Anda di halaman 1dari 16

Penyesuaian Sosial

Kelompok 2 :
•Arinda Safitri
•Bernadeta Chika Prasetya
•Fadhila Anisa
•Yulince Dawapa
Makna Penyesuaian Sosial
Menurut Hurlock (1990:287) penyesuaian diartikan
sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri
terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap
kelompok pada khususnya.
Salah satu indikasi penyesuaian sosial yang berhasil
adalah kemampuan untuk menetapkan hubungan yang
dekat dengan seseorang.
Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik,
memperlajari berbagai keterampilan sosial seperti
kemampuan untuk menjalin hubungan diplomatis
dengan orang lain, baik orang yang dikenal mauun orang
yang tidak dikenal sehingga sikap orang lain terhadap
mereka menyenangkan.
Makna Penyesuaian Sosial
Menurut Hurlock (1997) seseorang yang diterima oleh kelompo
sosialnya akan menunjukkan karakteristik sebagai berikut :
1. Merasa aman juga berada di tengah-tengah lingkungan.
Individu akan merasa nyaman ketika berada di lingkungan
2. Merasa diterima. Individu akan mendapatkan indentitas
diri dan mempunyai harga diri
3. Merasa bebas. Dalam arti individu tidak merasa tertekan
dan yakin bahwa kelompk menerima keadaannya
4. Akan lebih sering terlibat dan bergaul dengan lingkungan.
Dalam arti individu akan lebih terbuka tentang
keberadaannya, karena lingkungan dapat menerima
keadaan individu
Peran Teman dalam Penyesuaian Sosial
Anak-anak menbutuhkan teman karena tidak hanya untuk kepuasan
pribadi tetapi juga untuk memperoleh pengalaman belajar. Dari
kebersamaan dengan orang lain, anak belajar tentang apa yang
dianggap sebagai perilaku yang dapat diterima dan apa yang
dianggap sebagai perilaku yang tidak dapat diterima oleh kelompok.
a. Jenis teman
Teman yang berbeda memainkan peranan yang berbeda dalam
proses sosialisasi. Bila teman seorang anak sesuai dengan usia
dan taraf perkembangannya mereka akan dapat membantu
anak ke arah penyesuaian yang lebih baik. Sebaliknya, apabila
mereka tidak memiliki kesesuaian perkembangan mereka tidak
hanya akan menganggu penyesuaian seorang anak tetapi juga
akan mendorong timbulnya penyesuaian pribadi yang buruk
dan menambah rasa tidak bahagia pada anak.
b. Pola kebutuhan akan teman pada masa kanak-kanak
1. Kawan
Kawan adalah orang yang memuaskan kebutuhan anak akan
teman melalui keberadaannya di lingkungan anak tersebut.
Mereka biasanya terdiri dari berbagai usia dan jenis kelamin.
2. Teman bermain
Teman bermain adalah orang yang melakukan aktivitas yang
menyenangkan dengan anak. Mereka bisa terdiri atas berbagai
usia dan jenis kelamin tetapi biasanya anak memperoleh
kepuasan yang lebih besar dari mereka yang memiliki usia dan
jenis kelamin yang sama serta mempunyai minat yang sama.
3. Sahabat
Sahabat adalah orang yang didengarnya, anak tidak hanya
dapat bermain tetapi juga berkomunikasi melalui pertukaran
ide dan rasa percaya, permintaan nasihat dan kritik.
Pergantian Teman pada Masa Kanak-Kanak
Teman seorang anak selalu datang dan pergi. Ini berlaku untuk
kawan, teman bermain dan sahabat. Banyak sebab diantaranya:
– Perubahan minat
Bila minat dalam kegiatan bermain tugas sekolah atau topik
pembicaraan berubah anak akan beralih ke teman yang memiliki
minat sama dengan mereka.
– Perubahan nilai
mereka akan memilih teman yang memiliki nilai sama dengan
mereka.
– Perilaku antisosial
Anak yang perilakunya anti sosial akan melihat bahwa teman
lamanya akn memilih teman lain yang lebih memiliki sifat sosial.
– Kurangnya wawasan sosial
Anak yang wawasan sosialnya kurang berkembang dibandingkan
dengan wawasan sosial teman seusianya akan dianggap sebagai
orang yang kurang bijaksana.
– Tekanan dari orang lain
Tekanan orang tua atau temn sebayanya utntuk memilih teman
bermain atau sahabat yang lain karena jenis kelamin, agama, ras,
status sosial ekonomi atau karakteristik pola perilaku mereka
sering menyebabkan anak memutuskan hubungan dengan teman
lama dan menjalin hubungan dengan teman yang disetujui oleh
orang tuanya atau teman sebayanya.
– Mobilitas sosial dan geografis
Bila keluarga pindah ke lingkungan atau masyarakat yang baru
maka anak terpaksa mencari teman yang baru.
Penerimaan Sosial
A. Ciri Kepribadian
Biasanya seseorang dapat diterima secara
sosial karena ada karakter kepribadian
yang menarik dan ini akan mengimbangi
karakter lainnya yang kurang baik
B. Ciri non kepribadian
Kesan pertama seseorang ikut menentukan
sejauh mana ia dapat diterima oleh
lingkungan sosialnya..
Kategori Penerimaan Sosial
Star : sahabat karib
Accepted : disukai oleh sebagian besar anggota
kelompok
Isolate : tidak mempunyai sahabat diantara teman
sebayanya
Fringer : orang yang terletak pada garis batas
penerimaan
Climber : diterima daam suatu kelompok tapi ingin
memperoleh penerimaan dalam kelompok yang lebih
disukai
Neglecttee :orang yang tidak disukai tapi juga tidak
dibenci
Efek Penerimaan Sosial
Merasa senang dan aman
Mengembangkan konsep diri yang
menyenangkan
Memiliki kesempatan mempelajari
berbagai pola perilaku
Menntal bebas untuk mengalihkan
perhatian
Menyesuaikan diri terhadap harapan
kelompok
Pemimpin dan Pengikut
Pemimpin adalah anggota yang diterima dalam
kelompok yang paling tepat unttuk mewakili
cita-cita kelompok dibangdingkan anggota
kelompok yang lain
Pengikut adalah anggota yang diterima dalam
kelompok sosial dimana mereka
mengidentifikasikan diri, mereka memperoleh
status ini selama mereka melakukan apa yang
diinginkan oleh sebagian besar anggota
kelompok
Karakteristik Pemimpin
Penampilan
Popularitas
Rasa aman
Kesesuaian dengan cita-cita
kelompok
Penyesuaian pribadi dan sosial
Kematangan
Motivasi
Mobilitas
Gerak sosial atau mobilitas sosial adalah perubahan,
pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan
peran anggotanya.
Monilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti
mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu
tempat ke tempat yang lain.
Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung
makna gerak yang melibatkan seseorang atau
sekelompok warga dalam kelompok sosial.
Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi
seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu
kenlapisan yang lain.
Bahaya dalam Penyesuian Sosial

Bila pola pola perilaku sosial yang buruk di kembangkan


dirumah.
Anak akan menemui kesulitan untuk melakukan penyesuaian
sosial yang baik diluar rumah, meskipun dia diberi motivasi
kuat untuk melakukannya.

Bila rumah kurang memberi model perilaku untuk ditiru.


Anak akan mengalami hambatan serius dalam penyesuaian
sosialnya di luar rumah, mengembangkan kepribadian yang
tidak stabil, agresif, melakukan tindakan yang penuh dendam
Kurangnya motivasi untuk belajar melakukan penyesuaian
sosial.
Sering timbul dari pengalaman sosial awal yang tidak
menyenangkan dirumah atau diluar rumah.

Anak tidak mendapatkan bimbingan dan bantuan yang


cukup dalam proses belajar.
Meskipun memiliki motivasi kuat untuk belajar melakukan
penyesuaian sosial yang baik tetapi anak tidak mendapat
bimbingan tetap saja anak tidak akan mendapatkan hasil
yang baik.
Hasil Riset
Faktor pola asuh orangtua dan hubungan orangtua dengan anak
Subjek 1 membutuhkan proses yang lebih lama untuk bisa menyesuaikan diri
dengan aturan sekolah bila dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Memanjakan
dan melindungi anak secara berlebihan Memanjakan anak secara berlebihan dapat
menimbulkan rasa tidak aman, cemburu, rendah diri pada diri anak (Made, 2012). Hurlock
(2003) mengemukakan hubungan orangtua dengan anak mempengaruhi penyesuaian diri,
apabila anak sangat dekat dengan orangtua, maka anak akan meniru sikap, emosi, dan
pola perilaku orangtuanya. Subjek 3 memiliki orangtua yang keras dan sering mengancam subjek, bila subjek
tidak mengikuti perintah orangtua. Subjek 3 sering menjahili teman dan membuat
temantemannya menangis ketika di sekolah. Guru subjek 3 juga mengamati bahwa subjek 3
adalah anak yang agresif. Subjek terlihat takut dengan ayahnya, karena ayah subjek sering
membentak subjek. ketika di sekolah sifat yang lebih dominan muncul dari diri subjek adalah
agresif. Subjek sering berlaku kasar pada teman-temannya, sehingga tidak jarang temantemannya
menangis. Oktriyani (2012) mengungkapkan bahwa rumah atau lingkungan
keluarga yang kurang memberikan modeling perilaku yang baik, anak akan mengalami
hambatan yang serius dalam penyesuaian di luar rumah dan anak yang ditolak oleh
orangtuanya atau meniru perilaku menyimpang dari orangtuanya akan mengembangkan
kepribadian yang tidak stabil, agresif serta dapat mendorong anak untuk melakukan
tindakan kriminalitas bila ia dewasa. Albert Bandura dalam Badingah (1994),
engemukakan bahwa tanggapan agressif dipelajari dengan dua cara yang agak berbeda,
yaitu, perilaku baru didapat dengan belajar melalui pengamatan (modeling) dan tipe belajar
yang lain yaitu keterkaitan dengan kemungkinan adanya reward yang mengikuti tindak
agresif. Subjek 3 dilatarbelakangi oleh pola asuh orangtua yang menanamkan hukuman dan
disiplin yang keras/berlebihan terhadap anak. Pola asuh tersebut menjadikan subjek lebih
agresif ketika di sekolah. Subjek juga kurang bisa menyesuaikan diri dengan peraturan
sekolah serta kurang memiliki hubungan pertemanan yang baik.
Subjek 2 dibesarkan dalam konsep pola asuh yang demokratis. Orangtua subjek
tidak pernah memarahi subjek. Orangtua subjek selalu menanyakan kegiatan di sekolah dan
mendampingi subjek saat belajar di rumah. Hubungan subjek dengan orangtuanya terlihat
baik dan dekat. Ketika perilaku subjek tidak sesuai dengan harapan orangtua, ayah dan ibu
subjek selalu memberikan nasihat pada subjek. Semua konflik dan tekanan yang ada dapat
dihindarkan atau dipecahkan bila individu dibesarkan dalam keluarga dimana terdapat
keamanan, cinta, respek, toleransi dan kehangatan, dengan demikian penyesuaian diri akan
menjadi lebih baik bila dalam keluarga individu merasakan bahwa kehidupannya berarti
(Haryanto, 2011).

Anda mungkin juga menyukai