A.

Rumusan Masalah

“Apakah terdapat Pengaruh Jus Kacang Merah ( Phaseolus Vulgaris )

Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri di Dusun
Kurahan Kecamatan Kerjo?

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Jus Kacang Merah (Phaseolus
Vulgaris) Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Remaja
Putri di Dusun Kurahan Kecamatan Kerjo.
2. Tujuan Khusus
a. Mendesripsikan kadar hemoglobin remaja putri sebelum
mengkonsumsi jus kacang merah
b. Mendesripsikan kadar hemoglobin remaja putri sesudah
mengkonsumsi jus kacang merah
c. Mendeskripsikan peningkatan kadar hemoglobin remaja putri
sesudah mengkonsumsi jus kacang merah.
d. Menganalisa pengaruh jus kacangmerah terhadap peningkatan
kadar Hemoglobin remaja putri.
e. Mengidentifikasi kejadian anemia pada remaja putri sebelum dan
sesudah mengkonsumsi jus kacang merah.
C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah kepustakaan

dan referensi, yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk

meningkatkan pengetahuan mengenai konsumsi kacang merah

terhadap peningkatan Hemoglobin dan sebagai sumber informasi

untuk penelitian selanjutnya.

Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil dari penlitian ini diharapkan dapat menjadi upaya promotif dan preventif
pada masalah anemia dengan mengenalkan dan mengkonsumsi makanan sumber
zat besi pada kacang merah.
BagiResponden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pengetahuan untuk mencegah
terjadinya anemia. Diharapkan remaja putri mengetahui tentang anemia dan
mengetahui cara mengatasi dan mencegah anemia sesuadah diberikan pendidikan
kesehatan .
BagiPeneliti

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan sebagai pengalaman

belajar dan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
Menurut WHO (2021) :Hemoglobin.bervariasi secara alami berdasarkan usia,
jenis kelamin, dan status merokok serta status fisiologis (misalnya kehamilan).
Cara untuk melakukan pemeriksaan kadarhemoglobin, yaitu metode Sahli dan
metode Sianmethemoglobin. Pengukuran kadarhemoglobin dengan metode Sahli
memiliki banyak kekurangan, seperti ketidakmampuan membedakan warna,
sumber cahaya yang kurang baik dan memiliki tingkat kesalahan sebesar 10% -
15%. Sedangkan metode Sianmethemoglobin telah direkomendasikan oleh
International Committee for Standardization in Hematology (ICSH).Metode
Sianmethemoglobin menggunakan fotoeletrik untuk mengubah hemoglobin darah
menjadi methemoglobin dalam larutan yang berisi kalium sianida. Metode
Sianmethemoglobin dianjurkan untuk mengukur kadarhemoglobin karena telah
sesuai standar dan kadarnya bersifat stabil. Salah satu keuntungan dalam
penggunaan metode Sianmethemoglobinadalah alat pengukurannya dapat
dikontrol terhadap suatu larutan standar yang stabil (Kemenkes RI, 2018).
Permenkes Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
Kesehatan Masyarakat. Remaja putri dan WUS menderita anemia bila
kadarhemoglobin darah menunjukkan nilai kurang dari 12 g/dL (Kemenkes RI,
2018).
Tabel 2.3. Klasifikasi Kadar Hemoglobinmenurut Kelompok Umur
Normal Anemia (g/dL)
Populasi (g/dL) Ringan Sedang Berat
Anak 6 – 59 bulan 11 10.0 – 10.9 7.0 – 9.9 < 7.0
Anak 5 – 11 tahun 11,5 11.0 – 11.4 8.0 – 10.9 < 8.0
Anak 12- 14 tahun 12 11.0 – 11.9 8.0 – 10.9 < 8.0
Perempuan Tidak Hamil12 11.0 – 11.9 8.0 – 10.9 < 8.0
(≥ 15 tahun)
Ibu Hamil 11 10.0 – 10.9 7.0 – 9.9 < 7.0
Laki-laki 13 11.0 – 12.9 8.0 – 10.9 < 8.0

Sumber : WHO, 2021

Menurut Permenkes No. 28 Tahun 2019, Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah
suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu yang harus
dipenuhi setiap hari bagi hampir semua orang dengan karakteristik tertentu yang
meliputi umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik dan kondisi fisiologis untuk
hidup sehat. Berikut ini tabel kebutuhan zat besi per hari berdasarkan AKG sesuai
dengan kelompok umur.

Tabel. 2.4 Kebutuhan Zat Besi Per Hari Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok Umur Besi (mg)

10 – 12 tahun 8
13 - 15 tahun 15
16 – 18 tahun 15
19 – 29 tahun 18

Sumber : Permenkes No. 28 Tahun 2019

6