Stress (Nur Aliza - A1e120031)
Stress (Nur Aliza - A1e120031)
01 STRESS
MENURUT PARA
AHLI
Cannon, ganguan homeostasis yang menyebabkan perubahan pada
1914 keseimbangan fisiologis yang dihasilkan dari adanya
rangsangan terhadap fisik maupun psikologis
A. Baum Pengalaman emosional yang negatif yang disertai perubahan-
( Shelley E. perubahan biokimia, fisik, kognitif dan tingkah laku yang
Taylor, 2003) diarahkan untuk mengubah peristiwa stress tersebut atau
mengakomodasi dampak-dampaknya.
Lazarus dan hubungan antara individu dengan lingkungannya yang
Folkman dievaluasi oleh seseorang sebagai tuntutan atau
(1984) ketidakmampuan dalam mengahadapi situasi yang
membahayakan atau mengancam kesehatan.
Tyrer (1996) perasaan yang tidak enak yang disebabkan oleh persoalan-
persoalan di luar kendali individu tersebut.
Robbins Stres sebagai suatu kondisi dinamik dalam mana seorang individu di
(1996:222) konfrontasikan dengan suatu peluang, kendala (constrains), atau
tuntutan (demands) yang dikaitkan dengan apa yang sangat
diinginkannya dan yang hasilnya di persepsikan sebagai tidak pasti dan
penting."
Respons seseorang terhadap stimulus yang diberikan, reaksi atau
tanggapan tubuh yang secara spesifik terhadap penyebab stres yang
mana mempengaruhi kepada seseorang
Hani Handoko Kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan
(1998:200) kondisi seseorang
Menurut Saya Reaksi dan kondisi yang dialami individu ketika dihadapkan dengan tuntutan dari
luar kendalinya sehingga menyebabkan ketidakseimbangan dan ketidaknyamanan
dalam diri individu.
EUSTRESS,
DISTRESS,
02 DAN
NEUSTRESS
EUSTRESS
• stress yang baik dan muncul dalam situasi atau keadaan apa pun yang
menurut seseorang memotivasi atau menginspirasi.
• situasi yang menyenangkan dan tidak dianggap sebagai ancaman.
• Matheny dan Kolt (2003) menginterpretasikan bahwa eustress terhadap
kesehatan dan kinerja adalah pada saat stres itu tidak melebihi tingkat
maksimal dan berkontribusi positif kalau jumlah stres tersebut adalah
normal.
• Rafidah, et al. (2009) menyatakan bahwa sebenarnya stres itu bisa
mempengaruhi aktifitas belajar dan memori seseorang. Dalam proses
belajar, bisa dirasakan apabila jumlah stres tidak melebihi kemampuan atau
dan bisa mengaktifkan kinerja otak.
• Schwabe dan Wolf (2012) menemukan bahwa stres bisa menyebabkan
berfungsinya beberapa sistem memori pada otak manusia. Penelitian
tersebut membuktikan bahwa setelah seseorang menerima stres, sistem
berbasis corpus striatum (pusat saraf yang berada di dalam otak hemisphere
dekat thalamus) dapat menggeser sistem berbasis hippocampus (bagian
sistem limbik yang bertugas penyimpan memori) untuk membantu kinerja
tugas-tugas yang ada di dalam otak. Atau dengan kata lain, dengan adanya
stress yang diterima, kemampuan simtem-sistem yang ada di otak pun bisa
bekerja dengan optimal.
DISTRESS
• Distres mengarah pada dua jenis gangguan baik fisik maupun psikis,
antara lain: sakit kepala, radang sendi, tekanan darah tinggi, penyakit
kulit kronis, radang lambung, radang usus besar, sakit pinggang,
serangan jantung, kanker, sakit kepala, tekanan darah tinggi. Kerugian
dari individu yang mengalami distres yang panjang dan berulang
adalah menurunnya produktivitas di tempat kerja dan di sekolah,
merasa tidak gembira, penyakit fisik, energi yang rendah, tenaga yang
terbuang percuma, kurang berkembangnya karir pekerjaan,
menurunnya kepuasan hidup, pekerjaan dan hubungan, harga diri yang
rendah, ketidakterlibatan dalam persoalan umum, hilangnya
ketertarikanInterpretasi yang tidak menguntungkan atau negatif dari
suatu peristiwa (nyata atau khayalan) sebagai ancaman yang
mendorong perasaan takut atau marah yang berkelanjutan
• Palmer (2013) juga melakukan penelitian kepada sejumlah siswa di
wilayah New York Metropolitan, Amerika Serikat. Hasil penelitian
Palmer mengungkapkan bahwa ada hubungan negatif antara fatique
(kelelahan) dan stres siswa. Dengan adanya hubungan kelelahan dan
stres siswa, maka terdapat juga pengaruh yang negatif terhadap proses
belajar dan kemampuan kognitif para siswa.
• beberapa peneliti lain telah menemukan bahwa stres bisa mengakibatkan
siswa merasa depresi (Jayanthi et al., 2015), kemampuan yang memburuk
(Talib & Zia-ur-Rehman, 2012), penurunan prestasi akademik (Stallman,
2010), dan kondisi kesehatan yang memburuk (Marshall, Allison, Nyakap &
Lanke, 2008).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres berpengaruh negatif, baik terhadap
fisik maupun psikologis. Stres yang berpe‐ ngaruh negatif bagi fisik seperti
penelitian yang dilakukan oleh Lindquist (1997) dan Chandola (2006).
Penelitian mengenai dam‐ pak negatif stres bagi psikologis seperti yang
dilakukan Winefield (2002).
NEUSTRESS
• respon stres yang bersifat netral serta tidak memberi akibat positif dan
negatif.
• rangsangan sensorik yang tidak memiliki efek konsekuensial
• Neustress tidak bersifat baik atau buruk, serta tidak menimbulkan efek
bagi orang yang mengalaminya.
• Neustress mungkin dapat digambarkan sebagai reaksi ketika
mengetahui suatu peristiwa yang tidak berdampak langsung pada diri.
Mengingat dampaknya amat kecil atau tidak ada, tidak menanggapinya
secara positif maupun negatif.
• Sebagai contoh, mengetahui kabar tentang badai yang yang
menghantam pulau tak berpenghuni. Badai maupun pulau yang
dimaksud tidak ada hubungannya dengan sehingga tidak merasa cemas
setelah mendengar kabar tersebut.
• sehingga tidak merasa senang ataupun termotivasi.
• Walau demikian, neustress bergantung pada siapa yang mengalaminya.
• Jika peristiwa baik atau buruk yang terjadi berkaitan dengan atau orang
terdekat, mungkin tidak mengalami reaksi netral, melainkan reaksi
positif atau negatif.
FAKTOR
PENYEBAB
STRESS 03
BIOLOGIS
Genetika Jika sang ibu berpola hidup tidak sehat ketika mengandung, maka akan merusak
perkembangan bayi seperti kelemahan tubuh, ketidakberfungsian organ dan tingkah
laku abnormal.
Postur tubuh Kecil, kurus, pendek, gemuk, atau terlalu tinggi
Tidur Kurang tidur atau kualitas tidur yang kurang baik : sulit berkonsentrasi, kurang
semangat, mudah marah
Penyakit Mengganggu ritme biologis dan cenderung membuat kelelahan, ketegangan otot dan
gangguan lainnya.
Adaptasi yang Respon adaptif yang tidak memadai : sekresi dan anti hormon inflammatory
abnormal Respon adaptif yang eksesif : overproduksi hormon corticoid (penyakit jantung &
ginjal)
Respon adaptif yang tdk tepat : sekresi hormonal & respon stressor di luar
kebiasaan
Kelelahan Kekurangberfungsian tubuh untuk melakukan aktivitas
Diet Malnutrisi menganggu kadar gula darah yang normal
dan mengganggu homeostasis
Pengalaman Masa anak-anak : demam, kecelakaan,
Hidup Remaja : penyesuaan perkembangan independen dan seksual
PSIKOLOGIS
Persepsi Ingatan, motivasi dan interpretasi dasri sinyal akan membentuk persepsi dapat
menyebabkan berbagai tingkatan stress
Kecemasan : detak jantung meningkat, berkeringat,dll.
Rasa bersalah dan khawatir : merasa diri tidak berguna
Perasaan dan Rasa takut : takut sakit, hukuman, kegagalan, dsb.
emosi Marah : naiknya tekanan darah dan gangguan psikosomatis lainnya
Cemburu : dapat menimbulkan rasa marah, gelisah dan cemas
Kesedihan dan duka
Ancaman : ketidaknyamanan diri yang dipersepsikan
Frustasi : hambatan tujuan dan gangguan sirkulasi dari aktivitas biologis
Konflik : ketika tidak mampu memecah konflik
Pengalaman Perubahan hidup : perceraian, kecelakaan, kesibukan
Hidup Masa transisi kehidupan :
Krisis kehidupan : kehilangan pekerjaan saat masih bersma orang tua dan menikah
memiliki resiko yang berbeda
Keputusan Konsekuensi psikologis yang lama dan menentukan jalan hidup dan kesehatan
Hidup mental
PSIKOLOGIS
Perilaku ( Behavior) Sensasi, perasaan, emosi, kesadaran, penilaian, dsb.
Respon perlawanan Sikap bermusuhan ataupun penyesuaian terhadap suatu penderitaan atau
dan melepaskan diri ancaman dari lingkungan sekitar.
Reaksi perlawanan Menolak pengaruh orang yang atau telah menimbulkan stimulus yang
menyakitkan
Reaksi melepaskan Tergantung kondisi, tinjauan dan reaksi diri
diri
Imobilitas ( diam ) Penolakan atau ketidakmampuan untuk membuat keputusan
Meliputi interupsi siklus bilogis dalam tubuh
LINGKUNGAN
Lingkungan Fisik Cuaca ( sangat panas, sanat dingin)
Peristiwa alam : gempa bumi, tsunami, banjir bandang
Suasana tempat bekerja tidak nyaman, kotor atau polutif, kebisingan
Kerugian akibat teknologi modern : kecelakaan lalu lintas, bencana nuklir
Lingkungan Biotik Bakteri dan virus yang menimbulkan penyakit atau kerusakan pada tubuh.
Lingkungan Sosial Kehidupa perkotaan, gaya hidup modern, pekerjaan yang monoton, tuntutan
pekerjaan yang berat, iklim kehidupan keluarga ( ketidakharmonisan antar
anggota keluarga, anak yang kurang kasih sayang dan perceraian ).
bahan tambahan makanan sintetis
PEKERJAAN
Tuntutan Trlalu banyak hingga bekerja sangat keras dan lembur
• Perencanaan (tentang langkahlangkah yang perlu diambil untuk menangani suatu masalah);
• Penekanan pada suatu aktivitas yang utama, supaya dapat berkonsentrasi penuh pada masalah
penyebab stres yang sedang dihadapi;
• Penguasaan diri (yaitu mengontrol atau mengendalikan tindakan sampai ada kesempatan yang tepat
untuk bertindak);
• Mencari dukungan sosial sebagai alat (yaitu usaha individu untuk mencari bantuan, informasi, atau
nasihat tentang apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah penyebab stres).
Strategi coping berfokus emosi merupakan proses seseorang untuk berfokus menghilangkan emosi
yang berhubungan dengan situasi stres, walaupun situasi itu sendiri tidak dapat diubah. Menurut
Lazarus dan Folkman, emotion-focused coping, digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap
stres. Taylor (Smet, 1994) mengemukakan strategi coping berfokus emosi terdiri dari: kendali diri,
membuat jarak; penilaian kembali secara positif, menerima tanggung jawab, lari atau penghindaran.
DUKUNGAN SOSIAL
House (1981) mengemukakan bahwa dukungan sosial memiliki empat fungsi :
Healing Environment, dimana desain arsitektural digunakan sebagai media untuk mereduksi stres.
Menurut Knecht (dalam Tedjamulja, 2019), Healing Environment adalah pengaturan fisik dan dukungan
budaya yang memelihara fisik, intelektual, sosial, dan kesejahteraan spiritual pasien, keluarga, dan staf
karena membantu mereka mengatasi stres terhadap penyakit dan rawat inap. Healing Environment
merupakan sebuah lingkungan yang dirancang untuk menciptakan keharmonisan antara pikiran, tubuh,
dan jiwa. Unsur- unsur penting dalam penerapan healing environment untuk menjaga psikologis
pengguna antara lain; alam dan panca indera.
TERAPI WARNA
Jane Struthers (dalam Harini, 2013) menjelaskan bahwa terapi warna adalah teknik mengobati
penyakit melalui penerapan warna, agar tubuh tetap sehat dan memperbaiki keseimbangan di
dalam tubuh sebelum hal itu menimbulkan masalah fisik maupun mental. Warna memiliki
gelombang energi yang dapat mempengaruhi psikologis manusia dengan efek yang berbeda-
beda. Menurut ilmuwan dari Thomas Jefferson University Philadelphia, terapi warna dapat
menyingkirkan masalah stres.
FIVE WAYS TO
WELLBEING
Five Ways to Wellbeing mencakup beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam menjaga kesehatan
mental, antara lain; connect dimana berinteraksi secara langsung dengan orang sekitar merupakan salah
satu cara untuk mencegah stres bagi semua kalangan usia, be active kegiatan berolahraga/bergerak secara
rutin dapat mempengaruhi tingkat stres dan kecemasan seseorang, take notice meningkatkan kepedulian
terhadap lingkungan sekitar, mencoba hal-hal baru, menyadari pikiran dan perasaan dapat mengurangi
perasaan cemas dan stres seseorang, orang yang ikut serta dalam kegiatan sosial, komunitas, berkumpul,
dan berinteraksi dengan orang lain terbukti memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan
orang yang memiliki sifat egoistik
a. Yoga merupakan salah satu aktivitas olah tubuh dan pikiran untuk meningkatkan kualitas mental dan
fisik.
b. b. Ruang Baca Peneliti Inggris di University of Sussex menemukan, membaca enam menit sehari
lebih ampuh untuk menurunkan tingkat stres hingg 68% Membaca juga ternyata memiliki efek
menyenangkan yang sama dengan beryoga.
KEPRIBADIA
Hardliness (Ketabahan, Daya
Tahan)
N
Suzanne Kobasa (1979) sebagai pencetus istilah hardliness menjelaskan :
• Komitmen, yaitu keyakinan seseorang tentang apa yang seharusnya dia
lakukan, seperti interaksinya dalam kehidupan
• Pengendalian lokus internal, yaitu dimensi kepribadian keyakinan atau
persepsi seseorang bahwa kegagalan yang dialaminya disebabkan oleh
faktor intermal (berasal dari dirinya sendiri).
• Tantangan, yaitu kecenderungan persepsi seseorang terhadap situasi, atau
perintah yang sulit atau ancaman sebagai suatu tantangan (peluang) yang
harus dihadapi.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat hardliness
berkorelasi positif dengan kesehatan fisik dan mental (Florian,
Mikulincer, & Taubman, 1995; Kobasa & Puccetti, 1983; K.M.
Nowack, 1989); dan orang yang memiliki kepribadian yang
baik terlepas dari perasaan-perasaan negatif (Funk, 1992).
HUMORIS
McCrae (1984) menemukan bahwa 40% sikap humor itu dapat mengurangi stres.
Dixon (1980) mengemukakan bahwa humor, lelucon, atau ketau dapat berfungsi
sebagai upaya untuk menilai kembali situasi situasi dengan cara yang tidak berbahaya
dan dapat melepaskan emosi negatif yang terpendam ( Seperti perasaan marah)
Meditasi ini merupakan latihan disiplin mental yang dapat dipraktikkan dalam dua kali sehari
selama 20 menit melalui meditasi ini seseorang dapat meredam atau mereduksi kekalutan
emosinya. Sebagai contoh, di sini dikemukakan teknik Meditasi Transendental, di mana
langkah-langkahnya adalah:
• duduk dalam posisi yang menyenangkan dengan mata tertutup secara penuh konsentrasi
• membaca mantra (dalam Islam berdoa atau berzikir).
Lehrer & Woolfolk (1984) relaksasi dapat mengatasi kekalutan emosional dan mereduksi
masalah fisiologis)
Herbert Benson, seorang ahli Kardiologi di Sekolah Kesehatan Harvard, mengemukakan
langkah-langkah relaksasi sebagai berikut.
• Duduklah dengan tenang dalam posisi yang nyaman.
• Tutuplah mata Anda.
• Buatlah relaks semua otot-otot Anda, mulai dari kaki sampai ke wajah Anda.
• Bernapaslah melalui hidung, dan mengeluarkannya melalui mulut, katakanlah "satu"
dan seterusnya secara berulang
• Lakukanlah relaksasi itu selama 10 sampai 20 menit
TERAPI MUSIK
Terapi musik berperan sebagai salah satu teknik relaksasi untuk memperbaiki, memelihara,
mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi (Djohan, 2006). Selanjutnya Kemper dan
Danhauer (2005) menjelaskan musik dapat meringankan dari rasa sakit, perasaan‐perasaan dan pikiran
yang kurang menyenangkan serta membantu untuk mengurangi rasa cemas.
Terapi musik dapat digunakan dalam lingkup klinis, pendidikan, dan sosial bagi klien atau pasien yang
membutuhkan pengobatan, pendidikan atau intervensi pada aspek sosial dan psikologis (Wigram
dalam Djohan, 2006). Campbell (2001) menjelaskan bahwa musik dapat menyeimbangkan gelombang
otak. Gelombang otak dapat dimodifikasi oleh musik ataupun suara yang ditimbul ‐ kan sendiri.
Kesadaran biasa terdiri atas gelombang beta, yang bergetar dari 14 hingga 20 hertz. Semakin lambat
gelombang otak, semakin santai, puas, dan damailah perasaan
Campbell (2001) selanjutnya mene‐rangkan bahwa musik memiliki beberapa manfaat, yaitu:
(1) menutupi bunyi dan perasaan yang tidak menyenangkan;
(2) memperlambat dan menyeimbangkan gelombang otak; (
(3) mempengaruhi pernapasan;
(4) mempengaruhi denyut jantung, denyut nadi, dan tekanan darah;
(5) mengu‐ rangi ketegangan otot dan memperbaiki gerak serta koordinasi tubuh;
(6) mempengaruhi suhu badan;
(7) musik dapat mengatur hormon‐hormon yang berkaitan dengan stres;
(8) dapat memperkuat ingatan dan pelajaran;
(9) mengubah persepsi kita tentang waktu;
(10) dapat memperkuat ingatan dan pelajaran;
(11) musik dapat meningkatkan produktivitas;
(12) musik meningkatkan asmara dan seksualitas;
(13) musik merangsang pencernaan;
(14) meningkatkan daya tahan;
(15) musik meningkatkan penerimaan tak sadar terhadap simbolisme; dan (16) musik dapat
menimbulkan rasa aman dan sejahtera.
P. Kahn dan Jan Fawcett (2009) mengemukakan cara-cara mereduksi stres :