Anda di halaman 1dari 23

PERHITUNGAN HARGA

POKOK PROSES
Perusahaan yang menerapkan
perhitungan biaya harga pokok proses

Perhitungan harga pokok proses ditetapkan di perusahaan


yang menghasilkan produk bersifat standar atau
homogen.
Yaitu produk yang dihasilkan memiliki spesifikasi yang
sama dan dihasilkan secara terus menerus sepanjang
waktu.
Contoh :
 Perusahaan manufaktur : semen,air mineral,softdrink
dan furniture.
 Perusahaan jasa : perusahaan perhotelan dan
penerbangan.
Ciri-ciri perhitungan harga pokok
proses

1. Harga pokok produk dihitung pada akhir


periode akuntansi.
 Jika produk diolah melalui satu
depertemen, harga pokok per unit dihitung
dengan rumus berikut.
 
Harga pokok per unit = Biaya produksi selama periode
Jumlah unit yang dihasilkan
 Jika produk diolah melalui beberapa departemen
produksi, harga pokok produknya dihitung untuk setiap
departemen produksi dengan rumuss berikut.
 
Harga pokok per unit = Biaya produksi untuk setiap departemen
Unit dihasilkan oleh setiap departemen

2. Biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik dibenbankan ke produk berdasarkan biaya
sesungguhnya(actual costing).

3. Biaya produksi dicatat dengan menggunakan media yang disebut Laporan


Harga Pokok Produksi (Cost of Production Report). Laporan ini memiliki tiga
bagian, yaitu data produksi, biaya dibebankan dan biaya diperhitungkan.
Aliran produksi pada perhitungan biaya
berdasarkan proses

1. Data produksi
berisi informasi tentang kuantitas produksi
selama periode tertentu. total unit yang diproses
selama satu periode harus sama dengan total unit
yang selesai dan belum selesai.
Total unit yang diproses terdiri atas unit persediaan
barang dalam proses awal dan unit masuk proses periode
ini. Unit masuk proses periode ini diperoleh dengan
menyertakan bahan baku dengan unit dihasilkan.
Contoh soal

Contohnya, PT Semen Andalas Tbk memiliki


Persediaan Barang dalam Proses (BDP) per 1
januari 2016 sebanyak 10.000 ton. Selama
Januari 2016, perusahaan memproses 50.000
ton. Pada akhir Januari 2016, perusahaan
memiliki persediaan barang dalam proses
sebanyak 20.000 ton. Penyajian data produksi
dalam laporan harga pokok produksinya.
Data Produksi

Persediaan Barang dalam Proses per 1 Januari 2016 10.000 ton

Produk masuk proses bulan Januari 2016 50.000 ton

Total produk yang diproses bulan Januari 2016 60.000 ton

Barang jadi dan ditranfer ke gudang 40.000 ton

Persediaan Barang dalam proses per 31 Januari 2016 20.000 ton

Total 60.000 ton

*) 60.000 ton – 20.000 ton = 40.000 ton


2. Biaya dibebankan
Bagian ini berisi informasi mengenai perhitungan
biaya per unit untuk masing-masing unsur biaya
produksi dan total.Biaya per unit untuk masing masing
unsur biaya produksi di hitung dengan rumus berikut.

Biaya per unit = Biaya untuk masing masing unsur biaya produksi
Unit setara untuk masing masing unsur biaya produk
3. Biaya Diperhitungkan

berisi informasi mengenai alokasi total biaya yang


dibebankan ke barang jadi dan persediaan barang
dalam proses akhir.
contoh soal :
produk yang masuk proses sebanyak 50.000 ton.
Barang jadi sebanyak 40.000 ton dan persediaan
barang dalam proses akhir sebanyak 10.000 ton
dengan tingkat penyelesaian 40 persen. Total biaya
produksi yang dibebankan sebesar Rp.4.400.000 .
hitung harga pokok barang jadi dan harga pokok
persediaan barang dalam proses.
Jawaban:

Perhitungan unit setara dan biaya per unit sebagai


berikut.
Unit Setara = 40.000 ton x 40% = 44.000 ton
Biaya per ton= Rp. 4.400.000 / 44.000 ton = Rp. 100

Biaya dibebankan dialokasikan sebagai berikut.


Harga pokok barang jadi 40.000 ton x Rp. 100 Rp. 4.000.000

Harga pokok persediaan barang dalam proses akhir


10.000 ton (40%) x Rp.100 Rp. 400.000

Total biaya dibebankan Rp. 4.400.000


PERLAKUAN TERHADAP PERSEDIAAN
BARANG DALAM PROSES AWAL DAN
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI

Menggunakan 2 metode, yaitu :


1. metode harga pokok rata-rata ( Average
cost method)
2. metode masuk pertama, keluar pertama –
MPKP (first in, first out – FIFO).
1. Metode Harga Pokok Rata-Rata
( Average cost method)

 Barang jadi tidak dibebankan berdasarkan


jumlah dari asalnya, apakah berasal dari
persediaan barang dalam proses awal atau
berasal dari produk masuk proses untuk
periode ini.
 Biaya untuk masing-masing unsur biaya
produksi yang dikeluarkan pada periode lalu
digabung dengan biaya yang dikeluarkan
pada periode ini.
UNSUR BIAYA (1) HARGA POKOK BIAYA PRODUKSI TOTAL BIYA
BOP AWAL (2) PERIODE INI (3) PRODUKSI (4) =
(2) + (3)
BIAYA BAHAN XX XX XX
BAKU
BIAYA TENAGA XX XX XX
KERJA
TOTAL BIAYA XX XX XX
DIBEBANKAN
BIAYA OVERHEAD XX XX XX
PABRIK

Unit Setara = Unit Selesai + (Unit Persediaan BDP Akhir x Tingkat Penyelesaian )
PT SEMEN ANDALAS TBK
Laporan Harga Pokok Produksi – Metode Harga Pokok Rata-Rata
Bulan Januari 2016

Data Produksi

Persediaan BDP Awal


(BB100% BTK 50% BOP 40%) 10.000 ton
Produk masuk proses 50.000 ton
60.000 ton
Barang jadi ditranfer ke gudang 40.000 ton
Persediaan BDP Akhir
(BB 100% BTK 60% BOP 30%) 20.000 ton
60.000 ton
BIAYA DIBEBANKAN

Harga Biaya Total Biaya Unit Setara Harga


Pokok BOP Periode Ini Pokok per
Awal Ton

BBB 3.000.000 15.000.000 18.000.000 60.000 300

yt5rdythtcc
BTK 1.200.000 4.000.000 5.200.000 52.000 100

BOP 3.200.000 6.000.000 9.200.000 46.000 200

TOTAL 7.400.000 25.000.000 32.400.000 158.000 600


BIAYA DIPERHITUNGKAN

Harga pokok barang jadi yang ditranfer ke gudang


= 40.000 ton x Rp.600 Rp. 24.000.000

Harga pokok BDP akhir (20.000 ton)


BBB 20.000(100%) x Rp.300 Rp. 6.000.000
BTK 20.000(60%) x Rp. 100 Rp. 1.200.000
BOP 20.000(30%) x Rp.200 Rp. 1.200.000
Rp. 8.400.000
Total biaya diperhitungkan
Rp. 32.400.000
2. Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama
(MPKP) atau first-in, first out (FIFO).

a. Persediaan barang dalam proses awal


diasumsikan diproses terlebih dahulu dan jika
telah selesai, kemudian baru dapat
memproses produk masuk proses periode ini.
b. Biaya produksi yang telah diserap oleh BDP
awal pada bulan lalu tetap merupakan biaya
bulan lalu.
c. Unit setara dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Unit Setara =
(Unit Persediaan BDP Awal x Tambahan Tingkat
Penyelesaian yang Diperlukan) + Unit Barang Jadi dari Proses
Periode ini + (Unit Persediaan BDP Akhir x Tigkat
Penyelesaian)
 
d. Biaya per unit hanya dihitung untuk biaya produksi yang
terjadi pada periode ini karena biaya produksi yang dikeluarkan
pada periode lalu untuk persediaan barang dalam proses awal
akan tetap tercatat untuk periode lalu. Biaya per unit dihitung
dengan rumus berikut.

Biaya per unit = Biaya periode ini


Unit setara
e. Berikut adalah perhitungan harga pokok
barang jadi dan harga pokok persediaan
barang dalam proses akhir.
1. Harga pokok barang jadi BDP awal (10.000 ton)
Biaya periode lalu Rp.7.400.000
Tambahan biaya untuk menyelesaikan :
BTK 10.000 (50%) x Rp.85,11 Rp.425,550
BOP 10.000(60%) x Rp.142,86 Rp.857,160 Rp.1.282.710
Jumlah Rp.8.682.710

2. Harga pokok barang jadi periode ini:


30.000 ton x Rp.527,97 Rp.15.838.810
Total harga pokok barang jadi yang ditranfer ke gudang:
40.000 ton
Rp.24.521.520
 
3. Harga pokok BDP akhir (20.000 ton)
BBB 20.000 (100%) x Rp.300 Rp.6.000.000
BTK 20.000(60%) x Rp.85,11 Rp.1.021.320
BOP 20.000(30%) x Rp.142,86 Rp. 857.160
Total harga pokok BDP akhir Rp.7.878.480
Total biaya yang diperhitungkan
Rp.32.400.00 
Ayat Jurnal
Ayat jurnal untuk mencatat terjadinya biaya produksi selama bulan Januari 2016
 
Persediaan bahan baku Rp.15.000.000
Biaya gaji dan upah Rp.4.000.000
Biaya overhead pabrik Rp.6.000.000
Utang dagang Rp.15.000.000
Utang gaji dan upah Rp.4.000.000
Berbagi akun dikerdit Rp.6.000.000
 
Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya produksi ke produk
 
Persediaan BDP Rp.25.000.000
Persediaan bahan baku Rp.15.000.000
Biaya gaji dan upah Rp.4.000.000
Biaya overhead pabrik Rp.6.000.000
 
  
Ayat jurnal untuk mencatat barang jadi (dengan asumsi menggunakan metode harga pokok rata-rata
tertimbang)
 
Persediaan barang jadi Rp.24.000.000
Persediaan BDP Rp.24.000.000
PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH
DARI SATU DEPARTEMEN
Jika produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, akun
persediaan barang dalam proses dibuat per departemen produksi. PT
Semen Andalas Tbk menghasilkan semen melalui empat departemen
produksi, yaitu departemen Raw Mill,kiln, Cement Mill, dan packing.

A. Ayat jurnal untuk mencatat barang jadi di Departemen Kiln

Persediaan BDP-Departemen Kiln Rp.xxx


Persediaan BDP-Departemen Raw Mill Rp.xxx

B. Ayat jurnal untuk mencatat barang jadi di Departemen Kiln


 
Persediaan BDP-Departemen Cement Mill Rp.xxx
Persediaan BDP-Departemen Kiln Rp.xxx
C. Ayat jurnal untuk mencatat barang jadi di Departemen Cement Mill
 
Persediaan BDP-Departemen Packing Rp.xxx
Persediaan BDP-Departemen Cement Mill Rp.xxx

D. Ayat jurnal untuk mencatat barang jadi di Departemen Packing


 
Persediaan barang jadi Rp.xxx
Persediaan BDP-Departemen Packing Rp.xxx
 
 
 
 
SEMOGA BERMANFAAT

TERIMA KASIH ATAS


PERHATIAN ANDA

Anda mungkin juga menyukai