Anda di halaman 1dari 82

GEOGRAFI PERKOTAAN

PENGERTIAN KOTA

• Tempat dimana konsentrasi penduduk


lebih padat dari wilayah sekitarnya karena
terjadinya pemusatan kegiatan fungsional
yang berkaitan dengan kegiatan atau
aktivitas penduduknya.
LINGKUP PENGERTIAN KOTA

• Fisik : Suatu wilayah dengan wilayah terbangun (buit up area) yang lebih padat
dibandingkan dengan area sekitarnya

• Demografis : Wilayah dimana terdapat konsentrasi penduduk yang dicerminkan oleh


jumlah dan tingkat kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan di wilayah
sekitarnya

• Sosial : Suatu wilayah dimana terdapat kelompok-kelompok sosial masyarakat yang


heterogen (tradisional – modern, formal informal, maju – terbelakang, dsb)

• Geografis : Suatu wilayah dengan wilayah terbangun yang lebih padat dibandingkan
dengan area sekitarnya

• Statistik : Suatu wilayah yang secara statistik besaran atau ukuran jumlah penduduknya
sesuai dengan batasan atau ukuran untuk kriteria kota

• Ekonomi : Suatu wilayah dimana terdapat kegiatan usaha yang sangat beragam dengan
dominasi di sektor non pertanian, seperti perdagangan, perindustrian, pelayanan jasa,
perkantoran, pengangkutan, dll

• Administrasi Suatu wilayah yang dibatasi oleh suatu garis batas kewenangan
administrasi pemerintah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
tertentu
KONSEP KOTA
• Yuridis administrasi
• Fisik morfologi
• Jumlah penduduk
• Kepadatan penduduk
• Fungsinya dalam suatu organic
region
• Sosio kultural
YURIDIS ADMINISTRASI
• Kota adalah suatu daerah tertentu dalam wilayah
tertentu dalam wilayah negara dimana keberadaannya
diatur oleh Undang-Undang (peraturan tertentu), daerah
tersebut dibatasi oleh batas-batas administratif yang
jelas yang keberadaannya diatur oleh Undang-Undang
(peraturan tertentu) dan ditetapkan berstatus sebagai
kota dan berpemerintahan tertentu dengan segala hak
dan kewajibannya dalam mengatur wilayah
kewenangannya (Lihat ilustrasi 1).
Ilustrasi 1
• Walaupun mempunyai kenampakan kedesaan
tetapi secara yuridis administratif termasuk kota
karena terletak di dalam administrasi kota misal
persawahan di Karangwaru Kota Yogyakarta
FISIK MORFOLOGI
• Kota adalah daerah tertentu dengan karakteristik
pemanfaatan lahan non pertanian, pemanfaatan lahan
yang sebagian besar tertutup oleh bangunan baik
bersifat residensial maupun non residensial (secara
umum tutupan bangunan/building coverage, lebih
besar dari pada tutupan vegetasi/vegetation
coverage), kepadatan bangunan khususnya
perumahan yang tinggi, pola jaringan jalan yang
kompleks, dalam satuan permukiman yang kompak
dan relatif lebih besar dari satuan permukiman
Ilustrasi 2
• Walupun secara administratif termasuk
dalam wilayah desa tetapi karena
mempunyai kenampakan fisik kekotaan
maka secara fisik morfologi termasuk kota.
Ilustrasi 3
• Kenampakan fisik kedesaan yang
membedakan dengan daerah perkotaan
secara fisik morfologi
JUMLAH PENDUDUK
• Kota adalah daerah tertentu dalam wilayah nega
yang mempunyai aglomerasi jumlah penduduk
minimal yang telah ditentukan dan penduduk
tersebut bertempat tinggal pada satuan
permukiman yang kompak (Lihat ilustrasi 4).
Ilustrasi 4
Batasan Penduduk Minimal Kota
No Negara Batasan Penduduk Minimal
1 Swedia (1971) 200
2 Denmark (1971) 200
3 Australia (1961) 1000
4 Tasmania (1971) 750
5 Chilie (1971) 1000
6 Kenya (1971) 2000
7 Argentina (1971) 2000
8 Canada (1971) 2000
9 U.S.A (1971) 2500
10 Mexico (1971) 2500
11 Ghana (1971) 5000
12 Nederland (1971) 5000
13 India (1971) 5000
14 Swis (1971) 10000
15 Spanyol (1971) 10000
16 Turki (1971) 10000
17 Jepang (1971) 30000
18 Korea (1971) 40000
KEPADATAN PENDUDUK
• Kota adalah suatu daerah dalam wilayah
negara yang ditandai oleh sejumlah
kepadatan penduduk minimal tertentu,
kepadatan penduduk tersebut tercatat dan
teridentfikasi pada satuan permukiman yang
kompak (Lihat ilustrasi 5).
FUNGSINYA DALAM SUATU ORGANIC
REGION
• Kota adalah suatu wilayah tertentu yang
berfungsi sebagai pemusatan kegiatan
yang beraneka ragam dan sekaligus
berfungsi sebagain simpul kegiatan dalam
peranannya sebagai kolektor dan
distributor barang dan jasa dari wilayah
hinterland yang lebih luas (Lihat ilustrasi
6).
SOSIO KULTURAL
• Kota adalah sebuah bentang budaya yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non
alami dengan gejala pemusatan penduduk
yang cukup besar dan corak kehidupan yang
bersifat heterogen dan materialistis
dibandingkan dengan daerah belakangnya
(Lihat ilustrasi 7).
BATAS ADMINISTRASI DAN FISIK
• Batas fisik morfologi tidak selalu berhimpitan
dengan batas yuridis administrasi
• Apabila batas fisik morfologi jauh dari batas yuridis
administratif maka disebut under boundaries city.
• Kebalikannya disebut over boundaries city
• Bila berimpit disebut true boundaries city
ELEMEN PERKOTAAN
FAKTA PERKOTAAN

• Statistik menunjukkan bahwa pada


dekade ini, lebih dari 50% masyarakat
dunia telah tinggal dan memiliki
penghidupan di kota dan wilayah
perkotaan.
• Secara umum, 50 – 60% GDP suatu
wilayah digerakkan oleh kegiatan ekonomi
di kawasan perkotaan,misalnya melalui
kegiatan industri, perdagangan, dan jasa
city as the engine of economic growth
Zona Kota dan Desa
6
5
4
3
2

1
Keterangan

1. City : pusat kota


2. Suburban (subdaerah perkotaan) :suatu wilayah yang
lokasinya berdekatan dengan pusat kota. Tempat tinggal
para penglaju
3. Suburban fringe (jalur tepi subdaerah perkotaan) : suatu
wilayah yang melingkari suburban. Merupakan wilayah
peralihan daerah kota dan desa.
4. Urban Fringe (jalur tepi daerah perkotaan paling luar) :
semua batas wilayah terluar kota. Sifat mirip dengan kota,
kecuali pusat kota
5. Rural Urban Fringe (jalur batas desa dan kota) : wilayah
yang terletak antara desa dan kota yang ditandai dengan
penggunaan lahan campuran
6. Rural : daerah pedesaan
KOTA
Faktor-faktor yang mempengaruhi
interaksi desa dan kota(Edward Ullman):

• Regional complementary (adanya wilayah


yang saling melengkapi)
• Intervening opportunity (adanya kesempatan
untuk berintervensi)
• Space transfer ability (adanya kemudahan
transfer atau pemindahan dalam ruang)
Pola Memanjang
a. Memanjang jalan (Ribbon)
2. Pola memanjang mengikuti garis pantai
4
CITRA PEMUKIMAN
Central Place Theory
Walter Christaller developed a model to predict how and
where central places in the urban hierarchy (hamlets,
villages, towns, and cities) would be functionally and
spatially distributed.

Assumed: surface is flat with no physical barriers


soil fertility is the same everywhere
population and purchasing power are evenly distributed
region has uniform transportation network
from any given place, a good or service could be sold in all
directions out to a certain distance
Hexagonal Hinterlands

C = city
T = town
V = village
H = hamlet
Urban
Morphology
The layout of a city, its
physical form an
structure.

Berlin, Germany
With wall (above)
And without wall (right)

What does the urban


morphology of the city tell
us about the city?
Functional
Zonation
The division of the city
into certain regions
(zones) for certain
purposes
(functions).

Cairo, Egypt
Central city (above)
Housing projects (right)

What does the functional


zonation of the city tell us
about the city?
Zones of the City

• Central business district (CBD)

• Central City (the CBD + older housing zones)

• Suburb (outlying, functionally uniform zone


outside of the central city)
Three Classical Models of Urban
Structure
Teori Poros

Ketinggian Bangunan
Urban Realms Model

Each realm is a
separate economic,
social and political
entity that is linked
together to form a
larger metro
framework.
Latin
American
City
(Griffin-
Ford
model)
The African
City
(de Blij
model)
Southeast
Asian City
(McGee
model)
Powerful social and
cultural forces shape
the character of a city
and create the cultural
landscape of the city.
Making Cities in the Global Periphery
and Semiperiphery

- sharp contrast
between rich and
poor
- Often lack zoning
laws or
enforcement of
zoning laws
URBAN EXTENSION
URBAN EXTENSION

• Urban extension adalah


perluasan kota yang terdiri
dari urban sprawl, urban
reclassification, dan urban
annexation.
URBAN SPRAWL

• Urban sprawl merupakan gejala


perembetan sifat fisik kekotaan ke
arah luar
Urban Sprawl

Unrestricted
growth of
housing,
commercial
developments,
and roads over
large expanses
of land, with
little concern for
urban planning.

Henderson,
Nevada
EKSPRESI KERUANGAN URBAN
SPRAWL

• Concentric develoment/low density


continous development
• Ribbon development/lineair
development/axial development
• Leap frog development/checker
board development
URBAN RECLASSIFICATION
• Urban reclassification merupakan proses
perumusan kembali batas-batas administrasi
kota dengan cara memperluas wilayahnya
dengan tujuan untuk mengakomodasikan
permukiman maupun struktur-struktur kegiatan
di masa yang akan datang. Urban
reclassification disebut juga pseudo urbanization
(urbanisasi semu). Jadi urban reclassification
merupakan proses penambahan areal kekotaan
secara yuridis administratif.
URBAN ANNEXATION

• Urban annexation merupakan


perluasan kota karena adanya
penggabungan beberapa kota
menjadi satu kota besar
(=megapolitanisasi = kekoalisian
kekotaan).
Celebration,
Florida
Celebration, Florida
Gated Communities
Who are gated communities for?

How do the goals/purposes of gated


communities differ across the world?
Ethnic Neighborhoods

• European City
– eg. Muslim neighborhoods in Paris

• Cities of the Periphery and Semiperiphery


– eg. Mumbai, India
Mumbai, India
World Cities

Cities that function at the global scale,


beyond the reach of the state borders,
functioning as the service centers of the
Times Square
New York City
METROPOLITAN

• Kota dengan jumlah penduduk lebih dari 1


juta jiwa
DAMPAK METROPOLITANISASI

• Kurang berfungsinya kota sbg katalisator


pembangunan wilayah
• Kertimpangan kota semakin parah
• Tertinggalnya kota-kota menengah dan
kota kecil
METROPOLITAN
DI INDONESIA

• MAMMINASATA (Kota Makasar,


Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa,
Kabupaten Takalar)
• PALEMBANG (Kota Palembang,
Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan
Komering Ilir)
METROPOLITAN DI INDONESIA
(LANJUTAN 1)

• SARBAGITA (Kota Denpasar, Kab.


Badung, Kab. Tabanan, Kab. Gianyar)
• BANDUNG (Kota Bandung, Kab.Bandung,
Kota Cimahi, Kab. Sumedang)
METROPOLITAN DI INDONESIA
(LANJUTAN 1)

• GERBANGKERTASUSILA (Kab.Gresik,
Kab. Bangkalan, Kota Mojokerto, Kab.
Mojokerto, Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo,
Kab. Lamongan)
• JABODETABEK (Kota Jakarta, Kota
Bogor, Kab.Bogor, Kota Depok, Kota
Tangerang, Kab. Tangerang, Kota Bekasi,
Kab.Bekasi)
METROPOLITAN DI INDONESIA
(LANJUTAN 2)

• MEBIDANG (Kota Medan, Kota Binjai,


Kab.Deli Serdang)
• SEMARANG (Kota Semarang,
Kab.Semarang, Kab.Kenda, Kab.Demak)
PERMASALAHAN KOTA
PERMASALAHAN KOTA

• Kemiskinan yang merebak


• Pengadaan perumahan bagi penduduk
miskin
• Perkembangan kenampakan fisik kota yg
tdk terkendali
PERMASALAHAN KOTA
(LANJUTAN)

• Penyediaan lapangan kerja


• Degradasi kualitas lingkungan kota
• Tingginya arus urbanisasi
• Kesemrawutan lalin transportasi
Slums Area
KEMACETAN
BANJIR
POLUSI AIR DAN TANAH
PERENCANAAN
• Perencanaan (Faludi,1973):
suatu pemikiran untuk mencapai suatu cita-cita dan
tujuan di masa datang yang lebih baik, dengan
mempertimbangkan usaha-usaha pemanfaatan segala
sumber daya yang dimiliki secara efektif, efisien dan
berkelanjutan dengan memperhatikan kendala maupuan
keterbatasan yang ada.
PERENCANAAN RUANG KOTA
Meliputi:
• Perencanaan Struktur Makro Kota
memfasilitasi keterkaitan kota-kota, kota-desa, dsb.
berupa infrastruktur makro
• Perencanaan Struktur Mikro Kota
meliputi infrastruktur pelayanan lokal
• Perencanaan Penggunaan Lahan
• Pengamanan Kawasan-kawasan berfungsi lindung
LINGKUP

Perencanaan: prosedur penyusunan dan penetapan


PERENCANAAN

PROSES

PEMANFAATAN PENGENDALIAN

Pemanfaatan: program dan pembiayaan Pengendalian: pengawasan dan penertiban


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
penggunaan lahan secara terencana:

• Lahan harus akomodatif terhadap proyek-


proyek prioritas pembangunan
• Digunakan sesuai dengan nilai ekonominya
• Digunakan dengan tidak boros
• Selalu disesuaikan dengan sifat fisiknya
• Sesuai hukum yang berlaku
• RTH minimal 30 %
RTRW, RDTR, RTBL
• Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN); merupakan dokumen rencana ruang
yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara Indonesia. Dokumen ini
berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam penyusunan rencana tata ruang pada
level provinsi dan kabupaten/kota.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP); merupakan penjabaran RTRWN pada
masing-masing provinsi. Dokumen ini berlaku pada masing-masing provinsi yang diaturnya.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK); merupakan penjabaran dari
dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupaten/kota. Dokumen ini berlaku pada
masing-masing wilayah administratif kabupaten/kota.

Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) serta Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL); merupakan penjabaran detil dari dokumen
RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah kabupaten/kota dalam menerbitkan
Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Perda RDTR dan Peraturan Zonasi mengatur antara lain :
•– pola pengembangan kawasan dan sifat lingkungan
•– rencana detail tata ruang kecamatan
•– peraturan zonasi
•– perizinan dan rekomendasi
•– insentif dan disinsentif
•– pengendalian pemanfaatan ruang
•– hak, kewajiban dan peran masyarakat;
•– pembinaan dan pengawasan

Anda mungkin juga menyukai