Anda di halaman 1dari 21

Uji Hipotesis Beda

Dua Rata-Rata
Uji Beda Dua Rata-Rata
Berpasangan (Paired Test)
Aria Gusti
Uji Beda Dua Rata-Rata Sampel
Berpasangan (Paired Test)

• Dibutuhkan untuk mencek perbedaan yang


bermakna antara dua nilai rata-rata ketika
sampel-sampel tersebut tidak independen :

• Seperti  - sebelum dan sesudah perlakuan


- beda perlakuan
- dengan atau tanpa perlakuan
Contoh 1
• Dilakukan uji klinis untuk mengetahui efektivitas obat tidur yang baru
pada 10 orang penderita insomnia. Setiap penderita diterapi dengan
obat. Setiap akhir terapi dievaluasi dengan skor rasa kantuk dengan nilai
0-30. (0 tidur -30 tidak bisa tidur)

Skor Rasa Kantuk


Selisih _ _
No urut Tanpa obat Dengan (x=x2-x1) [x-x] [x-x]2
(x1) Obat (x2)
1 22 19 -3 -1,7 2,89
2 18 11 -7 -5,7 32,49
3 17 14 -3 -1,7 2,89
4 19 17 -2 -0,7 0,49
5 22 23 1 2,3 5,29
6 12 11 -1 0,3 0,09
7 14 15 1 2,3 5,29
8 11 19 8 9,3 86,49
_ 9 19 11 -8 -6,7 44,89
x = -1,3 10 7 8 1 2,3 5,29
-13 186,1
Jawab 

1. H0 : x1=x2 H1 : x1 ≠ X2 Uji hipotesis 2 arah

2. Derajat kemaknaan = 5%  uji 2 arah  titik kritis t(9;0,025) = 2,262

3. Uji statistik : t  karena sampel kecil


4. Daerah penolakan H0 berada pada t<-2,262 atau t>2,262.
5. Statistik hitung :
_
• ∑x=-13  x = -1,3
_
• ∑[x-x]2 = 186,1  s2 = 186,1/9 = 20,68  s = √20,68 = 4,5
x - X0 -1,3 - 0 -1,3 - 0,9
t= = = =
s/√n 4,5/√10 1.438
6. Kesimpulan :
Statistik hitung t = -0,9 > -2,262 (berada di daerah penerimaan H 0).
H0 diterima  tidak ada perbedaan bermakna keampuhan obat dan plasebo pada derajat kemaknaan 5%
(p>0,05).
Contoh 2

• Dosen Biostatistik PSIKM Unand menguji coba


metoda pengajaran baru pada mahasiswanya
dalam upaya meningkatkan kompetensi
mahasiswa.
• Nilai ujian per mahasiswa sebelum dan sesudah
perubahan metoda terlihat pada tabel.
• Apakah metoda pengajaran baru menunjukkan
peningkatan yang bermakna pada nilai ujian
mahasiswa?
Nilai Mahasiswa Shubungan dengan
Perubahan Metoda Ajar
Nilai Mahasiswa

Nomor Sebelum Setelah Selisih


Mahasisw Perubahan Perubahan d = x2 - x1
a (i) (x1 ) (x2 ) (d = deviasi)
1 80 90 10
2 75 80 5
3 75 76 1
4 80 75 -5
5 76 80 4
6 98 100 2
7 75 70 -5
8 85 95 10
9 70 90 20
10 82 90 8
Total 50
Jawab
1. Uji hipotesis satu sisi:

H0: d = 0 (2- 1 = 0)
Ha: d  0

2. Derajat kemaknaan = 5%  uji 1 arah  titik kritis t(9;0,05) = 1,83


3. Uji statistik : t  karena sampel kecil
4. Daerah penolakan H0 berada pada t>1,83
Jawab
5. Statistik hitung :
_
• ∑d=50  d = 50/10 = 5
_
• ∑[d-d]2 = 510  s2 = 510/9 = 56,7  s = √56,7 = 7,53
d - d0 5-0 5 2,13
t= = = =
s/√n 7,53/√10 2,35

6. Kesimpulan :
Statistik hitung t = 2,13 > 1,83  H0 ditolak  artinya perubahan nilai ujian per
mahasiswa secara bermakna lebih besar dari nol pada derajat kemaknaan 5%
(p<0,05).
Uji Hipotesis Perbedaan Nilai Mahasiswa Sebelum
dan Sesudah Metoda Pengajaran Baru
Uji Hipotesis Beda Dua Rata-
Rata Independen
Uji Beda Dua Rata-Rata
Sampel Independen
• Dibutuhkan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan rata-rata (mean) antara dua populasi,
dengan melihat rata-rata dua sampelnya.
• Tidak ada hubungan antara dua sampel yang
akan diuji.
• Pada uji sampel berpasangan, satu kasus
diobservasi lebih dari sekali, dalam uji
independent sample ini , satu kasus hanya didata
sekali saja.
Contoh 1
• Berikut adalah data nilai prestasi kerja karyawan yang mendapat
training dengan yang tidak mendapat training.

Dengan training Tanpa training

Rata2 nilai _ _
prestasi X1 = 300 X2 = 302
Varians S1 2 = 4 S22 = 4,5

Ukuran sampel n1 = 40 n2 = 30

Dengan taraf nyata 5 % ujilah :


a. Apakah perbedaan rata2 nilai prestasi kerja [μ1-μ2] >0?
b. Apakah ada perbedaan rata2 prestasi kerja [μ1-μ2]≠ 0?
Jawab a)

1. H0 : μ1= μ2; H1 : μ1 > μ2 Uji hipotesis 1 pihak

2. Derajat kemaknaan = 5%  titik kritis Zα = 1,645


dilihat table Z: 0,5-0,05 = 0,4500
3. Uji statistik : Z  karena sampel besar

4. Statistik hitung :

[ x1 -x2 ] - d0 [ 300 - 302 ] - 0 2 4


z= = = =
√ (s12/n1) + (s12/n1) √ (4/40) + (4,5/30) 0,5

5. Kesimpulan :
Statistik hitung z = 4 > 1,645 (berada di daerah penolakan H 0).
H0 ditolak  beda rata-rata prestasi kerja > 0.
Jawab b)

1. H0 : μ1=μ2 H1 : μ1 ≠ μ2 Uji hipotesis 2 pihak


2. Derajat kemaknaan = 5%  uji 2 arah  titik kritis zα/2 = z2,5% = 1,96
Dilihat di tabel distribusi normal 0,5000-0,025 = 0,475

3. Uji statistik : Z  karena sampel besar

4. Statistik hitung :

( x2 -x1 ) - d0 [ 302 - 300 ] - 0 2 4


z= = = =
√ (s12/n1) + (s12/n1) √ (4/40) + (4,5/30) 0,5

5. Kesimpulan :
Statistik hitung z = 4 > 1,96 (berada di daerah penolakan H 0).
H0 ditolak  beda rata-rata prestasi kerja ≠ 0.
Contoh 2
• Berikut adalah data nilai UTS Dasar Kesling
Mahasiswa PSIKM kelas Reguler dan Mandiri.

Reguler Mandiri
_ _
Rata2 kelas X1 = 78,9 X2 = 79,0
Varians S12 = 129,5 S22 = 197

Ukuran sampel n1 = 48 n2 = 48

Dengan taraf nyata 5 % ujilah :


a. Apakah ada perbedaan rata2 nilai UTS kedua kelas / [μ1-μ2]≠ 0?
b. Apakah beda rata2 nilai UTS kedua kelas tersebut >0 / [μ1-μ2]
>0?
Jawab a)

1. H0 : [μ1-μ2] = 0 Ha : [μ1-μ2] ≠ 0

2. Derajat kemaknaan = 5%  uji 2 arah  titik kritis zα/2 = z2,5% = 1,96

3. Uji statistik : Z  karena sampel besar

4. Statistik hitung :

[ x1 -x2 ] - d0 [ 78,9 - 79 ] - 0 -0,1 -0,04


z= = = =
√ (s12/n1) + (s12/n1) √ (129,5/48) + (197/48) 2,6

5. Kesimpulan :
Statistik hitung z = -0,04 > -1,96 (berada di daerah penerimaan H 0).
H0 gagal ditolak  beda rata-rata nilai UTS kedua kelas = 0.
Jawab b)

1. H0 : [μ1-μ2] = 0 Ha : [μ1-μ2] >0

2. Derajat kemaknaan = 5%  uji 1arah  titik kritis zα = z5% = 1,645

3. Uji statistik : Z  karena sampel besar

4. Statistik hitung :

[ x1 -x2 ] - d0 [ 78,9 - 79 ] - 0 -0,1 -0,04


z= = = =
√ (s12/n1) + (s12/n1) √ (129,5/48) + (197/48) 2,6

5. Kesimpulan :
Statistik hitung z = -0,04 < 1,645 (berada di daerah penerimaan H 0).
H0 gagal ditolak  beda rata-rata nilai UTS kedua kelas tidak >0.
Latihan
• Contoh kasus: Sebuah penelitian bertujuan
melihat apakah rata-rata kadar nikotin rokok
jarum lebih tinggi dibandingkan rokok wismilak.
Dari ambil sampel secara random, 10 batang
rokok jarum dan 8 batang wismilak. Dilaporkan
rata-rata kadar nikotin rokok jarum 23,1 mg
dengan standar deviasi 1,5 mg sedangkan rokok
wismilak 20,0 mg dengan standar deviasi 1,7
mg. Ujilah pernyataan tsb, dengan alpha 5%.
Jawab
• Diketahui :
n1 = 10 n2 = 8
x1 = 23,1 x2 = 20,0
s1 = 1,5 s2 = 1,7

1. H0  μ1 = μ2
Ha  μ1 > μ2
2. Uji statistik  t-test dengan α=0,05
3. Daerah penolakan : Ho ditolak bila t hitung > t (9;0,05) 
>1,746
Jawab

4. Perhitungan

[ x1 -x2 ] [ 23,1 - 20 ] - 0 4,1


t= = =
√ (s1 /n1) + (s1 /n1)
2 2 √ (1,52/10) + (1,72/8)

5. Kesimpulan : H0 ditolak, karena t hitung (4,1) > t tabel


(1,746)  Rata-rata kadar nikotin rokok jarum lebih
besar daripada rokok wismilak

Anda mungkin juga menyukai