Anda di halaman 1dari 11

KRISIS

TRANSISI HIDUP
MK: KONSELING KRISIS

Nama Kelompok:
Devi Adriani Lumembang /202100402
Esther / 20210310
PENGERTIAN:
• Transisi berasal dari kata Latin “transire”, yang berarti melintasi.
Transisi sering mengacu pada proses, bukan hasil akhir. Jadi transisi
adalah tindakan membuat perubahan, berpindah dari satu set
karakteristik atau keadaan ke yang lain.

• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), transisi adalah


“peralihan dari keadaan ( tempat, tindakan, dan sebagainya)”.

• Definisi transisi adalah secara Garis Besar adalah “masa pergantian


yang ditandai dari perubaan fase awal ke fase yang baru”. Biasanya pada
saat transisi keadaan belum stabil, belum benar-benar meninggalkan
yang lama dan belum sepenuhnya beradaptasi dengan yang baru
TRANSISI KEHIDUPAN DAPAT MENJADI
TANTANGAN KARENA BEBERAPA ALASAN.
TRANSISI ADALAH PROSES YANG BISA
MENGHASILKAN PERUBAHAN,
PENINGKATAN STRES, HINGGA HAL-HAL
TAK TERDUGA. TRANSISI HIDUP DAPAT
BERJALAN DENGAN LANCAR TETAPI
ORANG SERING BERJUANG UNTUK
MENYESUAIKAN DIRI DENGAN
PERUBAHAN DAN MUNGKIN MENEMUKAN
PERIODE KEHIDUPAN INI SANGAT
MENEGANGKAN DAN MUNGKIN
MENYUSAHKAN.
YANG PERLU DIPAHAMI ADALAH SETIAP PERUBAHAN
DALAM HIDUP SERINGKALI MEMBAWA BERBAGAI
KONSEKUENSI-KONSEKUENSI DAN LEBIH LAGI
PERUBAHAN MENGAKIBATKAN RASA SAKIT YANG
MENGHARUSKAN KITA UNTUK BERTUMBUH. TRANSISI
SELALU MEMBAWA KONSEKUENSI SECARA PSIKOLOGIS.
SEKUAT-KUATNYA ORANG PASTI TERPENGARUH SECARA
PSIKOLOGIS APABILA MENGHADAPI PERUBAHAN.

"NO PAIN, NO GAIN"


William Bridges, dalam bukunya Managing Transitions pada tahun
1991, menulis tentang bagaimana manusia mengalami dan menghadapi
perubahan. Dia menuliskan bahwa keengganan untuk kehilangan
menjadi sifat yang menonjol–bukan hanya mengantisipasi dari
keputusan, tetapi juga mengantisipasi perubahan itu juga. Bridges
menggunakan istilah “transisi” untuk mengungkapkan kondisi psikis
dalam melihat kontras antara proses perubahan yang di mana kita
biasanya menggambarkan konsep perubahan sebagai sebuah proses
“sebelum” dan “sesudah”.

Bridges menulis: “perubahan secara situasional bergantung pada hal


yang baru, tetapi transisi psikologis tergantung pada bagaimana kita
melepaskan realitas lama dan identitas lama yang kita miliki sebelum
perubahan terjadi.”
BELAJAR DARI KISAH AYUB
Hanya dalam sehari, Ayub kehilangan semua kepunyaannya mulai dari keluarga, harta benda
dan kesehatannya. Sekujur tubuhnya dipenuhi dengan bisul bernanah, dia hanya punya istri
dan teman-temannya. Tapi sayangnya, orang-orang terdekatnya sendiri tidak sudi dekat dengan
dia.

Ayub sangat menderita. Oleh sebab itu istri Ayub berkata kepadanya, ’Sumpahi Allah lalu
matilah.’ Tetapi Ayub tidak melakukan itu. Juga tiga orang teman Ayub yang curang
datang dan berkata kepada Ayub, bahwa Ayub telah menjalani suatu cara hidup yang tidak
baik.
Gambar dibawah ini menjelaskan bagaimana secara psikologis kita menghadapi perubahan.
KIAT MENGHADAPI TRANSISI
Selalu memiliki kesadaran
bahwa perubahan memang Lakukan persiapan
akan dialami oleh semua yang baik
orang

Berusahalah untuk tetap


Tetapkan harapan yang terhubung dengan siapa
masuk akal/Realistis saja (Komunitas)

Menetapkan rutinitas dan


tujuan-tujuan kecil
Pandangan Alkitab pada Krisis
dalam Transisi Hidup
• Ditengah rasa kuatir dan rasa takut, Allah menyampaikan sebuah pesan kepada nabi Yeremia yang
berisi penghiburan dan penguatan dalam kitab Yeremia 29:11 Sebab Aku ini mengetahui
rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu
rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari
depan yang penuh harapan.

• Doa adalah bagian penting dalam fase transisi hidup, doa menjadi alat yang ampuh untuk meredakan
kekhawatiran. Dalam Matius 21:22 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh
kepercayaan, kamu akan menerimanya.

• Dalam Yakobus 5:16 dikatakan Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling
mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat
besar kuasanya.
KESIMPULAN
Krisis dibutuhkan untuk menyentak keluar dari
kebiasaan buruk. Tanpa krisis, manusia tidak terpacu
untuk berpikir dan bekerja keras bahkan membuat
inovasi. Tuhan mahabaik mengizinkan krisis hadir
dalam hidup karena Dia tahu bahwa setiap masalah dan
cobaan akan berguna untuk kebaikan manusia. Manusia
dapat bertumbuh dalam berbagai segi kehidupan secara
rohani, mental, psikologis, dan emosional. Berbagai
krisis akan membuat manusia berkembang karena
menyediakan begitu banyak kesempatan untuk
memperbaiki hidup. Di balik krisis ada banyak
kesempatan.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah.
Roma 8:28

Anda mungkin juga menyukai