Anda di halaman 1dari 15

Teks

Teks Artikel
Artikel
START
Our Member

Arina Jeni Mutiah Ribby Vanesa Alita


Asrofulmawa Pratiwi Az Zahra Triyan Meilani Rahma
Pengertian Artikel
Artikel adalah karangan faktual secara lengkap
dengan panjang tertentu yang dibuat untuk
dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin,
dsb.)

Tujuan Artikel
Bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta
yang dapat menyakinkan, mendidik, dan
menghibur.
Ciri-ciri Artikel
1. Faktual

2. Informatif
3. Mengandung
opini atau
gagasan
4. Dilandasi oleh
data berupa hasil
penelitian dan teori 5. Bahasanya
bersifat ilmiah
popular, yaitu
komunikatif dan
ringkas
Struktur Artikel
2. Alinea Isi (Batang Tubuh)
1. Alinea Pembuka (Lead) Berisi uraian penjelasan pokok
Menyampaikan orientasi permasalahan yang akan
terhadap isi artikel yang akan dibahas dalam artikel.
dibahas.

3. Alinea Penutup (Ending)


Menyampaikan reorientasi
sebuah simpulan dari
permasalahan yang
diangkat.
Jenis Artikel

Berdasarkan Penulisnya Berdasarkan Fungsinya


 Artikel Redaksi  Artikel Khusus
Artikel redaksi adalah tulisan Artikel khusus adalah nama lain
yang digarap oleh redaksi dari artikel redaksi.
dibawah tema tertentu yang
menjadi isi penerbitan.

 Artikel Umum  Artikel Sponsor


Artikel umum merupakan Artikel sponsor ialah artikel yang
tulisan yang ditulis oleh membahas atau memperkenalkan
umum. sesuatu.
Pola Penyajian Artikel

1 Pola pemecahan topik

2 Pola masalah dan pemecahannya

3 Pola kronologi

4 Pola pendapat dan alasan pemikiran

5 Pola pembandingan
Fakta & opini
FAKTA : adalah sesuatu (keadaan atau OPINI : adalah pendapat, pikiran atau
peristiwa) yang merupakan kenyataan. pendirian seseorang tentang sesuatu.

• bersifat objektif • bersifat subjektif


• berisi fakta • berisi pendapat
• dapat dibuktikan kebenarannya • tidak dapat dibuktikan kebenarannya
• menunjukkan peristiwa yang telah • menunjukkan peristiwa yang belum tentu
terjadi terjadi

Contoh: Contoh:
Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Petir menjadi penanda akan turun hujan.
pada 17 agustus 1945.
Ciri Kebahasaan Artikel
Adverbia adalah kata yang bersifat menerangkan kata lain dalam suatu kalimat.
Contoh: sangat, lebih, tidak, selalu, biasanya, sebagian besar, sering, kadang-kadang, dan jarang.

Konjungsi (kata penghubung)

Modalitas adalah derajat kepastian dari pendapat yang diungkapkan penulis dalam sebuah topik
atau peristiwa yang dibahas. Berfungsi untuk menambah kepastian dari sebuah pendapat yang
dipaparkan.

Nukilan adalah kutipan atau tulisan yang dicantumkan pada suatu benda.
Contoh: argumentasi adalah suatu bentuk… (Keraf, 1983).

Keterangan aposisi adalah keterangan yang memberi penjelasan akata benda.


Contoh: Kak Zahra, kakak yang baik, selalu memberikan contoh yang baik kepada adiknya.
Analisis Artikel
Kekerasan, Diskriminasi, dan Kesetaraan Gender:
Perempuan, Mulailah Bicara

1 Alinea Pembuka (Lead) modalitas kalimat opini nukilan konjungsi

Meski bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, kekerasan, dan
diskriminasi gender seolah telah menjadi aspek bahasan yang melekat kepada perempuan.
Kekerasan terhadap perempuan, oleh Poerwanti (dalam Sadli, 2000), dikelompokkan ke
dalam lima jenis, yakni : (1) kekerasan fisik, seperti memukul, menampar, mencekik, dan
menendang, (2) kekerasan psikologis, seperti berteriak, menyumpah, mengancam,
merendahkan, dan menguntit, (3) kekerasan seksual yang berupa Tindakan yang mengarah
ke ajakan atau desakan seksual, (4) kekerasan finansial, misalnya mengambil uang korban,
dan (5) kekerasan spiritual, misalnya dilakukan dengan merendahkan keyakinan atau
kepercayaan korban.
kalimat opini nukilan adverbia
2 Alinea Isi (Batang Tubuh) kalimat fakta keterangan aposisi modalitas

Berbagai jenis kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan masih menjadi isu yang
hangat hingga saat ini. Bahkan, berdasarkan Catatan Tahunan 2017 Komnas Perempuan
(dalam www.nasional.kompas.com), tercatat ada 259.150 kasus kekerasan terhadap
perempuan yang terjadi selama tahun 2016, dengan rincian: di ranah personal, kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT) menempati peringkat pertama dengan 5.784 kasus, disusul
kekerasan dalam hubungan asmara 2.171 kasus, dan kekerasan terhadap anak perempuan
1.799 kasus.

Charlotte Bunch, tokoh yang telah memulai transformasi konsep HAM, menyatakan
bahwa isu perempuan tidak bisa lagi dianggap sebagai isu marjinal (isu pinggiran tidak
penting) dan harus digeser ke tengah (Sadli, 2000). Hal itu berarti bahwa, secara
konkret, isu perempuan harus menjadi fokus perhatian negara di tingkat nasional,
regional, dan internasional. Sementara itu, perjuangan terhadap hak asasi perempuan
tidak mungkin bisa dipisahkan dari perjuangan memperoleh kesetaraan antara laki-laki
dan perempuan.
kalimat opini

Beberapa kalangan, sebagaimana yang pernah saya temui sendiri, menganggap


bahwa perjuangan terhadap kesetaraan gender tidak relevan dilakukan di Indonesia.
Hal itu karena di Indonesia, perempuan dianggap telah mendapatkan hak yang sama
dan setara dengan laki-laki. Misalnya seja, suara perempuan sudah ikut diperhitungkan
dalam Pemilihan Umum, perempuan bebas menyuarakan pendapatnya, dan perempuan
bebas memperoleh pendidikan layaknya laki-laki. Namun, setidaknya saya rasa,
dengan masih banyaknya kasus diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan,
kesetaraan gender masih sangat relevan untuk diperjuangkan di Indonesia.

adverbia
• adverbia • kalimat opini • konjungsi
Hanya saja, tidak semua perempuan memahami pentingnya perjuangan terhadap kesetaraan
gender. Bahkan, yang terjadi saat ini adalah maraknya victim blaming. Misalnya, dalam sebuah kasus
pelecehan seksual yang terjadi terhadap seorang perempuan, banyak perempuan lain yang justru
menyalahkan korban atas terjadi kasus tersebut. Banyak dari mereka mengatakan hal-hal seperti
“Salah sendiri pake baju terbuka gitu,” atau "Makanya jadi perempuan jangan ganjen.” Komentar
komentar yang memojokkan korban seperti itu, saya rasa, sangat tidak pantas diungkapkan. Masalah
lainnya lagi yang juga terjadi adalah, di antara banyak perempuan yang masih peduli terhadap kesus-
kasus demikian, banyak dari mereka yang masih takut untuk bicara, mereka terkadang ketakutan
untuk melaporkan kasus yang telah terjadi pada mereka atau rekan mereka.

Padahal, kini sudah saatnya perempuan bergerak bersama untuk memperjuangkan


kesetaraan haknya, dalam hal ini secars khusus untuk menghapuskan tindak kekerasan dan
diskriminasi yang diterima perempuan. Apabila perempuan tetap diam melihat kasus-kasus
kekerasan dan diskriminasi yang terjadi di sekitarnya, tidak mengherankan jika hal tersebut
terus-menerus terjadi, bahkan membudaya.
3 Alinea Penutup (Ending)

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) telah hadir di tengah masyarakat
Indonesia untuk memberikan perlindungan dan bantuan kepada saksi dan korban
sebagaimana telah diatur dalam undang-undang. Dengan adanya LPSK, seksi dan korban
diharapkan akan menjadi lebih bebas dan leluasa untuk menyampaikan hal-hal yang
seharusnya ia sampaikan. Diam tentu bukan pilihan. Oleh karena itu, tidak hanya saksi dan
korban, LPSK pun harus lebih gencar lagi bersosialasi agar lebih banyak lagi masyarakat
yang mengetahui dan memahami hakikat keberadaan LPSK.

Sejak dahulu, perempuan Indonesia sudah berjuang bahu-membahu dengan kaum laki-
laki untuk mewujudkan cita-cita bangsa (MPB. Manus, dkk., 1993). Jadi, layakkah
perempuan menerima diskriminasi?

kalimat fakta konjungsi adverbia modalitas kalimat opini nukilan


Terimakasih
LAST

Anda mungkin juga menyukai