Anda di halaman 1dari 25

PROYEK KELOMPOK UNSUR

TRANSISI PERIODE 4

Dipresentasikan oleh Grup IV


Halo teman-teman
Kami dari kelompok IV :
• Andini Permata Sari/03
• Destry Riana/10
• Jensi Alnadela/19
• Nimas Diah Ayu/26
PENGERTIAN
Dalam tabel periodik unsur unsur transisi terletak diantara unsur-unsur golongan
II A dan unsur-unsur golongan III A. Karena subkulit d maksimum berisi 10
elektron maka satu periode mengandung 10 unsur transisi.

Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang
belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Unsur transisi periode
keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V),
Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng
(Zn).
Sifat Unsur Transisi Periode 4

Semua unsur transisi mempunyai sifat logam seperti konduktor panas dan listrik yang
baik serta berwujud padat pada temperatur kamar kecuali (Hg). Beberapa unsur transisi
cukup reaktif dengan asam menghasilkan gas h2 dan non logam seperti oksigen dan
halogen menghasilkan oksida dan Halida, serta sedikit yang tidak reaktif. Ketidak
reaktifan beberapa unsur transisi ditandai oleh tingginya entalpi sublimasi tingginya
energi ionisasi dan rendahnya entalpi pelarut tingginya titik Leleh mengindikasikan
tingginya entalpi sublimasi.
mempunyai bilangan oksidasi lebih dari
satu macam meskipun ada juga yang hanya
01 mempunyai satu macam
Contoh: Fe?+ dan Fe?+
02 mempunyai kecenderungan yang kuat
membentuk ion kompleks
Sifat Khas Dari senyawa ada yang bersifat paramagnetik tetapi ada pula
03
Unsur Transisi yang bersifat diamagnetik
Contoh:
? [coF]?- bersifat paramagnetik karena dalam ion co3 +
terdapat 4 elektron yang tidak berpasangan
? [co(NH3)6]?+ bersifat diamagnetik karena ion co3 +
tidak terdapat elektron yang tidak berpasanga

kebanyakan ion atau senyawanya berwarna


04
Gambar 3.37
Warna pada unsur transisi periode 4
Tabel 3.14
•Pada sifat-sifat unsur transisi ini dari kiri ke kanan massa atom bertambah kecuali nilai
berdasarkan grafik garis
•Berdasarkan konfigurasi elektron unsur transisi dapat disimpulkan bahwa ion-ion unsur
transisi bersifat paramagnetik
•Titik leleh dan titik didih unsur-unsur transisi pada umumnya sangat tinggi. lebih
tinggidaripada alkali dan alkali tanah (Li 181 °C. Cs 29 °C).
•Rapat jenis unsur-unsur transisi cukup besar (dua unsur yang mempunyai rapat jenis terbesar
adalah osmium 22,57 g cm dan iridium 22.61 g cm).
•Jari-jari atom unsur transisi tidak teratur seperti periode ketiga (dari kiri ke kanan makin
kecil), bahkan ada yang lebih besar daripada unsur sebelah kirinya.
•Sifat unsur transisi yang penting adalah kemampuannya membentuk ion kompleks.
•Eksperimen yang mendukung ion kompleks,jiika 0.1 mol zat-zat CrCI, 6NH,, CICI, 5NH,,
CrCI, ANH,, dan CrCI,.3NH, dilarutkan dalam air, kemudian ditambahkan larutan AgNO,
dalam jumlah yang cukup, ternyata tidak menghasilkan endapan AgCl yang sama banyaknya.
Selain itu, penurunan titik bekunya juga berbeda-beda
Tabel 3.15
Penurunan titik beku
Tabel 3.16
Ionisasi senyawa senyawa tersebut dalam air

i
Gambar 3.38

Alfred Werner (awal tahun 1900-an) menerangkan bahwa ion Cr³+ berikatan
dengan 6 ion atau molekul yang berdekatan membentuk oktahedral seperti trasikan
pada gambar 3.38
Ionisasi senyawa senyawa tersebut dalam air dapat
ditunjukkan kedalam tabel 3.16
Ion atau molekul yang berdekatan dan berikatan dengan ion pusat disebut ligan.
Komposisi kompleks kompleks tersebut ditunjukkan dalam tabel 3.17
1) Penulisan ion kompleks

Dituliskan ion pusat diikuti ligan-ligannya


2) Pembentukan ion kompleks

Ion kompleks terbentuk dengan ikatan kovalen koordinasi antara


ligan (mempunyai pasangan elektron bebas) dengan ion pusat
(mempunyai orbital kosong, umumnya orbital d). Sifat kemagnetan
ion kompleks dipengaruhi oleh ada tidaknya elektron tak
berpasangan pada ion pusatnya (elektron pada orbital d).

pembentukan ion kompleks


Pembentukan kompleks [Ni(CN)4]2- yang bersifat diamagnetik dengan
geometri segi empat datar (square planar).
Ion [Ni(Cn)4]2- bersifat diagmanetik. Hal ini menunjukkan ion pusat Ni2+
tidak mengandung elektron tak berpasangan. Ni2+ harus menyediakan 4
orbital yang kosong (sebagai ion pusat) untuk menerima 4 ion CN-
(sebagai ligan). Keempat orbital tersebut adalah 1 orbital 3d, 1 orbital 4s,
dan orbital 4p.
3. Penanaman Ion Kompleks (IUPAC)
Langkah-langkah penamaan ion kompleks berikut.
1. Disebutkan nama ligan, jika terdapat beberapa ligan maka nama ligan
diurutkan secara alfabetis tanpa memandang jumlahnya. Penamaan unit, misalnya
diammin, didaftar sebagai “a”.
2.
b. Penamaan ligan netral sesuai nama molekul netralnya
H2O : aqua
NH3 : ammin
CO : karbonil
NO : nitrosil
c. Untuk ligan-ligan yang tidaj sederhana , penanaman nya biasa dituliskan dengan singkatan.
Contoh :
anion oksalat ( C2O42-) disingkat ox
3. Banyaknya ligan dinyatakan dengan awalan di(2) , tri (3), tetra (4), penat (5) , heksa (6), terkadang dengan
awalan bis,tris,tetrakis sebagai pengganti di,tri dan tetra.
4. Nama kompleks bermuatan negatif (anion) berakhiran at. Bilangan oksidasi ion pusat ditunjukkan
dengan angka romawi di dalam tanda kurung .
5. Sifat Atmosfer Ion Kompleks
Larutan tawas KCr(SO4)2. 12H2O dalam air bersifat asam lemah. Hal ini dikarenakan ion kromium dalam
air membentuk kompleks [Cr(H2O)6].

Jika ditambahkan asam maka akan terjadi reaksi sebaliknya,proton akan diikat oleh OH- membentuk
H2O dan kedudukan OH- sebagai ligan digantikan oleh H2O
5. Penggantian Ligan
Suatu ligan yang kurang reaktif terhadap ion pusat dapat digantikan oleh ligan lain yg lebih reaktif terhadap
ion pusat. Misalnya amonia (NH3) dapat menggantikan kedudukan air (H2O), sedangkan amonia dapat
digantikan kedudukannya oleh etilendiamin (en). Reaksi yg terjadi adalah
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai