi untuk melakukan pengakhiran
(terminasi) kelompok / pembubaran kelompok.
5. Bahwa pada sesi terakhir akan diadakan rekreasi grup untuk outbond, nantinya anggota
kelompok akan berangkat bersama.
b. Terminasi Kelompok

Seperti yang sudah diberitahukan pada sesi sebelumnya bahwa tahap terminasi
kelompok adalah baik pekerja sosial, pemimpin kelompok, anggota kelompok
melakukan rekreasi grup dengan agenda outbond. Selain outbond juga ada
makan bersama sembari membahas ulang pengalaman dalam kelompok,
mengekspresikan aspek negatif dan positif selama dalam kelompok,
membicarakan hasil dan tujuan yang dicapai, rencana masa depan secara
spesifik, lalu kesan pribadi pada tiap anggota kelompok, dan membuat kontrak
untuk tindakan selanjutnya, memberi tugas ketika sepulang dari rekreasi
menerapkan apa yang telah diajarkan didalam kelompok, lalu salam perpisahan.
TERIMAKASIH !!!

Referensi dari laporan praktikum 2,


“Klien DR yang mengalami masalah
kurangnya kedisiplinan di SMP
INTERVENSI Pasundan 1 Garut – Praktik
PEKERJAAN intervensi individu dan keluarga
oleh Aidha Mega Putri
SOSIAL DENGAN
KELOMPOK
-Saya hanya memakai identitas klien dan masalah klien,
karena di dalam laporan lebih focus pada metode case work.

Anda mungkin juga menyukai