R.FIRWANDRI MARZA
• KONSEP BAHAYA DAN ANALISA
9
Gempa, 6 Maret 2007
PATAHAN MENTAWAI
PATAHAN SUMATERA
Gempa, 25 Otb.10 78 km
PERKIRAAN
PENDUDUK YANG
BERESIKO AKIBAT
GEMPA - TSUNAMI
PERKIRAAN DAMPAK BENCANA GEMPA-TSUNAMI
SUMATERA BARAT
TOTAL 1.138.669 534.878 46,97 36.827 6,89 96.220 17,99 49.065 9,17
Pengungsian
Bencana
•Kesakitan
•Kematian
•Kurang Gizi
•SAB & Lingk. (-)
•Yankes lumpuh
•dll
Tanggap
Darurat
Kesiapsiagaan
Pencegahan Rehabilitasi
dan Mitigasi
PRA BENCANA
Bahaya (hazard)
• Suatu kondisi, secara alamiah maupun karena
ulah manusia, yang berpotensi menimbulkan
kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa
manusia.
• Bahaya berpotensi menimbulkan bencana, tetapi
tidak semua bahaya selalu menjadi bencana.
Bahaya yg berisiko Tinggi
• Didasarkan pada dua penilaian ancaman yaitu:
– Probabilitas atau kemungkinan terjadinya
bencana dan
– Intensitas, dampak kerugian atau kerusakan
yang ditimbulkan
Vulnerability
Jenis Bahaya
Pengumpulan bahan
Menetapkan jenis bahaya
Menetapkan variabel penilaian
Penetapan cara penilaian
Buat matriks penilaian
Penilaian
Menetapkan hasil luarannya
PENGUMPULAN BAHAN
Bahan yg dikumpulkan :
Data inventarisasi ancaman/bahaya menurut wilayah (banjir, tanah
longsor, gempa bumi, konflik dll)
Kerentanan
Data Demografi (Jml Pddk, Kelompok Rentan, Dll)
Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Kesehatan (RS, Pusk, Pustu,
Ambulans, Dll)
Ketersediaan Tenaga Kesehatan (Dokter, Perawat, Bidan Dll)
Data Cakupan Yankes (Imunisasi, Kia, Gizi Dll)
Manajemen (peraturan pendukung, sistem peringatan dini, sistem
pembiayaan, rencana penanganan dll)
Dpt berupa data primer maupun sekunder yg diperoleh secara lintas
program/sektor
Data dpt disajikan dlm bentuk peta yg menggambarkan: topografi
wilayah, jenis ancaman/bahaya, demografi, sumber daya dll
PENETAPAN JENIS BAHAYA
(yg mungkin terjadi)
• Karakteristik bahaya
• Kerentanan
• Manajemen
MATRIKS PENILAIAN RISIKO
No VARIABEL GEMPA BUMI BANJIR KERUSUHAN dst
I BAHAYA
- Frekuensi
- Intensitas
- Dampak
- Keluasan
- Durasi
Sub Total
II KERENTANAN
- Fisik
- Sosial
-Ekonomi
-- Lintgkungan
Sub Total
III MANAJEMEN
- Kebijakan
- Kesiapsiagaan
- PSM
Sub Total
NILAI AKHIR
Karakteristik bahaya
Frekuensi
Gambaran kemungkinan suatu bahaya/ancaman utk terjadi
Dampak
Pengukuran seberapa besar akibat thd kehidupan rutin
Penilaian berdasarkan :
• Masing-masing jenis bahaya/ancaman
• Penilaian dilakukan thd unsur masing-masing variabel
• Berdasarkan data empiris, pengalaman dan perkiraan
• Utk penilaian variabel karakteristik bahaya :
1 = Ancaman/Bahaya dgn risiko rendah
2= Ancaman/Bahaya dgn risiko sedang
3 = Ancaman/Bahaya dgn risiko tinggi
PENETAPAN VARIABEL PENILAIAN
• Karakteristik bahaya
• Kerentanan
• Manajemen
Kerentanan
Fisik
• Kekuatan konstruksi bangunan fisik thd bencana
– Bagaimana konstruksi perumahan pddk dlm menghadapi
ancaman bencana ?
– Bagaimana konstruksi fasilitas umum yg ada dlm menghadapi
ancaman bencana ?
– Bagaimana konstruksi gedung pemerintahan dlm menghadapi
ancaman bencana ? dll
• Sistem transportasi dan telekomunikasi (akses jalan,
sarana angkutan, jaringan komunikasi dll)
– Bagaimana akses jalan/jembatan bila bencana terjadi ?
– Bagaimana sarana transportasi bila bencana terjadi ?
– Bagaimana jaringan komunikasi bila bencana terjadi ? dll
Kerentanan
Sosial
• Kependudukan
– Bagaimana proporsi kelompok rentan ?
• Kesehatan
– Bagaimana status imunisasi bayi ?
• Status sosek
– Bagaimana proporsi pddk miskin ?
Kerentanan
Perekonomian
• Dampak primer
– Berdampak pd hilangnya mata pencaharian penduduk ?
• Dampak sekunder
– Berpengaruh pd inflasi ?
PENETAPAN CARA PENILAIAN
Penilaian berdasarkan :
• Masing-masing jenis bahaya/ancaman
• Penilaian dilakukan thd unsur masing-masing variabel
• Berdasarkan data empiris, pengalaman dan perkiraan
• Utk penilaian variabel kerentanan :
1 = kerentanan rendah
2= kerentanan sedang
3 = kerentanan tinggi
MATRIKS PENILAIAN RISIKO
No VARIABEL GEMPA BUMI BANJIR KERUSUHAN dst
I BAHAYA
- Frekuensi
- Intensitas
- Dampak
- Keluasan
- Durasi
Sub Total
II KERENTANAN
- Fisik
- Sosial
- Ekonomi
Sub Total
III MANAJEMEN
- Kebijakan
- Kesiapsiagaan
- PSM
Sub Total
NILAI AKHIR
PENETAPAN VARIABEL PENILAIAN
• Karakteristik bahaya
• Kerentanan
• Manajemen
Manajemen
Kebijakan
Ada/tidaknya kebijakan, peraturan perundangan, Perda,
Protap, tentang penanggulangan bencana ?
Kesiapsiagaan
Ada/tidaknya sistem peringatan dini ?
Ada/tidaknya rencana penanganan (termasuk pembiayaan) ?
Penilaian berdasarkan :
• Masing-masing jenis bahaya/ancaman
• Penilaian dilakukan thd unsur masing-masing variabel
• Berdasarkan data empiris, pengalaman dan perkiraan
• Utk variabel manajemen dinilai dgn skala terbalik :
1 = kemampuan tinggi
2 = kemampuan sedang
3 = kemampuan rendah
MATRIKS PENILAIAN RISIKO
No VARIABEL GEMPA BUMI BANJIR KERUSUHAN dst
I BAHAYA
- Frekuensi
- Intensitas
- Dampak
- Keluasan
- Durasi
Sub Total
II KERENTANAN
- Fisik
- Sosial
- Ekonomi
Sub Total
III MANAJEMEN
- Kebijakan
- Kesiapsiagaan
- PSM
Sub Total
NILAI AKHIR
PENILAIAN AKHIR
Cara penilaian :
Nilai variabel karakteristik bahaya merupakan hasil
penjumlahan nilai frek, intensitas, dampak, keluasan dan durasi
Nilai variabel kerentanan merupakan hasil penjumlahan nilai
fisik, sosial dan ekonomi
Nilai variabel manajemen merupakan hasil penjumlahan nilai
kebijakan, kesiapsiagaan dan peran serta masyarakat
Setelah didpt nilai masing-masing variabel, kmd nilai tsb
dijumlahkan
(nilai karakteristik bahaya + kerentanan + manajemen)
KELUARAN
• Rencana Kontinjensi :
Suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana
yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau
yang belum tentu tersebut. Suatu rencana
kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan,
jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi
RENCANA KONTINJENSI
KESEHATAN
Penekanan Pada Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan kesehatan pada bencana:
“Suatu proses yang mengarah pada kesiapan dan
kemampuan kesehatan untuk:
memperkirakan dan jika mungkin,
mencegah bencana,
mengurangi dampak kesehatan akibat
bencana
menanggulangi secara efektif
memulihkan diri dari dampaknya”
Bahaya Kerentanan
Risiko
Bencana
SITUASI NORMAL
masyarakat
& pelayanan
APA HUBUNGAN
RENCANA ANTAR
UNIT KESEHATAN
DENGAN RENCANA
INSTANSI DAN
SEKTOR LAIN ?
DI G
DIS-PU
NK L O
E B U
S
SETDA
LSM
KO S
DI R E
M L
DINSOS P O
• Bagaimana membuat
rencana-rencana unit
kesehatan dan sektor terkait
yang “semrawut / tumpang
tindih / ruwet” menjadi
rencana kesehatan yang
terintegrasi?
DINSOS
DINKES
DOLOG
SETDA DIS-PU
LSM
Ada perencanaan Ada perencanaan
tetapi tdk ada melalui pertemuan
pertemuan antar antar unit kerja
unit kerja terkait terkait
PERENCANAAN
Bagaimanakah gambaran
di tempat kita..??
PROSES
?
Rencana
kontinjensi untuk
ancaman bencana
yang mana?
? ?? ?
?
? ? ?
Sebaiknya Kapan ?
Rencana Kontinjensi adalah bagian dari upaya
Sebelum bencana terjadi (kesiapsiagaan)
Sekarang ?
(info sedikit) Nanti, kalau Merencanakan
sudah punya Saat kedaruratan/ hanya kalau
Info lebih Bencana sudah dekat atau akibatnya sudah
Banyak? Menjelang fase awal saat jelas diketahui?
Peringatan dini awal
diketahui ?
PENYELENGGARAAN UPAYA KESIAPSIAGAAN &
PENANGGULANGAN
RAPID HEALTH ASSESSMENT
SURVEYLANCE EMERGENCY / RAPID NEED ASSMT.
BENCANA
waktu
Penentuan
Kejadian
Kaji Ulang
Pengembangan
Skenario
Simlasi/
Gladi
Penetapan kebijakan
dan Strategi Perencanaan Sektoral
Perkiraan Ketersediaan
Kesenjangan
kebutuhan sumberdaya
RTL
Formalisasi
BENCANA
Aktivasi
PRINSIP – PRINSIP PENYUSUNAN RENKON
Renkon harus dibuat berdasarkan:
Korban Masal
korban akibat kejadian
relatif banyak karena
sebab yg sama & perlu
pertolongan segera
TRIAGE
Dasar
• Pelayanan lebih baik bila
tim penanggulangan
bekerja bersama dalam
struktur organisasi.
• Semua protokol harus
berfungsi dan dalam
tingkat pengertian yang
sama dari setiap petugas.
Triase
• Dirancang untuk
menempatkan pasien yang
tepat diwaktu yang tepat
dengan pemberi pelayanan
yang tepat.
• Proses khusus memilah
pasien berdasar beratnya
cedera / penyakit :
menentukan jenis perawatan
gawat darurat serta
transportasi.
Triase
• Proses yang sinambung
sepanjang pengelolaan.
• Triase inisial dilakukan
petugas pertama yang
tiba.
• Nilai ulang terus menerus
karena status pasien dapat
berubah.
Sistem Triase
• Bencana / Korban
Berganda :
Memberikan
pelayanan paling
efektif untuk
sebanyak mungkin
pasien
Klasifikasi Penanggulangan Gawat
Darurat (Gadar)
A. Penanggulangan Gadar
di Rumah Sakit :
Petugas melayani
korban di IGD.
B. Penanggulangan Gadar
di Lokasi Bencana :
Petugas melayani
korban dilokasi.
Tidak ada standard triase nasional
yang baku
1. METTAG (Triage
tagging system).
2. Sistim triase
Penuntun Lapangan
START (Simple Triage
And Rapid
Transportation).
SISEM METTAG
• Pendekatan untuk
memprioritaskan
tindakan :
Prioritas Nol (Hitam)
1. gagal nafas,
2. cedera torako-abdominal,
3. cedera kepala / maksilo-fasial berat,
4. shok atau perdarahan berat,
5. luka bakar berat.
Prioritas Kedua (Kuning)
• Cedera yang dipastikan tidak akan
mengalami ancaman jiwa dalam
waktu dekat :
• Memungkinkan penolong
secara cepat
mengidentifikasikan
korban yang dengan
risiko besar akan
kematian segera atau
apakah tidak
memerlukan transport
segera.
Kombinasi
• Sistim METTAG atau pengkodean dengan
warna system tagging yang sejenis, bisa
digunakan sebagai bagian dari Penuntun
Lapangan START.
Rapid Health Assessment
RHA
1. Pengertian
RHA suatu kegiatan penilaian
melalui pengumpulan
informasi dan analisis
terhadap masalah pada
suatu kejadian untuk
digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan
2. Tujuan RHA
Untuk mengukur besaran
masalah kesehatan akibat
kejadian, yg hasilnya disusun
dlm bentuk rekomendasi untuk
digunakan dlm pengambilan
keputusan
3. Ruang Lingkup RHA
a. Aspek medis
( menilai dampak
medis terhadap
korban)
b. Aspek Epidemiologis
(menilai
kemungkinan
timbulnya Kejadian
Luar Biasa)
c. Aspek Kesehatan
Lingkungan
4. Penyusunan Instrumen
a. Lokasi kejadian
:
b. Waktu kejadian :
d. Lokasi Pengungsian :
e. Masalah kesehatan dan
dampaknya :
5. Pengumpulan Data
Observasi
Dilakukan terhadap
kondisi lingkungan
daerah bencana
7. Analisis RHA
Diarahkan pada faktor
resiko, penduduk yg
beresiko, siklus penyakit
dan budaya lokal, agar
diperoleh gambaran :
• Luas lokasi kejadian
• Dampak kesehatan thd
penduduk
• Potensi sarana pelayanan
• Potensi sumber daya
kesehatan
• Potensi sumber air bersih
• Ketersediaan logistik
8. Rekomendasi
Harus mendukung
pelaksanaan pelayanan
kes. Berdasarkan hasil
analisis RHA, dapat
berupa ;
• Bantuan obat obatan
• Bantuan tenaga
kesehatan
• Bindakan pencegahan
• Pengelolaan makanan
minuman
• Sarana kesling yg
diperlukan
• Kewaspadaan dini
• Koordinasi lintas
sektoral
Perlindungan diri bagi
Petugas dalam
Tanggap Darurat
Bencana
1.Prinsip Safety
saat bencana
Do No Further Harm
a.Safety diri sendiri
saat respon
b.Safety diri sendiri di
tempat kejadian
c.Safety lingkungan
2. Protokol Safety
saat bencana
Khusus :
• Memakai atribut
• Tempat tugas diberi
tanda
• Penggunaan ambulan
tertentu
• Memiliki perangkat
komunikasi
• Membuat jaringan kerja
sama
• Hanya memasuki
daerah aman
• Pada daerah konflik,
ambil jarak dgn petugas
keamanan
Umum
• Koordinasi dgn intansi
setempat
• Pendekatan pada Internal
Leader
• Komunikasi, informasi dan
edukasi
• Penyiapan Jalur penyelematan
diri
• Pengembangan “jalur aman”
• Penetapan kriteria kapan
tindakan penyelamatan diri
Posko Pelayanan
Tanggap Darurat
1.Penyediaan Posko
Pelayanan Kes.
a.Mendirikan tenda
b.Menyiapkan
penerangan
pelayanan
c.Menyediakan
sarana
pendukung
PROTAP PENANGGULANGAN BENCANA
EVALUASI
FAKTOR-FAKTOR
DINAS KESEHATAN PROV. SUMBAR
YANG DILAKUKAN:
Perbaikan
PENANGGULANGAN
YANG PERLU
PEMULIHAN
MENYAMPAIKAN Pengamatan
KEGIATAN:
sistem
KEDARURATAN PB kegiatan
Penerapan
INFORMASI KEPADA:
•DIPERHATIAN:
Perbaikan
KADIN, SA, BPBD
DAN PPK-DEPKES Analisis
• •Kajian
Rapid berkala
•Kerentanan
Penelitian
koordinasi dengan
Assessment
(Setiap ada Penguatan BPBD,
(setelah tanggaplintas
darurat)prgoram
EVALUASI UNTUK • Manajemen informasi
perubahann)
••Transmisi
Pencarian
Pemulihan dan
fungsi
PERBAIKAN
Sosial
• Mekanisme
penyelamatan
dan lintas
tanggap sektor secara
•Pengambilan
Rehabilitasi
terus menerus dengan
PELAKS. LAP.
Ekonomi
••darurat
Evakuasi
(DINKES, RS DAN
keputusan
Pembangunan
• •Manajemen
SURVEYLAN
Jejaringan & kemitraan
kembali
NA PUSKESMAS) IDENTIFIKASI
Fisik
Penyediaan
CE PENY. koordinasi
(setiap saat dan setiap ada
CA RHA
TIndakan
• Pengerahan perubahan)
BE
N (Sesaat setelah
kejadian) Lingkungan
kebutuhan pokok
KEGIATAN:
•sumberdaya
Pemulihan
Survey
sarana dan
SEKRETARIAT • Jaringan
pelayanan lokal,
kunci
Sesaat setelah PENANGGULANGAN Bahaya
MelaksanakanLaporan
nasional dan
hasil
kejadian KEDARURATAN
(sesaat
kegiatansecara setelah
Aksi masyarakat
KENDALI POSKO
Geologis
terusinternasional
menerus
kejadian)
(hari ke 3 atau 4 setelah
selama tanggap
Hidrometeorologis
(setiap saat dan harian)
Kejadian)
darurat
PEMULIHAN
Biologis
(setelah tanggap darurat) Teknologis
Lingkungan
Pegangan Hadapi Bencana
• Dibutuhkan pengetahuan menyeluruh
• Perlu berbagai perencanaan, pelatihan, koordinasi
dengan berbagai fihak agar terlaksana dengan
baik
• Walau bencana tidak terlalu sering, dibutuhkan
energi yang besar untuk mempersiapkannya
• Prinsip hadapi bencana dapat digunakan untuk
skala yang lebih kecil hingga skala besar
• Makin sering konsep digunakan secara rutin,
makin baik penggunaannya pada skala besar
Memasuki Daerah Bencana
• Selalu pastikan wilayah aman dimasuki. Bila tidak,
tunggu hingga dinyatakan aman
• Suruh yang tidak cedera atau cedera ringan untuk
mengidentifikasi diri sendiri.
• Tag mereka yang cedera minor dengan Minor
• Suruh beberapa korban tanpa cedera untuk
membantu, arahkan yang lain kedaerah jauh dari
pusat bencana untuk menunggu bantuan
PASCA-
BENCANA
KEGIATAN PASCA
BENCANA:
1.KOORDINASI DENGAN
KAB./KOTA
2.EVALUASI KEGIATAN
3.MONITORING
SOSIAL
RAPI/
PMI TNI/POLRI
ORARI
DINKES/
RS/PUSK
KELOMPOK Media
SAR
Sekian
& Terima Kasih
119