Anda di halaman 1dari 8

11

Grade

Pelaksanaan Demokrasi Periode


1959 - 1965
Meishia,Renanda, Trisna
Sejak pertama Indonesia berdiri, demokrasi sudah menjadi bentuk
penyelenggaraan negara.

Kendati demikiran, bentuk demokrasi yang berlaku saat ini berbeda dengan masa-masa
sebelumnya. Di Indonesia, periode demokrasi dibagi menjadi:
1. Pemerintahan masa revolusi kemerdekaan Indonesia (1945-1949)
2. Pemerintahan parlementer (1949-1959)
3. Pemerintahan demokrasi terpimpin (1959-1965)
4. Pemerintahan orde baru (1965-1998)
5. Pemerintahan orde reformasi (1998-sekarang)
6. Masa demokrasi terpimpin yang berlangsung dari 1959 hingga 1965 menjadi salah
satu masa terkelam kehidupan berbangsa dan bernegaraMeskipun menyandang nama
demokrasi, namun azas-azas demokrasi tidak diberlakukan dengan baik.
Berikut ini pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada
masa pemerintahan demokrasi terpimpin:
Demokrasi Indonesia periode demokrasi terpimpin (1959-1965)Sebelumnya, di masa
parlementer, Indonesia mengalami stagnansi hukum dan dasar negara. Dewan Konstituante
yang bertugas menyusun Konstitusi atau Undang-Undang Dasar baru untuk menggantikan
UUDS 1950, tak kunjung menyelesaikan tugasnya.

Kinerja Dewan Konstituante yang berlarut-larut membawa Indonesia ke dalam persoalan


politik yang pelik.

Kondisi negara serta tidak pasti. Landasan konstitusional tidak mempunyai kekuatan hukum
tetap karena hanya bersifat sementara.

Situasi seperti ini berpengaruh besar terhadap situasi keamanan nasional. Karena
membahayakan persatuan dan kesatuan nasional.Presiden Soekarno sebagai kepala negara
melihat situasi ini sangat membahayakan bila terus dibiarkan.
Oleh karena itu untuk mengeluarkan bangsa dari persoalan
pelik tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit pada 5
Juli 1959 yang selanjutnya disebut Dekrit Presiden 5 Juli
1959.Dekrit Presiden 5 Juli 1959Dalam dekrit tersebut,
Presiden menyatakan membubarkan Dewan Konstituante dan
kembali pada Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945.

Dekrit presiden tersebut mengakhiri era demokrasi


parlementer. Dekrit Presiden juga membawa dampak sangat
besar dalam kehidupan politik nasional.
Oleh karena itu untuk mengeluarkan bangsa dari persoalan
pelik tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit pada 5
Juli 1959 yang selanjutnya disebut Dekrit Presiden 5 Juli
1959.Dekrit Presiden 5 Juli 1959Dalam dekrit tersebut,
Presiden menyatakan membubarkan Dewan Konstituante dan
kembali pada Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945.

Dekrit presiden tersebut mengakhiri era demokrasi


parlementer. Dekrit Presiden juga membawa dampak sangat
besar dalam kehidupan politik nasional.
Era baru demokrasi dan pemerintahan Indonesia
dimulai yaitu suatu konsep demokrasi yang oleh
Presiden Soekarno disebut Demokrasi Terpimpin.
Maksud konsep terpimpin ini dalam Pandangan
Soekarno adalah dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan dalam permusyawaratan dan
perwakilan.

Demokrasi terpimpin merupakan pembalikan total


dari proses politik yang berjalan pada masa demokrasi
parlementer.

Yang disebut demokrasi pada masa ini ialah


perwujudan kehendak presiden dalam rangka
menempatkan dirinya sebagai satu-satunya institusi
yang paling berkuasa di Indonesia
Tokoh pada masa itu

Ir. Soekarno
GAN EN

Anda mungkin juga menyukai