Anda di halaman 1dari 16

PEMAHAMAN MENGENAI

FAKTOR SISWA
(PEER GROUP)
Dosen pengampu : Ibu Umi Nadliroh, S.Pd.I, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh:
1. Atik Muhasanah (1120030)
2. Isna Nurul Zahro (1120039)
A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti melalui tahap-tahap kehidupan yang saling
mempengaruhi satu sama lainnya. Salah satunya adalah tahap remaja yang
memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan selanjutnya. Secara tradisional
masa remaja merupakan suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi
sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.
Hubungan peer group (Teman Sebaya) yang positif dapat memberikan
dukungan social yang baik terhadap remaja yang memiliki berbagai masalah
dalam proses perkembangan, sehingga memunculkan kualitas persahabatan
yang positif pula. Seperti disebutkan bahwa perkembangan pribadi
seseorang sebagian besar tergantung pada interaksi individu dengan individu
lain melalui hubungan yang baik dan jujur, penuh rasa percaya, cita-cita dan
komitmen bersama. Namun tidak sedikit pula remaja yang salah memilih
kelompok sebayanya sehingga menimbulkan perilaku yang negatif dimana
masa remaja adalah masa krisis identitas sehingga sangat mudah
dipengaruhi oleh lingkungan sebayanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan peer group?
2. Bagaimana Siswa dalam kelompok sebayanya (Peer Group)?
3. Bagaimana peranan kelompok sebaya (Peer Group) dalam proses
belajar siswa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu peer group.
2. Untuk mengetahui Siswa dalam kelompok sebayanya (Peer Group). 3.
Untuk mengetahui peranan kelompok teman sebaya terhadap proses
belajar siswa.
A. Kelompok Teman Sebaya (Peer Group)
Peer group adalah kelompok teman anak sebaya yang sukses
di mana ia dapat berinteraksi. Dalam kelompok teman sebaya
(peergroup), individu merasakan adanya kesamaan satu
dengan yang lainya seperti di bidang usia, kebutuhan dan
tujuan yang dapat memperkuat kelompok itu.
Menurut pakar psikologi remaja Santrock, Cartwright dan
Zander “peer group adalah sekumpulan remaja sebaya yang
punya hubungan erat dan saling tergantung. Maka di sekolah,
atau di lingkungan tempat tinggal kita, biasanya ada kelompok
pertemanan”.
Hubungan peer group yang positif akan memberi hasil pada
prestasi akademik dan keterlibatan dalam kegiatan sekolah,
sedangkan hubungan peer group yang negatif akan menimbulkan
masalah perilaku. Masalah perilaku yang muncul pada remaja
seperti terlibat dalam perkelahian, tawuran, penggunaan obat-
obatan, seks bebas sampai pada kenakalan remaja.
B. Siswa Dalam Kelompok sebaya

1. Ciri-ciri Kelompok Teman Sebaya (Peer Group)


Menurut Slamet Santoso ciri-ciri kelompok teman sebaya (peer group) adalah
sebagai berikut:
a. Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas
Peer group terbentuk secara spontan. Diantara anggota kelompok mempunyai
kedudukan yang sama, tetapi ada satu diantara anggota kelompok yang dianggap
sebagai pemimpin. Dimana semua anggota beranggapan bahwa dia memang pantas
dijadikan sebagai pemimpin, biasanya disegani dalam kelompok itu.
b. Bersifat sementara
Karena tidak adanya struktur yang jelas, maka kelompok ini kemungkinan tidak bisa
bertahan lama, jika yang menjadi keinginan masing-masing anggota kelompok tidak
tercapai, atau karena keadaan yang memisahkan mereka seperti pada teman sebaya di
sekolah.
c. Peer group mengajarkan individu tentang kebudayaan yang
luas. Misalnya teman sebaya di sekolah, mereka umumnya
terdiri dari individu yang berbeda-beda lingkungannya, yang
mempunyai aturan atau kebiasaan yang berbeda-beda. Lalu
mereka memasukkannya dalam kelompok sebaya sehingga
mereka saling belajar secara tidak langsung tentang kebiasaan
itu dan dipilih yang sesuai dengan kelompok, kemudian dijadikan
kebiasaan kelompok.
d. Anggotanya adalah individu yang sebaya.
Contoh konkretnya pada anak-anak usia SMP atau SMA
2. Macam-macam Kelompok Teman Sebaya
(Peer Group)

1. Kelompok “Chums” (sahabat karib) Chums yaitu kelompok dalam


mana remaja bersahabat karib dengan ikatan persahabatan yang
sangat kuat. Anggota kelompok biasanya terdiri dari 2-3 remaja
dengan jenis kelamin yang sama, memiliki minat, kemampuan dan
kemauan-kemauan yang mirip.
2. Kelompok “Cliques” (komplotan sahabat) Cliques biasanya terdiri dari
4-5 remaja yang memiliki minat, kemampuan dan kemauan-kemauan
yang relative sama. Cliques biasanya terdiri dari penyatuan dua
pasang Chums yang terjadi pada tahun-tahun pertama masa remaja
awal. Dalam kelompok ini remaja banyak melakukan kegiatan
Bersama seperti : nonton film, rekreasi, pesta, saling menelpon, dsb.
3. Kelompok “Crowds” (kelompok banyak remaja) biasanya terdiri dari
banyak remaja, lebih besar dibanding Cliques. Karena besarnya kelompok,
maka jarak emosi antara anggota juga agak renggang. Dengan demikian
terdapat kemampuan, minat dan kemauan diantara para anggota Crowds.
Hal yang sama dimiliki mereka adalah
rasa takut diabaikan dan tidak diterima oleh teman dalam Crowds-nya.
4. Kelompok yang diorganisir merupakan kelompok yang sengaja dibentuk
dan diorganisir oleh orang dewasa yang biasanya melalui lembaga-
lembaga tertentu misalnya sekolah. Kelompok ini timbul atas dasar
kesadaran orang dewasa bahwa remaja sangat membutuhkan penyesuaian
pribadi dan sosial, penerimaan dan ikut serta dalam suatu kelompok-
kelompok.
4. Kelompok “Gangs”
Kelompok ini terbentuk dengan sendirinya umumnya
merupakan akibat pelarian dari empat jenis kelompok tersebut.
Dalam empat jenis kelompok tersebut terdahulu, remaja banyak
terpenuhi kebutuhan pribadi dan sosialnya. Ada remaja yang gagal
dalam memenuhi kebutuhan tersebut, diantaranya disebabkan
ditolak oleh teman sepergaulanya atau tidak dapat menyesuaikan
diri dalam kelompok. Remaja-remaja yang tidak puas ini “melarikan
diri” dan membentuk kelompok dikenal dengan “Gangs”.
3. Fungsi Kelompok Teman Sebaya
(Peer Group)

1. Mengajarkan kebudayaan.
2. Mengajarkan mobilitas sosial.
3. Membantu peranan sosial yang baru.
4. Peer group sebagai sumber informasi bagi orang tua dan guru bahkan
untuk masyarakat.
5. Dalam peer group, individu dapat mencapai ketergantungan satu sama lain.
6. Peer group mengajarkan moral orang dewasa.
7. Di dalam peer group, individu dapat mencapai kebebasan sendiri.
Kebebasan di sini diartikan sebagi kebebasan untuk berpendapat,bertindak
atau menemukan identitas diri.
8. Di dalam peer group, anak-anak mempunyai organisasi sosial yang baru.
Pengaruh Perkembangan Peer Group
Pengaruh positif dari peer group adalah:
a. Apabila individu di dalam kehidupannya memiliki peer group maka
mereka akan lebih siap menghadapi kehidupan yang akan datang.
b. Individu dapat mengembangkan rasa solidaritas antar kawan.
c. Bila individu masuk dalam peer group, maka setiap anggota akan
dapat membentuk masyarakat yang akan direncanakan sesuai dengan
kebudayaan yang mereka anggap baik.
d. Setiap anggota dapat berlatih memperoleh pengetahuan, kecakapan
dan melatih bakatnya.
e. Mendorong individu untuk bersifat mandiri.
f. Menyalurkan perasaan dan pendapat demi kemajuan kelompok
Pengaruh negatif dari peer group :

a. Sulit menerima seseorang yang tidak mempunyai


kesamaan.
b. Tertutup bagi individu lain yang tidak termasuk
anggota.
c. Menimbulkan rasa iri pada anggota satu dengan yang
lain yang tidak memiliki kesamaan dengan dirinya.
d. Timbul persaingan antar anggota kelompok.
e. Timbul pertentangan antar kelompok sebaya.
Peranan Kelompok Sebaya (Peer Group) Terhadap
Proses Belajar Siswa

Untuk mengetahui peran teman sebaya terhadap proses belajar siswa,


guru dapat menggunakan beberapa metode pembelajaran yang menarik
dan melibatkan semua siswa untuk berperan aktif. Salah satunya
adalah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari empat sampai dengan enam
13 orang.
Dalam konteks struktur tujuan, pembelajaran kooperatif mendorong
siswa agar sukses bersama dengan teman-temannya untuk satu tujuan
yang nantinya juga bisa dirasakan bersama-sama.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai