ELEKTROKIMIA
ELEKTROKIMIA
Sel Elektrokimia
Berdasarkan prinsip kerjanya, sel elektrokimia dibedakan menjadi dua yaitu sel
Volta ( sel Galvani ) dan sel elektrolisis
Dibawah ini disajikan data perbedaan utama antara sel volta dan sel elektrolisis
Perbedaan Sel Volta Sel Elektrolisis
Perubahan Energi kimia berubah menjadi Energi listrik berubah menjadi
energi listrik energi kimia
Elektrode Katode : elektrode positif Katode : elektrode negatif
Anode : elektrode negatif Anode : elektrode positif
Proses Katode : terjadi reduksi Katode : terjadi reduksi
Anode : terjadi oksidasi Anode : terjadi oksidasi
1 Sel Volta
Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik. Penemu sel ini
seorang ahli kimia berkebangsaan Italia adalah Alessandro Giuseppe Volta (1745
– 1827 ) dan Lugini Galvani ( 1737 – 1798 )
Reaksi yg terjadi :
Katode : Reduksi : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
Anode : oksidasi : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e
Sebelum diagram ( bagan ) sel suatu reaksi ditulis, harus ditentukan dahulu logam
yang bertindak sebagai katode dan anode
Example :
Suatu sel Volta terdiri atas elektrode Cu dalam larutan CuSO4 dan elektrode hidrogen
standar. Voltmeter menunjuk angka 0,34 volt. Berapakah harga potensial elektrode
Cu ?
Jawab :
Katode : Cu2+(aq) + 2e Cu(s) Eosel = Eodi katode – Eodi anode
Anode : H2(g) 2H+(aq) + 2e Eosel = EoCu2+ l Cu – EoH2 l H+
0,34 = EoCu2+ l Cu – Eo 0
0,34 = EoCu2+ l Cu
c. Potensial Sel
Cara menghitung potensial sel dapat dilihat pada persamaan dibawah ini :
Eosel = Eoyang mengalami reduksi – Eo yang mengalami oksidasi
Ket. : reaksi berlangsung apabila Eo sel mempunyai harga positif
Selain itu kita bisa juga menggunakan deret tegangan logam yang lebih dikenal
dengan “deret Volta logam”. Dimana fungsi dari deret logam volta adalah untuk
mengetahui apakah reaksi tersebut bisa berlangsung spontan atau tidak, jadi unsur
yang berada di kiri mampu mereduksi unsur yang berada disebelah kanannya.
Li – K – Ba – Sr – Ca – Na – La – Ce – Mg – Lu – Al – Zn – Fe – Cd – Co – Ni – Sn – Pb – H – Cu – Hg – Ag – Pt - Au
Example :
1. Apakah reaksi : Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu dapat berlangsung
Jawab :
Oksidasi
Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu
reduksi
Cara I :
Reaksi kita bagi atas 2 buah setengah reaksi, yaitu :
Oksidasi : Zn Zn2+ + 2e ; Eo = +0,76 volt
Reduksi : Cu2+ + 2e Cu ; E o = +0,34 volt
Cara II :
Dengan menggunakan rumus :
Eosel = Eoreduksi – Eooksidasi
Eosel = EoCu – EoZn
Eosel = +0,34 – ( – 0,76 )
Eosel = +1,1 volt
Harga Eo positif berarti reaksi dapat berlangsung
Latihan Soal
Dengan melihat daftar harga potensial elektrode standar, tentukan potensial sel dari :
a. Mg/Mg2+ // Zn2+/Zn
b. Ni/Ni2+ // Cu2+/Cu
c. Cr/Cr2+ // Ni2+/Ni
d. Mg/Mg2+ // Ni2+/Ni
e. Zn/Zn2+ // Cu2+/Cu
d. Macam – macam Sel Volta
Dalam sel elektrolisis terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Biasanya
senyawa yang dielektrolisis berupa senyawa yang bersifat elektrolit. Sel elektrolisis
banyak digunakan dalam pelapisan logam
Tentukan reaksi yang terjadi pada katode maupun anode apabila larutan dibawah
ini dielektrolisis
1.Larutan Natrium Sulfat
2.Larutan Asam Nitrat
3.Larutan Kadmium Sulfat
Hukum Faraday
Dalam sel elektrolisis juga dapat ditentukan banyaknya logam yang akan direduksi
di katode. Penghitungan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan hukum
Faraday. Faraday mengatakan “bahwa jumlah perubahan kimia yang
dihasilkan dalam suatu proses elektrolisis tergantung pada jumlah listrik
yang digunakan”.
Sehingga perumusan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
W F atau W = e . F
e.i. t
W gram e . F gram
96.500
Ar Mr
e
valensi Valensi (total)
Hukum Faraday II
W1 e1
W2 e2
Example :
Larutan AgSO4 pekat dielektrolisis menggunakan elektrode Pt dengan kuat arus 15
ampere selama 25 menit. Tentukan berat perak yang mengendap, apabila
diketahui Ar Ag = 108
Jawab
Ar 108
e Ag 108
valensi 1
i = 15 A
t = 25 menit = 25 X 60 detik = 1.500 detik
e . i . t 108 X 15 X 1.500
W
96.500 96500
25,18 gram
Latihan Soal
Korosi merupakan proses perusakan suatu materi yang terjadi secara perlahan –
lahan dan dalam waktu yang lama oleh suatu proses kimia.
Korosi ini terjadi karena senyawa feri oksida sangat mudah membentuk kompleks
dengan air sehingga terbentuk Fe2O3.H2O, dan senyawa tersebut dikenal dengan
istilah karat besi.