Anda di halaman 1dari 8

Bejana Tekan (Pressure Vessel)

Bejana tekan (pressure vessel) adalah wadah sebagai penampung fluida, baik cair
maupun gas. Bejana tekan merupakan salahsatu alat proses suatu industri yang penting,
khusunya untuk industri kimia, perminyakan dan pembangkit listrik seperti pada
pembangkit tenaga nuklir. Pada industri tersebut, bejana tekan yang digunakan biasanya
memiliki tekanan tinggi.
Dalam perancangan suatu bejana tekan ada beberapa hal yang haruus diperhatikan
yaitu:
• Tegangan yang muncul pada dinding bejana tekan tersebut akibat tekanan yang
dihasilkan karena fluida yang berada dalam bejana.
• Berat jenis itu sendiri.
• Tekanan akibat faktor eksternal, seperti beban angin dan gempa yang diperoleh oleh
bejana.
Berdasarkan dimensi dinding, bejana tekan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Bejana tekan dinding tebal, memiliki ketebalan dinding (sheel) lebih dari 1/20 diameter
sheel.
2. Bejana tekan dinding tipis, memiliki ketebalan dinding (sheel) kurang dari 1/20
diameter sheel.

Dinding Tipis Dinding Tebal


Berdasarkan posisinya, bejana tekan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu posisi
vertikal dan posisi horizontal.
1. Posisi vertikal yaitu posisi tegak lurus terhadap sumbu netral axis.
2. Posisi horizontal.
Tegangan Internal Pada Silinder
Ketika silinder tipis diberikan tekanan internal, ada tiga tegangan principal yang saling
tegak lurus yaitu, tegangan tekanan-melingkar (hoop), tegangan longitudinal, dan
tegangan radial yang bereaksi di dalam material silinder.

r

l
h
Tegangan melingkar (hoop) (h)
Tegangan yang terjadi pada arah melintang di dalam bejana tekan.

Tegangan longitudinal(l)
Tegangan yang terjadi pada arah memanjang di dalam bejana tekan.
Untuk menentukan tegangan hoop pada dinding silinder dinding tipis dapat
dihitung dengan persamaan berikut:

h = Pi x di / 2t h = tegangan hoop
Pi = tekanan pada dinding bejana
di = diameter bejana
ri = jari-jari bejana
h = Pi x ri / t t = tebal dinding bejana
Tegangan yang terjadi pada arah radial dianggap sama dengan tekanan internal dan
berbanding terbalik dirumuskan pada persamaan

r = -Pi
Kesetimbangan gaya dalam arah aksial dirumuskan sebagai
tegangan longitudinal:

L = Pi x di / 4t L = tegangan longitudinal
Pi = tekanan pada dinding bejana
di = diameter bejana
ri = jari-jari bejana
L = Pi x ri / 2t t = tebal dinding bejana
1. Sebuah tangki kompresi udara terdiri dari silinder tertutup. Jari-
jari silinder 24 in, Tekanan dalam tangki 500 lb/in2. Jika
digunakan bahan baja yang memiliki yield point (titik putus)
36.000 lb/in2, dan faktor keamanan 3.5, hitunglah ketebalan
silinder yang dibutuhkan tegangan longitudinal & tegangan hoop
yang terjadi pada silinder tersebut.

L = Pi x ri / 2t
Yp = yield point (titik putus)
L = Yp/ sf sf = safety factor (faktor keamanan)

A. L = Yp / sf B. L = Pi x ri / 2t
= 36.000 lb/in2 / 3,5 10.285,7 lb/in2 = (500 lb/in2 x 24 in) / 2t
= 10.285,7 lb/in2 10.285,7 lb/in2 = 12.000 lb/in/2t
10.285,7 lb/in2 = 6000/t
t = 6.000 lb/in / 10.285,7 lb/in2
C. h = Pi x ri / t t = 0,583 in
= (500 lb/in x 24 in) / 0,583 in
2

= 12.000 lb/in / 0,583 in


= 20.583,19 lb/in2
Tugas
1. Silinder gas bertekanan berdiameter luar 300 mm, berisi gas
pada tekanan 15 MPa. Silinder terbuat dari baja dengan yield
point 250 MPa dan factor keamanan 2.5 , hitunglah ketebalan
silinder yang dibutuhkan, tegangan hoop dan tegangan
longitudinal yang terjadi pada silinder tersebut.

L = Pi x di / 4t h = Pi x di / 2t

L = Pi x ri / 2t h = Pi x ri / t

Anda mungkin juga menyukai