Anda di halaman 1dari 29

BIODATA DIRI

NAMA : SANTI ALBAKIR, SKM


NIP :
PANGKAT/GOLONGAN : III D/PENATA TKT. I
PENDIDIKAN : S1- KESEHATAN MASYARAKAT
VISI DAN MISI

 VISI

 MISI
1. MANAJEMEN PERENCANAAN PUSKESMAS
PUSKESMAS

RENCANA
RENSTRA RUK RPK
TAHUNAN

UPAYA UPAYA
KESEHATAN KESEHATAN
WAJIB PENGEMBANGAN

SMD MMD
PROSES PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN
 Tahap Persiapan
Pada tahap ini Tim Puskesmas mempelajari hal-hal berikut ini:
a. Rencana Lima Tahunan Puskesmas
b. Penjabaran tahunan rencana capaian target Standar Pelayanan Minimal
tingkat kabupaten/kota.
c. Target yang disepakati bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
menjadi tanggung jawab Puskesmas.
d. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan keluarga.
e. Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan keluarga.
f. NSPK lainnya yang dianggap perlu untuk diketahui oleh Tim di dalam
penyusunan perencanaan Puskesmas.
 Tahap Analisa
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
masalah yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisa terhadap data yang
dikumpulkan. Dalam tahap ini Tim Puskesmas melakukan langkah–langkah
sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data kinerja puskesmas
b. Melakukan analisa data
c. Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, dilakukan melalui
Survey Mawas Diri (SMD)
 Tahap Perumusan Masalah
Perumusan masalah dilakukan berdasarkan hasil analisa data. Masalah adalah
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tahapan ini dilaksanakan melalui:
a. Identifikasi Masalah
b. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah dengan menggunakan USG (Urgency,
Seriousness, Growth)
c. Mencari Akar Penyebab Masalah dengan menggunakan diagram “tulang
ikan “
d. Menetapkan Cara Pemecahan Masalah
 Tahap Penyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan RUK terintegrasi ke dalam sistem perencanaan daerah dan dalam
tataran target pencapaian akses, target kualitas pelayanan, target pencapaian
output dan outcome, serta menghilangkan kondisi yang dapat menyebabkan
kehilangan peluang dari sasaran program untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang seharusnya dapat dilaksanakan secara terintegrasi dalam satu
pelaksanaan (missed opportunity
 Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan untuk upaya kesehatan
Masyarakat Esensial dan Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan, upaya
kesehatan perorangan, pelayanan Perkesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan
laboratorium, semuanya dilaksanakan secara bersama, terpadu dan terintegrasi.
Hal ini sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas yaitu
keterpaduan.
PROSES MONITORING DAN EVALUASI KINERJA
PUSKESMAS
 PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu pengawasan internal dan


eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh
Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, Tim audit internal maupun
setiap penanggung jawab dan pengelola/pelaksana program. Sementara
pengawasan eksternal dilakukan oleh instansidari luar Puskesmas, antara lain
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
membandingkan capaian dengan target yang ditetapkan sebelumnya. Jika terdapat
ketidaksesuaian, harus dilakukan upaya perbaikan (corrective action). Kegiatan
pengendalian ini harus dilakukan secara berkelanjutan. Pengendalian dapat
dilakukan secara berjenjang oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Kepala
Puskesmas, maupun penanggung jawab program.
 PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu proses obyektif dan sistematis dalam mengumpulkan,
menganalisis, dan menggunakan informasi untuk menentukan seberapa efektif dan efisien
penyediaan pelayanan Puskesmas; juga untuk mengukur pencapaian sasaran sebagai penilaian
hasil kerja atau prestasi Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas dilaksanakan oleh Puskesmas,
dan hasilnya kemudian diverifikasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Tujuan pelaksanaan penilaian kinerja adalah agar Puskesmas:
1. Mendapatkan gambaran mengenai tingkat kinerja Puskesmas (hasil cakupan kegiatan, mutu
kegiatan, dan manajemen Puskesmas) pada akhir tahun kegiatan.
2. Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun yang akan datang.
3. Dapat melakukan identifikasi dan analisa masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta
hambatan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas berdasarkan adanya kesenjangan
pencapaian kinerja.
4. Melengkapi dokumen untuk persyaratan akreditasi Puskesmas.
5. Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang
akan datang berdasarkan prioritasnya.
2. MANAJEMEN KEUANGAN
 PROSES PELAKSANAAN BELANJA LANGSUNG (LS)
1. PERMOHONAN PERMINTAAN SPD
2. PPTK MENYIAPKAN SPJ LS UNTUK PENGAJUAN PERMINTAAN
PEMBAYARAN
3. BENDAHARA PENGELUARAN MENAGJUAKAN SPP LS KE KPA
4. KPA MEMERIKSA / MENELITI KELENGKAPAN SPP LS
5. PENERBITAN SPM LS OLEH KPA
6. PENYAMPAIAN SPM LS KE BKAD ISERTAI DGN SPTJB DAN SPJ
7. KUASA BUD MENELITI KELENGKAPAN DOKUMEN UNTUK PENERBITAN
SP2D
8. PENYAMPAIAN SP2D KE BANK OLEH BKAD
9. PENCAIRAN DANA KE PIHAK KE TIGA
 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) menyiapkan dokumen Surat Permintaan Pembayaran
Langsung (SPP-LS) untuk pengadaan barang dan jasa untuk disampaikan kepada bendahara
pengeluaran dalam rangka pengajuan permintaan pembayaran.
 Berdasarkan kelengkapan dokumen yang disampaikan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK), Bendahara Pengeluaran mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS)
kepada Pengguna Anggaran melalui Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (PPK-SKPD).
 Pengguna Anggaran melalui Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(PPK-SKPD) meneliti kelengkangkapan dokumen Surat Permintaan Pembayaran Langsung
(SPP-LS) dan kesesuaiannya dengan Surat Penyedian Dana dan Dokumen Pelaksana Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah.
 Dalam hal dokumen Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) dinyatakan lengkap dan
sah, pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran menerbitkan Surat Permintaan Membayar
Langsung (SPM-LS)
 Surat Permintaan Membayar Langsung (SPM-LS) yang telah ditandatangani oleh Pengguna
Anggaran kemudian diajukan kepada Bendahara Umum Daerah (BUD) sebagai otoritas yang
akan melakukan pencairan dana.
 Dalam hal dokumen surat permintaan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak sah, pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
menolak menerbitkan Surat Permintaan Membayar Langsung (SPM-LS).
 Surat Permintaan Membayar Langsung (SPM-LS) yang telah ditandatangani Pengguna
Anggaran diserahkan kepada Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD), dengan disertai
surat pernyataan tanggungjawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran dan bukti-bukti
pengeluaran yang sah dan lengkap
 Kuasa Bendahara Umum Daerah meneliti kelengkangkapan dokumen Surat Permintaan
Membayar Langsung (SPM-LS) yang diajukan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran agar pengeluaran yang diajukan tidak melampaui pagu dan memenuhi persyaratan
yang ditetapkan
 Dalam hal dokumen Surat Permintaan Membayar Langsung (SPM-LS) dinyatakan lengkap,
kuasa bendahara umum daerah menerbitkan SP2D.
 Kuasa Bendahara Umum Daerah menyerahkan SP2D yang diterbitkan untuk keperluan
pembayaran langsung kepada pihak ketiga.
 Pihak Ketiga mencairkan Surat Permintaan Pembayaran Dana (SP2D) ke bank dengan
menyerahkan SP2D kepada Petugas Kas Daerah (PKD) dengan melampirkan : a. Surat
Permintaan Membayar yang sudah ditandatangani di bagian depan 1 kali dan bagian belakang 2
kali disertai dengan stempel/cap basah perusahaan; b. Surat Setoran Pajak (SSP) yang sudah
diisi dengan nilai nominal, ditandatangani dan dicap pihak ketiga; c. Fotocopy Kartu Tanda
Penduduk (KTP) yang bersangkutan ; d. Fotocopy Akte Perusahaan; e. Fotocopy kontrak (hanya
surat perjanjian pemborongan); f. Nomor rekening Giro pihak ketiga.
 PROSES GANTI UANG PERSEDIAAN (GU)
1. Pemohon atau setiap Bagian mengajukan nota dinas dan membawa SPJ GU periode
sebelumnya.
2. Verifikasi berkas SPJ GU oleh Kasubbag Keuangan.
3. Penginputan SPJ GU oleh operator ke Aplikasi SIMDA/SIPD.
4. Pencetakan SPP dan SPM GU.
5. SPP dan SPM ditandatangi oleh PA/KPA dan Bendahara Pengeluaran.
6. Penyampaian berkas SPP dan SPM GU ke BPKAD.
7. Verifikasi dan penerbitan SP2D oleh BPKAD.
8. Penyampaian berkas SP2D ke Bank.
9. Pencairan dana oleh Bendahara Pengeluaran.
10. Bendahara Pengeluaran membayar ke setiap bagian berdasarkan nota dinas yang
diajukan
 PROSES TAMBAH UANG PERSEDIAAN (TU)
1. PERMOHONAN PENERBITAN SPD
2. PENGAJUAN SPM
3. PEMERIKSAAN KELENGKAPAN SPM
4. PENERBITAN SP2D SETELAH DI TANDATANGANI CEKLIST
PENGAJUAN SP2D OLEH PELAKSANA PENGEDALI
5. PENAYMPAIAN SP2D KE BANK
6. PENCAIRAN DANA KE REKENING PENERIMA
 Bendahara Pengeluaran, Penerima (Bansos, Hibah, Bantuan, Pembiayaan) mengajukan
SPM beserta kelengkapannya kepada BPKAD Up. Bidang Perbendaharaan.
 Pelaksana pelayanan menerima dan meregister berkas SPM beserta kelengkapannya
 Pelaksana pelayanan menerima dan meregister berkas SPM beserta kelengkapannya
 Apabila berkas dinyatakan lengkap dan benar dan dana di DPA tersedia maka oleh
kasubbid Belanja dan Pembiayaan setuju untuk diterbitkan SP2D dengan
menandatangani ceklist pengajuan SP2D yang sudah diparaf oleh pelaksana pengendali
 Apabila SPM beserta kelengkapannya dinyatakan tidak lengkap dan benar maka berkas
dikembalikan dan apabila tidak bias melengkapi dan kebenarannya diragukan maka
dibuatkan penolakan SP2D oleh Kuasa Buendahara Umum Daerah
 SP2D dicetak oleh operator SP2D kemudian diperiksa dan diteliti kembali serta diparaf
oleh Kasubbid Belanja dan Pembiayaan
 SP2D ditandatangani oleh Kuasa Bendahara Umum Daerah (KBUD/Penandatangan
SP2D)
 SP2D yang telah ditandatangani diserahkan ke pelaksana pelayanan untuk dicap dan
dipisah
 Selanjutnya SP2D diserahkan ke Bank Kas Daerah untuk dipindahbukukan ke rekening
penerima
 Penerima diberitahukan agar mencek di rekening masing-masing
 PROSES ALUR PENCAIRAN DAN PENDAPATAN S/D BELANJA JKN
 PROSES PENYUSUNAN DOKUMEN PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN
PUSKESMAS
 MANAJEMEN KENDALI ANGGARAN PUSKESMAS
2. MANAJEMEN KEPEGAWAIAN
 PROSES PENERAPAN HUKUMAN DISIPLIN (PEMETAPAN PP 94 TAHUN
2021)
 PENGELOLAAN APLIKASI SI SDMK
APLIKASI SI SDMK adalah Aplikasi Sistem Informasi Sumber Daya Masyarakat Kesehatan.
Pengelolaan Aplikasi ini bertujuan untuk memetakan tenaga kesehatan secara merata melalui
updating data tenaga kesehatan secara online.
Data yang diinput oleh petugas di sarana kesehatan akan terintegrasi dengan data dari berbagai
sistem informasi di lingkungan Unit Utama Kementerian Kesehatan, dan stakeholder lintas
program dan lintas sektor terkait. Kedepannya data dan informasi yang disajikan akan
bermanfaat bagi pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan dan pembangunan
kesehatan.
 PROSEDUR KENAIKAN PANGKAT, BERKALA, DAN CUTI
 PROSEDUR PENGELOLAAN PERPANJANGAN STR, SIK
 PENGELOLAAN ANJAB ABK
analisis jabatan adalah asesmen posisi tugas untuk menentukan skill atau kompetensi yang
dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tertentu, kondisi kerja, dan pengaruhnya terhadap
bagian lain dari organisasi.
Ada tiga aspek yang perlu menjadi perhatian dalam melakukan analisis ini antara lain,
deskripsi, spesifikasi dan evaluasi kerja di jabatan tersebut.
Adapun tahapan analisis pekerjaan yaitu pengukuran kinerja karyawan, standarisasi
penggajian, peningkatan produktivitas, dan menerapkan prosedur teknik. Proses analisis
pekerjaan membentuk dasar untuk merancang dan menetapkan strategi dan kebijakan untuk
memenuhi tujuan organisasi.
Output dari kegiatan menganalisis pekerjaan adalah deskripsi pekerjaan yang harus terdiri dari
delapan bagian, yakni judul pekerjaan, ringkasan singkat, aktivitas kerja, peralatan dan
perlengkapan yang digunakan, konteks kerja, standar kinerja, informasi kompensasi, dan
persyaratan pribadi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai