Anda di halaman 1dari 20

PERTEMUAN PERTAMA – SISTEM IMUN & KOMPONENNYA

 Imunologi dari bahasa latin yaitu “imunitas” terkait dengan isitilah hukum
dimana Romawi ada kaisar. Mereka punya Lembaga tinggi spt SENAT yang
kemudian turut memberikan pendapat. Kaisar harus mendapat
persetujuan.
 SENAT ini dianggap petinggi negara.

Konsep IMUNOLOGI
 Istilah imunologi untuk mempertahankan pertahanan tubuh terkait infeksi.

 Dihubungkan dengan beberapa penyakit spt alergi, autoimun, dll dan


tentunya tidak lepas dari penyakit infeksi.

 Imunologi dihubungkan dengan keganasan. Ex : kasus kanker disebabkan


oleh adanya kelemahan pada immunoserveillance dri tubuh seseorg.

 Saat ini, Imunologi berkembang dan dihubungkan dengan proses penuaan


seseorg.

 Sistem imun pada mamalia jauh lebih komplek drpd hewan poikiloterm
atau invertebrate.

 Sistem imun dibagi menjadi 2 jenis :


1. Sistem imun bawaan : terutama fisik; bisa melindungi dari bakteri,
patogen, dan virus selagi utuh. Contoh fisik adalah kulit. Terus
melindungi; ada yang sifat kimiawi ; namun kimiawi ini kdg” bisa
merusak kulit perlindungan. Contohnya zat asam yang menetes
lembaran gypsum. Jadi, kalo kena asam, kulit akan rusak, lalu asam akan
mengkoagulasi kulit, dan kulit yang terkoagulasi tsb atau menggumpal
akan menghentikan asam lebih lanjut ke bagian yang bawah. Jadi, asam
lemah mungkin akan berhenti, tapi kalo asam kuat akan berlanjut.
 Di air mata kita ada enzim protease yang disebut lisozim. Jadi, kita tau
beberapa patogen permukaan nya mengandung protein. Kalo protein dari
patogen itu rusak karena enzim protease, maka patogen, virus, bakteri, dll
lama kelamaan akan rusak dan mati.

 Di alam ini ada sifatnya kompetisi. Contoh :


Di rongga mulut, banyak sekali flora-flora normal berupa bakteri maupun
kapang dll, yang disebut flora normal dan tidak menyebabkan penyakit.
Mereka disebut sebagai komensal (bakteri menguntungkan).

 Flora normal biasanya akan menghambat pertumbuhan organisme lain. Dia


adalah kumpulan mikroorganisme. Contohnya : Lactobacillus Bulgaricus.

SALURAN NAFAS ATAS

 Karena permukaan saluran nafas bagian atas sudah tertutup oleh


komensal, jadi kalo ada patogen yang bahaya atau tdk, akan relative
terhambat karena akan berkompetisi untuk bertumbuh dengan komensal.

 Ketika bernafas akan ada aliran udara yang masuk, udara yang masuk
bersifat turbinasi; spt hair dryer, ada angin yang disemprotkan, akan
membersihkan saluran napas. Jadi, kalo kita napas dan batuk, itu dy
membersihkan partikel-partikel bakteri yang bahaya dari saluran napas
selama masih bisa dilepas. Kalo bacterial sektetori sistem, akan berbeda
kasusnya.

KULIT
 Kulit merupakan barrier fisik. Pada kulit ada kelenjar keringat, lemak.
Kelenjar ini kemudian bisa menghasilkan asam lemak. Kalo difermentasikan
akan menyebabkan pH menjadi rendah. Pada kulit normal itu sekitar pH 4-
5. pH rendah ini yang menyebabkan bakteri yang bahaya tidak suka tmbh
dan melindungi kulit.
SALURAN NAFAS TGH & BWH
 Saluran nafas atas memiliki banyak bakteri komensal, bersifat kompetisi
dengan patogen lainnya.

 Saluran nafas bagian tgh dan bawah, permukaannya dilapisi oleh sel
mukosa. Sel mukosa berbentuk silindris mengandung silia. Silia ini akan
bergetar dan bergerak dari saluran nafas bawah ke atas. Permukaan
mukosa ada selaput lendir disebut mucus. Mucus bisa menangkap patogen,
trs mucus yang kotor akan perlahan didorong oleh silia untuk msk ke
rongga atas atau ke lambung.

LAMBUNG
 Di lambung itu ada pH asam kira-kira 2 atau 0.01 M (HCl). Terus patogen ga
tahan sama asam itu. Pada orang tertentu yang punya antasida untuk
menetralkan asam lambung, orang ini akan mendapat resiko infeksi saluran
cerna lebih tinggi.

 Kalo di lambung pH 2, di usus dua belas jari atau duodenum ada perubahan
pH secara mendadak, sekitar pH 9-13. Jadi perubahan pH yang mendadak
tadi membuat patogen tdk memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri
dan mati.

USUS HALUS
 Usus halus steril.

USUS BESAR
 Kalo usus besar, banyak flora-flora normal atau bakteri komensal spt
lactobacillus, bifido bacteria, E-Coli.

KEMIH

 Saluran kemih dilapisi oleh mukosa, bersifat kubik, dimana tidak memiliki
silia. Saluran kemih dkt bagian luar itu epitel berlapis gepeng dan tanpa zat
tanduk. Proses berkemih spt membilas, maka akan ada pembilasan dari
saluran kemih.
 Jadi kalo nahan kencing bisa menimbulkan infeksi saluran kemih (bisa jadi
benar kasusnya).

VAGINA

 Saluran Vagina, ada bbrp bakteri komensal spt jenis kelompok lactobacillus
dan menyebabkan pH rendah, jadi buat bakteri terhambat. Kalo membilas
vagina dengan pH basa, seringkali dijumpai oleh infeksi Candida Albicans.
(umum &bawaan).

 Beberapa bakteri ada beberapa jenis spt influensa (virus) harus masuk ke
dalam sel untuk berkembang jd ada mekanisme sistem pertahanan secara
khusus.

PENYAKIT MALARIA (KASUS)

 Ada juga spt parasite malaria spt plasmodium, dimana dy hidup di dalam sel.
Biasanya di bagian hati trs lepas ke sel darah merah, trs pecah lagi masuk ke
sel darah merah lainnya. Hal ini yang menyebabkan masalah yang sulit diobati.

 Alasannya karena :
a. Sebagai eukariota, maka polimorfisme dari plasmodium atau
penyebab malaria tersebut sangat banyak. Jadi kemudian, antigen yang
berubah akan banyak, dan tubuh manusia kesulitan untuk membuat
antibody.
b. Parasite hanya ada di luar sel dimana terpapar oleh sel imun dalam
waktu singkat. Karena waktu singkat, terpapar juga singkat, jadi respon
imun pun tidak terlalu baik.

BAKTERI TUBERCULOSIS
- Bakteri umum yang hidup didalam sel, tapi bakteri ini hidup diluar sel.
- Unik : kalo bakteri lain difagositosis oleh makrofag, bakteri itu akan
dicerna dan mati. Tp, di dalam makrofag, dia bisa berkembang biak jadi
menjadi sumber pengeluaran. Sistem respon imun pun akan berbeda.
- Untuk bakteri yang diluar sel bisa dinetralisir oleh antibody. Tapi kalo
didalam sel, tidak cukup hanya antibody butuh bantuan respon imun
seluler karena harus bekerja yang didalam juga.

BAKTERI STREPTOCOCCUS
- Umumnya berada di luar sel sehingga mudah dijangkau oleh respon
imun yang berada diluar sel contohnya antibodi terlarut. Jadi mudah
menetralisir streptococcus.

RESPON IMUN
 Dibagi 2 golongan besar :
a. Respon innate (bawaan) : non-adaptive dan non-spesifik.
- Non-adaptive karena tidak memerlukan adaptasi.
- Non-spesifik karena bekerja dengan cara yang sama dengan
berbagai jenis patogen.

b. Respon imun adaptif : perlu adaptasi dalam bentuk pengaturan


ulang dari bbrp gen, bersifat spesifik untuk zat-zat yang berbeda.
- Disebut juga respon imun didapat karena memerlukan pemicu
terlebih dahulu. Pemicu itulah yang nntinya membutuhkan pengaturan
ulang sehingga respon imun nya spesifik
- Respon imun adaptif adalah spesifik untuk patogen tertentu
serta semakin baik reaksi dengan paparan berulang oleh patogen tsb.

 Respon imun non-spesifik : dia tidak akan berubah dengan paparan


berulang sehingga dia tidak beradaptasi atau non-adaptif.

 Respon imun innate maupun adaptive saat ini juga memiliki kaitan
dengan kejadian keganasan.

JENIS RESPON IMUN


- Respon imun bawaan dimiliki oleh semua makhluk hdp bersel banyak.
- Makhluk hdp bersel tunggal yang memiliki mekanisme pertahanan
khusus spt amoeba, amoeba ditaro ke objek gelas dalam keadaan basa
trs ditetesin asam cuka, asam cuka akan berdifusi, trs amoeba akan
menghindar. Itu yang disebut respon.
Perbedaan respon imun bawaan dan adaptif :
- Respon imun adaptif : membutuhkan waktu dan mensyaratkan adanya
pengaturan ulang gen-gen tertentu. Hanya dimiliki oleh kelompok
vertebrata beda dgn kordrata.
- Contoh vertebrata : aves, mamalia, reptile, dll. Kelompok inilah yang
memiliki respon imun adaptif atau mampu melakukan pengaturan ulang
gen-gen sehingga dapat beradaptasi dan memberikan respon spesifik
pada patogen tertentu.
SEL PADA RESPON IMUN
- Banyak sel mampu memberi respon imun. Klasiknya, biasanya darah,
- Darah terdiri dari komponen seluler dan non-seluler.
KOMPONEN SELULER
- Terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit.
- Kelompok-kelompok leukosit ada yang disbt fagosit. Selain sel-sel fagosit
di darah yang beredar, ada sel-sel fagosit yang dijaringan; namanya
makrofag jaringan.
- 2 jenis fagosit :
a. Beredar di pembuluh darah terutama metofil, basofil, eunofil,
monosit.
- Monosit adalah sel precursor atau calon makrofag yang nanti nya
akan ada di dalam jaringan-jaringan. Pas masuk ke dalam jaringan
akan jadi makrofag.
- Polimorfonuclear (PMN): fagosit atau makrofag yang beredar.
Terutama neutrofil dan dalam jumlah yang lebih sedikit adalah
basofil dan eusinofil.
- Basofil dan eusinofil akan terkait dengan infeksi parasite spt cacing.
- Penamaan neutrofil, basofil, dan eusinofil itu lebih disebabkan
karena adanya perbedaan warna granul yang dimiliki.
- Granul nya adalah lisosom” tsb.

b. Jaringan lainnya ada fagosit khusus.


- Contoh :
a. sel Kupffer ada di dlm jaringan hati.
b. Synovial A cells : tgsnya memakan hancuran-hancuran dari
sendi.
c. Dust cells : biasanya di paru-paru, yang tugasnya akan memakan
debu yang bisa masuk ke dalam jaringan paru.

c. selain kelompok sel myeloid, ada sel limfoid atau limfosit. Contoh sel
B dan sel T.
- Sel B : sel plasma
- Sel T, dibagi 2 :
a. Sel helper (TH1)
b. T sitotoksik
c. Sel NK (natular killer) : lebih terkait respon imun bawaan.
- Jadi, ini sel semua ini adalah respon sel adaptif kecuali sel NK.
KOMPONEN NON- SELULER
- Terdiri dari air, protein (globulin & albumin), elektrolit, dan zat-zat
pembukan darah, dll.
- Bagian globulin ada yang disbt gama-globulin karena dia menghasilkan
peak gamma dan terkait dengan antibody.
FAGOSIT
 Sel-sel ini akan terikat ke mikroorganisme, trs melakukan fagositosis
trs masuk ke dalam sel, trs bunuh.
 Cara bunuhnya adalah dgn menyatukan dengan granulnya.
Granulnya berisi enzim dan superoksigen. Jd spt hydrogen peroksida.
 Fagosit menggunakan sistem primitive yang non-spesifik untuk
mengikat berbagai mikroorganisme dan produknya sehingga mrka
mnjd perantara respon imun non-spesifik.
 Fagosit bergerak secara amoeboid, sebagian besar mempunyai
granular yang disebut lisosom.
 Lisosom ini mengandung zat yang bersifat bakterisidal spt hydrogen
peroksida, lisozim, protease, fosfatase, nuclease dan lipase.
 Patogen akan diperangkap oleh membrane sitoplasmik dan
diinternalisasi kemudian disatukan dengan lisosom untuk
membentuk fagolisosom.
 Zat toksik dalam fagolisosom biasanya akan membunuh dan
mencerna mikroorganisme yang ditangkap.
 PMN
a. Mengandung lisosom dalam jumlah besar, terutama ditemukan
di peredaran darah dan sumsum tulang, tetapi dapat menembus
masuk ke jaringan yang terinfeksi.
b. Biasanya PMN tertarik kepada bakteri dan komponennya.
MAKROFAG
 Adalah sel besar yang mampu mencerna dan merusak kebanyakan patogen
dan antigen serta bekerja sama dengan limfosit untuk menghasilkan respon
imun spesifik.
 Adalah fagosit yang terikat pada permukaan jaringan.
 Ukurannya lebih besar dri pada monosit.
 Banyak ditemukan di jaringan limfoid dan limfa.
 Makrofag membunuh patogen dengan memaparkan mereka kepada
senyawa yang mengandung oksigen toksik spt peroksida.
 walau demikian terdapat sejumlah patogen yang mampu mengatasi hal ini
bahkan bereplikasi dalam makrofag (M. tuberculosis, S. typhi, Listeria spp).
MONOSIT
 Adalah precursor dari makrofag yang beredar dalam peredaran darah.
JARINGAN
 Pada jaringan dan kelenjar limfe ada sel dendritic.
 Disebut sel dendritic karena bentuknya mirip sama sel dendrit dri saraf.
Jadi, ada bbrpa kaki yang mengalami percabangan.
 Sel dendritic ada yang berfungsi sbgai makrofag, ada yang berperan dalam
proses mengubah sel limfosit naif mnjd siap untuk memberikan respon
imun; ini disebut sel dendritic yang sifatnya sentinel.
 Sel dendritic, dibagi 2 jenis :
a. Sel dendritic sentinel
b. Sel dendritic biasa

LIMFOSIT
 Adalah sentral dari respon imun adaptif karena mengenali secara spesifik
berbagai patogen individual, baik berada di dalam sel maupun yang berada
di luar sel.
 Maka dari itu, ada 2 jenis respon sel :
a. Respon sel hormonal
b. Respon sel seluler
 Terdapat berbagai jenis limfosit yang secara umum berdasarkan
karakteristik dibagi menjadi 2 kelompok :
a. Sel T : karena proses maturase membutuhkan organ timus, disebut
timus dependent limfosit. Maturase prosesnya ada di sumsum tulang.
- Di aves itu proses maturase nya di brosamatisius.
b. Sel B
 Mereka (sel T & B) berasal dari kelompok limfoid dalam perkemabngan sel
hematopoetik.
 Ukuran Sel B & T normalnya seukuran dengan sel darah merah.
 Sebgian besar berperan dalam respon imun adaptif, sebagiannya lagi
berperan dalam respon imun bawaan spt sel NK.

SEL NK
 Bekerja pada sel non-adaptive, bekerja dengan mengenali karakteristik dari
sel-sel tertentu. Jadi perubahan itu khusus atau umum pada kelainan spt
kanker, maka sel NK dianggap tidak spesifik dan berperan dalam respon
imun bawaan.

SEL B
 Sel B terutama berfungsi menyerang patogen ekstraseluler dan produknya
dengan membuat antibodi, molekul khusus yang dapat mengenali dan
mengikat molekul target tertentu yang disebut antigen.
 Membantu pengenalan untuk makrofag. Kemudian ada bagian makrofag
yang disebut sbgai reseptor dri FC.

SEL T
 Sel T mempunyai aktivitas lebih luas, sebagian termasuk terlibat dalam
perkembangan sel B dan produksi antibodi, lainnya berinteraksi dengan
fagosit untuk membantu perusakan patogen. Kelompok sel T ketiga
mengenali sel yang terinfeksi virus dan merusak sel tersebut.
 Sel T menghasil sitokin yang bisa mengaktivasi makrofag sehingga banyak
memproduksi granul-granul dengan enzim khusus lalu bereaksi dgn
pathogen yang sdh difagositosis dan menyebabkan kematian dari
fagositosis tsb.
 TH1  melakukan aktivasi dari makrofag
 TH2 berinteraksi dengan sel B dan membantu replikasi sel B dan
membentuk antibody, mengaktivasi dri sel B
 Tc penghancuran sel inang yang terinfeksi oleh virus atau patogen
intraseluler lainnya, membunuh sel yang terinfiltrasi dari sel virus, terus
membunuh.
a. Dikenal juga sebagai sel T regulator. Sel T regulator bersifat memoderasi
respon imun sehingga respon imun dpat hidup berdampingan dengan
beberapa jenis pathogen tertentu. Jadi, pada dasarnya untuk
mengendalikan reaksi auto imun dll.
b. Sel yang cukup penting.

 Untuk kerjanya sel T mengenali antigen tetapi setelah dipresentasikan pada


permukaan sel oleh major histocompatibility complex (MHC). Untuk itu
diperlukan reseptor khusus yang disebut T-cell antigen receptor (TCR).

LIMFOSIT DAN FAGOSIT


 Dalam kejadiannya, limfosit dan fagosit saling bekerja sama. Beberapa
fagosit dapat mengambil antigen dan mempresentasikannya kepada sel T
dalam bentuk yang dapat dikenali (Antigen presentation). Sel T kemudian
akan membentuk faktor terlarut (sitokin; cytokine) yang akan mengaktivasi
fagosit dan menyebabkan mereka menghancurkan patogen yang telah
diinternalisasi.
 Fagosit juga menggunakan antibodi yang dibentuk oleh sel B untuk
membantu mereka mengenali patogen secara lebih efektif.
 Dari interaksi ini, setiap respon imun terbukti merupakan rangkaian dari
berbagai respon imun spesifik dan non spesifik. Pada awal infeksi, respon
imun non spesifik lebih berperan (karena selalu ready), tetapi kemudian
limfosit mulai membentuk respon imun spesifik, mereka mengingat
patogen dan menghasilkan respon yang lebih efektif dan cepat bila individu
terinfeksi kembali. Mrka bekerja scra overlapping.
 Kesimpulannya : respon imun bekerja dari spesifik ke non-spesifik.
CONTOH MAKROFAG JARINGAN

LGL
 Suatu limfosit yang besar ukurannya dari pd limfosit biasa (sel B & T).
 Sitoplasma nya lebih bsr
 Banyak mengandung granul yang besar-besar.
 Umumnya dalam kelompok ini adalah sel natural killer (sel NK).
 Bagaimana kerja nya apabila sel terinfeksi virus atau tumor? Karena
biasanya yg terinfeksi sering mengalami perubahan marker pada
permukaan sel dan dikenali oleh sel yang tidak normal oleh sel NK. Lalu, sel
td dibunuh, jadi lebih bersifat non-spesifik.
 Limfosit granular besar (Large granular lymphocytes; LGL): mengenali
perubahan pada permukaan yang timbul pada sel tumor dan sel yang
terinfeksi oleh virus walau tidak ada molekul MHC. Kadang disebut Natural
killer cell (NK)
EOSINOFIL
 Eosinophil polymorphs (Eosinofil)  mengenali dan merusak parasit
ekstraseluler.
 Merupakan bagian dari semiloid mirip spt polimorfonuklear pada metofil.

BASOFIL DAN SEL MAST


 Disebut sbagai eusinofil karena granulnya mudah terikat pada satu zat
warna yang relative asam.
 Disebut Basofil karena granulnya mudah terikat pada satu zat warna yang
relative basa. Jadi, mudah terlihat warna nya warna biru.
 Basofil dan sel mast  mempunyai granul yang mengandung mediator
yang memproduksi reaksi radang pada jaringan disekitarnya. Sel mast
terletak disekitar pembuluh darah pada jaringan dan beraksi pada sel
dinding pembuluh darah sedangkan basofil lebih mobil dan bersirkulasi.
 Platelet: Dapat melepas mediator peradangan bila diaktivasi selama
trombogenesis atau oleh kompleks antigen-antibodi.

MONONUKLEAR FAGOSIT
 Menjadi precursor makrofag jaringan.

NEUTROFIL, EUSINOFIL, DAN BASOFIL


 Memiliki segmen yang tdk beraturan.
 NEUTROFIL : warna granulnya hanya ungu muda jadi netral

MEDIATOR RESPON IMUN TERLARUT


 Protein komplemen untuk mengisi suatu bakteri.
 Sitokin : Interferon (IFN), Interleukin (IL), Colony-stimulating factors (CSFs),
chemokines, Tumor Necrosis Factor, Transforming growth factor-β dll.
 Protein fase akut: al. C-Reactive Protein (karena dapat mengikat C-Protein
dari Pneumococci.
 Selain Ag dan Ab ada beberapa mediator imun terlarut lainnya
SITOKIN
 Sitokin: dahulu dianggap hanya diproduksi sel sistem imun.
 Bisa diproduksi oleh epitel pembuluh darah.
 Merupakan sinyal antar sel yang bersifat parakrin. Jadi, dy bekerja terhadap
sel di skitarnya.
 Kalo terinfeksi berat, jumlah sitokin bisa tinggi, dan masuk ke pembuluh
darah dan bekerja jarak jauh dan menjadi sinyal endokrin.
 Terdapat mediator dan sinyal antar sel di luar sitokin: berperan dalam
respon imun
 Praktis seluruh sel berpotensi memberikan sinyal antar sel yang mampu
memicu respon imun.

ANTIBODI
 Antibodi disebut juga sebagai imunoglobulin, adalah kelompok molekul
pada serum yang diproduksi oleh sel B. Setiap antibodi mempunyai struktur
yang mirip tetapi berbeda pada bagian yang berikatan dengan antigen.
 Ada bagian dari antibody yang disebut Fab. Tugasnya untuk menjalankan
fungsi dari antibodinya, membentuk protein yang spesifik shg dapat
mengikat antigen atau determinan antigenic yang sifatnya spesifik.
 Selain Fab, ada FC yang dapat berikatan dengan komplemen.
 Beberapa makrofag memiliki resptor FC sehingga bakteri yang terikat oleh
makrofag dan g bs dicerna lbh lanjut, maka akan lbh mudah terikat.
 Bagian Fab dari antibodi terikat dengan antigen, sementara bagian lainnya
berinteraksi dengan elemen sistem imun lainnya (Fc). Netrofil dan fagosit
mononuclear mempunyai reseptor Fc pada permukaannya, sehingga bila ab
mengikat patogen, dapat menghubungkannya dengan fagosit melalui Fc.
 Sehingga bisa mempercepat penetralisiran.
 Antibody bagian penting yang sifatnya adaptif.
Bagaimana cara kerja komplemen?
- Komplemen spt juru masak yang menghidangkan makanan pada
pelanggan. Pelanggannya adalah fagosit. Kemudian bakteri tersebut
diopsonisasi untuk menghidangkan, jadi dilapisi oleh komplemen. Lalu
komplemen akan lbh mudah difagositosis oleh makrofag.
- Ada jenis bakteri tertentu yang mengandung molekul tertentu, maka
komplemen ini dapat Menyusun struktur tertentu. Jadi bisa terjadi lisis.

 Sel yang terinfeksi virus, bisa menghasilkan interferon alfa dan beta, yang
kemudian merangsang sel disekitar untuk memproduksi zat tertentu sehingga
dy bersifat resisten trhdp jenis virus yang sama.
 Sel T bisa menghasilkan interferon gama sehingga bisa resisten virus juga.

ANTIGEN
 Antigen adalah semua molekul yang dapat merangsang sel B memproduksi
antibodi spesifik. Walau demikian sekarang ini istilah Ag ditujukan untuk
molekul yang dapat dikenali secara spesifik oleh sistem imun, baik sel B
maupun sel T.
AG
 Ab hanya mengikat bagian tertentu dari patogen infeksi, yaitu bagian yang
disebut Ag.
 Pengenalan Ag merupakan dasar dari respon imun spesifik, dengan
demikian respon imun ada 2 fase, yaitu pengenalan antigen dan reaksi
untuk menghilangkannya.
OPSONIN
 Kalo ada komplemen, komplemen akan mudah terikat, lalu bakteri akan
mudah difagositosis.
 Demikian juga kalo sudah terikat oleh antibody, karena di antiodi udh ada
FC sehingga mudah difagositosis.
 Namun keberadaan komplemen dan antibody sekaligus, akan
mempercepat timbulnya fagositosis oleh makrofag.
RESPON IMUN
 Limfosit berperan pada respon imun adaptif.
 Setiap limfosit hanya mengenali satu Antigen tertentu. Bila Antigen (Ag)
terikat pada sedikit sel yang mampu mengenalinya, sel2 ini akan dipacu
untuk berproliferasi secara cepat dan mencapai jumlah yang cukup untuk
memberikan respon imun yang adekuat. Proses ini dikenal sebagai seleksi
klonal.
 Sistem imun sebenarnya memproduksi Ab terhadap semua jenis Ag yang
dikenalinya bahkan sebelum kontak dengannya.
 Banyak dari Ab ini tidak pernah digunakan. Walau demikian banyak
patogen bermutasi sehingga Ab yang ada tidak dapat mengenalinya.
 Limfosit yang telah distimulasi melalui pengikatan dengan Agnya akan
memulai pembelahan diri. Mereka juga mengekspresikan reseptor yang
mampu merespon sitokin dari sel lainnya atau juga memproduksi sitokin,
sebelum akhirnya akan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang
memproduksi Ab. Walau infeksi telah diatasi, sebagian limfosit ini akan
bertahan dan berfungsi sebagai memori.
 Antigen bersifat seleksi. Keberadaan antigen akan merangsang sel nomor 2
untuk berplopirasi secara cpt. Hal ini disebut seleksi klonal.
 Sebagian dri sel B akan membentuk sel plasma dan menghasilkan antibody,
dan sebagian lagi berperan sbgai sel memori.
 Sel memori yang mempercepat timbulnya respon imun.

TERDAPAT BERBAGAI CARA SISTEM IMUN MENGHANCURKAN PATOGEN :


1. Netralisasi, merupakan sistem efektor yang paling sederhana yang bekerja
dengan mengikat patogen. Ab terhadap lapisan luar rhinovirus akan
mencegah partikel virus terikat pada sel inang dan menginfeksinya
2. Fagositosis, Ab mengaktivasi komplemen atau bertindak sebagai opsonin
untuk mempromosikan diambilnya patogen oleh fagosit.
3. Kalo patogen g bisa dihancurin pake cara 1 &2, maka bisa pake reaksi
sitotoksik, ditujukan kepada seluruh sel yang terlalu besar untuk
difagositosis. Sel target dikenali oleh Ab spesifik yang terikat pada
permukaan sel atau oleh sel T. Sel-sel sistem imun akan mengeluarkan
granulnya kepada sel target. Granul ini mengandung al perforin yang
menyebabkan membran luar target akan berlubang-lubang. Beberapa sel
sitotoksik juga mampu memicu apoptosis pada sel target.
 Reaksi sitotoksik : sel yang rusak akan dirusak supaya infeksinya g
berkembang lbh jauh.
 Vaksin covid yang dikembangkan saat ini itu terhadap antigen S. jadi org
yang divaksin punya antibody terhdap protein S. lalu saat S udh dinetralkan
dgn diikat dengan antobody, maka S tdk bisa berikatan dengan S2, maka dy
g bs masuk ke dalam sel.

IMUNOKOMPETEN
 Kemampuan seseorang atau makhluk hidup untuk memberikan respon
imun terhadap paparan antigen/benda asing disebut sebagai
imunokompeten
 Ketidakmampuan disebut imunodefisiensi

RADANG
 Walau sel pada sistem imun tersebar di seluruh tubuh, konsentrasi yang
tinggi dibutuhkan pada tempat tertentu dalam keadaan infeksi. Proses ini
dikenal sebagai radang. Terdapat 3 peristiwa penting pada proses radang:
a. Peningkatan aliran darah ke daerah infeksi
b. Permeabilitas kapiler meningkat
c. Migrasi leukosit keluar dari venula ke jaringan sekitarnya.
 Hal ini menyebabkan 5 tanda radang: Tumor, Calor, Color, Dolor dan
Functio laesa.
 Radang bertujuan membatasi kerusakan dan mempercepat proses respon
imun
 Radang berlebihan dapat merusak dan merugikan.
 PROSES : Proses migrasi sel dikendalikan oleh kimokin pada permukaan
endotel venula di jaringan radang. Kimokin menyebabkan sel2 respon imun
terikat pada endotel dan memulai migrasi leukosit melalui endotel.

TUMOR
 Jaringannya bertambah karena ada permeabilitas kapiler meningkat, trs
ada cairan dari darah keluar trs masuk ke jaringan, lalu timbul bengkak.

CALOR/PANAS
 Disebabkan adanya peningkatan aliran darah ke daerhan infeksi.
 Warnanya lebih merah jadinya.

KIMOKIN
 Bekerja pada permukaan endotel fenola di jaringan radang.
 Jadi kalo diproduksi kimokin, fagosit akan tertarik pada sel endotel secara
perlahan. Trs. Secara perlahan dy bs msk. Saat masuk dy melepaskan zat
radang.
PERLAWANAN TRHDP PATOGEN INTRASELULER
 Pada respon terhadap patogen intraseluler, terdapat 2 cara: Sel T akan
menghancurkan sel terinfeksi atau mereka mengaktivasi sel untuk melawan
patogen itu sendiri.
 Biasanya proses infeksi meliputi tahapan ekstraseluler dan intraseluler,
karena itu berbagai respon imun akan timbul sesuai dengan keperluannya.
 Antibody ga bisa msk ke dalam sel. Trs yg di dalam sama sel T.

PERKEMBANGAN TERBARU
 Biologi Sel sangat berkembang
 Pada dasarnya semua sel tubuh memiliki marker permukaan sel  dapat
berfungsi sebagai antigen
 Hampir semua sel mampu memproduksi sinyal antar sel  beberapa
diantaranya berperan dalam memicu respon imun.
 Hampir seluruh sel juga berperan dalam sistem imun
 Kejadian:
o Penyakit autoimun
o Radang dan kerusakan setempat
o Kanker tertentu

KESIMPULAN
 Terdapat 2 macam respon imun, innate dan adaptive.
 Dalam mengatasi patogen, kedua respon imun bekerja sama.
 Komponen respon imun:
 Seluler
 Mediator Terlarut
 Pada dasarnya hampir semua sel memiliki protein permukaan  dapat
bersifat antigen
 Pada dasarnya hampir semua sel mampu menghasilkan mediator terlarut
 berperan pada sistem imun.

1. Bayi mendapatkan imun dari ibunya, termasuk bawaan atau adaptif?


- Respon imun bawaan atau adpatif tergantung bagaimana dy merespon
trhdp benda asing. Kalo dia dapat dari ibunya dan membuat sendiri. Trs
kita mengetahui ada yang aktif dan pasif.
- Kalo itu dipicu secara sengaja maka disebut buatan, kalo alami itu
alamiah. Jadi kalo kemudian bayi dikandung oleh ibu, respon bawaan
pada bayi, terdiri dri enzim dan pelindung fisik, tapi pada bayi itu belum
sempurna. Sbgai ibu, dy pernah kontak dengan benda asing, maka
dalam tubuhnya membentuk respon imun adaptif spt antibody.
- Salah satunya adalah immunoglobulin G, ukurannya sangat kecil lalu
bisa menembus saluran darah plasenta pada saat mengandung bayi dan
bayinya mendapatkan immunogloblin G dan termasuk respon imun
adaptif yang pasif karena tdk membentuk sendiri dan alamiah.
- Begitu juga pada saat menyusui, ada immunoglobulin A, untuk
melindungi saluran dari infeksi yang tdk diinginkan.

2. – awalnya stem cell ada yang termasuk hemaploitic stem cell. Disebut
hemaploitic stem cell karena dia nantinya akan membentuk darah.
- Dy berasal dari jaringan yang disebut ada endoderem (membentuk
saluran cerna & saluran nafas), ectoderm (membentuk kulit dan saraf),
dan mesoderm.
- Asal usul mesoderm yang akan membentuk darahm disebut hemaploitic
stem cell.
- Kalo hemaploitic stem cell ini udh mampu berdeferensiasi, maka akan
terbentuk 2 kelompok besar :
a. Myeloid : berkembang jadi sel polimorfonucklear, membentuk sel
darah merah, dan trombosit
b. Limfoid : berkembang jd limfosit dan LGL (disebut NK).

Anda mungkin juga menyukai