Anda di halaman 1dari 7

Definisi dan objek kajian

NAMA : PAJAR NURRAHMAN


KELAS: MKS 4 E
NIM:1209230188
A. PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM

 Al qaidah jamak al qawaid. Menurut Ahmad Wirson Munawir, al Munawir (kamus Arab
Indonesia, 1984:1138), Al qaidah menurut bahasa adalah : 1. Al-asas (dasar, asas, dan
fondasi) 2. Al-qanun (peraturan dan kaidah dasar) 3. Al-mabda (prinsip) 4. Al-nasaq
(metode atau cara)
 Menurut Mushthafa al Zarqa dalam Pengantar buku Syarah al Qawaid al Fiqhiyyat karya
bapaknya, al Syaikh Ahmad Ibnu al Syaikh Muhammad al Zarqa yang dikutip oleh Jaih
Mubaraok (2002:1), menjelaskan bahwa arti kaidah secara bahasa adalah: Al-asas baik
sebagai asas yang konkrit (inderawai) maupun yang abstrak (ma’nawi) Arti kaidah yang
menunjukkan arti asas yang konkrit adalah Firman Allah surat al Baqarah 127:
Pengertian Qawaid menurut Istilah

 Kaidah Fiqh menurut istilah adalah: Patokan hukum dalam aturan yang bersifat pada
umumnya; dari aturan tersebut dapat diketahui hukum-hukum sesuatu yang berada di
bawah cakupannya (Jaih Mubarok (2002:3) sebagaimana dalam Ali Ahmad al Nadawi, al
Qawaid al Fiqhiyyat, Damaskus: Dar al Qalam, 1994:43)
 Menurut al Qarafi bahwa Qawaid Fiqhiyah adalah Kaidahkaidah umum yang meliputi
seluruh cabang masalahmasalah fiqh yang menjadi pedoman untuk menetap hukum setiap
peristiwa fiqhiyah baik yang telah ditunjuk oleh nash yang sharih maupun yang belum ada
nashnya sama sekali (Mukhtar Yahya dan Fathurrahman, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum
Islam, Bandung: al Ma’arif, 1993:485).
Pengertian kaidah menurut para ahli dan
ulama

 1. Ulama ahli Nahwu berpendapat bahwa kaidah semakna dengan al Dhabith yaitu: Aturan-aturan umum
yang mencakup semua bagiannya(Muhammad Shidqi Ibn al Burnu, al Wajiz fi Idhah al Fiqh al Kulliyat,
Baerut: Muasasah al Risalah, 1989:13)
 2. Ulama Ushul berpendapat bahwa kaidah adalah Peraturan umum yang mencakup pada semua bagiannya
supaya diketahui hukum-hukumnya berdasarkan aturan umum tersebut (Jaih Mubarok (2002:2)
sebagaimana dalam Muhammad Shidqi Ibn al Burnu, al Wajiz fi Idhah al Fiqh al Kulliyat, Baerut:
Muasasah al Risalah, 1989:13)
 3. Menurut ulama fiqh berpendapat bahwa kaidah adalah: Aturan pada umumnya atau kebanyakan yang
membawahi bagian-bagiannya untuk mengetahui hukumhukum yang dicakupnya berdasarkan aturan
umum tersebut (Jaih Mubarok (2002:3) sebagaimana dalam Muhammad Shidqi Ibn al Burnu, al Wajiz fi
Idhah al Fiqh al Kulliyat, Baerut: Muasasah al Risalah, 1989:13-14)
B. OBJEK DAN TUJUAN (FUNGSI DAN
FAIDAH)

 Fungsi:
 1. Tempat bagi para mujtahid mengembalikan seluk
 beluk masalah fiqh (Fiqh Muamalah)
 2. Sebagai kaidah (dalil) untuk menetapkan hukum
 masalah-masalah baru yang tidak ditunjuk oleh nash
 yang sharih, yang sangat memerlukan utk ditentukan
 hukumnya.
 Contoh fungsi yang pertama : Puasa bagi orang tidak mampu (sakit atau perjalanan) boleh berbuka puasa,
maka terdapat kaidah: ‫لتّيسير‬II‫جلبا‬III‫لمشق ُة ت‬II‫" ا‬Kesukaran dapat menarik kepada kemudahan”
 Contoh fungsi yang kedua: Seorang dokter diperbolehkan membedah perut seorang mayat bila ia
berkeyakinan bahwa di dalam perut itu terdapat seorang bayi yang diharapkan akan hidup bila berhasil
dikeluarkannya. Membedah perut mayat adalah perbuatan merusak sebagai membiarkan mati bayi di dalam
perut. Tetapi kerusakan akibat dari membedah perut masih dipandang lebih ringan ketimbang membiarkan
bayi mati lantaran tidak dikeluarkan dari perut si mayit. Maka kaidah: ً‫ررا‬II‫ ا ض‬I‫عظ ُمهُم‬I‫ُوعيا‬
ِ ‫ا رضمفسدتانر‬I‫ع‬III‫اذا ت‬
ِ ‫اِرْ تِكا‬III‫ِب‬
‫ ِهما‬III‫خ ِف‬I‫ب ا‬
Faidah Kaidah Fiqh :

 1. Mengetahui proses penetapan hukum sebagai hasil


 ijtihad para mujtahid
 2. Mengetahui hukum terhadap kasus tertentu yang
 tidak ditetapkan hukumnya oleh nash
 3. Menambah wawasan hukum yang berkaitan dengan
 kehidupan di dunia maupun di akherat

Anda mungkin juga menyukai