Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dinda Amalia

NPM : 2106104210005
Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan AUD
Dospem : Dina Amalia, S.Psi., M.Sc.

Fungsi Geng Bagi Perkembangan Sosial Anak 6-12 Tahun


Perkembangan sosial emosional menurut American Academy of Pediatrics (2012)
dalam Nurmalitasari (2015) adalah kemapuan anak untuk memiliki pengetahun dalam
mengelola dan mengekspresikan emosi secara lengkap baik emosi positif, maupun negatif,
mampu berinteraksi dengan anak lainnya atau orang dewasa di sekitarnya, serta aktif belajar
dengan mengeksplorasi lingkungan.

Menurut Gerungan 1988: 96 kelompok geng merupakan salah satu jenis dari
kelompok-kelompok sosial. Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang
terdiri dari dua atau lebih individu yang hidup bersama saling berhubungan, saling
mempengaruhi dengan suatu kesadaran untuk saling tolong menolong Wulansari, 2009: 43.
Menurut Hurlock 2002: 215 kelompok geng diartikan bahwa remaja yang tidak
termasuk klik atau kelompok besar dan tidak merasa puas dengan kelompok yang
terorganisasi mungkin mengikuti kelompok geng. Anggota geng yang biasanya terdiri dari
anak-anak sejenis dan minat utama mereka adalah untuk menghadapi penolakan teman-teman
melalui perilaku antisosial.
Menurut Chaplin 2004: 204 geng merupakan unit sosial yang terdiri atas individu-
individu yang diikat oleh minat atau suatu kepentingan yang sama. Geng dapat tersusun atas
orang-orang dari sembarang usia, namun sangat umum terdapat di kalangan anak-anak atau
pelajar tetapi tidak selalu begitu, geng bersifat antisosial dalam pandangan dan kegiatannya.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa geng yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kumpulan atau kelompok yang terdiri dari beberapa anggota yang diikat
oleh minat atau kepentingan yang sama.
Anak usia sekolah adalah anak dengan usia 6-12 tahun, dimana pada usia ini anak
memperoleh dasar pengetahuan dan keterampilan untuk keberhasilan penyesuaian diri anak
pada kehidupan dewasanya. Sekolah menjadi pengalaman inti pada anak, karena dianggap
mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua, teman
sebaya, dan orang lainnya (Wong,et all, 2009). Pada usia ini anak suka berkelompok (gang
age), anak sudah mulai mengalihkan perhatian dari hubungan intim dalam keluarga dan mulai
berkerjasama dengan teman dalam bersikap atau belajar (Gunarsa, 2006), dengan demikian
Anak usia sekolah mulai dominan menghabiskan waktu dengan teman sebayanya.
Sebenarnya ini adalah bagian perkembangan anak, di mana di usia sekolah 6-12 tahun
itu mereka mulai mencari pertemanan. Ini karena mereka belajar beradaptasi di lingkungan di
luar keluarga," ujar psikolog anak Karina Priliani, M.Psi. Bahkan di usia itu, anak-anak jadi
mengidolakan pertemanan sehingga mulai membentuk geng. Untuk berteman, anak tentu
mencari orang-orang yang bisa membuat nyaman. Nah, umumnya kenyamanan didapat dari
suatu hal yang sama.

Hurlock (1997) mengatakan keanggotaan kelompok dapat menimbulkan akibat yang kurang
baik pada anak-anak, empat di antaranya sangat sering terjadi dan cukup berbahaya sehingga
dapat mengganggu proses sosialisasi.
1. menjadi anggota geng sering kali menimbulkan pertentangan dengan orang tua dan
penolakan terhadap standar orang tua, sehingga akan memperlemah ikatan emosional
antara kedua pihak.
2. permusuhan antara anak laki-laki dan perempuan semakin meluas. Biasanya geng
anak-anak terdiri dari anak-anak sejenis, tetapi beberapa anak menyukai pertemanan
dengan lawan jenis, sehingga mereka takut timbul sikap yang tidak menyenangkan
dari anggota kelompoknya.
3. kecenderungan anak yang lebih tua untuk mengembangkan prasangka dan
diskriminasi terhadap anak yang berbeda secara rasial, agama, dan sosial ekonomi.
4. seringkali bersikap kejam terhadap anak-anak yang tidak dianggap sebagai anggota
geng. Banyaknya rahasia yang ada di antara anggota geng dimaksudkan untuk
menjauhi anak yang tidak disenangi.

Perlakuan yang kurang baik tidak hanya ditujukan kepada anak yang bukan anggota
kelompok. Di setiap kelompok banyak terjadi perkelahian antaranggota-anggotanya.
Seringkali anak-anak tidak saling berbicara dengan temannya. Bila anak bertengkar dengan
teman sekelompok, terdapat kecenderungan bagi kelompok untuk menolak bermain dengan
anak yang dimusuhi oleh kelompok. Adakalanya pertengkaran ini hanya bersifat sementara
dan kemudian hubungan pertemanan terjalin lagi.
Adakalanya pula ketegangan hubungan menetap dan anak yang menjadi sasaran
permusuhan kelompok dibuat merasa tidak diterima sebagai teman bermain sehingga keluar
dari kelompok. Biasanya anak yang populer lebih sering berganti teman dibandingkan anak
yang tidak populer. Alasan yang sering membuat anak berganti teman adalah pertengkaran,
kesukaan memerintah, ketidaksetiaan, kecurangan, kesombongan, dan ketidak cocokan. Hal
ini didukung oleh pendapat Gottman dkk, “Anak yang populer lebih pandai mencari teman”.

Membuat kelompok atau geng ternyata tidak semuanya akan berdampak negatif kepada
buah hati kita, Menurut Rini Hildayani, M. Psi,. Seorang anak yang memiliki sebuah
kelompok sendiri terbilang baik, akan ada manfaat positif bagi si anak tersebut. Sebuah
kelompok atau geng mampu membentuk perkembangan anak, salah satu tahap terbilang
penting dan sangat berguna, adalah anak-anak yang tergabung dalam kelompok tersebut rajin
belajar sehingga dapat membuat anak yang malas belajar rajin belajar. Tentunya harus ada
peran dan pengawasan dari masing-masing orang tua,” jelasnya.
Sebuah kelompok atau geng yang dibuat, pada dasarnya untuk mendapatkan satu tujuan
yang ingin diraih secara bersamaan secara baik. Secara tidak langsung bagi anggota yang
masuk memiliki tujuan yang sama dan termotivasi untuk mencapi keinginan yang telah
mereka sepakati bersama. Selain itu point penting masuk ke dalam kelompok akan
membentuk mental si anak untuk memecahkan masalah secara bersama, secara tidak
langsung si anak diharuskan berpikir untuk memecahkan suatu masalah ataupun sekedar
memberikan masukan.
Suatu hal yang harus menjadi catatan bagi orang tua, ketika si anak ingin bergabung
dengan suatu kelompok tertentu sebaiknya berikan masukan kepada si anak, terlebih harus
mengetahui latar belakang dan tujuan yang ingin dicapai kelompok tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk meminimalisir tindakan kekerasan dalam lingkungan sekolah ataupun di
luar lingkungan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai