Anda di halaman 1dari 15

2.

Memeriksa Bahan-Bahan Pustaka yang telah Diperoleh

Setelah semua bahan pustaka ditemukan dan kumpulkan, langkah


berikutnya ialah memeriksa bahan-bahan tersebut. Artinya, kita
harus melihatnya kembali satu demi satu, apakah buku / artikel
yang dikumpulkan memang memuat tulisan tentang topik yang
akan ditulis. Hal ini penting agar kita dapat memilih dan memilah
bahan-bahan mana yang penting, mana yang kurang penting, dan
mana yang tidak penting. Dengan demikian kita dapat mengelola
waktu baca dan bahan-bahan tersebut dapat dimanfaatkan
seoptimal mungkin.
Ada pun cara memeriksa bahan pustaka tersebut
adalah berikut ini :
Atur waktu membaca.
Mengacu pada rencana yang telah ditetapkan,
1. Susun buku atau artikel yang telah diperoleh berdasarkan tingkat kepentingannya.
2. Konsultasikan daftar buku atau artikel tersebut kepada dosen atau orang yang memberi tugas
3. Setelah disetujui, tetapkan jadwal membaca.
4. Buatlah rencana untuk menyelesaikan semua bacaan dan membuat catatan seminggu sebelum
karya ilmiah terscbut dikumpulkan atau sesuai dengan waktu.yang Anda butuhkan.
5. Selanjutnya, kita akan membutuhkan waktu untuk mengait-ngaitkan bahan-bahan bacaan
tersebut sehingga terlihat benang merahnya.

Bacalah secara selektif.


Jika sumher bacan Anda adalah buku,
1. Baca pendahuluannya agar kita dapat mengetahui cakupan isi dan tujuannya
2. Kemudian, lihat daftar isinya serta indeks yang berkaitan dengan topik yang akan ditulis.
3. Baca bagian-bagian yang sesuai.
4. Perhatikan bukti bukti yang penting.
5. Artikan bukti-bukti itu dan buat catatannya
Ada pun cara memeriksa bahan pustaka tersebut
adalah berikut ini :

Bacalah secara bertanggung jawab.


Hormati konteks tulisan dan kutipan yang diambil. Membaca secara selektif bukan berarti hanya membaca bagian-bagian
tertentu saja, tanpa melihat konteksnya. Untuk mengerti apa yang dikutip dan menilai keterkaitan dan kecukupannya,
barangkali kita harus membaca bagian-bagian penting dari bab-bab yang ada, paling sedikit untuk lebih mengenal tulisan
yang sesungguhnya.

Bacalah secara kritis.


Membaca secara kritis lebih penting untuk menulis karya ilmiah yang bersifat analisis dibandingkan untuk karya ilmiah yang
mengulas hasil survei. Walaupun demikian, kita harus memutuskan apakah bacaan tersebut bermanfaat untuk dikutip.
3. Membuat Catatan dari Bahan-Bahan Pustaka

Kita dapat membuat catatan dari sumber-sumber bacaan dengan


berbagai cara, misalnya menulis pada kartu indeks, menulis di
kertas lepas, memfotokopi halaman tertentu dari buku, jurnal,
artikel yang diperoleh atau mengetiknya dengan komputer
sehingga kapan saja dapat memanfaatkannya. Salah satu cara
terbaik dan paling sederhana dalam membuat catatan ini adalah
selalu mengacu pada kartu indeks yang telah dibuat. Letakkan
setiap informasi yang dibutuhkan pada satu kartu indeks. Hal ini
akan mempermudah dalam menata berbagai informasi pada saat
mulai menulis dan mengait-ngaitkan informasi tersebut dalam
tulisan.
Contoh kartu indeks :
Tujuan membuat catatan adalah meringkas dan merekam informasi yang kita
sarikan dari bahan pustaka yang diperoleh. Satu hal penting dalam membuat
catatan dengan kata-kata sendiri adalah kita harus dapat mempertahankan pikiran
asli si penulis buku.
Contoh catatan :
4. Membuat Ringkasan dan Parafrase
Membuat ringkasan atau parafrase dari sumber bacaan yang
kita dapatkan untuk menunjang keberhasilan kegiatan menulis
tulisan. kita akan membutuhkan kutipan untuk tulisan, akan
tetapi jangan terlalu banyak karena pembaca akan bingung
membedakan mana buah pikiran yang sesungguhnya dan mana
yang bukan.
Contoh :
5. Membuat Kutipan
Anda harus mengutip dengan persis dan apa
adanya pernyataan dari sumber bacaan yang Anda
gunakan jika pernyataan tersebut merupakan
pandangan mendasar dari penulis dan jika Anda
ubah ke dalam bahasa Anda sendiri akan
mengaburkan arti sesungguhnya.
Pada saat Anda membuat kutipan,
perhatikan hal-hal berikut :
 Buat kutipan dengan tepat. Hati-hati dan hindari kesalahan mengutip dalam bentuk apa pun.
Setelah mengutip suatu pernyataan, baca kembal pernyataan tersebut, bandingkan dengan aslinya.

 Gunakan tanda kutip untuk menunjukkan awal dan akhir suatu kutipan kita harus membedakan
mana kutipan dan mana parafrase dalam kartuindeks yang kita buat.

 Gunakan tanda titik (...) jika telah memotong kalimat pernyataan dari sumber yang dikutip, dan
hanya mengutip sebagian saja.

 Gunakan tanda kurung buka dan tutup ( ) untuk memberikan tanda bahwa Anda memberikan
penjelasan terhadap pernyataan yang Anda kutip.
B. Melakukan Wawancara untuk Mendapatkan
Informasi untuk Tulisan
Wawancara adalah teknik pengumpulan informasi / data yang dilakukan melalui
pengajuan pertanyaan secara kontak langsung

Ada empat hal yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan
wawancara untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah.

1. Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai.


2. Mempersiapkan pedoman wawancara.
3. Melaksanakan wawancara.
4. Mengolah hasil wawancara.
Persiapan
Wawancara

Menentukan Orang Yang


Setelah menentukan nama-nama orang yang akan
Tepat untuk Diwawancarai
diwawancarai, langkah berikutnya adalah meminta
kesediaan orang-orang tersebut untuk diwawancarai.
Pada saat Anda menentukan topik atau
Caranya dapat dilakukan secara langsung. Anda
tujuan penulisan, akan terlintas di benak
datang ke tempat orang itu berada dan
Anda orang-orang yang kompeten dalam
mengutarakan maksud Anda, atau dapat pula secara
bidang tersebut. Bila hal ini terjadi, maka
tidak langsung, melalui telepon atau surat.
Anda sudah mempunyai daftar nama orang
Selanjutnya, Anda pun diharapkan mempelajari
yang tepat untuk diwawancarai berkaitan
sebanyak mungkin karakteristik orang yang akan
dengan topik yang akan Anda tulis.
Anda wawancarai, terutama tentang segala hal yang
berkaitan dengan pekerjaannya jika memang itu
yang akan Anda gali.
Pada saat Anda menghubungi orang yang akan diwawancarai,
jelaskan kepadanya :

b) mengapa Anda memintanya c) mengapa Anda memilihnya


a) Siapa Anda
untuk wawancara untuk diwawancarai

d) apa masalah yang akan


dibahas dalam wawancara e) Meminta persetujuan
tentang waktu yang tepat
untuk wawancara

f) berikan izin yang bersangkutan


untuk membaca draf tulisan Anda
jika dia menginginkannya.
3.Pelaksanaan Wawancara
Pelaksanaan wawancara di lapangan harus diarahkan agar mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan tersebut ditentukan oleh kemampuan
pewawancara mengikuti pedoman wawancare yang telah disusun sebelumnya.
Berikut ini beberapa kiat dalam melaksanakan wawancara yang sukses :

● Lakukanlah wawancara dalam suasana yang menyenangkan.


● Bersikaplah santai, tetapi dengan tujuan yang jelas.
● Gunakan pedoman wawancara (daftar pertanyaan) yang sudah disiapkan.
● Biarkan yang diwawancarai untuk berbicara
● Berlakulah seobjektif mungkin.
● Berikanlah kesempatan berpikir
● Apabila jawaban yang diberikan masih belum lengkap, tanyakan lagi.
● Apabila yang diwawancarai kehilangan arah di dalam menjawab pertanyaan
Anda, siaplah dengan pertanyaan yang persis dan langsung untuk
membimbingnya kembali ke permasalahan yang sedang dibahas.
● Buat catatan seperlunya
● Jika Anda menggunakan tape recorder, jangan terlalu santai sehingga Anda lupa
pertanyaan penting yang harus diajukan.
● Buatlah catatan sesegera mungkin setelah wawancara selesai.
4. Pengolahan Data Hasil Wawancara
Hasil wawancara berupa catatan atau rekaman
mula-mula dibuat transkripsi atau salinannya.
Pokok-pokok jawaban atas pertanyaan
dikumpulkan dan dikelompokkan menjadi
beberapa kategori sesuai dengan sifat dan
permasalahannya. Transkrip wawancara
dideskripsikan. Selanjutnya ditelaah dan
dianalisis sehingga diperoleh suatu simpulan.
Telaah atau pemeriksaan data dimaksudkan
untuk memperoleh keabsahan dan kecukupan
data. Hasil wawancara yang cukup lengkap akan
mempermudah Anda dalam membuat simpulan
tentang masalah yang relevan dengan topik
yang Anda akan tulis.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai