Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS

KEBIJAKAN SOSIAL
Analisis Kebijakan Sosial
 Model A (Analisis Proses): Mengkaji proses
perumusan kebijakan sosial dan cara-cara
pengimplementasiannya.
 Model B (Analisis Respon): Menjelaskan dan menilai
kondisi sosial serta perangkat kebijakan yang
dirancang untuk merespon dan mempengaruhi kondisi
sosial itu.
 Model C (Analisis Dampak): mengevaluasi efektivitas
kebijakan sosial dan menentukan tujuan atau hasil-
hasil yang ingin dicapainya
(Dikembangkan dari Midgley, 2000:8-9. Penanaman
oleh Edi Suharto).
Proses Analisis Kebijakan
Formulasi &
artikulasi Evaluasi
masalah/agenda kebijakan yang
kebijakan ada

Rekomendasi
EVALUATING Perumusan
alternatif
kebijakan And tujuan analisis
terpilih/prioritas FORECASTING kebijakan dan
dan strategi policy audience-
implementasinya nya

Penyampaian
Pengujian dan
alternatif-alternatif
pemilihan alternatif
kebijakan dan
kebijakan
justifikasinya
Teknik Analisis
 Ekonomi: cost-benefit, cost effectiveness, opportunity
costs, market competiveness, regulatory impact
 Sosial: community impact, interest group impact,
community values, social justice principles, cultural
heritage impact
 Politik: consistency with governing party principles and
policies, consultation with political advisers. Agreement
among policy elites, electoral impacts, expected media
 Lingkungan: environmental impact assesment,
ecologically sustainable development, environmental
quality, habitat preservation, biodiversity, natural
resources management
 Legal: constitutionally, head of power, fundamental
legislative principles, fairness of the law, access to the
law, enforceability
Teknik Evaluasi Kebijakan
 Analisis Perbandingan Pembangunan
(APP) (membandingkan kondisi
masyarakat dilihat dari indikator sosial
makro: PDRB, IPM)
 Social Impact Assesment (SIA)
 SWOPA (Strengths Weakness
Opportunities Problems Actions)
 Cross Impact Analysis (CIA)
Social Impact Assesment
Nama Program/Pelayanan Sosial:
DAMPAK
PARAMETER Positif Negatif
Penghidupan
masyarakat (community
livelihood) 1)
Kesehatan publik 2)
Pendidikan dasar 3)
Lingkungan hidup 4)

Kriteria/indikator: 1) ketersediaan lapangan kerja/mata pencaharian;


2) proporsi penduduk yang terhindar dari penyakit endemik;
3) rasio anak-anak yang mampu melanjutkan sekolah hingga SMP
(enrollment ratio); 4) tingkat pencemaran air/kerusakan lingkungan
fisik (hutan, kebun, sawah)
SWOPA
S W O P A
Opsi Kebijakan 1
Opsi Kebijakan 2
Opsi Kebijakan 3

Strengths: apa kekuatan/kelebihan kebijakan dilihat dari (a) dampaknya terhadap


kehidupan ekonomi masyarakat; (b) ketertiban sosial; (c) dukungan publik; (d) beban
anggaran.
Weakness: apa kelemahan kebijakan dilihat dari point a sd d di atas.
Opportunities: apa kesempatan/peluang eksternal yang akan mendukung diterimanya
kebijakan ini oleh policy audience dilihat dari: (a) political agenda (kebijakan ini
sejalan dengna agenda partai politik dominan); (b) public interest sejalan dengan
untuk meningkatkan kualitas SDM/investasi sosial; (c) global trends (akan didukung
oleh masyarakat internasional yang sedang gandrung untuk meningkatkan praktik
good governance.
Problems: apa masalah-masalah yang mungkin menghambat diterimanya kebijakan
ini oleh policy audience dilihat dari point a sd c di atas.
Actions: apa saja tindakan atau langkah yang dapat/perlu dilakukan untuk mengatasi
kelemahan dan masalah di atas? (terutama untuk melihat apakah kebijakan ini ‘cukup’
realistis dalam arti tujuan-tujuannya dapat dicapai dalam kurun waktu yang ditentukan.
Teknik Peramalan Kebijakan
 Extrapolative Forecasting (Proyeksi):
Classical Time Series, Black-Thread
Technique
 Theoretical Forecasting (Prediksi):
Theory Mapping, Correlation Analysis,
Linear Programming, Regression
Analysis
 Intuitive Forecasting (Konjektur):
Conventional Delphi, Policy Delphi,
Cross Impact Analysis
CROSS IMPACT ANALYSIS Dampak Kebijakan
SLT
D1 D2 D3 D4 D5
D1 + ++ 0 0
D2 + 0 0 +
D3 + ++ 0 0
D4 0 + ++ ++
D5 0 + ++ ++

D1, D2 dst: Dampak yang ditimbulkan SLT, baik yang bersifat positif
maupun negatif.
Misalnya D1: meningkatnya daya beli masyarakat; D2: menurunnya
jumlah keluarga miskin; D5: meningkatkan ketergantungan masyarakat
pada bantuan pemerintah.

Tanda + menunjukkan hubungan searah; ++: hubungan dua arah


(timabal-balik); 0: tidak ada hubungan (dimodifikasi dari Joseph Coates
dalam Dunn 1981-203)
Cost-Benefit Analysis (CBA)
 Pertanyaan yang sering dilontarkan sewaktu
melakukan alokasi dana untuk program/sektor
sosial adalah tentang manfaat ekonomis (economic
benefit) dari investasi modal untuk sektor tersebut.
Pertanyaan ini semakin penting manakala alokasi
teresbut dihadapkan pada bebagai macam sektor
lain. Dalam hal ini, program sosial bukanlah sektor
yang mendapat prioritas tinggi.
Untuk menjawab kenyataan di atas memang tidak mudah.
Ini terutama disebabkan karena pada dasarnya
pembangunan sosial adalah suatu investasi manusia, yang
banyak menyangkut hal-hal yang bersifat “intangible” (non
fisik yang tidak bisa diukur). Manfaat non fisik yang
diperoleh dari pembangunan sektor sosial, tidak selalu
dapat dikuantifisir menjadi ukuran-ukuran moneter. Inilah
salah satu sebab utama kenapa Cost Benefit Analysis
(CBA)” jarang dilakukan untuk menilai proyek-proyek
sosial. Oleh sebab itu pula transformasi manfaat atau hasil
kedalam nilai moneter- lebih baik (feasible) untuk penilaian
proyek-proyek sosial. Dalam makalah ini, akan
disampaikan contoh penggunaan CBA dan CEA dalam
penilaian proyek sosial.
Shadow prices atau accounting prices, yaitu harga-harga yang
disesuaikan sedemikian rupa untuk menggambarkan nilai ekonomi
yang sebenarnya dari barang dan jasa tersebut.
Pajak merupakan transfer, yaitu bagian dari benefit yang
diserahkan kepada pemerintah.
Subsidi dianggap sebagai sumber-sumber yang dialihkan dari
masyarakat untuk digunakan dalam proyek.
Seluruh biaya investasi, dianggap sebagai biaya proyek pada saat
dikeluarkaanya.
Penerimaan pinjamannya bisa dianggap sebagai cash inflow atau
benefit dan kemudian diikuti dengan cash out flow atau biaya
pelaksanaan proyek.
Bunga atas pinjaman dalam negeri tidak dimasukkan sebagai
biaya, karena modal tersebut dapat dianggap sebagai modal
masyarakat dan oleh sebab itu, bunganya pun dianggap sebagai
bagian dari benefit ekonomi.
Pembayaran bunga dari pendapatan yang timbul karena adanya
kegiatan operasi hanyalah merupakan transfer payments dari suatu
pihak kepada pihak lain.
Dalam analisis sosial dan ekonomi digunakan shadow prices yang
didasarkan pada pengertian opportunity cost.
Shadow prices (harga bayangan) adalah adanya pasar yang tidak
sempurna disebabkan lembaga pemasaran yang tidak fleksibel,
pengawasan harga, informasi yang tidak sempurna mengenai harga
yang ditawarkan oleh penjual/pembeli saingan, adanya kebijaksanaan
pemerintah berupa pajak tidak langsung, subsidi maupun dalam hal
pengaturan harga.
Opportunity cost adalah benefit yang dikorbankan dari proyek
marjinal karena sumber-sumber yang seyogyanya dapat dipakai untuk
proyek marjinal sekarang dipergunakan dalam proyek tertentu.
Discounting factor adalah, kita mencari berapa future value (F)
nilainya saat ini (atau present value/present worth) ini berarti kita
mendiscount future value dengan tingkat bunga (i) yang berlaku saat
ini.
Proses dalam menghitung present worth (present value) of a future
income dinamakan “discounting”. Tingkat bunga (interest rate)
yang kita gunakan untuk discounting ini dinamakan “the discount
rate” atau “discount factor (Df)”.
“discount factor” adalah suatu bilangan yang lebih kecil dari satu
(1) yang dapat dipakai untuk mengalikan/mengurangi suatu jumlah
di waktu yang akan datang (the future income), berapa nilainya saat
ini; “how much one at a future date is worth to day”
Cost Benefit Analysis (CBA) adalah satu metode atau sering juga
disebut teknik forecasting dan appraisal dalam analisis ekonomi.
Perlu dicatat disini bahwa proyek yang dapat dianalisis oleh CBA
proyek yang memiliki manfaat langsung (direct effects), dan
manfaat tersebut haruslah bersifat tangible (nyata) yang oleh para
ekonom dikonversikan ke dalam bentuk ‘uang’ (monetary terms).
Untuk menerapkan CBA dalam PPM, asumsi-asumsi di
bawah ini karenanya dipenuhi:

 Proyek memiliki rentang hidup (life-span) selama


periode waktu tertentu dan memiliki outputs yang dapat
dipasarkan (tradeable goods).
 Proyek memiliki manfaat langsung yang dapat diukur
dengan uang berdasarkan nilai sekarang (present
value).
 Menganut prinsip ceteris paribus, yakni asumsi yang
menyatakan bahwa “other things being equal…”
1. Beberapa istilah dalam CBA
 Life-span project atau rentang waktu hidup (umur) proyek.
Waktu dimana proyek dimulai sampai proyej berakhir.
 Time value of money. Istilah ini berkaitan dengan “time
preference” dan pengaruh waktu terhadap nilai uang.
 Opportunity cost. Selisih antara benefit yang diperoleh dari
suatu kegiatan proyek dibandingkan dengan kegiatan
proyek lainnya.
 Discounting. Proses pencarian nilai sekarang (present) yang
disingkat dengan P dari nilai uang pada waktu yang akan
datang dengan memperhitungkan besarnya tingkat bungan
(i) dan lamanya periode proyek (n). Rumus discounting:

1
P=F_____
(1+i)n
 Compounding adalah kebalikan dari discounting, dalam
arti dimaksudkan untuk mencari nilai yang akan datang
atau Future (F), dari nilai uang saat ini (Present) yang
disingkat P dengang memperhitungkan tingkat bunga
yang disingkat i dan lamanya periode yang disingkat n.
Rumus compounding adalah:

F=P (1+i)n
2. Beberapa Teknik dalam CBA

a. Gross-Benefit Cost Ratio (Gross B/C)


b. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
c. Net Present Value (NPV)
d. Internal Rate of Return (IRR)
e. Profitability Ratio (PR)
SOCIAL IMPACT ASSESMENT
 Social Impact Assesment (SIA) adalah metode
appraisal dalam analisis proyek. Kehadiran dan
perkembangan SIA tidak dapat dilepaskan dari
perkembangan environmental Impact Assesment (EIA),
sebagai metode untuk menganalisis dampak proyek
terhadap masalah lingkungan hidup, terutama aspek
fisik, seperti polusi udara, air dan suara. Di akhir tahun
1960-an, EIA dan SIA dikembangkan pertama kali di
Amerika Utara sebagai respon terhadap keterbatasan-
keterbatasan CBA yang terlalu berorientasi pada aspek
ekonomi.
 SIA adalah metode yang berupaya untuk menyediakan:
“… information on the social and socio-economic impacts
which may be associated with a new project, policy or
programme.”

 Tiga prasyarat yang harus dipenuhi oleh indikator dan


variabel sosial:
1. Reliable
2. Up to Date
3. Valid

Anda mungkin juga menyukai