Anda di halaman 1dari 16

Basic Menulis dan

Teknik Interview
Mustafa Iman - Managing Editor GNFI
Menentukan Topik dan Melakukan Riset Sebuah Tulisan

1. Apakah topik itu penting atau layak untuk dibahas?


2. Apakah topik itu bermanfaat untuk dibahas?
3. Apakah topik tersebut menarik bagi pembaca?
4. Apakah materi tentang topik itu dikuasai dengan baik? 
5. Apakah bahan atau informasi pendukung topik tersebut tersedia cukup dan dapat
diperoleh?
6. Apakah jangkauan bahasan tentang topik itu tidak terlalu luas atau terlalu sempit?
Cara Membuat Kerangka Tulisan

Judul - Body Tulisan - Membuat Bridging - Penutup

1. Bagian pembukaan, menjelaskan mengenai intro dalam memperkenalkan apa yang akan ditemukan


oleh pembaca di dalam artikel. Idealnya, bagian pembukaan ini memiliki bobot 20% dari keseluruhan
artikel.
2. Bagian isi, merupakan inti dari artikel mengenai pembahasan apa yang dibahas. Pada bagian ini
setidaknya mencapai 70% dari artikel. Untuk memudahkan pembaca, seringkali isi dijelaskan dalam
bentuk penjelasan yang memiliki format sub-judul.
3. Bagian penutup, merupakan kesimpulan dari pembahasan artikel dengan persentase 10% dari badan
artikel. Selain kesimpulan, bagian penutup ini juga bisa berisi call to action (CTA) agar pembaca
melakukan sesuatu.
Menentukan Pengutipan

Pengutipan kata menjadi penting dalam sebuah artikel—terlebih artikel reportase—untuk menunjukkan nilai
verifikasi/klarifikasi dari penjelasan tema dalam artikel tersebut. Jika kutipan melibatkan banyak
narasumber, 3 misalnya, maka gunakanlah dengan konsep piramida terbalik.

Tip:

- Menulislah sesering mungkin untuk menemukan gaya tulisan.


- Pelajari jenis tulisan, feature, reportase, investigasi, kurasi, dan pelaporan (white paper.
- Gunakan teknik experience.
Kiat Teknik Saat Wawancara

Wawancara adalah pola khusus dari interaksi


dimulai secara lisan untuk tujuan tertentu, dan
difokuskan pada daerah konten yang spesifik,
dengan proses eliminasi dari bahan-bahan yang
tidak ada hubungannya secara berkelanjutan.
Syarat Wawancara

1. Ada pewawancara
2. Ada narasumber atau orang yang diwawancarai
3. Ada bahan yang di pertanyakan
Kerangka Wawancara

Kerangka wawancara adalah segala hal yang berisi atau


menyangkut kegiatan wawancara, seperti:

- Topik wawancara
- Calon narasumber
- Daftar pertanyaan (umum, mendetail, spesifik)
Bentuk-Bentuk Wawancara

1. Wawancara berita, dilakukan untuk mencari bahan berita


2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu
3. Wawancara melalui telepon
4. Wawancara pribadi
5. Wawancara dengan banyak orang
6. Wawancara mendesak
7. Wawancara kolektif
Jenis Wawancara

Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis, yakni:

1. Bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada narasumber, namun
harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan. Jika tidak
hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak terkendali.
2. Terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap
dan terinci.
3. Bebas terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan
wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa pedoman
tentang apa-apa yang ditanyakan secara garis besar.
Sikap Saat Wawancara

● Netral. artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi yang
diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden,
baik yang menyenangkan atau tidak.
● Ramah. artinya pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat si responden.
● Adil. artinya pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan sama.
Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden bagaimanapun
keberadaannya.
● Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan, jangan sampai
responden sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang, responden berhak membatalkan
pertemuan tersebut dan meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara
harus mampu mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah. Pendek kata, pewawancara
tidak boleh memaksa dan melakukan intervensi.
 Tahap Wawancara

Persiapan Pelaksanaan

- Menentukan maksud atau tujuan - Mengucap salam


wawancara (topik wawancara) - Memperkenalkan diri
- Menentukan informasi yang akan - Menyampaikan pertanyaan dengan teratur
dikumpulkan atau didata - Mencatat dan merekam pokok-pokok
- Menentukan waktu wawancara dengan wawancara
narasumber - Mengakhiri dengan salam dan meminta
- Menyusun daftar pertanyaan kesediaan narasumber untuk dapat dihubungi
kembali jika ada kekurangan informasi
Yang Harus Dihindari dalam Proses Wawancara

- Menyampaikan pertanyaan yang sudah umum atau pasti jawabannya


- Menanyakan pertanyaan yang inti jawabannya sama dengan pertanyaan sebelumnya
- Meminta narasumber untuk mengulang-ulang jawabannya
- Memotong pembicaraan narasumber
- Bersikap lebih pandai dari narasumber
Cara Hadapi Narasumber Saat Sulit Diwawancara

- Tanya secara sopan dan runut, penyebab ia enggan diwawancara


- Tanyakan apakah bersedia dibuat jadwal ulang (reschedule) untuk wawancara,
sekaligus kita meriset untuk membuat pola wawancara agar lebih mudah dan ringkas
- Mengirimkan daftar pertanyaan
- Hormati keputusan narsum
Menuangkan Hasil Wawancara Menjadi Tulisan

Format narasi
Format ini lazimnya menulis artikel biasa, namun diselingi dengan
paragraf yang berisi kutipan kata-kata narsum.

Format tanya-jawab (Q&A)


Format ini lazim dilakukan untuk memudahkan pembaca memahami
apa-apa saja yang ditanyakan berikut jawabannya, antara pewawancara
dan narasumber.
Tip Wawancara

- Bangun relasi usai wawancara


- Konfirmasi ulang, apakah pengejaan nama, jabatan, instansi, dst,
sudah benar
- Kirim tulisan hasil wawancara
Sekian. Terima kasih.
Mari Berdiskusi.

Anda mungkin juga menyukai