Anda di halaman 1dari 14

PEMANFAATAN BOILD KAPOK FIBER (Ceiba

Pentandra GaertnLat.) SEBAGAI


PENYARING MERKURI (Hg) LIMBAH HASIL
PENGOLAHAN TAMBANG DI SUNGAI BONE,
KABUPATEN BONE BOLANGO
KELOMPOK 3
1.Husain Panggi 4. Sunarty Labadjo
2. Desly A. C Luhulima 5. Sri Indah Nurmayanti
3. Karsum Y. Nauko 6. Mohamad Iqbal Palnu
PENDAHULUAN
Air merupakan unsur yang vital dalam
kehidupan manusia. Seseorang tidak
dapat bertahan hidup tanpa air, karena
air merupakan salah satu penopang bagi
kehidupan manusia, diantaranya
digunakan untuk pertanian, industri, dan
terutama untuk kebutuhan rumah tangga
seperti air minum. )

perlindungan terhadap kualitas air


sangat penting dan berpengaruh
besar terhadap tingkat kesehatan
makhluk hidup dan peningkatan
lingkungan hidup yang sehat. (Susanto
Joko, 2005).
Salah satu sungai di
Provinsi Gorontalo
yang terindikasi Merkuri tersebut berasal
tercemar oleh mekuri dari proses pengolahan
yaitu Sungai Bone. emas oleh masayarakat
Menurut Balihristi penambang yang
(2013) dalam Laporan membuang limbah yang
Status Lingkungan mengandung merkuri ke
Hidup Kabupaten Sungai Bone Bolango.
Bone Bolango, bahwa
kandungan merkuri di
perairan Sungai Bone,
yaitu 0,008 mg/L.
Partikel-partikel Logam
Partikulat logam-logam berat seperti
Bismut (Bi), Kadmium (Cd), Kobalt
(Co), Tembaga (Cu), Besi(Fe), Nikel
(Ni), Timbal(Pb), dan Seng (Zn) sering
hadir dalam air limbah dari industri
seperti pertambangan, dan
metalurgi, pada konsentrasi
beberapa ratus mg/dm3 limbah akan
menyebabkan masalah lingkungan
yang serius (Huynh, 2003).
1

Koridor Sungai Bone merupakan sarana konservasi air bagi wilayah di


sekitarnya karena menyediakan berbagai kebutuhan air, mulai dari air
bersih, air untuk pertanian hingga kegiatan pariwisata (Balihristi, 2008).
Praktek penambangan emas tanpa ijin menyebabkan pencemaran
merkuri (Hg) terhadap Sungai Bone pada bagian tengah sampai ke hilir
(Balihristi, 2013).
2

Hingga sekarang aktivitas penambangan di Kabupaten Bone Bolango,


masih terus berlangsung yang tentunya memberikan dampak secara
langsung maupun tidak langsung terhadap kerusakan lingkungan.
Dimana hasil samping dari proses penambangan adalah logam berat
jenis merkuri (Hg) yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan
tentunya akan berdampak pada kesehatan manusia.
Dampak Merkuri Terhadap Kesehatan

Merkuri termasuk logam berat yang dikategorikan ke dalam limbah


Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) karena bersifat racun dan
persisten sehingga dapat membahayakan lingkungan hidup dan
manusia (MENLH, 2013). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
pada pasal 69 jelas dikatakan bahwa setiap orang dilarang
membuang limbah B3 ke media lingkungan termasuk badan sungai.
KAPOK (CEIBA PENTANDRA GAERTNLAT)

Indonesia merupakan salah satu penghasil serat kapuk (Ceiba pentandra


(L.) Gaertn) terbesar di dunia. Tahun 2014, Indonesia memiliki
perkebunan kapuk seluas 144,3 hektar (Badan Pusat Statistik Indonesia,
2019). Kapuk merupakan salah satu jenis tanaman dan banyak
dibudayakan di daerah tropis. Bagian dari tanaman kapuk paling sering
dimanfaatkan adalah serat di dalam buahnya. Kapok merupakan
tumbuhan tropis yang mudah ditemukan diIndonesia khususnya di
Provinsi Gorontalo.
Ide/Gagasan yang akan di
lakukan
PEMANFAATAN BOILD KAPOK FIBER (CEIBA PENTANDRA
GAERTNLAT) SEBAGAI PENYARING MERKURI (Hg)
LIMBAH HASIL PENGOLAHAN TAMBANG DI SUNGAI
BONE, KABUPATEN BONE BOLANGO

Kelompo 3
PEMANFAATAN BOILD KAPOK FIBER
(CEIBA PENTANDRA GAERTNLAT)

Berdasarkan data Balihristi (2013) dalam Laporan Status Lingkungan


Hidup Kabupaten Bone Bolango, bahwa kandungan merkuri di perairan
Sungai Bone, yaitu 0,008 mg/L. Pemanfaatan kapok sebagai alat
penyaring limbah hasil pertambangan di Gorontalo pada umumnya,
khususnya di sungai bone Kabupaten Bone Bolango masih belum
dilakukan. Sehingga perlu adanya penangan yang efektif dan efisien
dalam penangan limbah merkuri di aliran sungai Bone.
Pemanfaatan fiber kapok yang di rebus (boild) menjadi solusi untuk
menangani masalah lingkungan khusunya dalam kasus pencemaran air
sungai oleh hasil penambangan di Bone Bolango.
PEMANFAATAN BOILD KAPOK FIBER
(CEIBA PENTANDRA GAERTNLAT)

Penelitian tentang kapok pernah dilakukan Oleh Dr. Rer. Nat. Mohamad
Jahja, M.Si dan Yayu Indriati Arifin, S.Pd, M.Si, Tahun (2014) tentang
“Studi Sifat Optik Dan Permukaan Serat Kapok (Ceiba Pentandra
Gaertnlat.) Untuk Aplikasi Adsorber Pada Remediasi Logam Merkuri
Dari Lingkungan Pertambangan Emas” Hasil penelitian menjelaskan
bahwa kemapuan kapok fiber dalam menyaring merkuri cukup baik.
 
PEMANFAATAN BOILD KAPOK FIBER
(CEIBA PENTANDRA GAERTNLAT)

Hasil Penelitian Malinda Gani (2015) “Waktu Optimum Perebusan Serat


Kapok Sebagai Bahan Pengikat Partikulat Logam Berat dalam
Pemurnian Air” menjelaskan bahwa perebusan serat kapok (FiberKapok
Boild) mempengaruhi daya serap serat kapok terhadap air yang akan di
filter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu perebusan serat kapok
Waktu perebusan serat kapok didapatkan pada waktu 30 menit dimana
uji spektroskopi infra merah sebelum penyaringan yang memiliki
indikator gugus molekul yang mengandung lignin paling sedikit.
 
Model Miniatur Desain Alat Penyaring Merkuri

 
Thank
Thank You

Anda mungkin juga menyukai