Anda di halaman 1dari 15

KELAINAN PLASENTA

KELOMPOK 21 KOAS ANGKATAN 2019

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN


INTRODUCTION

Plasenta terbentuk dari korion frondosum (bagian dari janin)


dan desidua basalis (bagian maternal)
Permukaan plasenta :  
– Pars Fetalis : halus – mengkilap dan tertutup selaput amnion.
Insersio talipusat parasentral dan terlihat pembuluh darah
talipusat yang menyebar
– Pars Maternalis : berwarna abu abu kemerahan dan terdiri
dari 15 – 20 kotiledon. Masing masing kotiledon memiliki
cabang vilus utama yang terbungkus dengan desidua basalis.
– Bentuk plasenta normal yaitu ceper dan bulat,
seperti cakram
– Diameter 15 – 20 cm
– Tebal 1,5 – 3 cm.
– Plasenta pada kehamilan cukup bulan beratnya
1/6 kali berat anak atau +/- 500 gram
– 99.5% berada di segmen atas rahim ; 2/3 pada
permukaan posterior dan 1/3 pada permukaan
anterior
KELAINAN BENTUK
PLASENTA
– Plasenta fenestrata : plasenta yang berlubang di tengah2nya
– Plasenta bilobata : plasenta yang terdiri dari 2 lobus
– Plasenta suksenturiata : di samping plasenta, terdapat plasenta tambahan
yang kecil yang di hubungkan dengan plasenta sebenarnya oleh pembuluh-
pembuluh darah, kejadiannya 3%. Kejadian ini penting karena plasenta
tambahan ini mungkin tertinggal pada pelepasan plasenta dan
menyebabkan pendarahan
– Plasenta membranasea : plasenta lebar dan tipis meliputi hampir seluruh
permukaan korion. Dapat menimbulkan pendarahn antepartum dan
menyulitkan kala III karena tipis dan sukar di lepas
– Plasenta sirkumvolata : pada permukaan fetal di pinggir plasenta terdapat
cincin putih yang menandakan pinggir plasenta. Jaringan di luarnya terdiri
dari vili yang timbul ke samping di bawah desidua. Dapat menyebabkan
pendarahan dan abortus
KELAINAIN INSERSI PLASENTA

Kondisi dimana penempelan plasenta tidak pada tempatnya. Normalnya :

– Plasenta menempel pada dinding belakang atau depan rahim dekat fundus.

– Jonjot-jonjot korion menyerbu ke dalam dinding rahim hanya sampai ke lapisan


atas stratum spongiosum

Kelainan berdasarkan letak implantasi plasenta

Plasenta previa : implantasi plasenta rendah yaitu di segmen bawah rahim dan
menutupi sebagian atau seluruh ostium internum sehingga menghalangi jalan lahir
(kelainan posisi)
Jenis plasenta previa

– Komplit : menutupi seluruh ostium uteri. Bayi tidak mungkin


dilahirkan secara normal karena resiko pendarahan yang sangat
hebat

– Parsialis : menutupi Sebagian ostium uteri. Resiko pendarahan


sangat besar dan biasanya janin tetap tidak dilahirkan secara
normal

– Marginalis : tepi plasenta berada di pinggir ostium uteri


internum. Janin bisa dilahirkan secara normal tetapi resiko
pendarahan tetap besar

– Lateralis/letak rendah : plasenta berimplantasi pada segmen


bawah Rahim sehingg atepi bawahnya berada pada jarak < 2
cm dari ostium uteri internum. Resiko pendarahan tetap ad
anamun tidak besar dan janin bisa dilahirkan secara normal
Kelainan berdasarkan kedalaman implantasi
- Plasenta akreta : jonjot-jonjot menembus desidua sampai berhubungan
dengan miometrium
- Plasenta inkreta : jonjot-jonjot sampai ke dalam lapisan miometrium
- Plasenta parkreta : jonjot-jonjot menembus miometrium hingga mencapai
perimetrium dan terkadang juga menembus perimetrium dan menimbulkan
ruptur arteri
Plasenta akreta
– Komplit : seluruh permukaan plasenta melekat dengan erat pada dinding rahim
– Sebagian : Sebagian permukaan plasenta melekat di beberapa tempat
Plasenta akreta dapat menyulitkan proses Kala III karena sulit lepas dari dinding
Rahim
Tidak boleh dilepaskan secara manual  mudah meimbulkan perforasi
Terapi : histerektomi
PENYAKIT PLASENTA

– Infark putih plasenta : bagian-bagian yang lebih pucat dari permukaan maternal plasenta.
disebabkan oleh degenerasi trofoblas (degenerasi fibroid)
– Infark merah : karena sinsitium mengalami degenerasi kemudian melepaskan diri, jaringan ikat
vilus langsung berhubungan dengan darah sehingga terjadi pembekuan darah. Infark ini akan
enjadi putih akibat reorganisasi.
– Kista plasenta : terdapat pada permukaan fetal plasenta berisi cairan jernih kuning atau kerah
kemerahan. Terjadi karena pencairan korion
– Tumor – tumor plasenta : korioangioma, mola hidatidosa, koriokarsinoma.
– Radang plasenta : disebabkan karena perjalanan infeksi desidua misalnya oleh gonokokus atau
bakteri lain , dpt terjadi pada partus lama
– Perkapuran plasenta : perkapuran yang terjadi pada permukaan maternal
– Edema plasenta : terjadi pada hidrops fetalis dan pada gangguan peredaran darah dalam tali
pusat
DISFUNGSI PLASENTA

Terjadi apabila fungsi plasenta kurang baik sehingga membahayakan janin, neonatus, atau
memengaruhi pertumbuhan fisik atau mental anak secara negatif di kemudian hari

Gejala-gejala disfungsi plasenta :

1. Berat plasenta <500 gr  menambahkan kejadian kelahiran mati dan fatal distress
(gawat janin)

2. Uterus yang kurang membesar, BB ibu turun dan di sertai gejala gawat janin.

3. Penurunan kadar estriol yang di tentukan melalui pengukuran kuantitatif atau


pemeriksaan fisik tidak langsung dengan fern test (uji daun paku)
KELAINAN TALI PUSAT

Kelainan insersi tali pusat

Insersi tali pusat normal pada plasenta

– Insersi parasentral : sedikit di luar titik tengah

– Insersi lateral : lebih keluar sedikit mendekati pinggir


plasenta

– Insersi marginal : tepat pada pinggir plasenta


Insersi tali pusat abnormal pada plasenta

– Insersi valamentosa : insersi tali pusat pada selaput janin dan


dihubungkan dengan plasenta oleh pembuluh darah yang berjalan
dalam selaput janin

Apabila pembuluh darah berjalan di daerah ostium uteri internum 


vasa praevia (membahayakan janin)

Ketuban pecah  vasa praevia terkoyak  menimbulkan pendarahan


yang berasal dari janin

Gejala

• Pendarahan segera setelah ketuban pecah

• Bunyi jantung anak menjadi buruk


KELAINAN PANJANG TALI
PUSAT
Panjang rata-rata tali pusat sekitar 55 cm dengan batas-batas antara ¼ cm dan 108 cm
Tali Pusat Pendek
– Terkadang tali pusat sedemikian pendek  perut anak berhubungan dengan plasenta
dan selalu disertai hernia umbilikalis.
– Tali pusat harus lebih panjang dari 20 – 35 cm untuk memungkinkan kelahiran anak
– Tali pusat pendek absolut : disebabkan karena ukurannya memang mutlak kurang
– Tali pusat pendek relatif : panjang tali pusat cukup namun menjadi pendek akrena
adanya lilitan tali pusat
– Tali pusat pendek dapat menyebabkan hernia umbilikalis, solusio plasenta, persalinan tak
maju dalam kala pengeluaran dan karena tali pusat tertarik mungkin bunyi jantung
menjadi buruk dan inversio uteri
Tali Pusat Terlalu Panjang
Memudahkan terjadinya lilitan tali pusat, tali pusat yang menumbung, dan simpul
benar
Macam simpul tali pusat
– Simpul palsu : bagian yang menonjol dari tali pusat yang menyerupai simpul
dibentuk oleh penumpukan sele Wharton atau variks dari vena umbilikalis
– Simpul benar : tidak mempunyai arti klinis namun kadang simpul dapat tertarik
sedemikian eratnya hingga menyebabkan kematian janin. Hal ini paling besar
kemungkinannya dalam kala pengeluaran

Lilitan Tali Pusat


– Biasanya terdapat pada leher anak
– Dapat menyebabkan tali pusat menjadi relatif pendek dan mungkin juga
menyebabkan letak defleksi
– Setelah anak lahir, lilitan harus segera dilepaskan melalui kepala atau digunting
antara 2 kocher
Tali Pusat Terkemuka dan Tali Pusat Menumbung

– Dikatakan menumbung jika tali pusat teraba di samping atau lebih rendah
daripada bagian depan sedangkan ketuban sudah pecah

– Apabila tali pusat teraba di dalam ketuban  tali pusat terkemuka

– Dua kondisi ini dapat menyebabkan penyulit dalam persalinan

Anda mungkin juga menyukai