UJI PENDAHULUAN
(ORGANOLEPTIS DAN NYALA API KATION)
OLEH :
DEVIYA HARYANINGSIH ( 20012050)
SEPTIWI MUTMAINAH (20012059)
Tujuan Praktikum
Dapat memahami dan melakukan analisis pendahuluan untuk
analisis kualitatif
Dapat menentukan sifat dan karakteristik dari suatu sampel
UJI PENDAHULUAN
Bau :
Cium baunya (hati-hati bau menusuk).
Zat-zat yang berbau khas,
misalnya H2S, CH3COOH, NH4OH, dan Cl2.
Rasa :
Sebaiknya cara ini tidak
dilakukan karena pada umumnya zat-zat
kimia berbahaya.
2. Uji Pendahuluan Untuk Kation
a. Uji nyala
Uji nyala adalah pemeriksaan sampel dengan membakarnya pada nyala
oksidasi atau reduksi pembakar Bunsen. Tiap-tiap uap senyawa logam
akan memberikan warna nyala yang khas
NaNO3+MnSO4+K2SO4+
7 NaNO2 + KMnO4 + H2SO4 Warna indigo
H2O
8 Na2CO3 + HCl NaCl+H2O+CO2 Warna lemon chiffon jernih
NO+NaSO4+Fe(SO4)3+H
11 NaNO3 + FeSO4 + H2SO4(p) Warna lemon chiffon jernih
2O
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini dilakukan uji pendahuluan terhadap senyawa
senyawa padatan dan cairan serta senyawa yang mengandung ion
kation. Uji pendahuluan dilakukan untuk mempermudah dalam
identifikasi selanjutnya.
Uji pendahuluan terbagi atas 3 cara, yaitu dengan pemeriksaan
organoleptis (mengunakan panca indara), reaksi uji nyala kation, dan
pemeriksaan kelarutan senyawa ionik dalam air. Pada percobaan ini
hanya dilakukan dua macam uji pendahuluan, yaitu pemeriksaan
organoleptis dan reaksi uji nyala kation. Pemeriksaan organoleptis
adalah suatu pemeriksaan zat atau senyawa dengan menggunakan
panca indera. Pengamatan dilakukan terhadap bentuk, warna, dan bau.
Identifikasi anion dilakukan dengan cara basah karena zat zat nya
dalam bentuk larutan. Uji basah dilakukan dengan penambahan
preaksi tertentu yang akan memberikan warna pada larutan atau
endapan yang merupakan ciri intuk ion-ion tertentu.
KESIMPULAN
Bisa disimpulkan bahwa suatu senyawa kimia dipanaskan, maka akan
terurai menghasilkan unsur unsur penyusunnya dalam wujud gas atau
uap. Kemudian, atom- atom dari unsur logam tersebut mampu
menyerap sejumlah energi tinggi (keadaan tereksitasi). Pada keadaan
energi tinggi, atom logam tersebut sifatnya tidak stabil sehingga mudah
kembali ke keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara
memancarkan energi yang diserapnya dalam bentuk cahaya (melakukan
emisi).