Anda di halaman 1dari 8

MAMPU MEMAHAMI DAN MENJADIKAN POLA

HIDUP PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA


DR. H. NURIANTO RS. SH.,MM.,MH.,MBL
PENGERTIAN ETIKA
Dikehidupan sehari-hari tentu saja Anda sering
mendengar istilah etika. Tetapi, apakah Anda tahu
apa itu pengertian etika? Ada banyak sekali orang-
orang diluar sana yang tidak tahu secara pasti apa
maksud dari etika. Hal inilah yang seringkali
menyebabkan kesalahpahaman di kalangan
masyarakat.
Etika merupakan peraturan yang ada dimasyarakat yang biasanya dijadikan sebagai acuan dalam
bersosialisasi baik dilingkungan masyarakat dan lingkungan lainnya.

1. Aristotles
Dalam pendapatnya Aristoteles membagi etika menjadi dua pengertian.
Adapun kedua pengertian tersebut adalah Terminus Technicus serta Manner and Cutom.
Terminus Technicus adalah contoh dari etika yang dipelajari dalam bentuk ilmu pengetahuan.
Manner and Cutom mempelajari etika dari segi hubungan adat istiadat yang melekat pada manusia
dan juga tata caranya.
2. Fagothey
Etika menurut Fagothey merupakan studi yang mengenai kehendak yang ada di dalam diri
manusia. Kehendak tersebut biasanya berhubungan dengan benar ataupun salah dalam mengambil
sebuah tindakan.
3. Drs. Siji Gajalba
Menurut Drs. Sidi Gajalba etika merupakan teori mengenai tingkah laku dari perbuatan manusia.
Perilaku ini nantinya akan dipandang dari segi baik atau buruknya. Lalu etika nantinya akan
ditentukan oleh akal manusia.
4. DR. James J. Spillane SJ
Menurut beliau, etika merupakan hal untuk mempertimbangkan suatu tingkah manusia untuk
mengambil suatu keputusan. Keputusan tersebut merupakan sebuah keputusan yang berhubungan
dengan moral dan lebih mengarah kepada akal budi secara objektif untuk menentukan benar dan
salah mengenai tingkah laku dari seseorang.
5. Kattsoff
Menurut Kattsoff, etika merupakan hal-hal yang berhubungan dan bersangkutan dengan beberapa
prinsip yang ada di dalam hidup manusia. Prinsip tersebut merupakn prinsip-prinsip yang berisi
pembenaran mengenai tingkah laku yang ada di dalam pribadi manusia.
6. Drs. Haji Burhanuddin Salam
Etika menurut Drs. Haji Burhanuddin Salam adalah salah satu dari cabang ilmu filsafat yang
menjelaskan mengenai berbagai macam nilai-nilai dan norma. Nilai dan norma tersebut nantinya
akan menuntukan tindakan apa yang harus dilakukan manusia dalam hidupnya.
7. Sumaryono
Sumaryono menjelaskan bahwa etika merupakan sebuah studi yang membahas mengenai kebenaran
dari sebuah tindakan berdasarkan kodrat yang melekat pada diri manusia. Etika sendiri nantinya
akan ditunjukkan melalui tingkah laku dari manusia itu sendiri dalam bertindak di kehidupan
sehari-hari.
8. Franz Magis Suseno
Menurut Franz Magis Suseno, etika merupakan sebuah ilmu orientasi yang nantinya akan
memberikan arahan dari setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia. Dengan adanya etika, hidup
manusia akan menjadi teratur dan terarah sehingga tercipta sebuah kedamaian.
9. H. A. Mustafa
Pengertian etika merupakan suatu ilmu yang akan menyelidiki mana tindakan baik dan mana
tindakan buruk. Cara menyelidikinya adalah dengan memperhatikan setiap amal perbuatan manusia
yang dilakukan. Etika sendiri dapat dilihat berdasarkan dari akal pikiran manusia.
PENGERTIAN ETIKA SECARA UMUM
Secara umum, etika sendiri dapat diartikan sebagai peraturan, tindakan, norma, dan moral yang ada
di lingkungan masyarakat. Peraturan ini nantinya bisa dijadikan sebagai acuan dari perbuatan dan
perilaku manusia, apakah berperilaku baik ataukah berperilaku buruk.

Dengan adanya etika sejak zaman dahulu, diharapkan setiap pribadi manusia sadar akan
tindakannya. Kesadaran akan baik buruknya tindakan dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan
yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat. Karena tanpa adanya etika, maka kehidupan ini tidak
akan berjalan secara tertib dan teratur.
CIRI-CIRI ETIKA
Etika yang berkaitan dengan tingkah laku manusia ini adalah bagian dari ilmu filsafat yang sangat penting. Ada
beberapa ciri-ciri etika yang bisa menentukan pemahaman seseorang tentang baik dan buruknya suatu perilaku.

1. Berlaku Tanpa Disaksikan


Etika ini umumnya tetap berlaku meski tanpa disaksikan oleh orang lain. Hal ini karena etika berhubungan dengan
hati nurani dan prinsip dasar hidup manusia yang baik. Anda yang mencuri tetap akan melanggar etika meski tidak
diketahui oleh orang lain. Dan moral Anda tetap akan buruk meski tidak masuk penjara karena tidak diketahui
penegak hukum.
2. Absolut atau Mutlak
Absolut atau mutlak ini menyatakan bahwa sebuah etika akan berlaku dimana saja, kapan saja dan untuk siapa saja.
Etika adalah prinsip yang tidak bisa dilakukan penawaran dan tidak juga tergantung dengan prinsip moral yang bisa
berubah-ubah. Contohnya adalah membunuh dan mengambil hak orang lain adalah perbuatan yang tidak bermoral
apapun alasannya.
3. Cara Pandang Batiniah
Etika adalah cara pandang batiniah yang terkait tentang baik buruknya sebuah perilaku yang dilakukan manusia.
Umumnya Anda sejak dari kecil sudah mempelajari berbagai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Anda juga
semakin hari semakin tahu mana hal baik dan hal buruk sehingga sangat membekas di hati. Hal ini akan
memunculkan pergolakan dalam diri jika ingin berbuat buruk.
4. Terkait Perbuatan dan Perilaku Manusia
Etika memang sangat berkaitan dengan perbuatan dan perilaku manusia. Jadi sebuah etika umum itu terbentuk
secara alami akibat perbuatan dan perilaku manusia. Perilaku yang buruk dianggap sebagai etika buruk dan perilaku
yang baik dianggap sebagai etika baik. Jadi intinya sangat berkaitan dengan perbuatan dan perilaku yang dilakukan
oleh Anda sendiri.
JENIS-JENIS ETIKA
Etika sebagai salah satu cabang ilmu filsafat ini juga memiliki pembagian lagi menjadi 2 jenis secara umum.
Ilmu yang mencakup analisis serta penerapan baik dan buruk sesuatu tindakan atau tingkah laku ini sangat
penting dalam kehidupan.
Ada dua jenis etika yang dikenal hingga saat ini dalam dunia yaitu etika filosofis dan etika teologis.

1. Etika Filosofis
Etika yang bersumber dari aktivitas berpikir yang dilakukan manusia adalah jenis etika filosofis.
Atau bisa juga disebut etika adalah bagian dari filsafat. Filsafat adalah salah satu bidang ilmu yang
mengutamakan tentang pikiran manusia. Jadi filsafat ini dalam etika juga dapat dibagi lagi menjadi dua sifat
yaitu empiris dan non empiris. Empiris adalah jenis filsafat yang berkaitan dengan hal-hal yang nyata, ada atau
konkret. Salah satu contoh yang bisa dengan mudah diambil adalah bidang filsafat hukum yang membahas
tentang hukum. Non empiris ini adalah bagian yang berusaha melampaui hal-hal konkret atau nyata
sebelumnya. Non empiris seolah menanyakan gejala konkret yang menyebabkannya.
2. Etika Teologis
Etika satu ini sangat erat kaitannya dengan agama dan ajaran agama yang ada didunia. Ada dua hal yang harus
diingat menyangkut dengan etika satu ini. Pertama etika ini tidak dibatasi oleh satu agama tertentu saja
mengingat banyaknya agama di dunia. Setiap agama diketahui memiliki etika teologis yang masing-masing
dan spesifik juga berbeda-beda. Kedua etika ini sebenarnya adalah bagian dari etika umum yang banyak
diterapkan dan diketahui oleh sebagian besar orang. Etika umum ini lebih banyak dan luas dengan unsur-unsur
yang tidak terbatas. Jadi Anda juga bisa secara tidak langsung memahami etika teologis dengan cara
memahami etika umun atau sebaliknya.
ETIKA PANCASILA
Etika pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai
pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Suatu
hal dapat dianggap baik bukan hanya karena tidak bertentangan dengan nilai-nilai
pancasila, tetapi juga sesuai dengan isi dari nilai-nilai pancasila tersebut.

Nilai-nilai pancasila meskipun merupakan penegasan dari nilai yang hidup di dalam
kenyataan bersosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun pada
dasarnya nilai-nilai pancasila dapat bersifat umum atau universal, dan dapat diterima oleh
siapapun dan kapanpun. Misalnya, pada sila kedua yaitu, Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab, adil dengan memiliki sifat yang tidak membeda bedakan suatu hal dan sesuai
dengan apa yang diperlukan kemudian beradab yaitu memiliki kepribadian dan etika yang
baik

Menurut TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 dikatakan bahwa Pancasila merupakan sumber


dari segala sumber hukum. Dapat dikatakan bahwa segala hukum yang dibuat di negara ini
berlandaskan isi-isi dari pancasila. Yang diharapkan, bahwa negara kita ini akan sesuai
dengan isi dari pancasila tersebut dan melekat pada diri masyarakat-masyarakatnya. Oleh
karena itu penyelenggaraan hukum Negara yang dilakukan oleh pemerintah tidak boleh
bertentangan dengan harkat dan martabat manusia, terutama manusia yang tinggal di
wilayah nusantara.

Anda mungkin juga menyukai