• Ukuran kapiler yang akan terisi air pada kelembaban relatif yang
berbeda dapat dihitung dengan menggunakan rumus Kelvin
sbb. :
2M
r
P0
RT ln P
r = jari-jari kapiler, = tegangan permukaan, M = berat molekuler
= kerapatan cairan, R = konstanta gas, T = temperatur mutlak,P0/P
= tekanan relatif .
P n1
N
P0 n1 n2
n1 dan n2 = molekul pelarut dan yang dilarutkan.
n1
aw
n1 n2
• Untuk larutan-larutan non-ideal, suatu koefisien yang
dinamakan koefisien aktivitas harus ditambahkan pada
persamaan terakhir untuk memperhitungkan penyimpangan
dari hukum Raoult sehingga :
n1
aw
n1 n2
Pengaruh suhu terhadap aktivitas air
• Selagi suhu bervariasi, eksitasi molekul-molekul dan tarikan antar
molekul juga bervariasi.
• Koefisien aktivitas tergantung pada suhu yang selanjutnya
memunculkan persamaan sbb. (van den Berg & Bruin, 1978) :
ln
aw T1 1
C
1
aw T2 T T2
1
dimana C = suatu fungsi dari panas cairan, yang bernilai negatif untuk
hampir semua sistem produk berlengas.
• Untuk produk-produk jenis ini aw meningkat dengan meningkatnya
suhu.
• Pada kisaran suhu kamar, perubahan aktivitas air per °C untuk larutan-
larutan gula adalah kira-kira 0.0001 (Ross, 1975) dan untuk beberapa
produk cerealia adalah kira-kira 0.0023 (van der Berg & Leniger, 1976).
• Aktivitas air pada suhu setengah beku dinyatakan dengan
perbandingan tekanan uap es dan tekanan uap air super dingin pada
suhu sistem.
Pice
aw
Pws
1. Buah dikeringkan
2. Kedelai
3. Sorgum
4. Gandum
5. Kapas
1. Permen
2. Tanaman herbal
3. Kopi sangrai
4. Tepung hewani
5. Pati beras
Daerah Isotermis
• Sorpsi-desorpsi isotermis dapat
dibagi ke dalam tiga daerah.
• I. Air terikat atau daerah lapisan
tunggal yang diasosiasikan dengan
absorpsi sampai dengan suatu
lapisan molekuler tunggal dari air.
Batas akhir dari daerah ini terletak
sangat dekat dengan titik belok
curva.
• II. Air antara atau daerah lapisan
ganda yang diasosiasikan dengan
adsorpsi lapisan-lapisan air
tambahan di atas lapisan tunggal.
• III. Air bebas atau daerah absorpsi
kapiler yang menunjuk pada air
yang ditahan di dalam pori-pori
material.
Kandungan Lengas Seimbang
• Aktivitas air adalah istilah yang relatif baru yang digunakan
terutama dalam industri pengolahan makanan.
• Kadar lengas seimbang adalah istilah yang biasa dalam teknologi
pertanian dan industri pengolahan.
•
Salah satu persamaan klasik yang digunakan untuk menduga kadar
lengas seimbang adalah persamaan yang diberikan oleh Henderson
& Perry (1966) sbb. :
KTM en
1 rh e
dimana rh = kelembaban relatif, desimal, T = suhu absolute, °R, Me
= kadar lengas seimbang, % (dasar kering), k dan n konstanta.
Tabel : Nilai k dan n untuk beberapa produk pertanian
Material K n
Jagung pipil 1.10 x 10-5 1.90
Sorghum 3.40 x 10-6 2.31
Kedelai 3.20 x 10-5 1.52
Gandum 5.59 x 10-7 3.03
Contoh :
Kotak terisolasi dipenuhi dengan kedelai berkadar lengas 20
% (dasar basah). Dugalah kelembaban relatif udara antar
bijian. Suhu butiran kedelai dalam kotak adalah 60 °F.
• Jawab :
Dari tabel di atas k = 3.20 x 10-5, n = 1.52
T = 60 + 460 = 520 °R
Me = 20 %(w.b) = 25 % (d.b)
KTM en
1 rh e
rh = 89 %.
Persamaan-persamaan Adsorpsi
• Persamaan B.E.T. untuk n lapisan molekuler air teradsorpsi :
P P P
VmC ( ) 1 ( n 1)( ) n n( ) n 1
Po Po Po
V .
P P P
1 ( ) 1 (c 1)( ) C ( ) n 1
Po Po Po
dimana V = volume gas atau uap yang teradsorpsi pada tekanan uap, P,
per satuan berat pengabsorpsi pada saat tekanan jenuh adalah Po, Vm =
konstanta yang mencerminkan volume teradsorpsi pada saat lapisan
molekuler tunggal baru saja terbentuk, C = konstanta yang tergantung
pada panas adsorpsi Ea, panas kondensasi Ec, suhu mutlak, T, dan
konstanta gas, R, yang mana
C e ( Ea Ec ) / RT
• Dari sudut pandang aktivitas air, persamaan B.E.T. yang
tersederhanakan dapat dinyatakan dalam bentuk sbb. :
aw 1 (C 1)aw
(1 aw )m moC moC
dimana m = kadar lengas pada aw tertentu, m0 = nilai lengas lapisan
tunggal, dan C = suatu konstanta yang berhubungan dengan suhu,
energi sorpsi (penyerapan) dan konstanta-konstanta lain. Jika
kuantitas aw/(1-aw)m diplotkan terhadap aktivitas air aw, maka akan
diperoleh suatu garis lurus.
• Dengan demikian nilai lengas lapisan tunggal mo didapatkan dari
kemiringan dan titik potong garis.
• Nilai mo biasanya merupakan kadar lengas pada saat air terikat
sangat kuat dan tidak dapat berpartisipasi sebagai pelarut.
• Jadi mo merupakan kadar lengas untuk stabilitas maksimum bahan
pangan terdehidrasi.
Contoh :
• Dengan mempegunakan data pada gambar tersebut dapat
ditentukan nilai lapisan tunggal untuk bahan makan tsb.
Jawab :
Dari titik potong pada gambar
moC = 1/0.022 = 45.45
dan dari kemiringannya
C-1 = 0.89 moC
maka
C = 41.45 dan mo = 45.45/41.45
= 1.1 g air/g solid.
• Data berikut diperoleh untuk daging sapi giling setengah matang yang
dikeringkan secara beku pada suhu 50 °F. Dengan menggunakan
persamaan B.E.T., tentukan nilai lengas lapisan tunggal, mo dan
konstanta C.
aw m (d.b.) aw m (d.b.)
0.0 0.0 0.10 0.077
0.01 0.011 0.15 0.093
0.02 0.019 0.20 0.106
0.03 0.027 0.30 0.121
0.04 0.041 0.40 0.137
Jawab :
aw 1 (C 1) aw
Persamaan B.E.T.,
(1 aw ) m mo C mo C
Oksidasi lemak
Reaksi-reaksi
Pencoklatan hidrolitik
non-enzimatik
Pertumbuhan
kapang
Aktivitas
Ragi
enzim
Bakteri
R A K AC An
dimana RA = kecepatan konversi komponen A per satuan volume, KA
= konstanta reaksi urutan (order) pertama yang merupakan fungsi
dari tekanan, P, suhu, T, dan komposisi CA, CB, CC dst. CA =
konsentrasi komponen A dan n = urutan reaksi.
P 2Ts / r
dimana r = jari-jari kapiler.
Cairan Suhu °C
20 60 100
H2O 0.07275 0.06618 0.05885
Hg 0.48 pada 0°C - -
C2H5OH 0.0223 0.0223 0.0190
C6H6 0.0289 0.0237 -
Contoh :
• Suatu produk pertanian padat porus mempunyai pori-pori
dengan ukuran jari-jari 2 x 10-8 m mengandung air dengan
suhu 20°C. Dugalah aktivitas air produk tsb.
Jawab :
• Dari tabel di atas terlihat bahwa pada suhu 20°C tegangan
permukaannya = 0.07275 N/m.
• Tekanan isapan
P 2Ts / r
= (2 x 0.07275 N/m) / 2 x 10-8 m
1. Dehidrasi produk
2. Transfer lengas diantara komponen-komponen produk dalam
produk berkadar lengas menengah.
3. Transfer lengas selama penyimpanan.
4. Transfer lengas dan penyeimbangan melintasi pengemas
plastik selama penyimpanan.
5. Pengendalian reaksi-reaksi kimia, seperti penurunan kadar
vitamin, pencoklatan enzimatis, oksidasi lemak dan reaksi-
reaksi perusakan yang lain.