Anda di halaman 1dari 49

Sistem Imun dan komponennya

Konsep imunologi
Dari asal kata Immunitas, terkait dengan istilah hukum di jaman Romawi
yang memungkinkan seorang anggota senat lolos dari prosekusi hukum
Dahulu imunologi dihubungkan dengan pertahanan tubuh terkait infeksi
Konsep imunologi dihubungkan dengan beberapa penyakit seperti
alergi, auto imun
Imunologi dihubungkan juga dengan keganasan
Imunologi saat ini juga dihubungkan dengan proses penuaan
Sistem imun pada mamalia jauh lebih kompleks dibandingkan dengan
hewan poikiloterm atau invertebrata
Jenis respon imun
Secara umum, jenis respon imun digolongkan ke dalam dua
golongan besar:
1. Innate (non adaptive; non spesifik; bawaan) dan
2. Adaptive (spesifik; didapat)
Sesuai namanya respon imun adaptif adalah spesifik untuk
patogen tertentu serta semakin membaik reaksinya dengan
paparan berulang oleh patogen tersebut.
Respon imun non spesifik tidak berubah dengan paparan berulang
Respon imun innate dan adaptive saat ini juga memiliki kaitan
dengan kejadian keganasan
Jenis Respon Imun
•Respon imun bawaan dimiliki oleh semua makhluk hidup bersel banyak
•Makhluk hidup bersel tunggal juga memiliki mekanisme pertahanan
khusus

•Respon imun adaptif membutuhkan waktu dan mensyaratkan adanya


pengaturan ulang gen-gen tertentu
•Respon imun adaptif hanya dimiliki oleh kelompok vertebrata
Sel pada respon imun
Darah terdiri dari komponen seluler dan non seluler.
Komponen non seluler terdiri dari air, protein tertentu, elektrolit, zat-zat
pembekuan darah, dll
Komponen seluler yang utama adalah eritrosit, serta leukosit dan
platelet (trombosit).
Sel pada respon imun
Fagosit
Mononuclear phagocytes : Kupffer, synovial A cells, dust cells dll.
PMN : Netrofil
Limfosit
Sel B :  sel plasma
Sel T : T helper: TH1: berinteraksi dengan mononuclear phagocytes dan
menghancurkan patogen intraseluler
Sel pada respon imun
Fagosit
Bermacam-macam fagosit adalah monosit, makrofag, dan
netrofil polimorfonuklear (PMN).
Sel-sel ini akan terikat ke mikroorganisme, memasukan
mereka ke dalam sel dan membunuhnya.
Fagosit menggunakan sistem primitif yang non-spesifik
untuk mengikat berbagai mikroorganisme dan produknya
sehingga mereka menjadi perantara respon imun non-
spesifik.
Sel pada respon imun
Fagosit
Fagosit bergerak secara amoeboid, sebagian besar
mempunyai granular yang disebut lisosom. Lisosom ini
mengandung zat yang bersifat bakterisidal seperti hidrogen
peroksida, lisozim, protease, fosfatase, nuklease dan lipase.
Patogen akan diperangkap oleh membran sitoplasmik dan
diinternalisasi kemudian disatukan dengan lisosom untuk
membentuk fagolisosom. Zat toksik dalam fagolisosom
biasanya akan membunuh dan mencerna mikroorganisme
yang ditangkap.
Sel pada respon imun
Fagosit
PMN mengandung lisosom dalam jumlah besar, terutama ditemukan di
peredaran darah dan sumsum tulang, tetapi dapat menembus masuk ke
jaringan yang terinfeksi. Biasanya PMN tertarik kepada bakteri dan
komponennya.
Peningkatan jumlah PMN menunjukan adanya infeksi aktif
Sel pada respon imun
Fagosit
Makrofag adalah sel besar yang mampu mencerna dan merusak
kebanyakan patogen dan antigen serta bekerja sama dengan limfosit
untuk menghasilkan respon imun spesifik.
Monosit merupakan prekursor dari makrofag yang beredar dalam
peredaran darah. Makrofag adalah fagosit yang terikat pada
permukaan jaringan
Pada jaringan dan kel limfe ada sel dendritic. Sel dendritic ada yang
berfungsi sebagai makrofag, ada yang berperan dalam proses
mengubah sel limfosit naif menjadi siap untuk memberikan respon
imun
Sel pada respon imun
Fagosit
Makrofag lebih besar daripada monosit dan banyak dijumpai
di jaringan limfoid dan limpa.
Makrofag membunuh patogen dengan memaparkan mereka
kepada senyawa yang mengandung oksigen toksik seperti
peroksida, walau demikian terdapat sejumlah patogen yang
mampu mengatasi hal ini bahkan bereplikasi dalam
makrofag (M. tuberculosis, S. typhi, Listeria spp)
Sel pada respon imun
Limfosit
Limfosit merupakan sentral dari respon imun adaptif karena mengenali
secara spesifik berbagai patogen individual, baik berada di dalam sel
maupun yang berada di luar sel.
Terdapat berbagai jenis limfosit yang secara umum dibagi menjadi 2
kelompok : T dan B
Berasal dari kelompok sel limfoid dalam perkembangan sel
hematopoetik
Sebagian besar berperan dalam respon imun adaptif
Terdapat sel NK yang berperan dalam respon imun bawaan
Sel pada respon imun
Limfosit
Sel B terutama berfungsi menyerang patogen ekstraseluler
dan produknya dengan membuat antibodi, molekul khusus
yang dapat mengenali dan mengikat molekul target tertentu
yang disebut antigen.
Sel T mempunyai aktivitas lebih luas, sebagian termasuk
terlibat dalam perkembangan sel B dan produksi antibodi,
lainnya berinteraksi dengan fagosit untuk membantu
perusakan patogen. Kelompok sel T ketiga mengenali sel
yang terinfeksi virus dan merusak sel tersebut
Sel-sel pada respon imun
Limfosit
Sel T:
TH2 berinteraksi dengan sel B dan membantu replikasi sel B
dan membentuk antibodi
Tc penghancuran sel inang yang terinfeksi oleh virus atau
patogen intraseluler lainnya.
Untuk kerjanya sel T mengenali antigen tetapi setelah
dipresentasikan pada permukaan sel oleh major
histocompatibility complex (MHC). Untuk itu diperlukan
reseptor khusus yang disebut T-cell antigen receptor (TCR)
Sel pada respon imun
Limfosit dan fagosit
Dalam kejadiannya, limfosit dan fagosit berinteraksi.
Beberapa fagosit dapat mengambil antigen dan
mempresentasikannya kepada sel T dalam bentuk yang
dapat dikenali (Antigen presentation). Sel T kemudian akan
membentuk faktor terlarut (sitokin; cytokine) yang akan
mengaktivasi fagosit dan menyebabkan mereka
menghancurkan patogen yang telah diinternalisasi.
Fagosit juga menggunakan antibodi yang dibentuk oleh sel B
untuk membantu mereka mengenali patogen secara lebih
efektif.
Sel pada respon imun
Limfosit dan fagosit
Dari interaksi ini, setiap respon imun terbukti merupakan rangkaian dari
berbagai respon imun spesifik dan non spesifik. Pada awal infeksi,
respon imun non spesifik lebih berperan, tetapi kemudian limfosit mulai
membentuk respon imun spesifik, mereka mengingat patogen dan
menghasilkan respon yang lebih efektif dan cepat bila individu terinfeksi
kembali.
Sel pada respon imun
Sel-sel khusus:
Limfosit granular besar (Large granular lymphocytes; LGL): mengenali
perubahan pada permukaan yang timbul pada sel tumor dan sel yang
terinfeksi oleh virus walau tidak ada molekul MHC. Kadang disebut
Natural killer cell (NK)
Eosinophil polymorphs (Eosinofil)  mengenali dan merusak parasit
ekstraseluler.
Sel pada respon imun
Sel-sel khusus:
Basofil dan sel mast  mempunyai granul yang mengandung
mediator yang memproduksi reaksi radang pada jaringan
disekitarnya. Sel mast terletak disekitar pembuluh darah
pada jaringan dan beraksi pada sel dinding pembuluh darah
sedangkan basofil lebih mobil dan bersirkulasi.
Platelet: Dapat melepas mediator peradangan bila diaktivasi
selama trombogenesis atau oleh kompleks antigen-antibodi
Mediator respon imun terlarut
Protein komplemen
Sitokin : Interferon (IFN), Interleukin (IL), Colony-stimulating factors
(CSFs), chemokines, Tumor Necrosis Factor, Transforming growth
factor-β dll.
Protein fase akut: al. C-Reactive Protein (karena dapat mengikat C-
Protein dari Pneumococci.
Antibodi:
Antibodi disebut juga sebagai imunoglobulin, adalah kelompok
molekul pada serum yang diproduksi oleh sel B. Setiap antibodi
mempunyai struktur yang mirip tetapi berbeda pada bagian yang
berikatan dengan antigen
Mediator respon imun terlarut
Antibodi:
Bagian Fab dari antibodi terikat dengan antigen, sementara bagian
lainnya berinteraksi dengan elemen sistem imun lainnya (Fc). Netrofil
dan fagosit mononuclear mempunyai reseptor Fc pada permukaannya,
sehingga bila ab mengikat patogen, dapat menghubungkannya dengan
fagosit melalui Fc.
Antigen
Antigen adalah semua molekul yang dapat merangsang sel B
memproduksi antibodi spesifik. Walau demikian sekarang
ini istilah Ag ditujukan untuk molekul yang dapat dikenali
secara spesifik oleh sistem imun, baik sel B maupun sel T.
Ab hanya mengikat bagian tertentu dari patogen infeksi,
yaitu bagian yang disebut Ag.
Pengenalan Ag merupakan dasar dari respon imun spesifik,
dengan demikian respon imun ada 2 fase, yaitu pengenalan
antigen dan reaksi untuk menghilangkannya.
Respon imun
Setiap limfosit hanya mengenali satu Ag tertentu. Bila Ag terikat pada
sedikit sel yang mampu mengenalinya, sel2 ini akan dipacu untuk
berproliferasi secara cepat dan mencapai jumlah yang cukup untuk
memberikan respon imun yang adekuat. Proses ini dikenal sebagai
seleksi klonal.
Sistem imun sebenarnya memproduksi Ab terhadap semua jenis Ag yang
dikenalinya bahkan sebelum kontak dengannya.
Respon imun
Banyak dari Ab ini tidak pernah digunakan. Walau demikian
banyak patogen bermutasi sehingga Ab yang ada tidak
dapat mengenalinya.
Limfosit yang telah distimulasi melalui pengikatan dengan
Agnya akan memulai pembelahan diri. Mereka juga
mengekspresikan reseptor yang mampu merespon sitokin
dari sel lainnya atau juga memproduksi sitokin, sebelum
akhirnya akan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang
memproduksi Ab. Walau infeksi telah diatasi, sebagian
limfosit ini akan bertahan dan berfungsi sebagai memori.
Mediator imun terlarut
Selain Ag dan Ab ada beberapa mediator imun terlarut lainnya
Sitokin: dahulu dianggap hanya diproduksi sel sistem imun
Terdapat mediator dan sinyal antar sel di luar sitokin: berperan dalam
respon imun
Praktis seluruh sel berpotensi memberikan sinyal antar sel yang mampu
memicu respon imun.
Respon imun
Terdapat berbagai cara sistem imun menghancurkan
patogen.
1. Netralisasi, merupakan sistem efektor yang paling
sederhana yang bekerja dengan mengikat patogen. Ab
terhadap lapisan luar rhinovirus akan mencegah partikel
virus terikat pada sel inang dan menginfeksinya
2. Fagositosis, Ab mengaktivasi komplemen atau bertindak
sebagai opsonin untuk mempromosikan diambilnya
patogen oleh fagosit.
Respon imun
3. Reaksi sitotoksik, ditujukan kepada seluruh sel yang terlalu besar
untuk difagositosis. Sel target dikenali oleh Ab spesifik yang terikat pada
permukaan sel atau oleh sel T. Sel-sel sistem imun akan mengeluarkan
granulnya kepada sel target. Granul ini mengandung al perforin yang
menyebabkan membran luar target akan berlubang-lubang. Beberapa
sel sitotoksik juga mampu memicu apoptosis pada sel target.
Imunokompeten
Kemampuan seseorang atau makhluk hidup untuk memberikan respon
imun terhadap paparan antigen/benda asing disebut sebagai
imunokompeten
Ketidakmampuan disebut imunodefisiensi
Radang
Walau sel pada sistem imun tersebar di seluruh tubuh,
konsentrasi yang tinggi dibutuhkan pada tempat tertentu
dalam keadaan infeksi. Proses ini dikenal sebagai radang.
Terdapat 3 peristiwa penting pada proses radang:
1. Peningkatan aliran darah ke daerah infeksi
2. Permeabilitas kapiler meningkat
3. Migrasi leukosit keluar dari venula ke jaringan sekitarnya.
Hal ini menyebabkan 5 tanda radang: Tumor, Calor, Color,
Dolor dan Functio laesa.
Radang bertujuan membatasi kerusakan dan mempercepat
proses respon imun
Radang berlebihan dapat merusak dan merugikan
Radang
Proses migrasi sel dikendalikan oleh kimokin pada permukaan endotel
venula di jaringan radang. Kimokin menyebabkan sel2 respon imun
terikat pada endotel dan memulai migrasi leukosit melalui endotel.
Perlawanan terhadap patogen intraseluler
Pada respon terhadap patogen intraseluler, terdapat 2 cara: Sel T akan
menghancurkan sel terinfeksi atau mereka mengaktivasi sel untuk
melawan patogen itu sendiri.
Biasanya proses infeksi meliputi tahapan ekstraseluler dan intraseluler,
karena itu berbagai respon imun akan timbul sesuai dengan
keperluannya.
Perkembangan Terbaru
Biologi Sel sangat berkembang
Pada dasarnya semua sel tubuh memiliki marker permukaan sel 
dapat berfungsi sebagai antigen
Hampir semua sel mampu memproduksi sinyal antar sel  beberapa
diantaranya berperan dalam memicu respon imun
Hampir seluruh sel juga berperan dalam sistem imun
Kejadian:
◦ Penyakit autoimun
◦ Radang dan kerusakan setempat
◦ Kanker tertentu
Summary
Terdapat 2 macam respon imun, innate dan adaptive.
Dalam mengatasi patogen, kedua respon imun bekerja sama.
Komponen respon imun:
Seluler
Mediator Terlarut
Pada dasarnya hampir semua sel memiliki protein permukaan  dapat
bersifat antigen
Pada dasarnya hampir semua sel mampu menghasilkan mediator
terlarut  berperan pada sistem imun.

Anda mungkin juga menyukai