Anda di halaman 1dari 11

Assalamu’alaikum wr.

wb

Analisis Perbandingan Pendapatan Petani Padi yang Menggunakan Combine


Harvester Dengan Petani Padi yang Tidak Menggunakan Combine Harvester di
Desa Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten Lahat

Oleh : Reni Damayanti Pembimbing Utama : Dr. Ir. Sutarmo Iskandar, M.S., M.Si
Pembimbing Pendamping : Puri Pratami Ardina Ningrum, SP.,M.Si
NIM : 412017112

Program Studi Agribisnis


Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor yang handal dalam pembangunan


di Indonesia terutama yaitu pada tanaman padi. Pada perkembangan
saat ini mekanisasi pertanian pada tanaman padi mulai berkembang
seperti penggunaan alat perontok (combine harvester). Kecamatan
kikim tengah merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lahat
yang sudah melakukan mekanisasi pertanian seperti combine harvester
untuk mengelola lahan dan mengganti tenaga kerja manusia dalam
rangka meningkatkan produktivitas usahatani padi di daerah tersebut.
Akan tetapi, adanya mekanisasi tersebut masih terdapat petani yang
menggunakan alat tradisional
B. Rumusan
Masalah

1. Berapkah besar pendapatan petani padi yang menggunakan combine harvester dengan petani padi yang tidak
menggunakan combine harvester di Desa Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten Lahat?

2. Apakah pendapatan petani padi yang menggunakan combine harvester dan petani padi yang tidak menggunakan
combine harvester berbeda nyata di Desa Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten Lahat?
C. Tujuan dan Kegunaan

1. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan petani yang menggunakan combine harvester dengan petani
yang tidak menggunakan combine harvester di Desa Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten
Lahat?

2. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan antara petani yang menggunakan combine harvester dengan petani
yang tidak menggunakan combine harvesterdi Desa Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten
Lahat?
METODOLOGI PENELITIAN

 Tempat dan Waktu :


Penelitian telah dilaksanakan di Desa Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten Lahat Pada
Bulan November – Desember 2021
 Metode Penelitian :
Metode penelitian Survey
 Metode Penarikan Contoh :
Metode penarikan contoh acak sederhana (simple random sampling)
 Metode Pengumpulan Data :
1.Observasi
2.Wawancara
3.Dokumentasi
 Metode Pengolahan dan Analisis Data :
Menggunakan analisis deskriptif kualitatif untuk menjawab besarnya pendapatan Petani Padi dan untuk
mengetahui perbandingan pendapatan petani padi menggunakan rumus analisis rangking wilcoxon. Sebagai
berikut:
Rumus Pendapatan:

Pd = TR – TC
TR = P X Q
TC = VC + FC
Keterangan :
Pd = Pendapatan bersih usahatani
TR = Total penerimaan (Total Revenue)
TC = Total biaya (Total Cost)
P = Harga pokok per kg (Price)
Q = Jumlah produksi (Quantity)
VC = Biaya Variabel (Variabel Cost)
FC = Biaya tetap (Fixed Cost)
Rumus Uji Rangking Wilcoxon :

Ho : μ1 = μ2 :
H1 : μ1 > μ2 :
Dimana uji hipotesisnya terbagi menjadi :
Ho = Pendapatan petani padi yang
menggunakan combine harvester sama denga
pendapatan petani padi yang
tidak menggunakan combine harvester.
H1 = Pendapatan petani padi yang
menggunakan combine harvester berbeda
dengan pendapatan patani padi
yang tidak menggunakan combine
harvester

Kaedah keputusan dipakai adalah :


>R a, maka terima Ho
Jika R*
LANJUTAN

Dimana :
μ1 = Pendapatan atau biaya produksi petani yang menggunakan combine
harvester
μ2 = Pendapatan atau biaya produksi petani yang tidak
menggunakan combine harvester
R* = Nilai R terkecil anata RX dan Ry
Ra = Nilai baku R pada taraf uji 0,05
Terima Ho = Tidak ada perbedaan antara kedua contoh petani
Tolak Ho = Ada perbedaan antara kedua contoh petani
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendapatan petani yang tidak menggunakan combine harvester lebih besar dibandingkan
dengan petani yang menggunakan combine harvester. Usahatani yang tidak menggunakan
combine harvester dan yang menggunakan combine harvester sama-sama layak. Namun
jika dibandingkan mana yang lebih layak diusahakan maka petani yang menggunakan
combine harvester lebih layak untuk diusahakan karena dapat mempermudah perkerjaan
dan dapat mempercepat waktu panen sehingga tidak membutuhkan waktu yang cukup
lama dibandingkan dengan petani yang tidak menggunakan combine harvester harus
melewati beberapa tahap agar biasa mendapatkan padi.
LANJUTAN
 Pendapatan Petani Padi yang menggunakan
combine harvester

Dari kedua analisis yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pendapatan Biaya Produksi = Rp. 1.384.381
.yang diterima oleh petani yang tidak menggunakan combine harvester Penerimaan = Rp. 42.600.000
lebih besar daripada petani yang menggunakan combine harvester, hal Pendapatan = Rp. 24.236.750
ini disebabkan karena jumlah luas lahan responden yang tidak
menggunakan combine harvester lebih luas dibandingkan dengan total  Pendapatan Petani Padi yang tidak menggunakan
combine harvester
luas lahan petani yang menggunakan combine harvester sehingga secara
langsung akan mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh petani
yang tidak menggunakan combine harvester, walaupun pada Biaya Produksi = Rp. 2.658.716
Penerimaan = Rp. 56.700.000
kenyataanya biaya peralatan yang harus dikeluarkan oleh petani yang
Pendapatan = Rp. 30.268.750
tidak menggunakan combine harvester lebih banyak dibandingkan
dengan biaya peralatan yang harus dikeluarkan oleh petani yang
menggunakan combine harvester .
Terima Kasih

Wassalamu’alaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai