Anda di halaman 1dari 19

TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA

DI PUSKESMAS

Tim Kerja TBC dan ISPA


Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan RI
Definisi
Pneumonia adalah inflamasi/peradangan yang terjadi pada parenkim
paru khususnya pada alveoli yang disebabkan oleh mikroorganisme.

Lebih dari 5 juta


anak balita
Menyerang meninggal
Bakteri semua
terutama
usia,
pada
setiap tahun,
kelompok rentan 20%
Virus
(Bayi, Balita dan
Lansia)
disebabkan oleh
Pneumonia
The Forgotten Killer
Pneumonia: Pembunuh terbesar tapi terlupakan.

Pneumonia
merupakan
penyebab
kematian pada
balita tetapi tidak
menjadi perhatian
utama
Tanda dan Gejala Pneumonia Balita
Pneumonia adalah infeksi saluran napas bawah akut

Batuk

Napas Cepat Gejala dan tanda


Disertai dan atau pneumonia mudah
dengan: dikenali, oleh
Sesak Napas karena itu mudah
untuk dilakukan
tatalaksana
standar secara
Demam dini
Adanya infiltrat di
rontgen thoraks
Gereige RS, Laufer PM. Pneumonia. Peds in Rev 2013 4
Etiologi pneumonia berdasarkan Usia
Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri lebih sering ditemukan pada
pasien balita
Usia Etiologi
Neonatus Streptokokus grup B, Escherichia coli, bakteri batang Gram negatif,
(<3 minggu) Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenza tipe b,*
nontypeable)
3 minggu-3 Respiratory syncytial virus (RSV), Virus lain (rhinovirus, Tidak ada
bulan parainfluenza virus, influenza virus, human metapneumovirus
(HMPV), adenovirus)
penyebab tunggal
S. pneumoniae, H. influenza (tipe b,* nontypeable); jika pasien tidak pneumonia, dapat
panas pertimbangkan Chlamydia trachomatis disebabkan oleh
4 bulan-4 Respiratory syncytial virus (RSV), Virus lain (rhinovirus, virus, bakteri
tahun parainfluenza virus, influenza virus, HMPV, adenovirus),
S. pneumoniae, H. influenza (tipe b,* nontypeable); Mycoplasma bahkan jamur yang
pneumoniae, Streptokokus grup A ada di udara.
≥5 tahun M. pneumoniae, S. pneumoniae, Chlamydophila pneumoniae, H.
influenza (tipe b,* nontypeable), influenza virus, adenovirus, virus lain,
Legionella pneumophila

*: H. influenza tipe b jarang pada anak yang sudah mendapat imunisasi


Sumber: Kelly MS, Sandora TJ. Community-acquired pneumonia. Nelson textbook of Pediatcs. 2019.
5
Faktor Risiko Penyakit Pneumonia
Penyakit pneumonia erat kaitannya dengan faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penurunan imunitas dari
individu sehat dan meningkatkan faktor virulensi dan pathogenesis mikroorganisme penyebab penyakit.

Lingkungan Gizi Imunisasi

Status Imunisasi
Dasar Lengkap

Polusi udara Kepadatan Anggota ASI Eksklusif Kecukupan Gizi


Keluarga dalam rumah Seimbang
Perilaku

Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
Lingkungan Asap Rokok dan Berat Badan
Rumah Kebiasaan Merokok Lahir Rendah

Oleh karena banyak nya faktor risiko yang berkontribusi terhadap kejadian pneumonia, maka tidak ada intervensi tunggal yang bisa menurunkan beban
Penyakit karena pneumonia.
Penanggulangan Pneumonia

Lindungi Obati

Kecukupan gizi Deteksi dini

Cegah

Imunsiasi dasar
lengkap

ASI ekslusif Pengobatan rasional

Polusi indoor
dan outdoor

7
Penegakkan diagnosis

Anamneses Pemeriksaan Fisik Laboratorium*

1. Respiratorik: 1. Hitung napas 1. Darah


• Batuk 2. Tarikan dinding dada ke 2. Kultur
• Takipnea dalam (TDDK)
• Pernapasan cuping 3. Pemeriksaan saturasi
hidung Oksigen Radiologi*
• Retraksi dinding dada 4. Suara napas tambahan
2. Non respiratorik Chest x-ray
5. Pemeriksaan dada:
• Demam Inpeksi, palpasi, perkusi,
• Lesu dan auskultasi
• Anorexia
• Gejala gastrointestinal *Keterbatasan fasilitas dan kemampuan puskesmas

8
Definisi Tatalaksana Pneumonia Standar
Terdapat perluasan definisi tatalaksana pneumonia standar, yang sebelumnya hanya menekankan pada
penemuan kasus melalui pendekatan MTBS/Pedoman ISPA menjadi penemuan kasus dan pengobatan standar.

Tatalaksana Standar

Penemuan Kasus Pengobatan

Puskesmas Antibiotik
RS, Klinik, DPS

Pendekatan Penegakan
MTBS Diagnosis Klinis dan
Pemeriksaan
Penunjang

9
Manajemen Terpadu Balita Sakit
Sasaran Pelayanan MTBS:
Suatu Pendekatan keterpaduan Semua bayi muda yang
dalam tatalaksana balita sakit di <2 bulan sakit dan sehat
fasilitas kesehatan tingkat dasar
>2 bln – 5
MTBS pertama kali dilaksanakan tahun 1997 Semua balita yang sakit
thn
diadaptasi dari WHO, Pada tahun 2003 WHO
menyatakan bahwa MTBS merupakan
pendekatan terbaik dalam menurunkan angka Pelaksana MTBS:
kematian balita. Hal ini dibuktikan dengan
penurunan angka kematian balita dari negara- • Perawat dan Bidan di FKTP
negara yang menerapkan MTBS. Telah (Puskesmas, Pustu, Polindes)
direkomendasikan penggunaanya oleh Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI). • Dokter sebagai penerima
rujukan, motivator, dan
MTBS bukan program vertikal supervisor
MTBS bukan untuk rawat inap, bukan untuk kader
Pelaksanaan MTBS sejalan dengan PERMENKES No. 25 Tahun 2014 tentang upaya
kesehatan Anak, pasal 21 dan 25, dan Permenkes no 4/2019 tentang Standar Pelayanan
Minimal Kab/Kota.
10
Keuntungan Menggunakan Pendekatan MTBS

Meningkatkan kualitas
Menghemat Biaya
pelayanan kesehatan
Tujuan dari MTBS
adalah
Mengoptimalkan menurunkan angka
Rasionalisasi pemakaian kesakitan dan
pendayagunaan tenaga
obat
kesehatan kematian pada
balita melalui
Memperbaiki perencanaan
peningkatan
Meningkatkan rujukan
dan manajemen kualitas pelayanan
kasus tepat waktu
kesehatan kesehatan dengan
lebih mudah,
murah, dan efektif.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
ibu/keluarga dalam perawatan di rumah

11
Peran MTBS dalam menurunkan
AKN, AKB, AKBal

Ada korelasi negatif antara %


Puskesmas melaksanakan MTBS
dengan kematian neonatal, bayi,
balita.
Semakin besar % Puskesmas
melaksanakan MTBS, semakin
rendah angka kematian neonatal,
bayi, balita.

Perlu penerapan MTBS secara


benar dan luas

Sumber data: SDKI 2012 dan Rifaskes 2011 12


Deteksi dini dan Tatalaksana Kasus Pneumonia Balita
Deteksi dini dan tatalaksana kasus pneumonia lekat kepada pengetahuan dan keterampilan tenaga
kesehatan dalam menggunakan pendekatan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit).

Pengetahuan dan
Kenali Tanda Bahaya
Tanya Keterampilan Nakes
Umum
Apakah ada keluhan Batuk
• Anak tidak mau makan atau
atau kesulitan bernapas? Alat Bantu deteksi
minum
Berapa lama? dini Pneumonia
• Anak muntah terus menerus
• Letargis atau penurunan • Ari Sound Timer (Alat
kesadaran bantu hitung napas)
Lihat dan hitung • Pulse Oximeter (Alat
• Kejang
• Terdengar stridor Lihat dinding dada, hitung ukur saturasi oksigen)
• Kebiruan di ekstremitas frekuensi napas dan cek
• Kaki tangan dingin saturasi oksigen
Pengobatan

antibiotik standar.
Penyakit Sangat Berat Klasifikasi Pneumonia (MTBS)

Gejala klinis pneumonia tergantung dari berat ringannya penyakit, dan tidak ada satupun gejala khas untuk pneumonia, semakin banyak gejala yang
ditemukan semakin tinggi kemungkinan pneumonia. Pemeriksaan penunjang baik laboratorium maupun radiologi tidak rutin dilakukan karena pneumonia
merupakan diagnosis klinis, seorang tenaga kesehatan dapat menegakkan diagnosis pneumonia tanpa adanya hasil pemeriksaan tersebut.
Deteksi dini kasus pneumonia balita standar
Deteksi dini lekat dengan pendekatan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit).

Kenali Gejala Berat Hitung Napas*


Jika tidak,
• Apakah ada retraksi/tarikan lakukan Hitung napas dalam 1 menit penuh
dinding dada ke dalam Napas cepat apabila:
(TDDK)?, atau • < 2 bulan : 60 x atau lebih /menit
• Hitung saturasi oksigen nya? • 2 - < 12 bulan : 50 x atau lebih / menit
Apabila ≤92% • 12 - < 5 tahun : 40 x atau lebih / menit
* Pastikan anak dalam kondisi tenang/stabil
Jika iya, Jika ada napas
klasifikasikan cepat, klasifikasikan

PNEUMONIA BERAT PNEUMONIA

RUJUK SEGERA Berikan amoksisilin 2x sehari


selama 3 hari

Apabila tidak ada tanda gejala berat BATUK BUKAN


dan/atau napas cepat PNEUMONIA
Penilaian dan Klasifikasi Batuk
dan/atau Sukar Bernafas

Anak dengan batuk atau sukar bernafas


mungkin menderita Pneumonia atau
infeksi saluran pernafasan berat lainnya
Anak yang menderita Pneumonia, paru
menjadi kaku, sehingga tubuh bereaksi
dengan bernafas cepat agar tidak terjadi
hipoksia (kekurangan oksigen). Apabila
Pneumonia bertambah parah, paru akan
bertambah kaku dan timbul tarikan
dinding dada ke dalam.
Anak dengan Pneumonia dapat
meninggal karena hipoksia atau sepsis

15
Diagnosis Pneumonia
Sensitivitas dan spesifisitas tanda klinis untuk Mengapa WHO merekomendasikan diagnosis
mendiagnosis pneumonia pada anak klinis:
Tanda klinis Sensitivitas Spesifisitas • Durasi kesakitan (pneumonia) sebelum
(95%CI) (95%CI) kematian umumnya pendek, maka perlu
Napas Cepat 74 (60 – 88) 67 (56 – 77) pengenalan awal tanda-tanda pneumonia
adalah sangat penting untuk mencegah
TDDK 71 (56 – 86) 59 (49 – 68) kematian.
• Kematian anak-anak dengan pneumonia
Pemeriksaan secara aukultasi pneumonia: sering lebih cepat jika terlambat atau tidak
diobati sama sekali.
Lokasi Penelitian Sensitivitas

Baltimore, Maryland 43% “Napas cepat yang dimaksud oleh WHO dapat
mendeteksi 80% anak-anak dengan pneumonia
New Haven, Connecticut 33% yang memerlukan pengobatan antibiotik, dan
hal tersebut telah terbukti dalam mengurangi
Nairobi, Kenya 66% mortalitas.”
Boston, Massachusetts 57 Sazawal S., Black R.E. Meta analysis of Intervention Trials on Case
Management of Pneumonia in community settings; Lancet, 1992

(Palafox et al., Arch Dis Child 2000;82 :41-5)

16
Kepatuhan dalam pelaksanaan diagnosis

“Respiratory rate is the


neglected vital sign”

Walapun tanda napas


cepat adalah tanda
pneumonia, sayangnya
masih kecil
kepatuhan petugas
dalam pelaksanaannya
menghitung frekuensi
napas

The Medical Journal of Australia


(MJA) 2008: 657 - 659

Hasil MONEV MTBS tahun 2017 17


Pengobatan pneumonia balita standar
Pengobatan pneumonia menggunakan pendekatan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit).

Amoksisilin 40 – 45 mg/KgBB/kali, 2 x sehari

2 x sehari selama 3 hari untuk pneumonia, selama 5 hari apabila dengan


klasifikasi HIV
Berat Badan

Sirup
Tablet (500 mg)
125 mg/5 ml 250 mg/5 ml

4 - < 6 kg ½ 10 ml 5 ml

6 - < 10 kg ¾ 15 ml 7,5 ml

10 - < 16 kg 1¼ 25 ml 12,5 ml

16 - < 19 kg 1½ 30 ml 15 ml
• Amoksisilin adalah obat pilihan yang dianjurkan karena efikasinya dan tingginya resistensi
terhadap kotrimoksasol
• Jika tidak respon dengan amoksisilin, berikan Eritromisin 50 mg/kgBB dalam 3 dosis
pemberian

Anda mungkin juga menyukai