SISTEM
dan
STANDARISASI HARMONISA
Harmonisa Pada Sistem Tenaga
Listrik
Pengertian Harmonisa
Pada sistem tenaga listrik ac ideal, energi listrik
disalurkan dalam frekuensi tunggal yang konstan dan
pada level tegangan yang konstan pula. Tetapi dengan
perkembangan beban listrik yang semakin besar dan
komplek, terutama penggunaan beban-beban tak linier,
akan menimbulkan perubahan pada bentuk
gelombangnya seperti terlihat pada gambar 2.3.
Cacat gelombang yang disebabkan oleh interaksi antara
bentuk gelombang sinusoidal sistem dengan komponen
gelombang lain lebih dikenal dengan harmonisa, yaitu
komponen gelombang lain yang mempunyai frekuensi
kelipatan integer dari komponen fundamentalnya seperti
ditunjukkan pada gambar 5.4, 5.5, 5.6.
Gambar Bentuk gelombang
terdistorsi
Gambar Bentuk gelombang pada
frekuensi fundamental
V
0 2 t
Gambar Bentuk gelombang pada
frekuensi 2nya setelah diuraikan
V
2
0 t
harmonisa ketiga
harmonisa kelima
Harmonisa
Distorsi harmonisa akan mengakibatkan kerugian pada
sistem jaringan, diantaranya adalah terjadinya resonansi
pararel maupun seri. Salah satu penyebabnya adalah
pemasangan kapasitor shunt pada jaringan yang
digunakan untuk kompensasi daya reaktif. Terjadinya
resonansi ini akan meningkatkan tegangan harmonisa
yang cukup besar pada bus kapasitor yang bisa merusak
kapasitor itu sendiri dan
komponen jaringan lainnya. Sehingga dalam upaya
memperoleh efisiensi dan kualitas sistem tenaga listrik,
maka pengaruh harmonisa harus diperhitungkan.
Harmonisa
Harmonisa yang timbul pada sistem tenaga listrik dapat
dijelaskan sebagai berikut. Misalkan suatu sistem tenaga
listrik seperti dalam gambar di bawah merupakan
rangkaian pengganti Thevenin dari suatu jaringan sistem
tenaga listrik ac.
Eth adalah sumber tegangan yang hanya menghasilkan
tegangan sinusiodal, Zth adalah beban linier dan ZL
adalah elemen tak linier.
Beban ZL akan menyerap arus yang mengandung
komponen-komponen harmonisa.
Misalkan :
Eth Em sin nt
Arus yang diserap komponen tak linier adalah
i (t ) In Sin ( n t n )
n 1
Gambar Rangkaian ekivalen
jaringan sistem tenaga listrik untuk
n=1
Z th
E th ZL
Gambar Rangkaian pengganti untuk
n>1
i (t ) In Sin ( n t n )
n 1
Harmonisa
Dalam sistem tiga fasa, hamonisa yang
dihasilkan sama seperti sistem satu fasa.
Harmonisa genap biasanya diabaikan
karena resultan harmonisa ini dengan
komponen fundamental menghasilkan
bentuk gelombang yang simetris pada .
Dalam analisa harmonisa sistem tiga fasa,
harmonisa ditinjau berdasarkan teori
komponen simetris.
Pada sistem tiga fasa seimbang, arus terdistorsi pada
tiap fasanya mempunyai bentuk gelombang yang
sama, dan dianggap bahwa arus pada tiap fasa
merupakan fungsi ganjil, agar analisanya sederhana.
HarmonisaUrutan
1,4,7,10,13, ... 3k-2 memiliki sequence positif.
2,5,8,11,14, ... 3k-1 memiliki sequence negatif
3,6,9,12,15, ... 3k memiliki sequence nol
1 1 1
( 1) 1 2
A 1 a a
3
1 a2 a
I a , b,c
n = komponen arus harmonisa ke-n pada fasa a,b,c
0
2. Semikonverter
Type arus distorsinya high 2nd, 3rd, 4th
pada beban parsial.
0
3. Konverter 6 pulsa dengan smoothing
kapasitif tanpa inductor seri
Type arus distorsinya 80%
0
4. Konverter 6 pulsa dengan smoothing
kapasitif dengan inductor seri > 3% atau
dc drive .00
Type arus distorsinya 40%
0
0
5. Konverter 6 pulsa dengan inductor besar
untuk smoothing arus.
Type arus distorsinya 28%
0
6. Konverter 12 pulsa
Type arus distorsinya 40%
0
7. Regulator tegangan ac
Type arus distorsinya bervariasi
tergantung sudut penyalaannya.
0
Untuk lebih jelasnya ada beberapa contoh dan
penjelasan Sumber-sumber Harmonik
Fundamentals of Three-Phase Current Source
Conversion Basic (Six-Pulse) Configuration
Effect of Transformer Connection
Twelve-Pulse Related Harmonics
Higher-Pulse Configurations
Effect of Transformer and System Impedance
Pengajar :
Renny Rakhmawati, ST, MT
PERHITUNGAN
SEPUTAR HARMONISA
Perhitungan Tegangan Dan Arus
Harmonisa
Metode Fourier Untuk Analisa Harmonisa
Menurut Metode Fourier, suatu fungsi periodik dapat
diuraikan menjadi fungsi-fungsi sinusoidal dengan
frekuensi, amplitudo dan sudut fasa tertentu asalkan
memenuhi syarat-syarat :
Merupakan fungsi periodik
f(t) = f(t+T) dengan T = periode
Merupakan fungsi kontinyu atau fungsi tak kontinyu
dengan jumlah ketidakkontinyuan yang tertentu selama
satu periode
Selama selang periode, fungsi harus mempunyai harga
rata-rata tertentu
Dalam satu periode T, fungsi harus mempunyai harga
maksimum atau minimum yang jumlahnya tertentu.
Apabila syarat-syarat diatas dipenuhi maka fungsi
dapat diuraikan menjadi deret Fourier yang
bentuknya sebagai berikut :
a0
f (t ) ( a n Cosnt bn Sinnt )
2 n 1
Dengan :
2 T
a0 f (t ) d (t )
T 0
2T
an f (t )Cos ( nt ) d (t )
T 0
2T
bn f (t ) Sin( nt ) d (t )
T 0
Penyederhanaan analisa Fourier dapat dilakukan dengan
menggunakan sifat-sifat khusus sebagai berikut :
Jika luas siklus positif dan negatif dalam satu periode
sama maka a0 = 0.
Jika f(t) = -f(t+) atau fungsi mempunyai simetri
setengah gelombang atau merupakan fungsi ganjil maka
tidak akan muncul harmonisa orde genap dan juga an =
0.
Jika fungsi merupakan fungsi genap f(t) = f(-t) maka
bn = 0
Dengan menggunakan Metode Fourier pada bentuk
gelombang arus yang diserap oleh komponen atau beban
penyebab harmonisa maka dapat ditentukan komponen-
komponen harmonisa yang dibangkitkannya. Dan
selanjutnya dapat dihitung tingkat tegangan harmonisa
pada jaringan.
Kadar Harmonisa yang diijinkan
Karena kehadiran harmonisa pada jaringan
sangat mengganggu maka beberapa negara
membuat suatu standarisasi tentang berapa
kadar harmonisa yang dapat diijinkan terdapat
dalam suatu jaringan. Ukuran yang dipakai
untuk menyatakan kebesaran harmonisa adalah
total distorsi oleh harmonisa ( Total Harmonic
Distortion), yang disingkat dengan THD, dan
didefinisikan sebagai:
THD =
Besarnya THD yang diijinkan dalam jaringan di
negara Swedia tertera pada tabel di bawah.
Sistem Kandungan
Tegangan THD (%)
430/250 V 4
3.3 kV - 24 kV 3
diatas 84 kV 1
Harga THD yang diijinkan dalam jaringan
di negara Australia terlihat pada
Tabel Standar harmonisa di Australia
*
All power generation equipment is limited to these values of current distortion
regardless of the actual ISC/IL.
Where :
ISC = maximum short circuit at PCC
IL = maximum demand load current (fundamental frequency component) at
Katerangan Tabel
Tabel di atas memuat standar limitasi untuk distorsi
arus. Rasio ISC/IL adalah arus hubung singkat pada
Point of Common Coupling terhadap arus beban
nominal pada frekuensi fundamental. Dalam tabel
tersebut, tegangan yang dipakai adalah antara 120 V
samapai 69 kV. Untuk tegangan 69 kV sampai
dengan 161 kV dipakai standar limitasi untuk
sistem subtransmisi.
Sedangkan standar limitasi distorsi tegangan pada
PCC diperlihatkan pada tabel halaman berikut.
Tabel Limit distorsi tegangan
Individual Voltage THD
Bus Voltage at PCC Distortion (%) (%)
Note : High voltage system can have up to 2,0 % THD where the cause is an HVDC
Tugas
Jika terdapat gelombang seperti gambar
di bawah.
Uraikan menggunakan deret fourier untuk
mendapatkan kandungan harmonisanya.
Soal
Jika terdapat gelombang seperti gambar
di bawah.
Uraikan menggunakan deret fourier untuk
mendapatkan kandungan harmonisanya.
Soal
Jika terdapat gelombang seperti gambar
di bawah.
Uraikan menggunakan deret fourier untuk
mendapatkan kandungan harmonisanya.
Soal
Jika terdapat gelombang seperti gambar
di bawah.
Uraikan menggunakan deret fourier untuk
mendapatkan kandungan harmonisanya.
Soal
Sumber tegangan sinusoidal v(t) = 100
cos (377t) V untuk menyuplai beban non
linier sehingga arus memiliki bentuk :
i(t) = 10 + 12 cos (377t+300) + 6 cos
(2.377t+450) + 2 cos (3.377t+600) .
Hitung daya yang diserap beban, pf
beban, distortion factor arus beban, THD
arus.