Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Masalah kesehatan (termasuk kejadian dan kematian) yang terjadi di
masyarakat disebabkan oleh banyak factor, dimana sebegai penyebab
utamanya diluar factor kesehatan. Penyebab masalah kesehatan dapat
disebabkan antara lain oleh factor lingkungan (termasuk social, ekonomi,
budaya), perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan, keadaan demografi dan
factor keturunan. Oleh karena itu untuk memecahkan masalah kesehatan
dibutuhkan kerja sama antara sector yang terkait dalam pembangunan
kesehatan diperlukan upaya penggalangan dan peningkatan kerja sama lintas
sectoral, agar diperoleh hasil ayng optimal.
Pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan kualitas sumber
daya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan manusia, peningkatan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta mempertinggi kesadaran
masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Puskesmas sebagai unit organisasi
kesehatan melaksanakan pembinaan dan memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu. Oleh karena itu puskesmas dan jaringan harus
selalu dapat merespon perkembangan masalah kesehatan yang terjadi (tren
penyakit) dan berkembang ditengah masyarakat diwilayah puskesmas
Mananggu.

II. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk meningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggalangan kerja sama
tim baik lintas program maupun lintas sector serta terlaksananya kegiatan
puskesmas sesuai dengan perencanaan.
b. Tujuan Khusus
1. Tergalangnya kerjasama tim baik lintas program maupun lintas sector
2. Terpantaunya hasil kegiatan Puskesmas sesuai dengan perencanaan
3. Teridentifikasinya masalah dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan
Puskesmas
4. Teridentifikasinya penyebab masalah serta diupayakannya pemecahan
masalah.
5. Tersusunnya rencana kerja untuk periode selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN

I. Cakupan Program
a. Kunjungan posyandu
Table 1.
Kunjungan Posyandu Rill
Selang bulan September
Tahun 2022
Sasaran Balita
tidak
No Desa
Jumlah riil datang % datang
timbang
1 Mananggu 90 60 67 30
2 Salilama 54 34 63 20
3 Bendungan 124 84 68 40
4 Tabsel 82 36 44 46
5 Tabulo 92 34 37 58
6 Buti 117 65 56 52
7 Kramat 91 65 71 26
8 Kaaruyan 46 25 54 21
9 Pontolo 71 51 72 20
Jumlah 767 454 59 313
Sumber data : Laporan Bulanan bulan September 2022

Kunjungan posyandu pada bulan September terdapat 4 desa yang


dibawah 60% yaitu desa tabulo yang tidak datang berjumlah 58 orang
atau kunjungannya hanya 37%. Desa tabulo selatan yang tidak datang
berjumlah 46 orang atau kunjungannya hanya 44%. Desa kaaruyan yang
tidak datang 21 orang atau kunjungannya hanya 54% dan desa buti
yang tidak datang berjumlah 52 orang atau kunjungannya hanya 56%.
b. Cakupan Balita Stunting
Table 2.
Cakupan Balita Stunting
Selang Bulan September
Tahun 2022
Balita 0 – 23 bulan Balita 24 – 59 bulan
No Desa Jlh Sangat Jlh Sangat
pendek pendek
balita pendek balita pendek
1 Mananggu 39 0 0 52 4 7
2 Salilama 25 0 0 24 3 0
3 Bendungan 46 1 1 47 4 3
Tabulo
4 37 0 1 48 3 0
Selatan
5 Tabulo 45 0 1 47 1 0
6 Buti 46 0 1 48 9 1
7 Kramat 41 1 2 48 5 1
8 Kaaruyan 16 0 0 30 1 0
9 Pontolo 28 1 0 39 7 2
323 3 6 383 37 14

Sumber data : Laporan Bulanan Bulan September 2022

Balita stanting dari umur/tinggi badan di umur 0-23 bulan di bagi menjadi
2 kategori, kategori pendek dan sangat pendek. Untuk balita umur 24-59
bulan dibagi menjadi 2 kategori, kategori pendek dan sangat pendek.
Balita stunting dari umur/tinggi badan di umur 0-23 bulan pada kategori
pendek ada 3 desa yaitu desa bendungan berjumlah 1 orang, desa
kramat 1 orang dan desa pontolo 1 orang. Pada kategori sangat pendek
ada 5 desa yaitu desa kramat berjumlah 2 orang, desa bendungan 1
orang, desa tabulo selatan 1 orang, desa buti 1 orang dan desa tabulo 1
orang.
Balita stunting dari umur/tinggi badan di umur 24-59 bulan pada kategori
pendek yang terbanyak berada di desa buti dengan jumlah 9 desa dan
desa pontolo dengan jumlah 7 orang. Sedangkan pada kategori sangat
pendek yang terbanyak desa mananggu berjumlah 7 orang dan desa
bendungan berjumlah 3 orang.
c. Program Ibu dan Anak
Table 3.
Cakupan program Ibu dan Anak
Selang bulan September
Tahun 2022
Permasalah KIA
No Desa K1 K1 Deteksi Lahir Kematian
Anemia KEK BBLR catin
murni Akses Resti Mati ibu
1 Tabulo 15 8 9 5 3 3 0 0 3
2 Kaaruyan 8 1 0 0 0 0 0 0 1
3 Salilama 14 3 4 2 1 2 0 0 2
4 Bendungan 23 6 9 2 6 1 1 0 3
5 Mananggu 15 10 11 5 8 2 1 0 1
6 Buti 30 5 11 7 5 3 0 0 1
7 Pontolo 10 2 6 2 4 1 0 0 3
8 Keramat 11 5 9 4 4 4 0 0 3
Tabulo
9 11 3 10 4 6 0 1 1 2
selatan
Jumlah 137 43 69 31 37 16 3 1 19
Sumber data : laporan bulanan bulan September 2022
Ket .

 K1 Murni adalah kontak ibu hamil pertama kali dengan petugas


kesehatan (bidan) pada trimester 1.
 K1 Akses adalah kunjungan ibu hamil pertama kali sudah lewat
dari 3 bulan ke atas
 Deteksi Resti adalah ibu hamil yang terdeteksi ada factor resiko
dalam kehamilan
 Anemia (hb kurang 11 gR) adalah ibu hamil yang dapat
menimbulkan resiko dalam kehamilan dan dapat menimbulkan
perdarahan saat persalinan dan stunting
 KEK adalah lingkar lengan dibawah 23,5 cm yang dapat
menimbulkan bayi lahir dengan berat badan rendah dan stunting
 Catin (calon Pengantin) tidak sesuai dengan jumlah yang
menikah di desa.
Kesehatan ibu dan anak memiliki 9 kategori yaitu kategori k1 murni, k1
akses, deteksi resti, anemia, KEK, BBLR, lahir mati, kematian Ibu dan
catin (calon Pengantin).
Kategori K1 murni yang terendah pada desa kaaruyan berjumlah 8 orang
dan desa pontolo 10 orang. K1 Akses yang terbanyak desa mananggu 10
orang dan desa tabulo berjumlah 8 orang. Deteksi resti pada ibu hamil
yang terbanyak pada desa mananggu berjumlah 11 orang, buti 11 orang,
desa tabulo 9 orang, desa bendungan 9 orang dan desa kramat 9 orang.
Anemia pada ibu hamil yang terbanyak pada desa buti berjumlah 7 orang,
desa tabulo 5 orang dan desa mananggu 5 orang. KEK pada ibu hamil
yang terbanyak pada desa mananggu berjumlah 8 orang dan desa
bendungan berjumlah 6 orang. Berat badan lahir rendah (BBLR) pada
bayi yang terbanyak pada desa keramat berjumlah 4 orang dan desa buti
berjumlah 3 orang. Lahir mati pada bayi ada 3 desa yaitu desa
bendungan berjumlah 1 orang, desa mananggu berjumlah 1 orang dan
desa tabulo selatan 1 orang. Kematian ibu hanya ada pada desa tabulo
selatan berjumlah 1 orang. Kategori trakhir adalah calon pengantin
(CATIN) berjumlah 19 orang. Dari 9 kategori yang ada hanya ada
beberapa desa saja yang bermasalah.
 Desa Tabulo bermasalah pada kategori K1 akses, deteksi resiko tinggi
pada ibu hamil, anemia pada ibu hamil dan lahir mati pada bayi.
 Desa kaaruyan bermasalah pada kategori K1 murni
 Desa Bendungan bermasalah pada kategori deteksi resiko tinggi pada
ibu hamil, KEK pada ibu hamil, dan lahir mati pada bayi
 Desa Mananggu bermasalah pada kategori K1 Akses, deteksi resiko
tinggi pada ibu hamil, anemia pada ibu hamil, KEK pada ibu hamil, dan
lahir mati pada bayi
 Desa Buti bermasalah pada kategori deteksi resiko tinggi pada ibu
hamil, anemia pada ibu hamil, dan Berat badan lahir rendah (BBLR)
pada bayi.
 Desa Pontolo bermasalah pada kategori K1 Murni.
 Desa Kramat bermasalah pada kategori deteksi resiko tinggi pada ibu
hamil dan Berat badan lahir rendah (BBLR) pada bayi.
 Desa Tabulo Selatan bermasalah pada kategori lahir mati pada bayi
dan kematian ibu hamil.
d. program Kesehatan Lingkungan
Table 4.
Cakupan rumah sehat
Selang bulan September
Tahun 2022
RUMAH
RUMAH DIBINA
MEMENUHI PERSENTASE
JUMLAH MEMENUHI
SYARAT RUMAH
NO DESA SELURUH SYARAT
(RUMAH SEHAT
RUMAH JANUARI
SEHAT)
JUMLAH % JUMLAH %
1 Mananggu 337 4 18.18 208 61.72
2 Tabulo 541 5 25.00 211 39.00

3 Tabulo 229 6 16.67 199 86.90


Selatan
4 Buti 411 3 14.29 193 46.96
5 Bendungan 430 3 20.00 175 40.70
6 Kaaruyan 181 3 75.00 167 92.27

7 Salilama 281 5 20.00 195 69.40

8 Kramat 297 4 20.00 189 63.64

9 Pontolo 220 5 20.00 180 81.82

JUMLAH 2,927 38 20.21 1,717 59

Sumber data : laporan bulanan bulan September 2022

Data cakupan rumah sehat yang memiliki persentase di bawah 50%


rumah sehat adalah desa tabulo berjumlah 39% dan desa bendungan
berjumlah 40%.

Table 5.
Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang
Layak (Jamban Sehat)
Tahun 2022
PENDUDUK
JUMLAH
JUMLAH JUMLAH DENGAN AKSES
DESA KK PENDUDUK
PENDUDUK SARANA SANITASI LAYAK
PENGGUNA
JUMLAH %
Mananggu 406 1,817 205 1,817 1,817 100.0
Tabulo 422 1,522 220 1,500 1,492 98.6
Tabulo 216 1,133 103 871 871 76.9
Selatan
Buti 465 1,909 372 1,642 1,642 86.0
Bendungan 418 2,155 210 1413 1,413 65.6

Kaaruyan 168 668 170 668 668 100.0


Salilama 329 1,218 207 873 873 71.7
Kramat 416 1,381 188 1246 1246 90.4
Pontolo 252 1,029 77 834 834 81.0
 JUMLAH 3.13 12,832 1,682 10,345 10,345 84.6
7
Sumber data: laporan Bulanan Bulan September 2022

Data penduduk yang mengakses jamban sehat yang memiliki persentase


dibawah adalah desa bendungan 65,6%dan desa salilama 71,7%.

Table 6.
Spal Kecamatan Mananggu
Tahun 2022
KK YANG
MENGGU
DESA KK NAKAN SPAL PERSENTASE
MEMENUHI
SYARAT
MANANGGU 406 21 5.17
TABULO 334 56 16.77
TABULO SELATAN 216 67 31.02
BUTI 465 69 14.84
BENDUNGAN 418 82 19.62
KAARUYAN 168 121 72.02
SALILAMA 329 222 67.48
KRAMAT 326 89 27.30
PONTOLO 252 61 24.21
JUMLAH 3137 788 27.04
Sumber data: laporan Bulanan bulan September 2022
Data Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang persentase dibawah
adalah desa mananggu sebesar 5,17% dan desa buti sebesar 14,84%.
e. Program DBD
Table 7
Sebaran Kasus Per Wilayah
Selang bulan januari s/d Oktober
Tahun 2022
No Desa Jumlah kasus
1 Bendungan 1
2 Buti 3
3 Kaaruyan 2
4 Kramat 8
5 Mananggu 14
6 Pontolo 3
7 Salilama 6
8 Tabulo 10
9 Tabulo Selatan 2
Jumlah 49
Sumber data: laporan Bulanan Bulan oktober tahun 2022
Dari data dbd di atas dapat di simpulkan bahwa jumlah kasus terbanyak
berada di desa mananggu berjumlah 14 kasus dan desa tabulo berjumlah
10 kasus.
Table 8
Sebaran kasus menurut jenis kelamin
Selang bulan januari s/d Oktober
Tahun 2022
No Jenis kelamin Jumlah kasus
1 Laki-laki 30
2 Perempuan 19
Jumlah 49
Sumber data : Laporan Bulanan Bulan Oktober tahun 2022
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penyebaran kasus DBD
terbanyak pada jenis kelamin laki-laki dari pada perempuan.

Table 9.
Sebaran kasus menurut Umur
Selang bulan januari s/d Oktober
Tahun 2022
No Umur Jumlah kasus
1 0-5 5
2 6-17 16
3 18-30 12
4 31-45 10
5 46-50 4
6 >60 2
Jumlah 49
Sumber data : laporan bulanan bulan oktober 2022

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penyebaran kasus DBD


menurut umur terbanyak pada umur 6 sampai 17 tahun sebanyak 16
orang dan 18 sampai 30 tahun sebanyak 12 orang.

f. Promosi Kesehatan
Table 10.
Strata Posyandu
Selang bulan September
Tahun 2022

Jlh KLASIFIKASI
NO DESA
Posyandu
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
1 TABULO 1 1
2 MANANGGU 1 1
3 TABULO SELATAN 1 1
4 BUTI 1 1
5 BENDUNGAN 2 1 1
6 KAARUYAN 1 1
7 KERAMAT 1 1
8 SALILAMA 1 1
9 PONTOLO 2 1 1
Jumlah 11 2 9
Sumber data : laporan bulanan bulan September 2022

Data strata posyandu pada wilayah kerja puskesmas mananggu seluruh


desa telah di tahap posyandu purnama dan hanya 2 posyandu yang
berada di desa pontolo dan benudngan masih berada pada tahap
posyandu madya.
Table 11.
PHBS Institusi Pendidikan
Selang Bulan September
Tahun 2022

KLASIFIKASI
Jumlah Jumlah yg
NO DESA %
Sekolah di PHBS %
TDK
SEHAT
SEHAT
1 Mananggu 4 4 100 3 1 75
2 Tabulo 2 2 100 2 0 100
Tabulo
3 1 1 100 1 0 100
Selatan
4 Buti 1 1 100 1 0 100
5 Bendungan 3 3 100 3 0 100
6 Kaaruyan 1 1 100 1 0 100

7 Kramat 5 5 100 5 0 100

8 Salilama 2 2 100 2 0 100

9 Pontolo 2 2 100 1 1 50

Jumlah 21 21 100 19 2 90,47


Sumber data: Laporan Bulanan Bulan September 2022

Dari data PHBS institusi pendidikan diatas disimpulkan bahwa ada


beberapa sekolah yang berada di desa yang perilaku PHBS masih tidak
sehat yaitu di desa mananggu dan di desa pontolo.

g. Cakupan Imunisasi PCV


Table 12
Cakupan imunisasi PCV
Selang Bulan September
Tahun 2022
Jenis Imunisasi PCV
Sasara Yang di Yang %
No Desa
n imunisasi belum
imunisasi
1 MANANGGU 3 2 1 66.67%
2 TABULO 2 2 0 100.00%
3 KERAMAT 1 1 0 100.00%
4 SALILAMA 0 0 0 0.00%
5 KAARUYAN 2 0 2 0.00%
6 BENDUNGAN 0 0 0 0.00%
7 BUTI 3 0 3 0.00%
8 PONTOLO 1 0 1 0.00%
9 TABULO SELATAN 2 1 1 50.00%
Jumlah 14 6 8 42.86%
Sumber data : Laporan Bulanan Bulan September 2022
Dari data imunisasi PVC yang telah dilaksanakan capaiannya masih di
bawah 50% yaitu berjumlah 42.86%. dari 9 desa yang diadakan imunisasi
PCV ada 3 desa yang mempunyai sasaran tapi belum terimunisasi yaitu
desa kaaruyan, desa buti dan desa pontolo. Selain itu ada juga yang tidak
memiliki sasaran untuk diimunisasi PCV yaitu desa salilama dan desa
bendungan.

h. Angka Penemuan Penderita TBC


Table 13.
Angka Penemuan Penderita TBC
Selang Bulan September
Tahun 2022
No Desa Sensitive Obat Resisten Obat
1 Buti 3 0
2 Tabulo 3 0
3 Kaaruyan 1 0
4 Bendungan 2 0
5 Tabulo Selatan 2 0
6 Pontolo 2 1
7 Mananggu 3 0
8 Salilama 2 1
9 Kramat 1 0
Jumlah 19 2
Sumber data: Sistem Informasi Tuberkulosis
Dari data angka penemuan penderita TBC ( tuberculosis) ada 19 penderita
sensitive obat dan 2 penderita resisten obat. 2 penderita resisten obat
TBC yaitu berada di desa pontolo dan di desa salilama.
II. Permasalahan
a. Data gizi
Kunjungan posyandu rendah karena ibu bayi balita sudah
terbiasa di sweeping petugas sehingga tidak mau lagi berkunjung
ke posyandu.
b. Data KIA
1. Deteksi resiko tinggi pada ibu hamil,anemia dan KEK masih tinggi
dikarenakan kondisi ibu hamil yang kurang ekonominya dan
asupan gizi yang tidak seimbang dengan kebutuhan gizi yang
seharusnya.
2. Masih ada kelahiran BBLR dikarenakan asupan gizi pada saat
kehamilan tidak terpenuhi
3. Masih ada kematian ibu hamil dikarena keluarga lebih memilih di
tangani sendiri dari pada di tangani petugas kesehatan.
4. K1 akses masih banyak dikarenakan ibu hamil sudah di luar kec.
Mananggu tapi KTPnya masih mananggu dan datang pada saat
sudah dekat melahirkan.
c. Data Kesehatan Lingkungan
1. Masih banyak rumah yang tidak sehat karena ada yang
ditemukan jentik nyamuk, tidak adanya tempat cuci tangan, tidak
adanya jamban keluarga dan SPAL yang tidak memenuhi syarat
(ada yang hanya galian dan ada juga hanya di buang di
lingkungan luas sehingga membuat air tergenang).
2. Banyak rumah yang tidak memiliki SPAL dan jamban karena alas
an ekonomi dan lebih bergantung pada bantuan.
d. Data Program Demam Berdarah
1. Penemuan penderita DBD masih banyak dikarenakan masih
adanya jentik nyamuk yang banyak ditemukan di lingkungan
penderita dan sekitarnya.
2. Terdapat 1 kematian DBD karena lambat di bawah ke
puskesmas.
3. Penderita lebih banyak pada jenis kelamin laki-laki dikarenakan
aktifitas laki-laki lebih banyak di luar rumah.
4. Penderita lebih banyak pada umur 6-17 tahun dan 18-30 tahun
dikarenakan pada umur tersebut lebih banyak beraktifitas di luar
(bermain game/mabar dan sering kumpul-kumpul di luar
bersama teman-teman) sehingga lebih besar dapat gigitan
nyamuk.
e. Data Promosi Kesehatan
1. Diharapkan seluruh posyandu sudah berada di strata posyandu
mandiri.
2. PHBS di institusi pendidikan masih ada sekolah yang terkategori
tidak sehat dikarenakan tempat Cuci tangan/wastafel sudah ada
tapi airnya yang tidak ada.
f. Data imunisasi PCV
1. Disaat imunisasi tidak ada bayi yang berumur 2 bulan
2. Saat imunisasi ibu dan bayi datang tapi orang tua menolak untuk
di imunisasi
3. Saat imunisasi ibu dan bayi tidak datang berkunjung.
g. Angka penemuan TBC
1. Banyak masyarakat yang belum tau tentang penyakit TBC
sebagai penyakit menular
2. Diskriminasi terhadap pasien TBC (Stigma)
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS/etika batuk
4. Penemuan/ deteksi dini penyakit tbc oleh kader terlatih masih
rendah (diusulkan dapat diadakan dari dana desa)
5. Sosialisasi tentang penyakit menular kepada masyarakat khusus
TBC
6. Pemberian makanan tambahan kepada pasien TBC selama masa
pengobatan intensif 2 bulan untuk pasien sensitive obat dan 4
bulan untuk pasien resisten obat. Makanan dengan protein
tinggi.
BAB III
PENUTUP

Laporan ini dapat disimpulkan bahwa masih banyak masalah kesehatan yang
harus dipecahkan secara bersama-sama antara lain:
1. Masalah kunjungan posyandu
2. Masalah stunting
3. Masalah kesehatan ibu dan anak
4. Masalah kesehatan lingkungan
5. Masalah penyakit DBD
6. Masalah kesehatan PHBS
7. Masalah kesehatan imunisasi
8. Masalah kesehatan penderita TBC
Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi pemegang
program serta bahan tindak lanjut bagi lintas sector. Sehingga upaya penggalangan
dan peningkatan kerja sama lintas sector dalam pembangunan kesehatan dapat
diperoleh secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai