Anda di halaman 1dari 26

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA

BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


KASIHAN 1 KABUPATEN BANTUL TAHUN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hingga saat ini di indonesia masih terdapat 4 masalah gizi utama yaitu KKP (Kurang Kalori Protein), Kurang
vitamin A, Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) dan kurang zat besi yang disebut Anemia Gizi (kodyat,
A,1993)
Sampai saat ini salah satu masalah yang belum nampak menunjukkan titik terang keberhasilan
penanggulangannya adalah masalah kekurangan zat besi atau dikenal dengan sebutan anemia gizi merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang paling umum dijumpai terutama di negara–negara sedang berkembang.
Selama ini upaya penanggulangan anemia gizi masih difokuskan pada sasaran ibu hamil, sedangkan kelompok
lainnya seperti bayi, anak balita, anak sekolah dan buruh berpenghasilan rendah belum ditangani.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
kejadian anemia pada bayi berdasarkan kadar hemoglobin.
1.3. Tujuan Penelitian
a) Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kejadian anemia pada bayi berdasarkan kadar hemoglobin di Puskesmas
Kasihan 1 Kabupaten Bantul
b) Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian yang dilakukan adalah :
1. Variabel dalam penelitian ini adalah gambaran kejadian anemia pada bayi.
2. Sampel penelitian ini merupakan bayi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1
3. Sampel pada penelitian ini adalah bayi berusia kurang dari 1 tahun di posyandu
wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1.
4. Gambaran yang ingin diketahui dalam penelitian ini yaitu gambaran anemia berdasarkan
jenis kelamin, status gizi, dan usia.
1.4. Manfaat Penelitian
a) Bagi Masyarakat Setempat
b) Bagi Instansi Puskesmas
c) Bagi Peneliti Lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anemia

a) Definisi
Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya 1 atau lebih parameter sel darah merah: konsentrasi
hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel darah merah. Menurut kriteria WHO anemia adalah kadar hemoglobin
di bawah 13 g% pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita.
b) Gejala Klinis
Gejala dan tanda anemia bergantung pada derajat dan kecepatan terjadinya anemia, juga kebutuhan oksigen
penderita. Gejala akan lebih ringan pada anemia yang terjadi perlahan-lahan, karena ada kesempatan bagi
mekanisme homeostatik untuk menyesuai-kan dengan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen.
2.2 Anemia Defisiensi Balita
a) Definisi

Kelompok ditentukan menurut umur seperti yang terlihat di dalam tabel di bawah ini.

Non Anemia Anemia


Populasi (mg/dL)
Ringan Sedang Berat

Anak 6-59 11 10, 0 – 10,9 7, 0 – 9, 9 < 7, 0


bulan

Anak 5 – 11 11.5 11, 0 – 11, 4 8, 0 – 10, 9 < 8, 0


tahun

Anak 12- 14 12 11, 0 – 11, 9 8, 0 – 10, 9 < 8, 0


tahun
b) Patofisiologi Anemia

Zat besi diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan darah) dan juga diperlukan oleh
berbagai enzim sebagai faktor penggiat. Zat besi yang terdapat dalam enzim juga
diperlukan untuk mengangkut elektro (sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen (oksidase
dan oksigenase). Defisiensi zat besi tidak menunjukkan gejala yang khas (asymptomatik)
sehingga anemia pada balita sukar untuk dideteksi.
Diagnosis anemia zat gizi ditentukan dengan tes skrining dengan cara mengukur kadar Hb,
hematokrit (Ht), volume sel darah merah (MCV), konsentrasi Hb dalam sel darah merah
(MCH) dengan batasan terendah 95% acuan (Dallman,1990)
c) Penyebab Anemia pada Balita Penyebab anemia gizi pada bayi dan anak sebagai
berikut

1. Cadangan zat besi pada waktu lahir tidak cukup.


2. Absorbsi kurang
3. Kebutuhan akan zat besi meningkat untuk pertumbuhan terutama pada lahir kurang
bulan.
4. Kehilangan darah
2.3 Kerangka Teori
Penelitian ini mempunyai landasan teoritis sebagai berikut :
2.4 Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada penelitian berikut ini :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian


Pada ruang lingkup penelitian menerangkan batasan dari penelitian
meliputi sudut keilmuan, masalah, sasaran penelitian, tempat penelitian, dan
rentang waktu penelitian.
1. Ruang Lingkup Ilmu
2. Ruang Lingkup Tempat
3. Ruang Lingkup Waktu
3.2. Rancangan dan Jenis Penelitian

Pada penelitian merupakan penelitian desktiptif yaitu kegiatan penelitian non


eksperimental dan dilakukan observasi deskriptif.
a) Populasi
b) Sampel
Pada penelitian ini menggunakan rumus slovin karena jumlah populasi
sudah diketahui (Notoatmojo, 2010)
d. Instrumen Pengambilan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yaitu data kumpulan status gizi balita dari semua posyandu wilayah kerja
Puskesmas Kasihan 1 . Data yang diambil berupa kadar Hb, usia, jenis kelamin dan
status gizi.
e. Analisis Data

a) Analisis Deskriptif
• Dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi tentang kepatuhan berobat, jenis kelamin, tingkat pendidikan
terakhir, status pekerjaan, dan lama menderita hipertensi. Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi distribusi untuk
semua variabel yang diteliti.

a) Analisis Analitik
• Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran atau mendeskripsikan karakteristik dari setiap variabel
penelitian yang telah ditentukan (Notoatmojo, 2010). Rumus analisis penelitian ini adalah (Sibagaring, 2010) :

Keterangan :
P : Presentase
F : Jumlah yang didapat
N : Jumlah sampel
100% : konstanta tetap
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan


a) Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diperoleh dari hasil kuisioner
meliputiusia dan pendidikan.
b) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usia

No Usia Jumlah Persentasi

1 Usia 0 – 12 bulan 20 21, 27%

2 Usia 13 – 24 bulan 24 25, 53%

3 Usia 25 – 59 bulan 50 53, 20%

Total 94 100%

c) Karakteristik Responden Jenis Kelamin


No Pendidikan Jumlah Persentasi

1 Laki-laki 44 46, 8%

2 Perempuan 50 53, 2%

Total 94 100%
d) Karakteristik Responden Berdasarkan Status Gizi

No Status Gizi Jumlah Persentasi

1 Baik 62 65, 9 %

2 Kurang 28 29, 9 %

3 Buruk 4 4, 2 %

Total 94 100%
e) Analisis Bivariat
Berikut merupakan gambaran pengetahuan remaja putri menurut usia

1. Hubungan antara Usia dengan Kejadian Anemia

No Umur Tidak anemia Ringan Sedang Berat


Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Usia 0 – 12 bulan 8 (8,5%) 6 (6,3%) 4 (4,2%) 2(2,1%)
2 Usia 13 – 24 bulan 12 (10,6%) 8 (8,5%) 2 (2,1%) 2(2,1%)
3 Usia 25 – 59 bulan 30 (31,9%) 15 (15,9%) 5 (5,3%) -
Total 50 (53,1%) 29 (30,8) 11 (11,8%) 4 (4,3%)
2. HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN
ANEMIA

No Jenis Kelamin Tidak anemia Ringan Sedang Berat


Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Laki-laki 21 (21,3%) 12 (12,7%) 10 (10,6%) 1(1%)
2 Perempuan 29 (30,8%) 17 (18,1%) 1 (9,5%) 3(3,1%)
Total 50 (53,1%) 29 (30,8) 11 (11,8%) 4 (4,3%)
3. Hubungan antara status gizi dengan Kejadian Anemia

No Status Gizi Tidak anemia Ringan Sedang Berat


Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Baik 48 (51%) 10 (10,6%) 4(4,3%) -
2 Kurang 2 (10,6%) 19 (8,5%) 5 (5,3%) 2(2,15%)
3 Buruk - - 2 (2,2%) 2(2,15%)
Total 50 (53,1%) 29 (30,8) 11 (11,8%) 4 (4,3%)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang diperoleh dari Posyandu
wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten tahun 2022 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada penelitian ini, karakteristik responden didominasi usia 25-59 bulan yaitu sebanyak 50 balita
(53,2%), berdasarkan jenis kelamin paling banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 50 balita
(53,2%). Sedangkan berdasarkan status gizi, paling banyak adalah dengan status gizi baik yaitu
sebanyak 62 balita (65,9%).

2. Kejadian anemia didominasi dengan kejadian tanpa anemia pada balita yaitu 48 balita (51%).

3. Kejadian anemia berat paling banyak pada usia 0-12 bulan, 13-24 bulan yaitu masing-masing
sebanyak 2 balita (2,15%). Kejadian anemia berat paling banyak pada perempuan dan pada status
gizi balita kurang dan buruk.
5.2. Saran
Bagi pihak puskesmas

1. Melanjutkan program pemantauan gizi terutama bagi balita untuk mencegah kejadian
anemia pada balita.

2. Melakukan skrining anemia lebih rutin untuk balita.

3. Memberikan penyuluhan tentang makanan tambahan yang baik untuk mencegah anemia bagi
ibu.

4. Menyediakan media cetak atau media elektronik tentang gizi seimbang untuk mencegah
kejadian anemia dan kekurangan gizi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai