PKB
P D K
Pemeriksaan
Pelanggaran
Disiplin Karyawan
Dasar Implementasi Peraturan Disiplin Karyawan
Prinsip Dasar
Tujuan :
- Karyawan tdk melakukan
kesalahan
Atasan Karyawan wajib Melakukan pembinaan
- Karyawan tidak
melakukan pelanggaran
disiplin
Definisi, Kewajiban dan
Larangan Karyawan
Definisi
• Karyawan Tugas Karya adalah karyawan PT PLN (Persero) atau anak perusahaannya yang ditugaskaryakan untuk bekerja di Perusahaan
sesuai ketentuan yang berlaku.
• Disiplin adalah ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku di Perusahaan.
• Peraturan Disiplin Karyawan adalah ketentuan - ketentuan yang mengatur kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati
atau larangan dilanggar oleh Karyawan.
• Pelanggaran Disiplin Karyawan adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan Karyawan yang melanggar Peraturan Disiplin Karyawan, baik
yang dilakukan di dalam maupun di luar Perusahaan.
• Sanksi Disiplin adalah Sanksi yang dijatuhkan kepada Karyawan karena melanggar Peraturan Disiplin Karyawan.
• Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak
dan kewajiban antara Perusahaan dan Karyawan.
• Pejabat Yang Berwenang Memberikan Sanksi adalah Pejabat yang diberi wewenang untuk memberikan Sanksi Disiplin.
• Atasan Pejabat Yang Berwenang Memberikan Sanksi adalah atasan langsung dari Pejabat Yang Berwenang Memberikan Sanksi Disiplin.
• Atasan Langsung Karyawan adalah atasan langsung dari Karyawan yang bersangkutan, sesuai dengan ketentuan atau penunjukan oleh
pejabat yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku di Perusahaan.
• Terperiksa adalah Karyawan yang diduga telah melakukan pelanggaran disiplin karyawan berdasarkan Keputusan ini.
• Perintah Kedinasan adalah perintah baik Iisan maupun tertulis yang diberikan oleh atasan yang berwenang dalam hubungan dengan
kedinasan.
• Kompensasi adalah imbalan yang diberikan oleh Perusahaan kepada Karyawan dalam bentuk uang untuk kurun waktu bulanan,
semesteran maupun tahunan.
• Skorsing adalah kebijakan Perusahaan dalam bentuk pembebasan tugas sementara kepada Karyawan untuk tidak hadir di lingkungan
Perusahaan maupun bekerja selama kurun waktu tertentu setelah mengalami kajian serta pertimbangan dengan mendasarkan pada
ketentuan maupun perundangan yang berlaku.
Kewajiban Karyawan
1. Mengutamakan kepentingan Perusahaan di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Mentaati dan melaksanakan segala Peraturan Perundang-undangan dan ketentuan Perusahaan yang berlaku.
3. Memperhatikan, mentaati dan melaksanakan perintah dan arahan yang diberikan oleh atasan, sanggup ditugaskan sesuai dengan
kebutuhan dan kepentingan Perusahaan serta bersikap profesional.
4. Berupaya meningkatkan kinerja dan prestasi guna pencapaian sasaran Perusahaan.
5. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaan untuk kepentingan dan kemajuan Perusahaan dengan penuh disiplin dan tanggung
jawab.
6. Menjaga ketenangan, kelancaran dan keserasian kerja dalam Perusahaan.
7. Menjaga dan menyimpan rahasia jabatan dan Perusahaan dengan sebaik-baiknya, kecuali untuk keperluan sebagai saksi ahli dalam sidang
Pengadilan serta menjaga nama baik/citra Perusahaan.
8. Menjaga citra Perusahaan yang lahir dan terbentuk dari perilaku individu-individu yang ada dalam Perusahaan dan mempunyai komitmen
untuk mewujudkan secara nyata Visi dan Misi Perusahaan.
9. Memperhatikan dan mentaati semua peraturan tentang pencegahan kecelakaan kerja dan bahaya kebakaran, menjaga kebersihan dan
kesehatan kerja yang berlaku dalam Perusahaan.
10. Menjaga dan memelihara dengan baik semua aset Perusahaan dan segera melaporkan apabila mengetahui setiap keadaan yang dapat
menimbulkan bahaya atau kerugian Perusahaan.
11. Mematuhi ketentuan sebagaimana tercantum di dalam Good Corporate Governance (GCG) dan Code of Conduct (CoC).
Larangan Karyawan (1)
1. Melaksanakan hal-hal yang tidak patut diperbuat oleh seorang Karyawan yang bermartabat, yang dapat menurunkan kehormatan
atau mencemarkan citra Perusahaan dan Karyawan.
2. Membocorkan atau memanfaatkan rahasia jabatan dan atau rahasia Perusahaan untuk kepentingan golongan, pribadi, keluarga,
kerabat, dan atau pihak lain yang dapat mengakibatkan kerugian dan atau merusak citra Perusahaan.
3. Melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mengganggu kelancaran dinas dan ketertiban kerja khususnya perbuatan-perbuatan
yang dapat dikategorikan sebagai tindak pidana.
4. Melakukan hal-hal yang bertentangan dengan moral, etika, agama, ketentuan Perusahaan dan hukum yang berlaku, antara lain
mengancam/berkelahi dengan atasan, bawahan atau rekan sekerja, berjudi, minum-minuman keras, pengguna dan pengedar
narkoba, mencuri atau melakukan perbuatan-perbuatan lainnya yang dapat membahayakan orang lain.
5. Bekerja untuk negara dan Perusahaan asing, tanpa seizin Perusahaan.
6. Bekerja di luar Perusahaan tanpa seizin atasan, dan dapat mengganggu tugas-tugas pada Perusahaan.
7. Menerima hadiah atau suatu pemberian berupa apa saja dari siapapun juga yang diketahui, atau patut dapat diduga bahwa
pemberian tersebut bersangkutan dengan jabatan/ pekerjaannya yang tidak dilaporkan ke Perusahaan.
8. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun untuk kepentingan diri sendiri, golongan atau pihak lain.
9. Menyalahgunakan barang, uang, informasi data, maupun surat berharga milik Perusahaan dengan cara memiliki, menjual,
menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang tersebut kepada pihak lain.
Larangan Karyawan (2)
Melanggar ketentuan umum dan tata tertib kedinasan yang bersifat administratif dan
penyalahgunaan wewenang tetapi tidak menimbulkan kerugian materiil secara langsung
bagi Perusahaan
Beberapa contoh pelanggaran :
o Keluar kantor saat jam kerja tanpa ijin
o Penyalahgunaan jam kerja
o Pelanggaran LK3 dan/atau kesehatan lingkungan
o Lebih dari 3 kali merokok tidak di kawasan merokok
Pelanggaran Disiplin Sedang
Pelanggaran yang memenuhi salah satu unsur :
o melanggar ketentuan umum, ketentuan perusahaan dan tatib kedinasan
o mengganggu proses bisnis perusahaan
o Melanggar norma hukum, sosial / kesusilaan
o Melakukan aktivitas sampingan di dalam jam kerja (termasuk istirahat)
o Secara sengaja / terencana melakukan perbuatan yang menimbulkan kerugian materiil bagi Perusahaan
o Secara sengaja / terencana melakukan perbuatan yang menimbulkan kerugian immateriil yang besar bagi
Perusahaan
o Melakukan pengulangan pelanggaran disiplin ringan
Beberapa contoh pelanggaran :
o Mencuri
o Membocorkan data dan informasi perusahaan
o Memanipulasi data
o Menolak mutasi jabatan
o Dengan sengaja menghambat pelaksanaan mutasi jabatan
Pelanggaran Disiplin Berat
Pelanggaran yang memenuhi salah satu unsur :
o Sengaja / terencana melakukan perbuatan yang menimbulkan kerugian materiil yang besar bagi Perusahaan
o Melakukan perbuatan asusila / perjudian di lingkungan kerja
o Mabuk, memakai & mengedarkan narkotika, psikotropika di lingkungan kerja
o Menyerang, menganiaya, mengancam / mengintimidasi teman sekerja / pengusaha di lingkungan kerja
o Dijatuhi hukuman penjara lebih dari 2 thn berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap
o Dengan sengaja merusak sistem / fasilitas kerja milik Perusahaan
o Terlibat aktif dalam kegiatan parpol sebagai pengurus / anggota
o Melakukan pengulangan pelanggaran disiplin sedang
Beberapa contoh pelanggaran :
o Penipuan, pencurian / penggelapan barang dan/atau uang milik Perusahaan
o Membongkar / membocorkan rahasia perusahaan yg seharusnya dirahasiakan kec. untuk kepentingan negara
o Memberikan keterangan palsu / yang dipalsukan sehingga merugikan Perusahaan
o Membujuk teman sekerja / pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan per-Uuan
o Dengan ceroboh / sengaja merusak / membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik Perusahaan yang
menimbulkan kerugian bagi Perusahaan
o Dengan ceroboh / sengaja membiarkan teman sekerja / pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja
Jenis Peringatan dan Sanksi Disiplin
Karyawan
Jenis Peringatan dan Sanksi
DISIPLIN
RINGAN
DISIPLIN
SEDANG
DISIPLIN
BERAT
Catatan
1. Pelaksanaan sanksi disiplin sedang dan Berat dapat ditambah dengan TGR apabila terbukti merugikan Perusahaan.
2. Penjatuhan sanksi disiplin terhadap Karyawan tidak harus dimulai dari jenis sanksi disiplin yang paling ringan, namun tergantung dari
klasifikasi dan derajat pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh pegawai tersebut.
3. Hal ini juga berlaku untuk penjatuhan sanksi disiplin sedang, tidak harus dimulai dari Peringatan Tertulis I (Pertama).
Pemberian Sanksi dan Pemberlakuan Surat Peringatan
Bagi Karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin, selain diberikan sanksi pokok juga dapat
diberikan sanksi tambahan (jika ada / diperlukan).
Pemberian sanksi tambahan tergantung pada jenis dan tingkat pelanggaran yang dilakukan.
Apabila Karyawan terbukti melakukan beberapa pelanggaran disiplin, maka hanya dapat dijatuhi
sanksi disiplin yang terberat.
Tiap surat peringatan dan sanksi disiplin memiliki masa berlaku maksimal 6 bulan sejak
diterimanya surat peringatan oleh masing-masing pihak.
Maksud :
Sebagai pembinaan agar Karyawan tidak mengulangi perbuatan
Skorsing
Skorsing
1. Tindak Sela adalah suatu tindakan yang bersifat sementara, yaitu pembebasan sementara dari tugas jabatan Karyawan
yang disangka melakukan Pelanggaran Disiplin, sebelum ditetapkan keputusan Sanksi Disiplin yang definitif dari Pejabat
Yang Berwenang Memberikan Sanksi yang berupa penonaktifan Karyawan.
2. Pelanggaran Disiplin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran yang diperkirakan
mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan atau pelanggaran yang diperkirakan dapat dijatuhi Sanksi Disiplin berupa PHK.
3. Dalam keadaan mendesak, Pejabat yang berhak menjatuhkan tindak sela dapat melakukan tindakan pembebasan
sementara Karyawan dari tugas jabatan Karyawan yang disangka melakukan Pelanggaran Disiplin, sebagai tindakan
pengamanan untuk kepentingan kelancaran operasional Perusahaan, Penyelamatan aset Perusahaan dan demi tegaknya
Disiplin Karyawan.
TIM PEMERIKSA
PELANGGARAN DISIPLIN
KARYAWAN (TP2DK)
PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN SANKSI (PYBMS)
Penetapan PYBMS :
o DIR SDM & ADM bagi seluruh Karyawan Kantor Pusat & GM Unit/Kepala Badan
o GM Unit / Kepala Badan bagi seluruh Karyawan Unit bersangkutan
PYBMS bagi Karyawan yang dijatuhi sanksi disiplin PHK adalah pejabat yang berwenang mengangkat dan
memberhentikan Karyawan menurut ketentuan yang berlaku di Perusahaan, yaitu DIR SDM & ADM
TP2DK
Dibentuk di :
Unit / Badan :
Wilayah kerja di unit/badan bersangkutan
Diangkat dan diberhentikan oleh GM Unit/Kepala Badan
Bertanggungjawab kepada GM Unit/Kepala Badan
Jumlah anggota minimal 5 orang dan maksimal 9 orang (terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan
Anggota.
TP2DK
Dalam hal pelanggaran disiplin di wilayah kerja Unit/Badan yg penjatuhan sanksi disiplinnya merupakan
wewenang PYBMS pusat (klasifikasi pelanggaran disiplin berat dengan sanksi berupa PHK), maka GM
Unit/Badan wajib melaporkan kepada PYBMS di Kantor Pusat
Pemeriksaan pelanggaran tsb ditangani oleh TP2DK Kantor (dengan berkoordinasi dengan TP2DK Unit/Badan)
Bila sifat dan kadar pelanggaran disiplin yang dilakukan :
o cukup berat dan rumit, atau
o jabatan semua anggota TP2DK lebih rendah dari Karyawan yang diperiksa
maka pemeriksaan dpt dilakukan oleh TP2DK yg dibentuk secara khusus oleh DIRSDM dan ADM
KEWENANGAN TP2DK
Penyampaian pemeriksaan oleh TP2DK kepada PYBMS dilakukan selambat-lambatnya 90 hari terhitung sejak tanggal diterimanya
Jika dalam jangka waktu yang ditentukan TP2DK belum dapat menyelesaikan tugas, maka Tim mengajukan perpanjangan jangka
Bila setelah perpanjangan belum dapat menyelesaikan juga, maka PYBMS dapat mengganti susunan keanggotaan TP2DK
YANG HRS DIPERHATIKAN DALAM PEMERIKSAAN
PELANGGARAN DISIPLIN
o Memberikan bukti-bukti yang dianggap dapat Pemeriksaan dapat dilakukan tanpa kehadiran (In
Absentia) bila :
meringankan Terperiksa
o Karyawan sedang menjalani masa pidana
Hasil pembelaan merupakan salah satu
(penjara / kurungan)
pertimbangan TP2DK dlm menyusun
rekomendasi penjatuhan sanksi dalam BAEP, o Karyawan tdk hadir setelah dipanggil secara
namun tidak bersifat mengikat. patut sebanyak 2 kali dengan tenggang waktu
antara pemanggilan pertama dan kedua
maksimal 14 hari
Penetapan dan Penyerahan Keputusan Sanksi Disiplin
Berdasarkan hasil pemeriksaan TP2DK, PYBMS harus memutuskan sanksi disiplin selambat-lambatnya
30 hari kalender sejak hasil pemeriksaan diterima oleh PYBMS
Penjatuhan dilakukan dgn mempertimbangkan pelangaran disiplin yang dilakukan
Dalam keputusan penetapan sanksi hrs disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan
Keputusan hrs ditandatangani oleh PYBMS dan tindasan disampaikan ke SP paling lambat 7 hari
kalender sejak Keputusan Sanksi ditetapkan
Penyerahan dilakukan melalui pemanggilan dan dihadiri wakil dari SP
Bila karyawan ybs tidak hadir dalam jangka waktu 7 hari kalender sejak pemanggilan, maka Keputusan
Sanksi dikirim lewat jasa pengiriman tercatat
Bila tetap tidak mau menerima, maka tetap dinyatakan sah, tetap berlaku dan mengikat
Tim Pertimbangan Karyawan
(TPK)
Tim Pertimbangan Karyawan (TPK)
Tugas utama adalah melakukan evaluasi terhadap proses pengambilan
putusan TP2DK atas keberatan Karyawan yang telah dikenakan sanksi
oleh PYBMS.
Terdiri atas 5 orang, meliputi Ketua, Sekretaris dan anggota yang tugas
dan wewenang ditetapkan Direksi.
Keputusan Keberatan Sanksi Disiplin
Atasan PYBMS wajib mengambil keputusan dalam jangka waktu selambat-lambatnya 60 hari kalender sejak
tanggal diterimanya surat keberatan.
Bila tidak mengambil keputusan, keberatan dianggap diterima.
Atasan PYBMS dapat memperkuat, mengubah / membatalkan sanksi disiplin yg dijatuhkan PYBMS.
Keputusan Atasan PYBMS tidak dapat diajukan keberatan.
Keputusan disampaikan kepada Karyawan melalui PYBMS.
Penyampaikan keputusan dilakukan melalui pemanggilan dan dihadiir oleh wakil dari SP.
Bila dalam jangka waktu 7 hari kalender sejak pemanggilan, Karyawan ybs tidak hadir maka penyerahan lewat
jasa pengiriman tercatat.
Bila tetap tidak mau menerima, maka tetap dinyatakan sah, tetap berlaku dan mengikat.
Alur Keberatan Sanksi Disiplin
Referensi
Referensi