AJUTOR DONNY T
TUJUAN
z Nyeri kronis
Berdasarkan asalnya:
z Nyeri nosiseptif (nociceptive pain)
z Nyeri perifer → asal: kulit, tulang, sendi, otot, jaringan
ikat, dll → nyeri akut, letaknya lebih terlokalisasi
z Nyeri visceral/central Æ lebih dalam, lebih sulit
dilokalisasikan letaknya
z Nyeri neuropatik
Bagaimana mekanisme nyeri
nosiseptif ?
Stimulasi
z Sebagian besar jaringan & organ diinervasi reseptor khusus nyeri
→ nociceptor → yang berhubungan dgn dengan saraf aferen primer
dan berujung di spinal cord.
Persepsi nyeri
z Setelah sampai di otak → nyeri dirasakan secara sadar →
menimbulkan respon: Aduuh ..!!
Transduksi : proses perubahan rangsang nyeri menjadi suatu aktifitas listrik yang akan
diterima ujung-ujung saraf. Rangsang dapat berupa stimulasi fisik, kimia, ataupun panas
Transmisi : proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi
sepanjang jalur nyeri, dimana molekul molekul di celah sinaptik mentransmisi informasi
dari satu neuron ke neuron berikutnya.
Psycho-
Myocardial Weakness
Delayed recovery Pneumonia logical
ischaemia and impaired
distress
rehab.
Chronic
pain
GI = gastrointestinal
1
2
Balans Analgesia
DEPRESSION
TOTAL ANGER
PAIN
ANXIETY
Bio-psiko-sosio-kulturo-spiritual
• Menurut Wisconsin :
Nyeri merupakan faktor utama yang
mendorong penderita nyeri kanker
berupaya untuk bunuh diri. Pengalaman
ini pulalah yang memicu lahirnya paham
euthanasia
Dalam Evaluasi perlu Diperhatikan
Mekanisme:
• Infiltrasi ke tulang
• Infiltrasi ke jaringan syaraf
• Pengaruh langsung ke organ
• Pengaruh Langsung ke jaringan lunak
• Ulserasi jaringan
• Peningkatan Tekanan Intra Kranial
Nyeri yang berhubungan dengan
kanker
Mekanisme:
• Kejang otot
• Dekubitus
• Infeksi dengan jamur Kandida
• Trombosis Vena Dalam
• Sembelit
• Sembab akibat sumbatan Pembuluh Limfe
• Neuralgia Pasca Infeksi Herpes Zoster
• Emboli Paru
Nyeri Akibat Pengobatan
Mekanisme:
• Akibat proses pembedahan
• Akibat kemoterapi
• Akibat radioterapi
Hal lain yang tidak langsung
berhubungan dengan Kanker
Maupun Pengobatan Kanker
Mekanisme:
• Nyeri otot dan tulang
• Sakit Kepala atau migrain
• Arthritis
• Nyeri akibat kelainan Kardiovaskuler
• Neuropati
Adapun Faktor yang mempengaruhi
Nyeri Fisik:
Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan assesment
Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana yang paling sesuai
dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri
• 0 – 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali
• 2 – 3 = sedikit nyeri
• 4 – 5 = cukup nyeri
• 6 – 7 = lumayan nyeri
• 8 – 9 = sangat nyeri
• 10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)
Numeric Rating Scale
Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang
dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang
dirasakannya.
0 = tidak nyeri
1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)
FLACS SCORE
NO PAIN TREATMENT
WITHOUT PAIN
ASSESMENT
3
6
Hal-hal yang Diperhatikan pada
saat Evaluasi
z Terapi farmakologi
z Analgesik : non-opiat dan opiat
TERAPI NON FARMAKOLOGI
• TEKNIK DISTRAKSI/PENGALIHAN
• TEKNIK RELAKSASI
3 HAL PENTING :
1. Posisi yang tepat/Comfortable position
2. Pikiran beristirahat/relaxing mind
3. Lingkungan yang tenang/ambient environment
TERAPI NON FARMAKOLOGI
• TENS (Transcutaneous electrical nerve stimulation)
terapi menggunakan arus listrik untuk mengatasi nyeri karena berbagai kondisi, dari gangguan
saraf
Prinsip penatalaksanaan nyeri
Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling
ringan sampai ke yang paling kuat
Tahapannya:
z Tahap I → analgesik non-opiat : AINS
z Tahap II → analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
z Tahap III → analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
z Tahap IV → analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
Dosis
Dosis awal maksimum
Carbamazepine (Tegretol) 200 mg twice daily 1.6 g
z Antalgin
PARASETAMOL (asetaminofen)
z Memiliki khasiat analgetik dan antipiretik yang baik
z Menghambat pembentukan prostaglandin secara sentral, namun
tidak di jaringan, sehingga tidak berefek sebagai anti-inflamasi
z Tidak memiliki efek antiplatelet
z Efek samping ringan dan jarang, relatif tidak menyebabkan
gangguan lambung
z Pada dosis besar (6-12 g) dapat menyebabkan kerusakan hati
z Pada dosis terapinya, merupakan pilihan yang aman bagi banyak
kondisi kesehatan, temasuk untuk anak-anak dan ibu
hamil/menyusui.
ASETOSAL
(asam asetilsalisilat, Aspirin)
z Meperidin
z Fentanil
Mekanisme ?
z Bekerja pada reseptor opiat di SSP → reseptor yang memodulasi
transmisi nyeri → menurunkan persepsi nyeri dg cara menyekat nyeri
pada berbagai tingkat, terutama di otak tengah dan medulla spinalis
z Reseptor opiat ada 3 :
z Reseptor μ (mu) : Berperan dalam Analgesia supraspinal, Depresi
respirasi, Euforia, Ketergantungan
z Reseptor κ (kappa) : Berperan dalam analgesia spinal, miosis,
sedasi
z Reseptor δ (delta) : disforia, halusinasi, stimulasi pusat vasomotor
CONTOH OBAT GOLONGAN OPIAT
z MORFIN
Digunakan sebagai standar analgesik opiat lain
z
z Umumnya diberikan secara s.c., i.m, iv. Dosis oral 2 x dosis injeksi.
z Efek samping: depresi respirasi, mual-muntah, nggliyeng,
konstipasi, dll
z Metabolisme di hepar → hati-hati pada pasien dg penyakit liver
z KODEIN
z Waktu paruh 3 jam, efikasi 1/10 morfin, ketergantungan lebih
rendah
z Digunakan untuk nyeri ringan dan sedang
morfin
z TRAMADOL
z Waktu paruh 6 jam, efikasi 10-20% morfin, sebanding dg
petidin
z Sifat adiktif minimal, efek samping lebih ringan drpd morfin
Non-opioid
Non-opioid
++ Ajuvan
Ajuvan
Nyeri
Nyeri
Selesai