Anda di halaman 1dari 14

SIKLUS AIR

KELOMPOK 10

 MELANIA SIMBOLON
 PUTRI RAHMADANI
 KHAIRUNNISA
Air merupakan komponen yang sangat berharga untuk keberlangsungan seluruh kehidupan di bumi. Siklus
hidrologi merupakan suatu proses perputaran dan sirkulasi air. Menurut Britannica Encyclopedia, siklus
hidrologi adalah perputaran air dan sirkulasi pada sistem atmosfer dalam bumi.

Pengertian Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi atau siklus air adalah proses pergerakan molekul air (H2O) yang berlangsung secara terus-
menerus dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi. Pergerakan air laut ke udara, kemudian jatuh ke
permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain, dan akhirnya mengalir ke laut kembali. Air
di bumi secara terus-menerus mengalami sirkulasi berupa proses penguapan, presipitasi dan pengaliran
keluar (outflow). Dari segi bahasa, kata “hidrologi” berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti “ilmu
air”. Sedangkan secara harfiah hidrologi adalah cabang dari ilmu geografi yang mempelajari ilmu
pergerakan air atau siklus air. Ilmu hidrologi juga membahas mengenai kualitas air yang mencakup layak
tidaknya air untuk konsumsi serta mempelajari mengenai distribusi air di bumi.
1. Evaporasi

Tahap pertama dalam siklus air adalah evaporasi. Pada evaporasi terjadi proses
penguapan berubahnya air yang tertampung di sungai, danau, atau laut menjadi
uap air karena panas matahari. Penguapan atau evaporasi terjadi karena
perubahan molekul cair menjadi molekul gas, maka air berubah menjadi uap.
Penguapan yang terjadi sendiri kemudian akan menimbulkan efek naiknya air
yang telah berubah menjadi gas ke atmosfer. Sinar matahari memiliki peran
utama pada tahap evaporasi, apabila sinar yang memancar terik maka semakin
besar juga molekul air yang terangkat.
2. Transpirasi

Selain penguapan pada air yang berada di badan air, penguapan juga terjadi pada bagian tubuh makhluk hidup
khususnya pada hewan. Tahap ini disebut juga transpirasi. Tumbuhan melakukan penyerapan air lewat akar, lalu
dimanfaatkan untuk fotosintesis, selanjutnya uap air akan dikeluarkan lewat stomata. Sedangkan pada hewan,
penguapan terjadi saat hewan mengkonsumsi air dan selanjutnya akan bernapas yang dapat menghasilkan uap air.
Molekul cair pada hewan dan tumbuhan kemudian akan berubah menjadi uap atau molekul gas. Setelah terjadi
penguangapan pada molekul cair, akan naik menuju atmoster layaknya tahap evaporasi. Transpirasi terjadi pada
jaringan yang ada di hewan dan tumbuhan, meski dari tahap ini air yang dihasilkan tidak terlalu banyak.

3. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi adalah penguapan air terjadi di seluruh permukaan bumi termasuk badan air dan tanah
maupun jaringan makhluk hidup. Pada tahap ini, akan terjadi penguapan di saat molekul cair yang
menguap merupakan seluruh jaringaan pada makhluk hidup serta air. Tahap Evapotranspirasi sendiri
sebagai tahap yang paling memberikan pengaruh pada jumlah air yang terbawa di siklus hidrologi.
4. Sublimasi

Sublimasi adalah peristiwa perubahan es menjadi uap air tanpa menjadi zat cair
terlebih dahulu. Tahap ini terjadi di wilayah kutub, baik kutub utara dan selatan,
serta wilayah yang banyak terdapat lapisan es yang akan mengalami proses
sublimasi. Penguapan yang terjadi merupakan perubahan es sehingga tidak
melewati proses cair. Kondisi tersebut yang menjadi perbedaan dalam tahap
evaporasi dan sublimasi yaitu kedua tahap membutuhkan waktu yang lebih lambat.

5. Kondensasi

Setelah melalui tahap penguapan yang terjadi dari berbagai sumber, selanjutnya adalah tahap kondensasi atau
pengembunan. Tahap ini air yang telah menguap kemudian berubah menjadi partikel es. Partikel es yang dihasilkan
sendiri sangat kecil dan terbentuk dikarenakan suhu dingin pada ketinggian atmosfer bagian atas. Partikel es
sendiri kemudian berubah menjadi awan hingga semakin banyak jumlah partikel esnya, awan kemudian semakin
berwarna hitam. Proses perubahan yang terjadi menjadi wujud yang lebih padat, contohnya pada gas yang berubah
menjadi cairan. Secara etimologi sendiri kondensasi merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin Condensate
yang maknanya adalah tertutup. Penguapan sendiri sebagai salah satu contoh dari perubahan fisika, yaitu
perubahan zat yang sementara sifatnya. Contohnya pada perubahan ukuran, wujud, dan bentuk. Perubahan ini
kemudian tidak menjadi zat baru dan cairan yang sudah terkondensasi dari uap ini kemudian dikenal sebagai
kondensat. Sementara kondensor adalah alat yang digunakan untuk melakukan kondensasi uap dan diubah menjadi
cairan.
6. Adveksi

Adveksi adalah proses berpindahnya awan. Adveksi menjadikan awan-awan menyebar dan
berpindah tempat. Misalnya awan di wilayah lautan berpindah ke wilayah daratan. Awan yang
telah terbentuk pada fase sebelumnya akan berpindah menuju lokasi lain karena pengaruh angin
dan perbedaan tekanan udara. Adveksi sebagai suatu penyebaran panas dengan arah horizontal atau
pun mendatar. Gerakan ini kemudian membuat udara di sekitarnya menjadi panas.

7. Presipitasi

Presipitasi dapat terjadi karena adanya pendinginan dan penambahan uap air, sehingga air yang
membentuk awan mencapai titik jenuh. Semakin banyak uap air yang terbentuk di atmosfer, maka
tetesan air yang ada di awan akan semakin banyak dan semakin berat. Ketika awan tidak mampu
menampung banyaknya air yang terbentuk, maka air tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk hujan.
Jika suhu sekitar kurang dari 0 derajat celcius, kemudian akan terjadilah hujan es hingga hujan salju
8. Run Off

Tahap Run Off dalam siklus air adalah peristiwa hujan yang jatuh ke permukaan
bumi dan terjadi di wilayah dataran tinggi, misalnya hujan di daerah hulu sungai.
Hal ini menyebabkan air mengalir ke daratan yang lebih rendah, sehingga proses
Run Off dapat diartikan adalah proses bergeraknya air. Air mengalir menuju ke
laut sebagai tujuan terakhir. Setelah mencapai lautan, maka akan terjadi
evaporasi dan proses siklus air yang lainnya.
9. Infiltrasi

Selanjutnya adalah tahap infiltrasi. Dalam tahap ini, menjadi faktor pada siklus hidrologi/siklus air yang
berperan penting saat mendistribusi air hujan. Sehingga sangat memberikan pengaruh kepada permukaan, erosi,
banjir, ketersediaan air untuk irigasi saat kemarau, air bawah tanah hingga ketersediaan air untuk tanaman.
Infiltrasi pada umumnya diberi pengaruh oleh beragam vegetasi dan sifat tanah. Tahapan infiltrasi ini berkaitan
dengan persediaan air sumur hingga air tanah yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

10. Konduksi

Tahap terakhir adalah tahap konduksi. Konduksi merupakan pemanasan dengan cara bersinggungan
langsung dengan suatu objek. Pemanasan disebabkan oleh molekul udara yang berada di dekat permukaan
bumi. Permukaan bumi bersinggungan dengan bumi yang menerima panas langsung dari matahari hingga
molekul yang telah panas ini kemudian bersinggungan dengan molekul udara yang belum panas.
Jenis Siklus Air

Dalam prosesnya, terjadinya siklus hidrologi bukan hanya satu jenis saja. Namun juga terdapat
beberapa jenis dalam siklus hidrologi/siklus air, yaitu:

1. Siklus Hidrologi Pendek

Siklus hidrologi pendek terjadi tanpa adanya tahap adveksi atau perpindahan awan.
Siklus ini diawali dari evaporasi air laut yang menuju ke atmosfer bumi. Lalu di
ketinggian tertentu, pada uap air akan terjadi kondensasi dan membentuk awan. Awan
yang tak mampu menahan beban air akan mengalami presipitasi lalu terjadinya yang
namanya air hujan. Air hujan yang turun akan jatuh lagi kembali ke laut.
2. Siklus Hidrologi Sedang

Siklus sedang terjadi ketika air laut menguap. Uap air akan terbawa oleh angin menuju daratan. Pada
ketinggian tertentu, uap air akan melewati fase kondensasi dan berubah menjadi awan. Lalu, awan akan
berubah menjadi hujan yang jatuh pada daratan, akan terjadi resapan ke dalam tanah dan sebagian akan
terserap oleh akar tumbuhan, kemudian sebagian lagi akan dibawa aliran air seperti selokan, dan sungai. Air
akan melewati beragam saluran air yang akan membawa kembali dan berakhir ke laut.

3. Siklus Hidrologi Panjang

Siklus hidrologi panjang biasanya terjadi di wilayah pegunungan atau wilayah dengan iklim sub tropis. Ciri
pada siklus panjang yaitu peristiwa air pada awan yang tidak akan langsung menjadi hujan. Siklus ini
diawali dengan fase evaporasi (penguapan) yang terjadi di lautan, air berubah menjadi molekul-molekul gas.
Setelah itu akan melewati tahap sublimasi. Pembentukan awan yang di dalamnya terkandung kristal es,
selanjutnya dengan tahap advekasi saat awan akan berpindah. Dalam tahap advekasi, awan yang di
dalamnya terkandung kristal es akan ke daratan dan melewati fase presipitasi. Setelah itu, awan akan
berubah menjadi hujan. Namun hujan yang turun berbentuk salju dan terakumulasi membentuk gletser.
Gletser yang berada di daratan tersebut akan mencair karena pengaruh peningkatan suhu dan tekanan.
Gletser yang mencair akan menuju aliran sungai dan mengarah ke lautan. Kemudian siklus hidrologi
panjang akan terulang kembali.
Aktivitas yang Merusak Siklus Air

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak aktivitas dan kegiatan manusia yang


secara langsung dapat merusak siklus air. Berikut beberapa kegiatan manusia
yang merusak siklus air yang ada.

1. Pemukiman Penduduk

Setiap tahunnya pertumbuhan penduduk terus akan bertambah hal ini menyebabkan perlunya lahan
sebagai tempat untuk hidup dan bersosialisasi. Apabila dalam pembangunan tidak memperdulikan aspek
lahan serapan air, tanah dapat tertutup oleh semen, jalan, beton, hingga perumahan.

2. Pembukaan Lahan Hutan

Kawasan hutan yang harus dimanfaatkan untuk tujuan ekonomi, bisnis dan sosial masyarakat dapat
menimbulkan dampak negatif jika dilakukan secara berlebihan. Umumnya pembukaan lahan hutan
digunakan untuk lahan industri, perumahan, pertanian dan perkebunan yang menyebabkan area resapan air
berkurang.
3. Pembangunan Skala Besar

Pembangunan dalam skala besar terkait air dapat berpengaruh terhadap siklus
air. Banyaknya bangunan dan jalan beraspal menyebabkan berkurangnya
daerah resapan air yang dapat mengganggu kelangsungan daur air. Maka itu,
perlu ada usaha-usaha untuk menjaga keseimbangan daur air. Contohnya
pembuatan bak-bak resapan air, waduk, bendungan, saluran air, dan wilayah
resapan air yang ditumbuhi pepohonan.
4. Penebangan Hutan

Aktivitas lain yang merusak siklus air, yaitu penebangan hutan. Hal ini terjadi jika tanpa adanya pengelolaan yang
tepat hingga membuat kondisi gundul akan menyebabkan tidak akan efektifnya penyerapan air sehingga jika
hujan turun maka air akan langsung menuju ke lautan. Karena tidak ada area resapan maka lapisan atas tanah
(humus) akan terkikis dan larut dalam air. Lapisan tanah yang terbuka akan menyebabkan kapasitas intersepsi
hujan menurun drastis. Air hujan akan langsung menghantam permukaan tanah dan memecahkan matriks tanah
menjadi partikel kecil. Partikel-partikel tanah tersebut akan menutup pori tanah dan memadatkan permukaan
tanah, sehingga kapasitas infiltrasi menurun. Kapasitas infiltrasi yang turun akan membuat jumlah aliran
permukaan meningkat dan total aliran air menuju ke bawah permukaan untuk mengisi air tanah berkurang. Aliran
permukaan dapat menggerus partikel permukaan dan mengangkutnya ke tempat lain sebagai bagian dari proses
erosi tanah.
Kesimpulan

Air adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi.Proses
siklus hidrologi atau siklus air berlangsung terus-menerus yang membuat
airmenjadi sumber daya alam yang terbaharui. Siklus hidrologi atau siklus air
adalah perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali pada
bentuk awal.Pergerakan air di permukan Bumi yang dinamakan siklus air. Siklus
air atau siklushidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer ke bumi dankembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi,
evaporasi dan transpirasi. Unsur-unsur utama dalam siklus air atau siklus
hidrologi antara lain : evaporasi,transpirasi,respirasi, evapotranspirasi kondensasi
presipitasi infiltrasi, perkolasi, dan run off .Macam-macam siklus air yaitu siklus
pendek, siklus sedang, dan siklus panjang.Seperti yag kita ketahui, kualitas
lingkungan dari tahun ke tahun mengalamikemunduran, begitu pula dengan
kualitas air.

Anda mungkin juga menyukai