Anda di halaman 1dari 32

JENIS VARIABEL &

DEFINISI
OPERASIONAL
VARIABEL
PENELITIAN
DEFINISI VARIABEL
Karakteristik yang diamati, yang
mempunyai variasi nilai dan
merupakan operasionalisasi dari
suatu konsep agar dapat diteliti
secara empiris atau ditentukan
tingkatannya.
MACAM-MACAM VARIABEL
1. Variabel bebas (variabel independent)
2. Variabel tergantung (variabel
dependent)
3. Variabel moderator
4. Variabel kontrol
5. Variabel perancu
VARIABEL BEBAS

 Variabel yang dimanipulasi oleh peneliti


untuk menciptakan suatu dampak pada
dependent variabel.
 Variabel ini bisa diamati, diukur untuk
diketahui hubungannya dengan variabel lain.
 Menurut Srikandi (1997):
Variabel bebas adalah faktor-faktor yang
diduga sebagai faktor yang mempengaruhi
variabel tergantung.
VARIABEL TERGANTUNG
 Adalah variabel respon atau output.
 Variabel ini akan muncul sebagai akibat
dari manipulasi suatu variabel
independent
 Menurut Notoatmojo (1993):
Variabel tergantung adalah variabel
yang dipengaruhi oleh variabel bebas
atau sering disebut sebagai variabel
akibat.
VARIABEL MODERATOR
 Variabel yang diangkat untuk
menentukan apakah ia
mempengaruhi hubungan antara
variabel bebas dan terikat.
 Variabel ini sering disebut sebagai
variabel bebas kedua.
VARIABEL KONTROL
 Adalah faktor-faktor yang dikontrol atau
dinetralkan pengaruhnya oleh peneliti karena
kalau tidak disingkirkan akan mempengaruhi
hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat.
VARIABEL PERANCU
 Adalah variabel yang berhubungan dengan
variabel bebas dan variabel terikat, tetapi
bukan variabel antara.
 Cara menyingkirkan perancu:
a. Retriksi
b. Matching
c. Randomisasi
DEFINISI OPERASIONAL
 Adalah unsur penelitian yang menjelaskan
bagaimana caranya menentukan variabel dan
mengukur suatu variabel.
 Merupakan suatu informasi ilmiah yang akan
membantu peneliti lain yang ingin
menggunakan variabel yg sama
INDIKATOR/PENGUKURAN
 Ada tiga kunci yang diperlukan dalam
memberikan definisi terhadap pengukuran:
1. Angka
2. Penetapan
3. Aturan
INDIKATOR YANG BAIK

- Sensitif
Indikator tersebut harus sensitif terhadap
perubahan situasi dan kondisi
 Stabil

Status pengukuran dan perubahan yang


terjadi harus stabil dan kontinyu
 Dapat diukur

Perubahan kondisi harus dpt diobservasi dan


diukur dg tepat
ALAT UKUR
 Alat ukur ini maksudnya cara pengumpulan
data.
 Cara pengumpulan data:
a. Kuisioner
b. Pengamatan
c. Wawancara
A. KUISIONER
 Suatu cara pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengedarkan daftar pertanyaan
berupa formulir
 Menurut jenis penyusunnya dibagi dua:

1. Kuisioner tipe isian


2. Kuisioner tipe pilihan
B. PENGAMATAN
 Pengamatan terlibat
Pengamat benar-benar mengambil bagian
dlm kegiatan yang dilakukan /pengamat ikut
aktif berpartisipasi dlm aktivitas yg diselidiki
 Pengamatan sistematis
Mempunyai kerangka atau struktur yg jelas,
biasanya didahului suatu observasi
pendahuluan.
 Observasi eksperimental
Pengamat dimasukkan dlm kondisi dan situasi
tertentu
 Beberapa alat observasi
1. Checklist
2. Skala Penilaian
3. Daftar riwayat kelakuan
4. Alat-alat mekanik
C. WAWANCARA
 Metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data secara lisan dari
responden atau bercakap-cakap berhadapan
muka dengan responden.
 Pengumpulan data dengan tehnik ini
digunakan untuk memperoleh data yang
bersifat fakta
 Untuk mengetahui sikap, pendapat,
pengalaman dll
SKALA PENGUKURAN
 Berkaitan dengan proses kuantifikasi,
data,dan variabel
 Ada empat kategori pengukuran:

A. Ukuran nominal
B. Ukuran ordinal
C. Ukuran interval
D. Ukuran rasio
TERIMA KASIH
CONFOUNDING
 What is a confounding variable?
 A variable which distorts an association
wholly or partially due to its association
with both the outcome (disease) and the
exposure under study independently.

19
CONFOUNDING
 the variable must be associated with the disease
(i.e., the confounder itself may be a risk
(factor).
 the variable is associated with the exposure
independently of the disease
 the results of the association under study must
be confounded (i.e., the result achieved is
false)

20
CONFOUNDING
 IT IS NOT NECESSARY THAT THE
CONFOUNDING VARIABLE BE CAUSALLY OR
SIGNIFICANTLY ASSOCIATED WITH THE
DISEASE OR EXPOSURE

21
CONFOUNDING

Coffee Cancer
Observed Association Presumed causation

Smoking, Alcohol, other


Factors

22
CONFOUNDING

Obesity Hypertension

Age

23
CONFOUNDING
[BIOMEDICAL BESTIARY: MICHAEL, BOYCE & WILCOX, LITTLE BROWN. 1984]

Observed (but spurious) association,


presumed causation
Gambling Cancer

Unobserved
Smoking,
True
association Alcohol, association
other
Factors
CONFOUNDING
HYPOTHESIS: Is the incidence of coronary
heart disease greater among men who
drink coffee than among men who do not
drink coffee
DISEASE: Coronary heart disease
EXPOSURE: History of coffee drinking
POTENTIAL CONFOUNDER: Smoking

25
CONFOUNDING
To assess whether or not smoking
confounds the association between
coronary heart disease and coffee
drinking three questions must be
answered.
What are these three questions?

26
CONFOUNDING
1) Is smoking associated with coffee
drinking? exposure
2) Is smoking associated with coronary
heart disease? disease
3) Are the stratified odds ratios for the
association between the exposure and the
disease different than the crude odds
ratio?

27
CONFOUNDING

Risk Factor Disease


Independent Dependent
Variable Variable
Coffee CHD

Covariable
Confounder
Smoking

28
Exposure Outcome
Hypercholesterolaemia Myocardial infarction

Third factor
Atheroma

Any factor which is a necessary step in the causal chain


is not a confounder
Salt Myocardial
infarction

Hypertension
CONFOUNDING
 Detecting and removing spurious associations
related variables can be done at
 the design stage, and/or
 the analysis stage

31
CONTROL OF CONFOUNDING
 Design stage:
 restriction
 matching
 Analysis stage:
 stratification
 multivariate techniques

32

Anda mungkin juga menyukai