Anda di halaman 1dari 10

RISK IDENTIFICATION

DISUSUN OLEH :
ISTIQOMATUS SHOFIYAH (201969100084) VII A
NIDIA PRASTIKA (201969100005) VII A

M ASYROF MURSYIDIN (201969100141) VII B


DWIAN MUKHSININ HUDA (201969100081) VII B
Identifikasi Risiko

Agar bisa menyusun pengelolaan risiko, pelaku usaha perlu mengenali terlebih dulu risiko
apa saja yang dapat timbul pada kegiatan usaha, yakni risiko internal sepertu kelancaran
arus kas, kelancaran pasokan bahan baku, dll, serta risiko eksternal seperti bencana alam,
perubahan peraturan, perubahan persaingan, dsb.
Jenis-Jenis Pengukuran Risiko

A. Pengukuran Risiko
Pengukuran Risiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya resiko yang akan terjadi. Hal ini
dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat
dampak dari resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi resiko, resiko
yang mana yang paling relevan. Pengukuran resiko merupakan tahap lanjutan setelah
pengidentifikasian resiko. Dimana pengidentifikasian risiko pada dasarnya merupakan kegiatan
analisis secara sistematis dan berkesinambungan untuk menemukan/mengidentifikasi kemungkinan-
kemungkinan terjadinya kerugian yang potensial yang dihadapi/mengancam perusahaan.
B. Jenis Pengukuran Risiko

Klasifikasi Kerugian
• Kemungkinan kerugian maksimum dari setiap peril (Suatu peristiwa (event) yang kejadiannya
menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian).
• Probalilitas kerugian maksimum dari setiap peril (Suatu peristiwa (event) yang kejadiannya
menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian).
• Keseluruhan (aggregat) kerugian maksimum setiap tahunnya.
Checklist dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Metode Pengukuran Risiko

• Menetapkan lingkup kegiatan.

A. Checklist • Mengembangkan checklist yang dapat mencakup lingkup


yang telah ditetapkan dan
Checklist adalah daftar bahaya, risiko atau kegagalan
• sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
yang dibuat berdasarkan pengalaman, baik melalui
penilaian risiko terdahulu atau informasi historikal. • Tim atau perorangan memeriksa checklist dalam setiap
elemen proses atau sistem
Checklist dapat digunakan untuk melakukan identifikasi
risiko atau menilai efektivitas pengendalian risiko. • dan menilai apakah hal yang terdapat dalam checklist sudah
terpenuhi.
B. Kuesioner Analisis Risiko
Analisis Risiko Kuesioner ini dirancang untuk membantu manajer menilai risiko dari
kerusakan, kehilangan dan cedera di gedung mereka. Hal ini dimaksudkan untuk menyoroti
area mana saja yang membutuhkan tindakan atau nasihat.
C. Metode Laporan Keuangan
Metode ini dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yaitu neraca, laporan laba dan
rugi, serta catatan keuangan lainnya. Manajer risiko dapat mengidentifikasi semua risiko
yang berkenaan dengan harta, utang, dan personalia perusahaan.
D. Metode Peta Aliran
Metode ini akan menggambarkan seluruh rangkaian operasi usaha dimulai dari input sampai output.
Checklist dari kerugian potensial digunakan untuk operasi yang terlihat dalam peta aliran sehingga
menentukan kerugian yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan.

E. Metode Inspeksi
Metode ini digunakan untuk melakukan pemeriksaan secara langsung di tempat dimana dilakukan
aktivitas perusahaan. Pengamatan manajer risiko bisa membuahkan hasil mengenai bagaimana
kenyataan-kenyataan di lapangan sehingga bermanfaat untuk penanggulangan risiko.
F. Mengadakan Interaksi
Pihak luar bisa diartikan yaitu mengadakan hubungan dengan perseorangan ataupun
perusahaan-perusahaan lain. Terutama pihak-pihak yang dapat membantu perusahaan dalam
menanggulangi risiko seperti penasihat hukum, akuntan, konsultan manajemen, dan lain-lain.
Mereka dapat membantu dalam mengembangkan identifikasi terhadap kerugian-kerugian
potensial.
G. Catatan Statistik dari Kerugian Masa Lalu
Catatan ini bisa digunakan untuk evaluasi kinerja. Kinerja yang berpotensi akan menimbulkan
kerugian perlu dipantau dan disempurnakan, seperti: kualitas produksi, kualitas pelayanan, dan
lain-lain.
H. Analisis lingkungan
Langkah ini sangat diperlukan guna mengetahui kondisi yang mempengaruhi timbulnya
risiko seperti konsumen, pesaing, supplier, dan lain-lain. Dalam menganalisis masing-
masing komponen, pertimbangan yang penting di antaranya: sifat hubungannya,
keanekaannya serta kestabilannya. Seperti contoh: penjualan produk secara langsung atau
tidak langsung, dari produsen langsung ke konsumen atau dari produsen melalui grosir,
pedagang eceran baru ke konsumen, dan lain-lain.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai