Corporate Governance for the Indonesian Banking Industry in a Pandemic Period Authors”
Kelas : AS - 21 - PB Anggota Kelompok
1. Audy Aprilia (211210054)
2. Anastasya Citra Dewi (211210082) 3. Caithlin Laurensia S (211210085) 4. Theresia Maria Irena (211210049) 5. Vira Febriyani ( 221210117 ) Identifikasi Masalah 1. Pentingnya penerapan tata kelola seperti komisaris, dewan direksi, kegiatan rapat, dan komite audit dalam menghadapi pandemi Covid- 19 di perbankan di Indonesia.
2. Pentingnya penerapan tata kelola dalam
penungkapkan kinerja keuangan perusahaan. Tujuan Penelitian • Untuk mengetahui sejauh mana 2. Untuk mengetahui mekanisme seperti penerapan Good Corporate apa yang efektif bagi perusahaan Governance dalam memitigasi perbankan di Indonesia dalam dampak negatif dari Covid-19 menghadapi Covid-19.
3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran 4. Untuk mengetahui pengaruh
dewan komisaris dalam dalam struktur keberagaman gender direksi dan tata kelola korporat pada saat pandemi komisaris terhadap kinerja perusahaan Covid-19. saat pandemi Covid-19. Hasil Penelitian • Berdasarkan Tabel II model 1, hipotesis H1 diuji untuk mengetahui pengaruh Covid-19 terhadap kinerja (ROA). Koefisien Covid-19 dan kinerja (ROA) sebesar -0,318, dengan p-value 0,000 (<0,01), menunjukkan bahwa H1 diterima. Pengaruh negatif Covid-19 yang signifikan terhadap ROA menunjukkan bahwa ketika pandemi berlangsung dalam waktu yang lama, hal itu membatasi kinerja keuangan (ROA) bank. Hal ini sejalan dengan Shen et al. (2020), yang menemukan pengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Bank-bank umum yang dijadikan sampel mengalami keterlambatan pembayaran pokok dan bunga serta stimulus restrukturisasi kredit. Namun, rendahnya kualitas kredit atau pembiayaan ini kemungkinan akan semakin parah karena terhentinya ekonomi kerakyatan dan industri serta rantai nilai bisnis. • Hipotesis H2 diuji untuk menentukan corporate governance dalam memitigasi dampak negatif kinerja pandemi. Hasil regresi model 2 pada Tabel II menunjukkan bahwa variabel governance yaitu efektivitas yang dilambangkan dengan EFEK_CG memiliki koefisien yang positif dan signifikan. Oleh karena itu, kinerja bank meningkat ketika tata kelola perusahaan lebih efektif. Hasil ini memvalidasi penelitian Javaid (2015) dan Sianipar dan Wiksuana (2019) bahwa efektivitas tata kelola berpengaruh positif terhadap kinerja. Pengaruh positif terhadap kinerja ini terjadi karena perusahaan telah menerapkan sebelas kriteria tata kelola perusahaan yang baik dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK, 2017). • Gambar 1 menunjukkan hubungan antara Covid-19 dan kinerja bank dengan efektivitas tata kelola perusahaan. Regresi pada model 1 menunjukkan hubungan antara Covid-19 dan kinerja bank, mirip dengan bank yang menerapkan tata kelola secara efektif dan kurang efektif, mempengaruhi kinerja bank. Kedua garis tersebut menunjukkan hubungan negatif antara Covid- 19 dengan kinerja bank, namun penurunan kinerja lebih tajam karena pengelolaan yang kurang efektif. Kesimpulan • Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Covid-19 dengan kinerja perusahaan dan mengkaji peran moderasi tata kelola perusahaan dalam memitigasi dampak negatif pandemi terhadap kinerja bank. Analisis data panel menunjukkan bahwa Covid-19 berdampak negatif pada kinerja. Terdapat hubungan positif antara efektivitas tata kelola dengan kinerja tetapi jumlah direksi dan komisaris berpengaruh negatif terhadap kinerja. Model regresi selanjutnya menunjukkan peran moderasi efektivitas tata kelola perusahaan terhadap kinerja bank umum. Oleh karena itu, dampak negatif Covid-19 terhadap kinerja bank dapat diminimalkan melalui tata kelola yang efektif. Kelompok 5 Hasil Analisis “Pengaruh Penerapan Tata Kelola Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perbankan di Indonesia”
Kelas : AS - 21 - PB Identifikasi Masalah
Pentingnya penerapan tata kelola
perusahaan akan mempengaruhi profitabilitas perbankan di Indonesia. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Untuk mengetahui apakah penerapan tata penerapan tata kelola perusahaan terhadap kelola perusahaan memiliki pengaruh yang profitabilitas perbankan di Indonesia. signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
Untuk mengetahui apakah penerapan tata kelola perusahaan
berpengaruh positif atau negatif terhadap profitabilitas perbankan di Indonesia. Hasil Penelitian • Tabel 3 menunjukkan hasil regresi enam model dengan metode • Tabel 3 menunjukkan hasil pengolahan random effect. Model satu, dua, dan tiga merupakan model yang statistik deskriptif dari 25 perusahaan menggunakan nilai ASEAN CG Scorecard sebagai variabel independen yang memengaruhi profitabilitas (ROA, ROE, dan NIM) sebagai variabel perbankan dengan jumlah 175 observasi dependen. Hasil dari p-value memperlihatkan tidak adanya pengaruh pada tiap variabel. Secara keseluruhan signifikan nilai penerapan tata kelola perusahaan berbasis ASEAN CG Scorecard terhadap profitabilitas. Model empat, lima, dan enam juga nilai rata-rata untuk variabel ROA, ROE, menunjukkan hasil yang serupa yaitu pengaruh nilai indeks TARIF yang dan NIM adalah 0,017, 0,091, dan 0,052. tidak signifikan terhadap profitabilitas. Apabila dilihat secara keseluruhan, uji hipotesis keenam model menunjukkan pengaruh Variabel AGE yang mengukur umur yang signifikan terhadap variabel dependen yang dapat dilihat Prob>chi^2 dibawah 0,05. Hasil tersebut tidak konsisten dengan perusahaan memiliki standar deviasi penelitian-penelitian terdahulu yang menyimpulkan adanya pengaruh yang paling tinggi yaitu 26,847. Hal signifikan positif penerapan tata kelola perusahaan yang diukur menggunakan indeks terhadap profitabilitas (Owusu & Weir, 2016; tersebut dikarenakan terdapat beberapa Ararat et al., 2016; Chauhan et al., 2016; Cheung et al., 2011; Klapper & bank yang baru berdiri selama belasan Love, 2004). Perbedaan hasil yang diperoleh dapat disebabkan karena penggunaan indeks berbeda-beda yang menyesuaikan dengan tahun seperti PT Bank Mandiri Tbk dan kebijakan penerapan tata kelola perusahaan di masing-masing negara. PT Bank Pembangunan Daerah Banten Contohnya, Owusu dan Weir (2016) mengukur tata kelola perusahaan menggunakan Ghanaian CG Index untuk penelitian di Ghana dan Tbk, dan bank yang sudah berdiri Ararat et al. (2016) selama lebih dari seratus tahun • Hasil regresi menunjukan bahwa mayoritas dari variabel • Tabel 5 mendeskripsikan distribusi kontrol memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA dan variabel independen dengan ROE tetapi tidak terhadap NIM. Hal ini dikarenakan variabel dependen yang dilakukan pendapatan bunga bersih merupakan komponen utama melalui pembagian kuartil. Pada dari NIM yang diperoleh dari hasil spread yaitu selisih bunga pinjaman dan bunga simpanan yang merupakan nilai ASEAN CG Scorecard yang kebijakan dari perusahaan perbankan. telah diurutkan dari nilai terendah hingga nilai tertinggi tidak • Pendapatan perusahaan memiliki dampak yang signifikan positif terhadap NIM karena pendapatan ditemukan peningkatan yang bunga merupakan sumber utama pendapatan dari sejalan dengan variabel dependen. perusahaan perbankan. Selain itu, umur perusahaan, Dapat dilihat bahwa nilai ASEAN rasio gearing, pertumbuhan pendapatan, inflasi, dan pertumbuhan GDP memiliki pengaruh terhadap CG Scorecard tidak memiliki profitabilitas yang konsisten dengan penelitian- hubungan yang konsisten penelitian terdahulu (Akben-Selcuk, 2016; Chauhan et al., terhadap besarnya ROA dan ROE. 2016; Owusu dan Weir, 2016; Yasser, 2011; Zabri et al., 2015; Seuraj dan Watson, 2012). Kesimpulan • Penerapan tata kelola perusahaan berdasarkan ASEAN CG Scorecard tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas karena sifatnya yang sukarela dan tidak adanya konsekuensi apabila terjadi ketidakpatuhan. Penilaian TARIF menunjukkan hasil yang lebih sejalan dalam analisis deskriptif kuartil walaupun tidak signifikan secara statistik. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar perusahaan perbankan hanya mematuhi batas minimal penerapan tata kelola perusahaan yang diatur di dalam Surat Edaran OJK Nomor 32/SEOJK.04/2015. Surat edaran tersebut memiliki bentuk penilaian berupa indeks yang ternyata hanya mencakup sebesar 15,8 persen dari aspek penilaian ASEAN CG Scorecard dan 11,8 persen dari aspek penilaian TARIF, dikarenakan ASEAN CG Scorecard memiliki rekomendasi mekanisme yang lebih kompleks dan detail. Lanjutan Kesimpulan • Belum adanya peraturan pemerintah untuk meningkatkan standar penerapan tata kelola perusahaan mengikuti standar regional ASEAN dan tidak adanya alat penilaian penerapan tata kelola perusahaan yang komprehensif dapat menjadi alasan mengapa implementasi mekanisme tata kelola perusahaan ASEAN CG Scorecard masih cenderung rendah dan belum menyeluruh bagi seluruh perusahaan perbankan di Indonesia. Karena penerapannya yang rendah, tata kelola perusahaan belum bisa menyelesaikan masalah keagenan dan tidak bisa berdampak signifikan dan positif terhadap perusahaan. Kondisi internal perusahaan juga menjadi salah satu penyebab tingginya penerapan tata kelola perusahaan berdasarkan ASEAN CG Scorecard tidak selalu berdampak terhadap tingginya profitabilitas perusahaan. Terdapat perusahaan yang memiliki nilai penerapan tata kelola perusahaan yang tinggi dengan profitabilitas rendah dan profitabilitas tinggi. Link Jurnal https://journal.prasetiyamulya.ac.id/journal/index.php/ saki/article/download/263/207/ Terima kasih!