Anda di halaman 1dari 90

DK 4

Sistem Pencernaan &


Metabolisme

Yanaminuzal Zaedatul Husna Yunizar


2106703613
IBD 2-QBD B7
1. SEBUTKAN
ORGAN-ORGAN
PADA SISTEM
PENCERNAAN DAN
FUNGSINYA
MULUT

Mulut terdiri dari rongga mulut, lidah, gigi, dan kelenjar ludah. Berfungsi dalam
menelan dan pencernaan makanan secara mekanis.
MULUT (rongga mulut)
• Dilapisi oleh mukosa mulut 9memiliki epitel skuamosa berlapis)
• Mukosa pipi ditopang oleh bantalan lemak bukal dan otot buccinator
• Langit-langit mulut (palatum) membentuk atap rongga mulut, sedangkan lidah berada di dasar mulut
• Uvula merupakan struktur mirip jari yang menggantung bebas di langit-langit mulut

FUNGSI
• Analisis sensorik makanan sebelum
ditelan
• Pencernaan mekanis melalui kerja
gigi, lidah, dan permukaan palatal
• Pelumasan dengan cara bercampur
dengan lendir dan air liur
• Pencernaan kimiawi yang terbatas
dari karbohidrat dan lipid
MULUT (lidah)
• Organ pencernaan aksesori yang terdiri dari otot rangka yang dilapisi selapt lendir
• Terdapat frenulum lingual untuk membantu membatasi gerakan lidah ke posterior
• Permukaan atas dan permukaan lateral ditutupi oleh papilla yang mengandung pengecap, reseptor
• Terdiri dari 2 otot
⚬ otot intrinsik -> menggerakan lidah dari sisi ke sisi dan keluar masuk untuk menggerakkan makanan
yang dikunyah, dan membantu makanan untuk ditelan
⚬ otot intrinsik -> mengubah bentuk dan ukuran lidah untuk berbicara dan menelan

FUNGSI
• Pencernaan mekanis dengan
kompresi, abrasi, dan distorsi
• Manipulasi untuk membantu
mengunyah dan menyiapkan
makanan untuk ditelan
• Analisis sensorik dengan sentuhan,
suhu, dan reseptor rasa
• Sekresi musin dan enzim lipase
lingual
MULUT (gigi)

ANATOMI GIGI
• Mahkota -> bagian yang terlihat diatas
permukaan gusi yang berfungsi untuk
melindungi gigi dari keausan saat mengunyah,
dan juga melindungi dari asam yang dapat
dengan mudah melarutkan dentin
• Leher -> persimpangan terbatas antara mahkota
dan akar di dekat garis gusi
• Akar -> bagian bawah setelah leher. Dentin akar
ditutupi oleh sementum, yang menempelkan
akar ke ligamen periodontal. Setiap saluran akar
memiliki lubang di dasarnya, yaitu foramen
apikalis, tempat pembuluh darah, pembuluh
limfatik, dan saraf memasuki gigi
MULUT (gigi)

JENIS-JENIS GIGI
• Gigi seri (incisors) -> memotong atau
memotong. Gigi ini memiliki akar tunggal
• Gigi taring (cuspids) -> merobek atau
menyayat. Taring memiliki akar tunggal
• Gigi premolar (biscupid) -> menghancurkan,
menumbuk, dan menggiling. Bicuspid memiliki
satu atau dua akar
• Gigi geraham (molar) -> memiliki mahkota
yang sangat besar dan rata dengan empat hingga
lima tonjolan bulat menonjol yang disesuaikan
untuk menghancurkan dan menggiling. Geraham
di rahang atas biasanya memiliki tiga akar
sedangkan di rahang bawah biasanya memiliki
dua akar
MULUT (gigi)

SETS OF TEETH
• Gigi susu (gigi sulung) -> gigi yang pertama muncul
ketika masih kanak-kanak. Kebanyakan anak memiliki
20 gigi sulung. Di setiap sisi rahang atas atau bawah,
gigi sulung terdiri dari dua gigi seri, satu gigi taring,
dan sepasang gigi geraham sulung dengan total 20
gigi.
• Gigi tetap -> pengganti gigi susu ketika rahang
menjadi lebih besar seiring perkembangan. Premolar
permanen menggantikan geraham sulung, sedangkan
geraham permanen memperpanjang baris gigi saat
rahang membesar. Tiga geraham tambahan muncul di
setiap sisi rahang atas dan bawah seiring
bertambahnya usia orang tersebut. Geraham ini
memperpanjang barisan gigi ke posterior dan membuat
jumlah gigi permanen menjadi 32
MULUT (kelenjar ludah)
• Kelenjar parotid -> terletak di inferior dan anterior telinga
• Kelnjar submandibular -> terletak di dasar rongga mulut
• Kelenjar sublingual -> terletak di bawah lidah dan lebih tinggi dari kelenjar submandibular

Terdiri dari 2 sel sekretori


• Sel seorsa -> menghasilkan sekresi
encer yang mengandung enzim, ion,
dan sedikit musin
• Sel mukus -> menghasilkan lendir,
larutan kental dan berserabut
FUNGSI
• menjaga selaput lendir mulut dan
faring lembab, serta untuk
membersihkan mulut dan gigi
• melepaskan sekresi yang disebut air
liur (saliva) ke dalam rongga mulut
FARING

• Berbentuk tabung corong memanjang dari FUNGSI


nares internal ke esofagus posterior dan ke untuk memindahkan bolus dari
laring anterior laringofaring sekaligus menutup saluran
• Faring terbagi menjadi 3 udara (glottis dan epiglottis) agar bolus
⚬ Nasofaring tidak masuk saluran pernafasan.
⚬ Orofaring
⚬ Laringofaring
ESOPHAGUS

• Tu b a m u s k u l a r y a n g p a n j a n g n y a 2 5 c m FUNGSI
• Te r l e t a k d i p o s t e r i o r t r a k e a U n t u k mengeluarkan lendir dan mengangkut makanan ke dalam perut.
• Dijaga oleh kedua ujungnya sfinger (struktur otot • Sfingter faringoesofagus: sfingter esophagus atas.
untuk mencegah lewatnya Berfungsi untuk mencegah masuknya udara dalam jumlah
• E s o f a g u s d i j a g a d i k e d u a u j u n g n y a o l e h s f i n g t e r. besar ke dalam esophagus dan lambung sewaktu bernapas
Sfingter adalah struktur otot berbentuk cincin yang, • Sfingter gastroesofagus: sfingter esofagus bawah.
ketika tertutup, mencegah lewatnya sesuatu melalui Berfungsi untuk mencegah refluks isi lambung
saluran yang dijaganya
HATI

FUNGSI
• Hati merupakan kelenjar terberat di tubuh
• Sebagai hepatosit menghasilkan cairan
(rata-rata 1,4 kg pada org dewasa)
empedu yang penting dalam pencernaan
• lPosisinya lebih rendah dari diafragma
lemak.
• Sebagai tempat penyimpanan nutrisi.
KANTUNG EMPEDU

Kantung empedu merupakan kantung yang berbentuk seperti buah pir. Kantung empedu terletak di
permukaan posterior hati. Kantung empedu memiliki panjang 7-10 cm (3–4 inci) dan biasanya
tergantung dari anterior inferior margin hati. Berfungsi sebagai tempat penyimpanan cairan
empedu.
PANKREAS

FUNGSI
• kelenjar retroperitoneal (12-15cm)
• Menghentikan aksi pepsin dari perut
• terletak di perut bagian posterior
• Menciptakan pH yang tepat untuk pencernaan
• terdiri atas kepala, badan, dan ekor serta
di usus kecil
dihubungkan oleh 2 saluran • Berpartisipasi dalam pencernaan karbohidrat,
protein, trigliserida, dan asam nukleat
LAMBUNG
FUNGSI
• Mencampur saliva, makanan, dan
gastric juice,
• Mewadahi makanan sebelum masuk ke
usus kecil/ usus halus,
• Sekresi gastric juice, yang mengandung
HCl, pepsin, dan lipase lambung, dan
• Sekresi gastrin ke dalam darah.
• Pada lambung, juga terjadi gerakan
peristaltik yang berfungsi mencampur
makanan.

• Kardia -> (1) bagian yang mengelilingi pembukaan kerongkongan ke dalam perut.
• Fundus -> bagian membulat di atas dan di sebelah kiri cardia.
• Badan
• Pylorus -> bagian yang terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu antrum pilorus (menghubungkan ke
tubuh perut), kanal pilorus (mengarah ke yang ketiga wilayah), pilorus (bagian yang terhubung
ke duodenum)
USUS HALUS

FUNGSI
• Segmentasi campuran chyme dengan
cairan pencernaan dan membawa
makanan ke dalam kontak dengan
mukosa untuk penyerapan; gerak
peristaltik mendorong chyme melalui
usus kecil.
• Melengkapi pencernaan karbohidrat,
protein, dan lipid; memulai dan
menyelesaikan pencernaan asam
nukleat.
• Menyerap sekitar 90% nutrisi dan air
yang melewati sistem pencernaan.
USUS BESAR

FUNGSI
• Haustral churning, peristaltik, dan
gerak peristaltik massa mendorong isi
usus besar ke dalam rektum.
• Bakteri di usus besar mengubah protein
menjadi asam amino, memecah asam
amino, dan menghasilkan beberapa
vitamin B dan vitamin K.
• Penyerapan sejumlah air, ion, dan
vitamin.
• Pembentukan feses.
• Buang air besar (mengosongkan
rektum).
USUS BESAR

Selaput lendir saluran anus tersusun


dalam lipatan-lipatan membujur yang
disebut kolom anal yang berisi jaringan
arteri dan vena. Pembukaan saluran
anus ke luar, disebut anus, dijaga oleh
sfingter.

FUNGSI
• Untuk melakukan proses defeksi
• Mengatur keluarnya feses
REFERENSI
• Martini, Frederic H., Bartholomew, Edwin F.,& Nath, Judi L. (2018).
Fundamentals of Anatomy and Physiology (11th Ed). US: Pearson
Education.
• Tortora, Gerard J. & Derrickson, Bryan H. (2017). Principles of Anatomy &
Physiology (15th Ed). USA: Wiley
2. SEBUTKAN
KELENJAR-KELENJAR
PENCERNAAN DAN
FUNGSINYA.
KELENJAR LUDAH
Berfungsi mensekresikan ludah atau saliva untuk menjaga selaput lendir mulut
dan melembabkan faring, serta membersihkan mulut dan gigi. Saliva mengandung
ion klorida yang berfungsi untuk mengaktifkan enzim amilase yang mempunyai
fungsi untuk memecahkan pati di mulut menjadi maltosa, maltotriosa, α-dextrin.
Terdapat 3 pasang kelenjar ludah utama, yaitu:
• Kelenjar Parotis, Terletak di inferior dan anterior telinga serta di antara kulit dan otot
masseter. Kelenjar ini mengeluarkan air liur ke dalam rongga mulut melalui saluran
parotis yang menembus otot buccinator untuk membuka oral vestibular.
• Kelenjar Submandibularis, Terletak di lantai mulut dan medial dengan sebagian rahang
bawah. Memiliki duktus submandibularis yang berada di bawah mukosa di kedua sisi
garis tengah lantai mulut dan masuk ke rongga mulut tepat di sebelah lateral frenulum
lingual.
• Kelenjar Sublingualis, Terletak di bawah lidah dan di atas kelenjar submandibular.
Memiliki duktus sublingual yang terbuka ke dasar mulut di rongga mulut yang tepat.
KELENJAR LUDAH
KELENJAR PANKREAS
Berfungsi untuk menghasilkan pancreatic juice yang sebagian besar terdiri dari
air, beberapa garam, natrium bikarbonat, dan beberapa enzim.
• Natrium bikarbonat memberikan jus pankreas pH yang sedikit basa (7,1-8,2) yang
menyangga jus asam lambung di chyme, menghentikan aksi pepsin dari lambung, dan
menciptakan pH yang tepat untuk aksi enzim pencernaan di usus kecil.
• Enzim-enzimnya terdiri dari amilase pankreas, tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase,
elastase, lipase pankreas, serta ribonuklease dan deoksiribonuklease yang berfungsi
untuk mencerna asam ribonukleat (RNA) dan asam deoksiribonukleat (DNA) menjadi
nukleotida
KELENJAR PANKREAS
HATI
Hati memproduksi cairan empedu yang disimpan di kantung empedu . Cairan
empedu berfungsi untuk mengemulsikan lemak atau mengubah ukuran lemak
menjadi partikel yang lebih kecil sehingga mudah diserap dan diedarkan oleh
darah ke seluruh tubuh.
REFERENSI
• Tortora G, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 14th
ed. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.; 2014.
3. SEBUTKAN
VASKULARISASI
SISTEM
PENCERNAAN.
VASKULARISASI RONGGA MULUT
• Vaskularisasi Gigi. Arteri alveolaris superior dan arteri alveolaris inferior
cabang arteri maxillaris vena.
• Vaskularisasi Palatum. Arteri palatine major, cabang arteri palatine descendens dan
arteri palatina minor.
• Vaskularisasi Lingua. Cabang arteri carotis externa profunda lingua.
VASKULARISASI FARING
Pembuluh darah arteri ke faring berasal dari 4 cabang dari arteri karotis
eksternal. Cabang dari arteri palatina memasuki faring tepat diatas muskulus
konstriktor faring superior, yang membantu pasokan untuk muskulus konstriktor
faring superior dan palatum.
VASKULARISASI ESOFAGUS
Pada bagian atas esofagus disuplai oleh cabang-cabang arteri tiroid inferior dan
subclavia. Pada bagian tengah, diperdarahi oleh cabang-cabang segmental aorta
dan arteri bronkialis. Pada bagian subdiafragma. diperdarahi oleh arteri gastrika
sinistra dan frenika inferior.
VASKULARISASI LAMBUNG (GASTER)
Berasal dari arteri seliaka atau trunkus seliaka yang bercabang dan menyuplai
kurvatura minor dan mayor.
VASKULARISASI USUS HALUS
• Arteri mesentrika superior yang
diabangkan dari aorta tepat
dibawah arteri seliaka kecuali
duodenum.
• Duodenum divaskularisasi oleh
arteri gastroduodenalis dan
cabangnya arteri pankreatik
duodenalis superior.

VASKULARISASI USUS BESAR


• Usus besar (colon) bagian
kanan divaskularisasi oleh
arteri mesenterika superior.
• Usus besar bagian kiri
divaskularisasi oleh arteri
mesenterika inferior.
REFERENSI
• Sherwood, L. (2016). Human Physiology : From Cells to Systems 9th
Edition. USA : Cengage Learning.
4. URAIKAN
PERSARAFAN SISTEM
PENCERNAAN.
SISTEM SARAF ENTERIK
• Sistem saraf enterik terdiri dari 100 juta neuron yang membentang dari
kerongkongan ke anus.
• Disusun menjadi 2 pleksus : myenteric dan submucosa
• Pleksus Myenteric: (plexus Auerbach) antara lapisan otot polos longitudinal dan melingkar pada
muscularis, sebagian besar mengendalikan motilitas saluran pencernaan (pergerakan) terutama
frekuensi dan kekuatan kontraksi muskularis (motorik)
• Pleksus Submukosa: (pleksus Meissner) ditemukan dalam submukosa, mensuplai sel sekretori
epitel mukosa, mengendalikan sekresi organ-organ pencernaan (motorik)
• Pleksus dari sistem saraf enterik terdiri dari neuron motorik, interneuron, dan neuron sensorik.
• Interneuronnya saling berhubungan dengan kedua pleksus.
• Neuron sensorik dari sistem saraf enterik ini memasok epitel mukosa, beberapa menjadi
kemoreseptor (diaktifkan oleh adanya bahan kimia tertentu dalam makanan) dan sebagian lain
sebagai reseptor regang (diaktifkan ketika makanan membuat dinding organ pencernaan
meregang).
SISTEM SARAF ENTERIK
SISTEM SARAF OTONOM (ekstrinsik)
Saraf Vagus (X) memasok serat parasimpatis sebagian besar saluran gastrointestinal,
kecuali separuh terakhir bagian usus besar, yang disuplai dengan serabut parasimpatis dari
sumsum tulang belakang.
• SARAF PARASIMPATIS
• Menyuplai saluran gastrointestinal membentuk koneksi saraf dengan
ENS.
• Neuron preganglionik parasimpatis pada saraf vagus atau splanknikus
panggul bersinaps dengan neuron postganglionik parasimpatis yang
terletak di pleksus mienterika dan submukosa.
• Beberapa neuron pascaganglionik parasimpatis pada gilirannya bersinaps
dengan neuron di ENS (yang lain secara langsung menginervasi otot
polos dan kelenjar di dalam dinding saluran GI)
• Stimulasi saraf ini yg menginervasi saluran GI menyebabkan peningkatan
sekresi dan motilitas GI dengan meningkatkan aktivitas neuron ENS.
SISTEM SARAF OTONOM (ekstrinsik)
2. SARAF SIMPATIS
• Menyuplai saluran GI, muncul dari daerah toraks dan lumbal atas dari
medula spinalis.
• Membentuk koneksi saraf dengan ENS (seperti s. parasimpatis)
• Neuron postganglionik simpatis bersinaps dengan neuron yang terletak di
pleksus misenterika dan submukosa
• Saraf ini yang menyuplai saluran GI sehingga menyebabkan penurunan
sekresi dan motilitas GI dengan menghambat neuron ENS.
• Emosi seperti marah, takut, dan cemas memperlambat pencernaan karena
merangsang saraf simpatis yang memasok saluran pencernaan.
SISTEM SARAF OTONOM (ekstrinsik)
REFERENSI
• Tortora, G. and Derrickson, B., 2012. Tortora's Principles Of Anatomy
& Physiology. 13th ed. New York: Wiley. p. 971
SEBELUM MELAKUKAN PROSES
5. JELASKAN EMPAT PENCERNAAN UTAMA, TERDAPAT
PROSES INGESTION (MENELAN).
PROSES DASAR PROSES INI MELIBATKAN
PENCERNAAN PENGAMBILAN MAKANAN DARI
CAIRAN KE DALAM MULUT (MAKAN).
MOTILITAS
Mengacu pada kontraksi otot pada saluran pencernaan. pada dinding saluran cerna terdapat
otot polos fasik yang memperlihatkan lonjakan kontraksi yang terinduksi oleh potensial
aksi, otot tersebut juga mempertahankan kontraksi kadar rendah dan konstan dikenal
sebagai tonus

Pada aktivitas tonus, terdapat dua tipe dasar motilitas :


• Gerakan propulsif → gerakan mendorong saluran pencernaan dengan kecepatan
mendorong yang bervariasi, tergantung fungsi yang dilakukan berbagai saluran cerna.
Contohnya, transit makanan melalui esofagus berlangsung cepat (karena hanya
berfungsi sebagai saluran dari mulut ke lambung), sedang transit makanan di usus
halus lambat (karena merupakan tempat utama pencernaan dan penyerapan)
• Gerakan mencampur memiliki dua fungsi.
• mempermudah pencernaan makanan, dengan mencampur makanan dengan enzim
pencernaan
• mempermudah proses absorpsi (pencernaan), dengan mempermudah interaksi
makanan dengan permukaan saluran pencernaan
SEKRESI
• pada rangsangan hormon, sekresi pencernaan oleh kelenjar eksokrin
dibebaskan ke dalam lumen saluran cerna
• setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen
organik spesifik dalam proses pencernaan, misalnya garam empedu,
enzim, atau mukus
• pada lambung atau usus, dalam keadaan normal, sekresi pencernaan
direabsorbsi kembali ke darah setelah ikut serta dalam proses pencernaan
• pencurahan asam klorida, empedu, dan enzim-enzim pencernaan ke dalam
traktus gastro-intestinalis untuk membantu proses digesti
ABSORPSI
Pada usus halus, pencernaan telah tuntas dan terjadi sebagian besar
penyerapan. melalui proses absorpsi, unit kecil makanan yang diserap yang
dihasilkan oleh pencernaan, bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit,
dipindahkan dari lumen saluran cerna ke dalam limfa.
DIGESTI
Tujuan → menguraikan struktur kompleks makanan secara kimiawi menjadi
yang lebih kecil dan diserap melalui proses:
• Karbohidrat/Glukosa→ saat proses pencernaan, polisakarida dan disakarida
diubah menjadi monosakarida dan diserap oleh tubuh.
• Protein → melalui proses pencernaan, protein diuraikan menjadi asam amino
serta beberapa polipeptida kecil.
• Lemak → lemak diuraikan menjadi trigliserida, yaitu lemak netral yang terdiri
atas 1 molekul gliserol dan 3 asam lemak. dalam proses pencernaan, 2 molekul
asam lemak dipecah menjadi monogliserida, molekul gliserol dan asam lemak
yang tergabung. hasil akhir merupakan monogliserida dan asam lemak bebas
yang dapat diserap.
DEFEKASI
Pada proses ini, zat yang tidak dapat dicerna, bakteri, sel-sel yang terlepas
dari lapisan saluran cerna, dan bahan-bahan tercerna yang tidak diserap dalam
perjalanannya melalui saluran pencernaan meninggalkan tubuh melalui anus.
bahan yang dihilangkan disebut feses.
REFERENSI
• Sherwood, L. (2013). Introduction to Human Physiology 8th ed. New
York : Thompson Learning-Brooksdale
• Tortora G, Derrickson B. (2017). Principles of Anatomy and Physiology 15th
ed. USA : John Wiley & Sons, Inc
6. JELASKAN FASE-
FASE PADA PROSES
PENCERNAAN.
FASE SEFALIK
Fase ini berasal dari sekresi lambung dimulai
saat melihat, mancium, merasakan, dan
memikirkan makanan. Fase ini diarahkan oleh
SSP melalui divisi parasimpatis dari sistem
saraf otonom untuk mempersiapkan perut
untuk menerima makanan. Saat saraf vagus
(X) mempersarafi pleksus submukosa perus
lalu serabut parasimpatis postganglionik
menginervasi sel-sel mukus, sel chief, sel
parietal, dan sel G lambung. Sebagai
tanggapan terhadap stimulasi, produksi
kecepatan jus lambung naik, mencapai tingkat
sekitar 500 mL/jam, atau sekitar 2 cangkir per
jam. Fase ini umumnya hanya berlangsung
beberapa menit.
FASE LAMBUNG
Fase ini dimulai saat kedatangan makanan dilambung dan dibangun atas stimulasi yang
diberikan selama fase sfalik. Fase ini berlangsung selama 3 atau 4 jam sementara asam dan
enzim memproses bahan yang tertelan. Rangsangan yang memulai yaitu distensi lambung,
kenaikan pH isi lambung, dan adanya bahan yang tidak tercerna di lambung, terutama protein
dan peptida
MEKANISME FASE LAMBUNG
• Respon Lokal -> distensi lambung merangsang pelepasan histamin
di lamina proparia, yang berikatan dengan reseptor pada sel
parietal dan merangsang sekresi asam
• Respon Saraf -> komoresptor dan stimulasi resptor memicu refleks
pendek yang terkoordinasi di pleksus submukosa dan mienterikus.
Dia mengaktifkan sel-sel sekretori lambung. Stimulasi pleksus
mienterikus menghasilkan kontraksi kuat yang disebut gelombang
pencampuran di muskularis eksterna
• Respon Hormonal -> stimulasi saraf dan adanya peptida dan asam
amino di chyme merangsang sekresi hormon gastrin, terutama oleh
sel G. Gastrin bergerak dalam aliran darah ke sel parietal dan sel
chief, yang peningkatan sekresinya mengurangi pH jus lambung.
Selain itu, gastrin juga merangsang motilitas
FASE USUS

Fase ini berfungsi untuk mengendalikan laju


pengosongan lambung untuk memastikan bahwa
fungsi sekretori, pencernaan, dan serap dari usus
kecil dapat melanjutkan efisiensi dengan wajar.
Fase ini dimulai dari sekresi lambung saat kimus
pertama memasuki usus kecil. Selain itu,
kedatangan chyme di usus kecil juga memicu
peristiwa saraf dan hormonal lainnya yang
mengkoordinasikan aktivitas saluran usus,
pankreas, hati, dan kantung empedu
FASE USUS
MEKANISME FASE USUS
• Respon Saraf -> Kimus yang meninggalkan lambung menurunkan distensi lambung, sehingga
mengurangi stimulasi reseptor regangan. Distensi duodenum oleh kimus merangsang reseptor
regangan dan kemoreseptor yang memicu refleks enterogastrik. Refleks ini menghambat
produksi gastrin dan kontraksi lambung dan merangsang kontraksi sfingter pilorus, yang
mencegah pelepasan kimus lebih lanjut. Pada saat yang sama, refleks lokal di duodenum
merangsang produksi lendir, yang membantu melindungi lapisan duodenum dari asam dan
enzim yang datang
• Respon Hormonal -> Saat respon hormonal akan kedatangan kimus di duoduodenum memicu
respons hormonal
• Kedatangan lipid dan karbohidrat merangsang sekresi kolesistokinin (CCK) dan peptida
penghambat lambung (GIP).
• Penurunan pH di bawah 4,5 merangsang sekresi sekretin.
• Protein yang dicerna sebagian di duodenum merangsang sel G yang mensekresi gastrin,
yang bersirkulasi ke lambung dan mempercepat pemrosesan lambung
REFERENSI
• Martini, F. H., Nath, J. L., & Bartholomew, E. F (2018). Fundamentals
of Anatomy & Physiology 11th ed. England: Pearson Education. p.
951-952
metabolisme dibagi menjadi dua yaitu
katabolisme (mengubah senyawa
7. JELASKAN PROSES kompleks menjadi senyawa sederhana)
PENCERNAAN DAN dan anabolisme (mengubah senyawa
METABOLISME sedernahana menjadi senyawa yang
MAKROMOLEKUL. kompleks).
METABOLISME KARBOHIDRAT
Karbohidrat adalah salah satu makronutrien yang dibutuhkan manusia selain
protein dan lemak. Makronutrien adalah nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam
jumlah besar untuk dapat menghasilkan energi. Energi tersebut digunakan
sebagai bahan bakar organ tubuh untuk bekerja dan bergerak, juga sebagai
sumber energi otak. Inilah mengapa kamu merasa sulit berpikir saat lapar,
karena kamu belum mengonsumsi karbohidrat. Pada saat proses pencernaan
karbohidrat berlangsung, polisakarida dan disakarida akan dihidrolisis menjadi
monosakarida berupa glukosa, fruktosa dan galaktosa. glukosa sangat berperan
untuk mensintesis ATP.

• katabolisme glukosa
• anabolisme glukosa
METABOLISME KARBOHIDRAT (katabolisme glukosa)

• Glikolisis
rangkaian proses dimana satu molekul
glukosa teroksidasi dan menghasilkan dua
asam piruvat. reaksi ini menghasilkan dua
molekul ATP dan dua NADH + H+.
METABOLISME KARBOHIDRAT (katabolisme glukosa)
• Pembentukan Asetil Koenzim A
proses transisi untuk menyiapkan asam piruvat memasuki siklus krebs. proses ini
menghasilkan NADH + H+ dan CO2
METABOLISME KARBOHIDRAT (katabolisme glukosa)

• Siklus Krebs
proses reaksi yang terjadi pada tahap ini
adalah asetil koenzim A dioksidasi dan
menghasilkan CO2, ATP, NADH + H+, FADH2
METABOLISME KARBOHIDRAT (katabolisme glukosa)
• Transpor Elektron
proses reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah NADH + H+ dan FADH2
dioksidasi dan elektron yang dihasilkan akan ditransfer melalui pembawa
elektron
METABOLISME KARBOHIDRAT
saat kondisi memungkinkan tercukupinya oksigen, semua langkah yang terjadi di
katabolisme glukosa terlaksana maka kondisi ini dinamakan kondisi aerob.
sedangkan ketika kondisi tidak memungkinkan adanya atau tercukupinya
oksigen, asam piruvat akan berubah menjadi asam laktat, asam laktat akan segera
meninggalkan sel dan masuk ke darah dan proses setelahnya tidak terjadi dan
kondisi ini dinamakan kondisi anaerob
METABOLISME KARBOHIDRAT (anbolisme glukosa)

• penyimpanan glukosa berupa glikogen. polisakarida adalah satu satunya


karbohidrat yang disimpan dalam tubuh. proses penyimpanan ini distimulasi
oleh hormon insulin ke sel hari untuk mensintesis glikogen. tubuh dapat
menyimpan sekitar 500 g glikogen dimana 75% di fiber otot rangka dan
sisanya di sel hati. proses ini terjadi ketika tubuh belum membutuhkan ATP
METABOLISME KARBOHIDRAT
(anbolisme glukosa)
• pengeluaran glukosa atau
glikogenolisis. glikogen yang
disimpan akan dipecah menjadi
glukosa dan dilepaskan ke darah untuk
ditranspor ke sel yang membutuhkan
METABOLISME KARBOHIDRAT (anabolisme glukosa)

• pembentukan glukosa dari protein dan lemak atau glukoneogenesis. saat hati
kehabisan glikogen kita akan mengisi ulang dengan makan. jika tidak, protein
dan lemak yang ada di tubuh akan diubah menjadi glukosa pada hati. sekitar
60% asam amino yang ada di tubuh dapat diubah menjadi glukosa.
glukoneogenesis distimulasi oleh kortisol, hormon utama dari glukokortikoid
yang dihasilkan dari korteks adrenal dan dari glukagon yang ada di pankreas
METABOLISME LIPID
Sama seperti karbohidrat, lipid juga teroksidasi untuk menghasilkan ATP. jika tubuh belum
membutuhkan lipid, lipid akan disimpan di jaringan adiposa pada hati maupun tubuh. lipid
yang bersifat hidrofobik tidak bisa dengan bebas mengalir dalam cairan yang mengandung
air, maka dari itu lipid akan membentuk lipoprotein yang mempunyai membran fosfolipid di
lapisannya
METABOLISME LIPID
Katabolisme Lipid (Lipolisis)
Proses pemecahan ini disebut lopilisis karena gliserida harus dipecah terlebih
dahulu menjadi gliserol dan asam lemak supaya otot, jaringan adiposa dan hari
dapat melakukan oksidasi pada asam lemak dan mendapatkan ATP. Hormon
epinefrin dan norepinefrin berperan untuk meningkatkan trigliserida yang dipecah.
hormon ini akan terangsang saat suasana simpatetik meningkat contoh saat
berolahraga

Anabolisme Lipid (Lipogenesis)


Lipogenesis adalah proses sintesis lipid dari glukosa atau asam amino yang
dilakukan oleh sel hati dan sel adiposa. lipogenesis terjadi ketika seseorang
mengkonsumsi kalori lebih dari yang dibutuhkan untuk memproduksi ATP. dampak
dari kelebihan karbohidrat, protein dan lemak adalah sama sama akan diubah
menjadi trigliserida
METABOLISME PROTEIN
Ketika proses pencernaan, protein akan dipecah menjadi asam amino. Namun protein tidak bisa
disimpan. Protein akan teroksidasi untuk menghasilkan ATP atau digunakan untuk mensintesis
protein yang baru yang berguna bagi perbaikan sel atau pertumbuhan tubuh. Protein yang
berlebih akan diubah menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis atau trigliserida melalui
proses lipogenesis
METABOLISME PROTEIN (katabolisme protein)

• Katabolisme protein distimulasi oleh kortisol yang


dihasilkan oleh korteks adrenal dan terjadi setiap hari dalam
tubuh
• Protein yang berasal dari sel yang sudah rusak akan
dipecah menjadi asam amino. Asam amino tersebut
kemudian akan diubah menjadi asam amino yang lain,
membentuk kembali ikatan peptida dan sintesis protein
yang baru sebagai proses daur ulang
• Sedangkan sel hati atau hepatosit mengubah asam
amino menjadi asam lemak, badan keton atau glukosa
• Asam amino harus diubah menjadi protein yang dapat
masuk ke siklus krebs atau transpor elektron seperti
asetil koenzim A melalui deaminasi (proses
menghilangkan gugus amina pada asam amino sebelum
memasuki siklus krebs) yang terjadi pada hepatosit dan
memproduksi amonia
METABOLISME PROTEIN (anabolisme protein)

• Proses ini berupa formasi dari ikatan peptida dengan


asam amino untuk membentuk protein yang baru yang
terjadi di ribosom
• Hormon yang berperan dalam sintesis protein antara
lain hormon tiroid (T3 dan T4), insulin, estrogen dan
testosteron
• Terdapat 20 asam amino didalam tubuh
⚬ 10 diantaranya merupakan asam amino esensial
dimana asam amino ini tidak dapat dibentuk oleh
tubuh maka dari itu asam amino esensial harus
didapatkan dalam makanan
■ isoleusin, leusin, metionin, fenilalanin, treonin,
triptofan, valin dan dua asam amino yang tidak
dapat diproduksi dengan memadai seperti
arginin dan histidin
METABOLISME PROTEIN (anabolisme protein)
REFERENSI
• Tortora G, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 14th
ed. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.; 2014.
• Sherwood L. Introduction to Human Physiology. 8th ed. Canada: Nelson Edu,
Ltd; 2012.
8. JELASKAN
REFLEKS DEFEKASI.
Defekasi merupakan kondisi dimana rectum terisi
dengan penuh di dalam kondisi tertentu yang
diakibatkan karena adanya sfingter fungsional
lemah dari anus pada perbatasan antara kolon
sigmoid dan rectum dengan panjang sekitar 20 cm
yang bekerja. Bila terjadi gerakan massa yang
mendorong feses masuk ke dalam rektum, maka
keinginan untuk defekasi akan timbul dengan
segera.

Refleks Defekasi (refleks pembuangan air


besar/BAB) yaitu pembuangan kotoran dari rektum
melalui anus yang terjadi akibat adanya gerakan
massa peristaltik mendorong feses dari sigmoid usus
besar ke dalam rektum. Berfungsi untuk tnggapan
distensi dari dinding rektal dan eseptor mengirim
sensorik impuls saraf ke sumsum tulang belakang
sakral
REFLEKS INTRINSIK (short reflex)
• Diperantarai oleh sistem saraf enterik di dalam dinding rektum.
• Saat feses masuk rektum, distansi dinding rektum akan mengirimkan sinyal-sinyal
aferen yang menyebar melalui pleksus mienterikur untuk menimbulkan gelombang
peristaltik di dalam kolon desenden, sigmoid, danrektum, mendorong feseskearah
anus
• Saat gelombang peristaltik mendekati anus, Internal anal sfingter akan berelaksasi
yang ditimbulkan oleh sinyal-sinyal penghambat dari pleksus mienterikus
• Selanjutnya eksternal anal sfingter akan bergerak secara sadar dan berelaksasi
pada waktu yang bersamaan. Kemudian terjadilah defekasi
• Refleks defekasi mienterik intrinsik secara normal bersifat relatif lemah, agar
menimbulkan defekasi yang efektif, refleks biasanya harus diperkuat oleh refleks
defekasi jenis lain, yaitu refleks defekasi parasimpatis
REFLEKS PARASIMPATIS (long reflex)
• Dibantu oleh saraf parasimpatis yang terdapat di panggul dan melibatkan segmen
sakral medula spinalis
• Long Reflex merangsang ujung saraf rectum yang akan menghantarkan sinyal
pertama ke dalam medula spinalis, lalu kontraksi otot-otot dinding abdomen akan
mendorong isi feses dari kolon kebawah dan pada saat yang bersamaan
menyebabkan dasar pelvis mengalami relaksasi kebawah dan menarik keluar
cincin anus untuk mengeluarkan feses
• Setelah itu, sinyal-sinyal akan dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid, rektum,
dan anus melalui serat-serat sarafparasimpatis. Selain itu, Sinyal-sinyal
parasimpatis akan sangat memperkuat gelombang peristaltik dan jugam
erelaksasikan Internal anal sfingter. Hal tersebut akan mengubah refleks defekasi
mienterik intrinsik dari suatu usaha yang lemah menjadi suatu proses defekasi
yang kuat, yaitu dalam mengosongkan usus besar sepanjang jalan dari fleksuras
plenikus kolon sampai ke anus.
REFERENSI
• Arthur C, Guyton, John E. Hall. 2012. Guyton and Hall Textbook of
Medical Physiology 12th Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier
• Martini, F. H., Nath, J. L., & Bartholomew, E. F. (2018).
Fundamentals of Anatomy & Physiology (11th ed.). London: Pearson
Education, Inc
9. JELASKAN YANG
DIMAKSUD DENGAN
KESEIMBANGAN
ENERGI DAN
MEKANISME
PENGENDALIANNYA.
KESEIMBANGAN ENERGI
Setiap sel dalam tubuh memerlukan energi untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang esensial bagi
kelangsungan hidup sel itu sendiri (misalnya transpor aktif dan perbaikan sel) dan menjalankan fungsi
spesifiknya dalam rangka mempertahankan homeostasis (misalnya sekresi kelenjar atau kontraksi otot).
Menurut Hukum Termodinamika I energy total suatu sistem adalah konstan dan energy tersebut tidak dapat
dimusnahkan maupun diciptakan sehingga dalam menjaga keseimbangannya agar tetap netral, energy yang masuk
harus sama dengan energy yang dikeluarkan

Pemasukan Energi
Pemasukan energi bagi tubuh berasal dari energi dalam makanan yang masukdan diserap

Pengeluaran Energi
Terdapat tiga komponen yang berkontribusi terhadap total pengeluaran energi :
• Tingkat metabolisme basal menyumbang sekitar 60% dari pengeluaran energi.
• Aktivitas fisik biasanya menambah 30-35% tetapi bisa lebih rendah pada orang yang tidak banyak
bergerak. Pengeluaran energi sebagian berasal dari olahraga, seperti berjalan kaki, dan sebagian lagi dari
thermogenesis aktivitas non-olahraga (NEAT
• Termogenesis akibat makanan, panas yang dihasilkan saat makanan dicerna, diserap, dan disimpan,
mewakili 5–10% dari total pengeluaran energi
KESEIMBANGAN ENERGI
Pengeluaran energi dibagi menjadi dua, yaitu kerja eksternal (kontraksi otot rangka dalam bergerak
sedangkan kerja internal merupakan pengeluaran biologis yang tidak berhubungan dengan kerja mekanis luar
tubuh) dan kerja internal (.menggerakan otot rangka untuk aktivitas bukan untuk kerja eksternal seperti
mempertahankan postur tubuh dan menggigil, juga mempunyai peran mengeluarkan energi untuk
mempertahankan kehidupan. Contohnya memompa darah dan bernafas)
Energi disimpan dalam jaringan adiposa. Ketika pengeluaran energi melebihi input energi tubuh, trigliserida akan
melakukan katabolisme untuk menghasilkan energi. Sebaliknya, jika input melebihi pengeluaran atau output, maka
akan disimpan lagi dalam jaringan adiposa. Dengan berjalannya waktu trigliserida yang tersimpan dalam tubuh dapat
mengganggu keseimbangan energi

Terdapat tiga macam status keseimbangan energi:


• Keseimbangan energi netral, dimana intake dan output energi seimbang
• Keseimbangan positif, intake energi lebih besar sehingga kelebihan energi ini disimpan dalam jaringan lemak.
Akibatnya berat badan bertambah
• Keseimbangan negatif, intake energi tidak memenuhi kebutuhan tubuh. Tubuh harus menggunakan energi yang
disimpan sehingga berat badan menurun
MEKANISME KESEIMBANGAN ENERGI
• Homeostasis energi membutuhkan regulasi intake energi. Mekanisme umpan balik
negatif mengatur pengendalian intake dan output energi
• Hipotalamus berperan dalam mekanisme pengendalian intake serta output energi tubuh
• Nukleus arkuatus dan nukleus paraventrikular merupakan area di hipotalamus yang berperan
dalam pengendalian asupan atau intake energi
• Hormon leptin disekresikan oleh hipotalamus untuk menghambat sirkuit yang merangsang
makan juga sekaligus memicu pengeluaran energi. Hormon insulin juga memiliki peran yang
sama, tetapi efeknya lebih kecil
• Ketika kadar leptin dan insulin menurun, nukleus paraventrikular mengeluarkan neuropeptida
Y untuk meningkatkan nafsu makan
• Leptin memicu pengeluaran hormon melanokortin yang berfungsi untuk menekan nafsu
makan sehingga terjadi pengurangan asupan makanan
REFERENSI
• Sherwood L. Introduction to Human Physiology. 8th ed. Canada:
Nelson Edu, Ltd; 2012. pg 999 (pdf)
• Tortora G, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 14th ed.
Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.; 2014. pg 706-709 (pdf)
10. JELASKAN
HUBUNGAN
KESEIMBANGAN
ENERGI DENGAN
PENGATURAN SUHU
TUBUH SERTA
MEKANISME
PENGENDALIANNYA.
Didalam mekanisme keseimbangan energi pada tubuh dikatakan bahwa energi yang masuk ke dalam tubuh
harus sama dengan energi yang dikeluarkan (Masukan energi = Keluaran Energi). Hal ini mengacu pada
Hukum Termodinamika 1 (ttg hukum kekekalan energi) yaitu “Energi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah bentuknya saja”. Di dalam tubuh kita tidak semua energi pada
makanan dipanen untuk melakukan kerja biologis dikarenakan hanya 25% energi dari makanan yang tersedia
untuk kerja dan 75% sisanya hilang sebagai panas selama pemindahan energi dari nutrien ke ATP ke sistem
sel. Nah, energi yang tidak digunakan akan diubah menjadi energi termal (panas) yang berfungsi untuk
mempertahankan suhu tubuh dalam proses regulasi tubuh

Pengeluaran energi biologis lain yang tidak melakukan kerja mekanis diluar tubuh. Kerja internal
mencakup dua jenis aktivitas yang dependen energi
• aktivitas otot rangka yang digunakan untuk tujuan selain kerja eksternal, misalnya kontraksi untuk
mempertahankan postur dan menggigil
• semua aktivitas yang mengeluarkan energi yang harus terus berlangsung hanya untuk mempertahankan
kehidupan.
Yang terakhir ini mencakup kerja memompa darah dan bernapas, energi untuk memindahkan bahan-bahan
penting menembus membran plasma; dan energi yang digunakan selama reaksi sintesis yang esensial untuk
pemeliharaan, perbaikan, dan pertumbuhan struktur sel-secara singkat disebut biaya metabolik untuk hidup
PROSES PERUBAHAN ENERGI NUTRIEN MENJADI PANAS
Energi dalam molekul nutrisi yang tidak digunakan untuk melakukan pekerjaan, akan
diubah menjadi energi panas. Sekitar 50% energi tubuh menjadi energi panas (50% lainnya
menjadi ATP). Ketika sel mengeluarkan ATP, 25% energi dari makanan dicerna jadi energi
panas. Tubuh tidak dapat menggunakan energi panas untuk melakukan kegiatan. Sebagian
besar energi panas dalam tubuh digunakan untuk menjaga suhu tubuh. Produksi panas tubuh
bergantung pada oksidasi bahan bakar metabolik dari makanan. Kenaikan suhu tubuh
mempercepat reaksi kimia tubuh & sebaliknya. Sel sensitif terhadap fluktuasi suhu internal,
manusia menjaga suhu tubuh (homeostasis) pada tingkat optimal untuk metabolisme seluler
stabil. Suhu tubuh normal manusia sekitar 35,3°C (pada pagi hari) hingga 37,7°C (pada
malam hari). Untuk mempertahankan suhu inti stabil, input panas (erasal dari panas yang
diperoleh dari lingkungan luar dan produksi panas internal) = output pana (terjadi melalui
terpajannya permukaan tubuh ke lingkungan eksternal). Terdapat gangguan keseimbangan
input dan output yaitu perubahan produksi panas internal (misal olahraga) dan perubahan
suhu lingkungan eksternal
PROSES PERUBAHAN ENERGI NUTRIEN MENJADI PANAS
PROSES PERTUKARAN PANAS
• Radiasi -> pancaran gelombang elektromagnetik
yang dihasilkan oleh semua benda yang lebih
hangat daripada suhu tubuh kita. radiasi dapat
memindahkan panasa diantara benda-benda yang
tidak melakukan kontak langsung, seperti
manusia yang menyerap panas dari matahari
• Konduksi -> perpindahan langsung gerakan
termal (panas) antara molekul-molekul
lingkungan dengan molekul-molekul permukaan
tubuh. contohnya saat menyentuh benda adalah
aspal dan pasir yang panas saat diinjak, coklat
dan es batu yang meleleh saat digenggam oleh
tangan, dan menyentuh kening seseorang yang
sedang sakit demam
PROSES PERTUKARAN PANAS

• Konveksi -> perpindahan panas melalui gerakan


udara atau cairan melewati permukaan tubuh
dimana melalui aliran yang zat perantaranay ikut
berpindah. contohnya adalaah termoregulasi
(kemampuan untuk menyeimbangkan antara
produksi panas dan hilangnya panas dalam rangka
untuk menjaga suhu tubuh dalam keadaan normal.
Temperatur tubuh normal dihasilkan dari
keseimbangan antara produksi dan kehilangan
panas tubuh)
PROSES PERTUKARAN PANAS
• Evaporasi (penguapan) -> proses kehilangan panas
dari permukaan cairan yang kehilangan beberapa
molekulnya yang kemudian berubah menjadi gas.
Contohnya Proses penguapan uap air dari kulit
(keringat) dari permukaan kulit menunjukan
adanya proses pelepasan panas dari tubuh.
Kapasitas evaporasi maksimum dan pelepasan
panas dari tubuh dipengaruhi oleh beberapa hal
yaitu :
⚬ Perbedaan temperatur kulit dengan temperatur
udara ambien.
⚬ Kecepatan aliran udara.
⚬ Tekanan uap air pada kulit.
⚬ Tekanan uap air pada udara ambien
REFERENSI
• Kuganda, H. (t.thn.). Keseimbangan Energi Dan Pengaturan Suhu
Tubuh. Diambil kembali dari
scribd.com/document/419241443/Keseimbangan-Energi-Dan-
Pengaturan-Suhu-Tubuh
• Sherwood, L. (2012). Fundamentals of Human Physiology 8th Ed.
USA: Brooks/Cole.
• Vanani, N. S. (t.thn.). Gambaran Tekanan Panas. Diambil kembali dari
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123988-S-5233-Gambaran
%20tekanan-Literatur.pdf
• Zein, U., & El Newi, E. (2019). Buku Ajar Ilmu Kesehatan (Memahami
Gejala, Tanda Dan Mitos). Deepublish.
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai