Anda di halaman 1dari 119

MANAJEMEN BENCANA

R.FIRWANDRI MARZA
• KONSEP BAHAYA DAN ANALISA

• KONSEP KERENTANAN DAN ANALISA

• KONSEP PENILAIAN DAN ANALISA

• KONSEP PENILAIAN DAN RESIKO


Jumlah penduduk : 4.607.082 jiwa
Luas daerah : 42.297 km2
Ketinggian Daerah : 0 mdpl sampai 2.900
mdpl
Topografi : Dataran 20%,
Lereng Rendah 20%,
Lereng Sedang 30%,
Lereng Terjal 30%
Pemerintahan : 19 Kabupaten/Kota,
Kecamatan 153,
Kelurahan/Nagari 889
Luas Daerah Rawa : 325.599 ha,
Potensi Sawah : 460.738 ha
Embung/situ : 185 bh
Danau : 4 buah danau yaitu :
- Danau Maninjau : 99 km2
- Danau Singkarak : 130 km2
- Danau Diatas : 17 km2
- Danau Dibawah : 14 km2

Gunung Api : 4 Gunung Api Aktif, Marapi (2891m),


Tandikat (2476m), Talang (2597m), Kerinci (3300m), 4
Gunung Api Tidak Aktif Singgalang (2872m) Malintang
Payakumbuh (2262m), Malintang Pasaman (1984m),
Talamau (2918m)
• Panjang Garis Pantai + 540 km
• Curah Hujan Tinggi (4000 mm/th)
• Jumlah sungai 606 buah, terbagi dalam 8
Satuan
• Wilayah Sungai (DAS)
ANCAMAN YANG MUNGKIN TERJADI DAN
PERKIRAAN WILAYAH YANG BERESIKO
TERKENA BENCANA
JENIS DAN PENYEBARAN RESIKO BENCANA DI SUMATERA BARAT
BENCANA GEMPA TSUNAMI BANJIR G. API LONGSOR K’BAKARAN
LOKASI dan
P.BELIUNG
KOTA PADANG
KOTA PARIAMAN
KOTA BUKITTINGGI
KOTA PD. PANJANG
KOTA PAYAKUMBUH
KOTA SAWAHLUNTO
KOTA SOLOK
KAB.PD. PARIAMAN
KAB. AGAM
KAB. PAS. BARAT
KAB. PASAMAN
KAB. 50 KOTA
KAB. TANAH DATAR
KAB. SOLOK
.KAB. SOLSEL
KAB. PESSEL
KAB. SWL/SJJ
KAB.DHARMASRAYA
KAB. MENTAWAI
GEMPABUMI 6 Maret 2007 M 6,3 SR
ZONA PATAHAN/SESAR BESAR SUMATERA

Zona Patahan Sumatera

9
Gempa, 6 Maret 2007
PATAHAN MENTAWAI

JALUR GUNUNG API

57 km Gn. Talang, 11 April 2005


Gempa, 30 Sept.09

PATAHAN SUMATERA

ZONA TUMBUKAN LEMPENG

Gempa 24/25 Februari 2008 Gempa 13 September 2007

Gempa, 25 Otb.10 78 km
PERKIRAAN
PENDUDUK YANG
BERESIKO AKIBAT
GEMPA - TSUNAMI
PERKIRAAN DAMPAK BENCANA GEMPA-TSUNAMI
SUMATERA BARAT

PERKIRAAN KORBAN KONTINJENSI PROPINSI SUMATERA BARAT


DENGAN SKENARIO GEMPA DAN TSUNAMI SETINGGI 4-6 M, TERJADI PADA SIANG

NO KABUPATEN/KOTA JIWA TRNCM % MNGAL % LUKA % HLG %


1 KAB.PESISIR SELATAN 294.686 36.980 1.912 1.879 1.084
2 KOTA PADANG 609.760 380.402 21.021 81.950 36.506
3 KAB.PADANG PARIAMAN 44.159 24.861 3.351 2.623 1.693
4 KOTA PARIAMAN 50.338 25.029 2.686 3.873 5.103
5 KAB.AGAM 26.053 20.644 1.890 886 386
6 KAB.PASAMAN BARAT 43.045 29.649 4.740 2.752 1.660
7 KAB.KEP.MENTAWAI 70.628 17.313 1.227 2.257 2.633

TOTAL 1.138.669 534.878 46,97 36.827 6,89 96.220 17,99 49.065 9,17

TRCM : TERANCAM 534.878 46,97 HLG : HILANG 49.065 9,17


DAMPAK THD KESEHATAN

Pengungsian

Bencana
•Kesakitan
•Kematian
•Kurang Gizi
•SAB & Lingk. (-)
•Yankes lumpuh
•dll

Korban Massal Rusaknya Sarana


dan Prasarana Kes.
•Luka •Gedung (RS/Pusk/Pustu) rusak
•Kecacatan •Alkes, Transport, Alkom rusak/hilang
•Kematian •Stock obat rusak/hilang, dll
SIKLUS MANAJEMEN BENCANA
BENCANA

Tanggap
Darurat
Kesiapsiagaan

Pencegahan Rehabilitasi
dan Mitigasi
PRA BENCANA
Bahaya (hazard)
• Suatu kondisi, secara alamiah maupun karena
ulah manusia, yang berpotensi menimbulkan
kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa
manusia.
• Bahaya berpotensi menimbulkan bencana, tetapi
tidak semua bahaya selalu menjadi bencana.
Bahaya yg berisiko Tinggi
• Didasarkan pada dua penilaian ancaman yaitu:
– Probabilitas atau kemungkinan terjadinya
bencana dan
– Intensitas, dampak kerugian atau kerusakan
yang ditimbulkan

• Hasil penilaian kemudian di plot kedalam matriks


peringkat bahaya.
Kerentanan (vulnerability)
Sekumpulan kondisi dan atau suatu akibat
keadaan (faktor fisik, sosial, ekonomi dan
lingkungan) yang berpengaruh buruk
terhadap upaya-upaya pencegahan dan
penanggulangan bencana.
Faktor-faktor Kerentanan
• Fisik
– Prasarana dasar, konstruksi/bangunan,dll
• Ekonomi
– Kemiskinan, penghasilan, dll
• Sosial
– Pendidikan, kesehatan, politik, hukum,
kelembagaan, dll
• Lingkungan
– Tanah, air, tanaman, hutan, lautan, dll
Kemampuan (capability)
Kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh
perorangan, keluarga dan masyarakat yang
membuat mereka mampu mencegah,
mengurangi, siap-siaga, menanggapi dengan
cepat atau segera pulih dari suatu
kedaruratan dan bencana.
Risiko (risk)
• Besarnya kerugian atau kemungkinan
hilangnya (jiwa, korban, kerusakan dan
kerugian ekonomi) yang disebabkan oleh
bahaya tertentu di suatu daerah pada suatu
waktu tertentu.
• Risiko dapat dinilai secara kuantitatif, dan
merupakan probabilitas dari dampak atau
konsekwesi suatu bahaya.
Risk
Hazard
kapasitas

Vulnerability

Risk = Hazard x Vulnerability


---------------------
Capacity
Ini bukan rumus matematika !!!!!!!!!
MITIGASI
Mengurangi dampak yg
terjadi akibat bencana alam
baik oleh penomena alam
maupun akibat perbuatan
manusia pada masyarakat
PENILAIAN RISIKO
DAN
PENENTUAN KEJADIAN
Tujuan

Setelah mengikuti pembelajaran


peserta mampu:
 Memahami bahaya
 Menganalisis resiko bahaya
 Membuat matrik bahaya
Memahami kerentanan
 Menganalisis resiko kerentanan
 Membuat matrik kerentanan
Tujuan (lanjutan)
Memahami kebijakan
Membuat matrik kebijakan
 Penilaian akhir terhadap
analisis resiko bencana
Pokok Bahasan

 Jenis Bahaya

 Penilaian variabel (bahaya,


kerentanan dan manajemen)

 Matrik Penilaian (bahaya,


kerentanan dan manajemen)

 Penetapan Hasil luaran


Langkah-Langkah

 Pengumpulan bahan
 Menetapkan jenis bahaya
 Menetapkan variabel penilaian
 Penetapan cara penilaian
 Buat matriks penilaian
 Penilaian
 Menetapkan hasil luarannya
PENGUMPULAN BAHAN

 Bahan yg dikumpulkan :
 Data inventarisasi ancaman/bahaya menurut wilayah (banjir, tanah
longsor, gempa bumi, konflik dll)
 Kerentanan
 Data Demografi (Jml Pddk, Kelompok Rentan, Dll)
 Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Kesehatan (RS, Pusk, Pustu,
Ambulans, Dll)
 Ketersediaan Tenaga Kesehatan (Dokter, Perawat, Bidan Dll)
 Data Cakupan Yankes (Imunisasi, Kia, Gizi Dll)
 Manajemen (peraturan pendukung, sistem peringatan dini, sistem
pembiayaan, rencana penanganan dll)
 Dpt berupa data primer maupun sekunder yg diperoleh secara lintas
program/sektor
 Data dpt disajikan dlm bentuk peta yg menggambarkan: topografi
wilayah, jenis ancaman/bahaya, demografi, sumber daya dll
PENETAPAN JENIS BAHAYA
(yg mungkin terjadi)

Kelompok jenis Ancaman/Bahaya


1) Tsunami
2) Gempa bumi
3) Letusan gunung berapi
4) Angin puyuh
5) Banjir
6) Tanah longsor
7) Kebakaran hutan
8) Kekeringan
9) KLB penyakit menular
10) Kecelakaan transportasi/industri
11) Konflik dg kekerasan
PENETAPAN VARIABEL
PENILAIAN

• Karakteristik bahaya
• Kerentanan
• Manajemen
MATRIKS PENILAIAN RISIKO
No VARIABEL GEMPA BUMI BANJIR KERUSUHAN dst
I BAHAYA
- Frekuensi
- Intensitas
- Dampak
- Keluasan
- Durasi
Sub Total
II KERENTANAN
- Fisik
- Sosial
-Ekonomi

-- Lintgkungan

Sub Total
III MANAJEMEN
- Kebijakan
- Kesiapsiagaan
- PSM
Sub Total
NILAI AKHIR
Karakteristik bahaya
Frekuensi
 Gambaran kemungkinan suatu bahaya/ancaman utk terjadi

Mis: sering, jarang, kemungkinan kecil terjadi/tdk pasti


Intensitas
 Diukur dari kekuatan dan kecepatan secara kuantitatif/
kualitatif
Mis : - Banjir dpt diukur dari ketinggiannya (cm)
- Angin puting beliung diukur dari kecepatan anginnya (km/jam)
- Gempa bumi diukur dari kekuatan getarannya (SR)
- Konflik dpt diukur dng melihat jenis senjata yg dipergunakan
(benda-benda tumpul, senjata tajam, senjata api, bom dll)

Dampak
 Pengukuran seberapa besar akibat thd kehidupan rutin

Mis: parah, sedang, ringan


Karakteristik bahaya
Keluasan
 Luasnya daerah yg terkena

Secara sederhana dpt diukur dng memanfaatkan tingkat wilayah administratif


(kampung, desa, kecamatan, kabupaten/kota)
Durasi/Rentang waktu (time frame)
 Rentang waktu mulai adanya tanda-tanda awal hingga terjadinya dan

lamanya proses bencana berlangsung


Jenis ancaman yg tdk memiliki tanda-tanda awal lebih
berbahaya dibanding yg memiliki
Mis : - Gempa bumi tdk memiliki tanda-tanda awal dan berlangsung singkat
- Gunung meletus memiliki tanda-tanda awal dan waktu terjadinya msh
dpt diperkirakan sejak tanda-tanda awal diketahui dan
lamanya proses bisa 1 hari atau lebih
- Banjir memiliki tanda-tanda awal dan waktu terjadinya msh dpt
diperkirakan sejak tanda-tanda awal diketahui dan lamanya proses
dpt hitungan jam, hari bahkan minggu
PENETAPAN CARA PENILAIAN

Penilaian berdasarkan :
• Masing-masing jenis bahaya/ancaman
• Penilaian dilakukan thd unsur masing-masing variabel
• Berdasarkan data empiris, pengalaman dan perkiraan
• Utk penilaian variabel karakteristik bahaya :
 1 = Ancaman/Bahaya dgn risiko rendah
 2= Ancaman/Bahaya dgn risiko sedang
 3 = Ancaman/Bahaya dgn risiko tinggi
PENETAPAN VARIABEL PENILAIAN

• Karakteristik bahaya
• Kerentanan
• Manajemen
Kerentanan

Fisik
• Kekuatan konstruksi bangunan fisik thd bencana
– Bagaimana konstruksi perumahan pddk dlm menghadapi
ancaman bencana ?
– Bagaimana konstruksi fasilitas umum yg ada dlm menghadapi
ancaman bencana ?
– Bagaimana konstruksi gedung pemerintahan dlm menghadapi
ancaman bencana ? dll
• Sistem transportasi dan telekomunikasi (akses jalan,
sarana angkutan, jaringan komunikasi dll)
– Bagaimana akses jalan/jembatan bila bencana terjadi ?
– Bagaimana sarana transportasi bila bencana terjadi ?
– Bagaimana jaringan komunikasi bila bencana terjadi ? dll
Kerentanan

Sosial
• Kependudukan
– Bagaimana proporsi kelompok rentan ?
• Kesehatan
– Bagaimana status imunisasi bayi ?
• Status sosek
– Bagaimana proporsi pddk miskin ?
Kerentanan

Perekonomian
• Dampak primer
– Berdampak pd hilangnya mata pencaharian penduduk ?
• Dampak sekunder
– Berpengaruh pd inflasi ?
PENETAPAN CARA PENILAIAN

Penilaian berdasarkan :
• Masing-masing jenis bahaya/ancaman
• Penilaian dilakukan thd unsur masing-masing variabel
• Berdasarkan data empiris, pengalaman dan perkiraan
• Utk penilaian variabel kerentanan :
 1 = kerentanan rendah
 2= kerentanan sedang
 3 = kerentanan tinggi
MATRIKS PENILAIAN RISIKO
No VARIABEL GEMPA BUMI BANJIR KERUSUHAN dst
I BAHAYA
- Frekuensi
- Intensitas
- Dampak
- Keluasan
- Durasi
Sub Total
II KERENTANAN
- Fisik
- Sosial
- Ekonomi
Sub Total
III MANAJEMEN
- Kebijakan
- Kesiapsiagaan
- PSM
Sub Total
NILAI AKHIR
PENETAPAN VARIABEL PENILAIAN

• Karakteristik bahaya
• Kerentanan
• Manajemen
Manajemen
Kebijakan
 Ada/tidaknya kebijakan, peraturan perundangan, Perda,
Protap, tentang penanggulangan bencana ?

Kesiapsiagaan
 Ada/tidaknya sistem peringatan dini ?
 Ada/tidaknya rencana penanganan (termasuk pembiayaan) ?

Peran serta masyarakat


 Ada tdknya kesadaran & kepedulian masyarakat akan bencana ?
PENETAPAN CARA PENILAIAN

Penilaian berdasarkan :
• Masing-masing jenis bahaya/ancaman
• Penilaian dilakukan thd unsur masing-masing variabel
• Berdasarkan data empiris, pengalaman dan perkiraan
• Utk variabel manajemen dinilai dgn skala terbalik :
1 = kemampuan tinggi
2 = kemampuan sedang
3 = kemampuan rendah
MATRIKS PENILAIAN RISIKO
No VARIABEL GEMPA BUMI BANJIR KERUSUHAN dst
I BAHAYA
- Frekuensi
- Intensitas
- Dampak
- Keluasan
- Durasi
Sub Total
II KERENTANAN
- Fisik
- Sosial
- Ekonomi
Sub Total
III MANAJEMEN
- Kebijakan
- Kesiapsiagaan
- PSM
Sub Total
NILAI AKHIR
PENILAIAN AKHIR

Cara penilaian :
Nilai variabel karakteristik bahaya merupakan hasil
penjumlahan nilai frek, intensitas, dampak, keluasan dan durasi
 Nilai variabel kerentanan merupakan hasil penjumlahan nilai
fisik, sosial dan ekonomi
 Nilai variabel manajemen merupakan hasil penjumlahan nilai
kebijakan, kesiapsiagaan dan peran serta masyarakat
 Setelah didpt nilai masing-masing variabel, kmd nilai tsb
dijumlahkan
(nilai karakteristik bahaya + kerentanan + manajemen)
KELUARAN

Ancaman/bencana (“event”) dengan


nilai tertinggi merupakan yg harus
diprioritaskan
PENUGASAN 1

• Masing-masing kelompok menetapkan salah satu


kab/kota yg dijadikan objek pelatihan dan
melakukan pngumpulan data.
• Masing-masing kelompok menetapkan
(mengidentifikasi) jenis-jenis ancaman yg mungkin
ada di daerah tsb
• Lakukan penilaian karakteristik bahaya
berdasarkan variabel frekuensi, intensitas,
dampak dll, utk setiap jenis ancaman yg ada
PENUGASAN 1

• Lakukan penilaian kerentanan


berdasarkan variabel fisik, sosial dan
perekonomian
• Lakukan penilaian manajemen
berdasarkan variabel kebijakan,
kesiapsiagaan dan peran serta
masyarakat
Kontinjensi dalam
Pengurangan Risiko
Rencana Kontinjensi
“Suatu proses perencanaan kedepan pd
keadaan/situasi yg tdk menentu, dgn :
• Skenario dan tujuan yg disepakati
• Tindakan manajerial dan teknis ditetapkan
• Rancangan sistem penanggulangan tlh
diatur
untuk mencegah/menanggapi keadaan
darurat.”
Kontinjensi dan Rencana Kontinjensi

• Apa itu Kontinjensi?

• Apa itu Rencana Kontinjensi?


• Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang
diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak
akan terjadi.

• Rencana Kontinjensi :
Suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana
yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau
yang belum tentu tersebut. Suatu rencana
kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan,
jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi
RENCANA KONTINJENSI
KESEHATAN
Penekanan Pada Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan kesehatan pada bencana:
“Suatu proses yang mengarah pada kesiapan dan
kemampuan kesehatan untuk:
 memperkirakan dan jika mungkin,
 mencegah bencana,
 mengurangi dampak kesehatan akibat
bencana
 menanggulangi secara efektif
 memulihkan diri dari dampaknya”

DIPERLUKAN SUATU RENCANA


Pengurangan Risiko Bencana

Bahaya Kerentanan

Risiko
Bencana
SITUASI NORMAL

Kebutuhan ketersediaan sumber


masyarakat Kebutuhan dasar
& pelayanan
SITUASI KEDARURATAN /
BENCANA

kebutuhan Ketersediaan sumber


Kebutuhan dasar

masyarakat
& pelayanan
APA HUBUNGAN
RENCANA ANTAR
UNIT KESEHATAN
DENGAN RENCANA
INSTANSI DAN
SEKTOR LAIN ?
DI G

DIS-PU
NK L O
E B U
S
SETDA
LSM

KO S
DI R E
M L
DINSOS P O
• Bagaimana membuat
rencana-rencana unit
kesehatan dan sektor terkait
yang “semrawut / tumpang
tindih / ruwet” menjadi
rencana kesehatan yang
terintegrasi?
DINSOS

DINKES
DOLOG

POLRES RENCANA KODIM


KONTINJENSI
DAERAH

SETDA DIS-PU

LSM
Ada perencanaan Ada perencanaan
tetapi tdk ada melalui pertemuan
pertemuan antar antar unit kerja
unit kerja terkait terkait
PERENCANAAN

Bagaimanakah gambaran
di tempat kita..??

Tdk ada perencanaan


Ada pertemuan
dan tdk ada
antar unit kerja
pertemuan
terkait tetapi tdk
antar unit kerja
ada perecanaan
terkait

PROSES
?
Rencana
kontinjensi untuk
ancaman bencana
yang mana?

? ?? ?

?
? ? ?
Sebaiknya Kapan ?
Rencana Kontinjensi adalah bagian dari upaya
Sebelum bencana terjadi (kesiapsiagaan)

Sekarang ?
(info sedikit) Nanti, kalau Merencanakan
sudah punya Saat kedaruratan/ hanya kalau
Info lebih Bencana sudah dekat atau akibatnya sudah
Banyak? Menjelang fase awal saat jelas diketahui?
Peringatan dini awal
diketahui ?
PENYELENGGARAAN UPAYA KESIAPSIAGAAN &
PENANGGULANGAN
RAPID HEALTH ASSESSMENT
SURVEYLANCE EMERGENCY / RAPID NEED ASSMT.
BENCANA

waktu

KESIAPSIAGAAN MEDICAL PASCA BENCANA


RESPONSE

PUBLIC HEALTH RESPONSE :


CONTINGENCY
AIR BERSIH DAN SANITASI
PLAN
SURVAILANS.
PERENCANAAN
PEMBERANTASAN PENYAKIT & IMMUNISASI
DARURAT
PELAYANAN KESEHATA DASAR
GIZI, DLL
“Tidak ada peraturan mengenai kapan
persisnya perencanaan kontinjensi harus di
mulai, yg jelas pada saat kita ragu-ragu maka
saat itulah yg tepat utk memulai menyusun
rencana kontinjensi” (UNHCR)

“Lebih baik merencanakan pada saat rencana


tidak diperlukan, dari pada tidak mempunyai
rencana ketika diperlukan”
LANGKAH-LANGKAH
• Buat pertemuan koordinasi
• Menentukan ancaman (kedaruratan/bencana) yg
akan ditanggapi
• Pengembangan skenario
• Penetapan tujuan
• Menggariskan kebijakan umum
• Identifikasi kebutuhan (kegiatan, jenis dan
pelaksana) dan inventarisasi sumber daya
• Penyusunan rencana kegiatan
• Evaluasi dan rencana tindak lanjut
PERTEMUAN KOORDINASI
Mengundang unit kerja yg terlibat
Pastikan bahwa yg hadir dlm pertemuan
mempunyai kompetensi di unit kerjanya
Adanya bahan informasi yang cukup memadai
Lakukan dengan waktu yg cukup longgar (tdk
terburu-buru)
Siapa yg
hrs terlibat ?
Siapa yg Terlibat dalam
Perencanaan Kontinjensi ?

“Sebaiknya mencakup semua yang mungkin


terlibat dalam upaya tanggap darurat (Dinas
Kesehatan, RSU, Puskesmas, Instansi terkait,
BUMN, Swasta, LSM dll)“
MENENTUKAN ANCAMAN
(KEDARURATAN/BENCANA) YANG AKAN
DITANGGAPI

Karena alasan tertentu (keputusan politik),


atau
Ditentukan melalui penilaian risiko bencana
Jenis ancaman/bahaya yg tlh ditetapkan
hrs dibuat secara jelas, sehingga dpt
dipahami keparahan dan dampaknya
Tanda-tanda peringatan/indikasi atau
pemicu sebaiknya dpt dikenali
Proses Perencanaan Kontinjensi
Penilaian
Bahaya

Penentuan
Kejadian
Kaji Ulang

Pengembangan
Skenario
Simlasi/
Gladi
Penetapan kebijakan
dan Strategi Perencanaan Sektoral

Perkiraan Ketersediaan
Kesenjangan
kebutuhan sumberdaya
RTL
Formalisasi

BENCANA

Aktivasi
PRINSIP – PRINSIP PENYUSUNAN RENKON
Renkon harus dibuat berdasarkan:

Proses penyusunan dilakukan bersama,


Skenario dan tujuan yang disepakati bersama,
Dilakukan secara terbuka (tidak ada yang
ditutupi),
Menetapkan peran dan tugas setiap pelaku,
Menyepakati konsensus yang telah dibuat
bersama,
Dibuat untuk menghadapi keadaaan darurat.
BENCANA
Tanggap Darurat
BENCANA
1. KORBAN

Korban Masal
 korban akibat kejadian
relatif banyak karena
sebab yg sama & perlu
pertolongan segera
TRIAGE
Dasar
• Pelayanan lebih baik bila
tim penanggulangan
bekerja bersama dalam
struktur organisasi.
• Semua protokol harus
berfungsi dan dalam
tingkat pengertian yang
sama dari setiap petugas.
Triase
• Dirancang untuk
menempatkan pasien yang
tepat diwaktu yang tepat
dengan pemberi pelayanan
yang tepat.
• Proses khusus memilah
pasien berdasar beratnya
cedera / penyakit :
menentukan jenis perawatan
gawat darurat serta
transportasi.
Triase
• Proses yang sinambung
sepanjang pengelolaan.
• Triase inisial dilakukan
petugas pertama yang
tiba.
• Nilai ulang terus menerus
karena status pasien dapat
berubah.
Sistem Triase
• Bencana / Korban
Berganda :
Memberikan
pelayanan paling
efektif untuk
sebanyak mungkin
pasien
Klasifikasi Penanggulangan Gawat
Darurat (Gadar)
A. Penanggulangan Gadar
di Rumah Sakit :
Petugas melayani
korban di IGD.
B. Penanggulangan Gadar
di Lokasi Bencana :
Petugas melayani
korban dilokasi.
Tidak ada standard triase nasional
yang baku
1. METTAG (Triage
tagging system).
2. Sistim triase
Penuntun Lapangan
START (Simple Triage
And Rapid
Transportation).
SISEM METTAG
• Pendekatan untuk
memprioritaskan
tindakan :
Prioritas Nol (Hitam)

• Mati atau jelas cedera fatal.


• Tidak mungkin diresusitasi.
Prioritas Pertama (Merah)
• Cedera berat yang memerlukan tindakan dan
transport segera.

1. gagal nafas,
2. cedera torako-abdominal,
3. cedera kepala / maksilo-fasial berat,
4. shok atau perdarahan berat,
5. luka bakar berat.
Prioritas Kedua (Kuning)
• Cedera yang dipastikan tidak akan
mengalami ancaman jiwa dalam
waktu dekat :

1. cedera abdomen tanpa shok,


2. cedera dada tanpa gangguan
respirasi,
3. fraktura mayor tanpa shok,
4. cedera kepala / tulang belakang
leher,
5. luka bakar ringan.
Prioritas Ketiga (Hijau)
• Cedera minor yang tidak
membutuhkan stabilisasi segera :

1. cedera jaringan lunak,


2. fraktura dan dislokasi
ekstremitas,
3. cedera maksilo-fasial
tanpa gangguan jalan nafas,
4. gawat darurat psikologis.
SISTEM PENUNTUN
LAPANGAN START

• Memungkinkan penolong
secara cepat
mengidentifikasikan
korban yang dengan
risiko besar akan
kematian segera atau
apakah tidak
memerlukan transport
segera.
Kombinasi
• Sistim METTAG atau pengkodean dengan
warna system tagging yang sejenis, bisa
digunakan sebagai bagian dari Penuntun
Lapangan START.
Rapid Health Assessment
RHA
1. Pengertian
RHA  suatu kegiatan penilaian

melalui pengumpulan
informasi dan analisis
terhadap masalah pada
suatu kejadian untuk
digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan
2. Tujuan RHA
Untuk mengukur besaran
masalah kesehatan akibat
kejadian, yg hasilnya disusun
dlm bentuk rekomendasi untuk
digunakan dlm pengambilan
keputusan
3. Ruang Lingkup RHA
a. Aspek medis
( menilai dampak
medis terhadap
korban)

b. Aspek Epidemiologis
(menilai
kemungkinan
timbulnya Kejadian
Luar Biasa)

c. Aspek Kesehatan
Lingkungan
4. Penyusunan Instrumen

a. Lokasi kejadian
:

b. Waktu kejadian :

c. Jml Pendd yang terkena :

d. Lokasi Pengungsian :
e. Masalah kesehatan dan
dampaknya :
5. Pengumpulan Data

Karena sangat dibutuhkan, dilakukan


dengan memperhatikan :
a.Waktu :
b. Lokasi :
c. Pelaksana :
6. Metode RHA
Wawancara
Sasarannya adalah
masyarakat, tokoh
masyarakat dan para
pejabat di daerah
bencana

Observasi
Dilakukan terhadap
kondisi lingkungan
daerah bencana
7. Analisis RHA
Diarahkan pada faktor
resiko, penduduk yg
beresiko, siklus penyakit
dan budaya lokal, agar
diperoleh gambaran :
• Luas lokasi kejadian
• Dampak kesehatan thd
penduduk
• Potensi sarana pelayanan
• Potensi sumber daya
kesehatan
• Potensi sumber air bersih
• Ketersediaan logistik
8. Rekomendasi
Harus mendukung
pelaksanaan pelayanan
kes. Berdasarkan hasil
analisis RHA, dapat
berupa ;
• Bantuan obat obatan
• Bantuan tenaga
kesehatan
• Bindakan pencegahan
• Pengelolaan makanan
minuman
• Sarana kesling yg
diperlukan
• Kewaspadaan dini
• Koordinasi lintas
sektoral
Perlindungan diri bagi
Petugas dalam
Tanggap Darurat
Bencana
1.Prinsip Safety
saat bencana

Do No Further Harm
a.Safety diri sendiri
saat respon
b.Safety diri sendiri di
tempat kejadian
c.Safety lingkungan
2. Protokol Safety
saat bencana
Khusus :
• Memakai atribut
• Tempat tugas diberi
tanda
• Penggunaan ambulan
tertentu
• Memiliki perangkat
komunikasi
• Membuat jaringan kerja
sama
• Hanya memasuki
daerah aman
• Pada daerah konflik, 
ambil jarak dgn petugas
keamanan
Umum
• Koordinasi dgn intansi
setempat
• Pendekatan pada Internal
Leader
• Komunikasi, informasi dan
edukasi
• Penyiapan Jalur penyelematan
diri
• Pengembangan “jalur aman”
• Penetapan kriteria kapan
tindakan penyelamatan diri
Posko Pelayanan
Tanggap Darurat
1.Penyediaan Posko
Pelayanan Kes.

a.Mendirikan tenda
b.Menyiapkan
penerangan
pelayanan
c.Menyediakan
sarana
pendukung
PROTAP PENANGGULANGAN BENCANA
EVALUASI
FAKTOR-FAKTOR
DINAS KESEHATAN PROV. SUMBAR
YANG DILAKUKAN:
 Perbaikan
PENANGGULANGAN
YANG PERLU
PEMULIHAN
MENYAMPAIKAN Pengamatan
KEGIATAN:
sistem
KEDARURATAN PB kegiatan
Penerapan
INFORMASI KEPADA:
•DIPERHATIAN:
Perbaikan
KADIN, SA, BPBD
DAN PPK-DEPKES Analisis
• •Kajian
Rapid berkala
•Kerentanan
Penelitian
koordinasi dengan
Assessment
(Setiap ada Penguatan BPBD,
(setelah tanggaplintas
darurat)prgoram
EVALUASI UNTUK • Manajemen informasi
perubahann)
••Transmisi
Pencarian
Pemulihan dan
fungsi
PERBAIKAN
Sosial
• Mekanisme
penyelamatan
dan lintas
tanggap sektor secara
•Pengambilan
Rehabilitasi
terus menerus dengan
PELAKS. LAP.
Ekonomi
••darurat
Evakuasi
(DINKES, RS DAN
keputusan
Pembangunan
• •Manajemen
SURVEYLAN
Jejaringan & kemitraan
kembali
NA PUSKESMAS) IDENTIFIKASI
Fisik
Penyediaan
CE PENY. koordinasi
(setiap saat dan setiap ada
CA RHA
TIndakan
• Pengerahan perubahan)
BE
N (Sesaat setelah
kejadian) Lingkungan
kebutuhan pokok
KEGIATAN:
•sumberdaya

Pemulihan
Survey
sarana dan
SEKRETARIAT • Jaringan
pelayanan lokal,
kunci
Sesaat setelah PENANGGULANGAN Bahaya

MelaksanakanLaporan
nasional dan
hasil
kejadian KEDARURATAN
(sesaat
kegiatansecara setelah
Aksi masyarakat
KENDALI POSKO
Geologis
terusinternasional
menerus
kejadian)
(hari ke 3 atau 4 setelah
selama tanggap
Hidrometeorologis
(setiap saat dan harian)
Kejadian)
darurat

PEMULIHAN
Biologis
(setelah tanggap darurat) Teknologis
Lingkungan
Pegangan Hadapi Bencana
• Dibutuhkan pengetahuan menyeluruh
• Perlu berbagai perencanaan, pelatihan, koordinasi
dengan berbagai fihak agar terlaksana dengan
baik
• Walau bencana tidak terlalu sering, dibutuhkan
energi yang besar untuk mempersiapkannya
• Prinsip hadapi bencana dapat digunakan untuk
skala yang lebih kecil hingga skala besar
• Makin sering konsep digunakan secara rutin,
makin baik penggunaannya pada skala besar
Memasuki Daerah Bencana
• Selalu pastikan wilayah aman dimasuki. Bila tidak,
tunggu hingga dinyatakan aman
• Suruh yang tidak cedera atau cedera ringan untuk
mengidentifikasi diri sendiri.
• Tag mereka yang cedera minor dengan Minor
• Suruh beberapa korban tanpa cedera untuk
membantu, arahkan yang lain kedaerah jauh dari
pusat bencana untuk menunggu bantuan
PASCA-
BENCANA
KEGIATAN PASCA
BENCANA:
1.KOORDINASI DENGAN
KAB./KOTA
2.EVALUASI KEGIATAN
3.MONITORING

Catatan: Bidang Kesehatan titik beratnya


pada rehabilitasi psikologis
Koordinasi dalam PB

SOSIAL
RAPI/
PMI TNI/POLRI
ORARI

INDIVIDU BPBD NGO/


LSM/DLL

DINKES/
RS/PUSK
KELOMPOK Media

SAR
Sekian
& Terima Kasih

119

Anda mungkin juga menyukai