Anda di halaman 1dari 56

SISTEM INFORMASI

PERENCANAAN
PEMAHAMAN UMUM
Sistem informasi perencanaan diperlukan untuk
mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis
data yang terkait dengan perubahan di dalam
komunitas.
Sistem informasi perencanaan ini merupakan dasar
dalam perencanaan yang “intelligence”.
Planning intelligence adalah seperangkat informasi
yang dapat digunakan sebagai alat bantu strategis yang
memungkinkan perencana dan masyarakat untuk
identifikasi, mengerti dan bertindak pada kondisi baru
atau memperkirakan apa yang akan terjadi sebelum
mengambil keputusan.
SIP harus dapat menjawab secara tepat dan cepat
pertanyaan-pertanyaan mengenai lokasi, kondisi,
kecepatan, jumlah dan tipe perubahan land use yang
terjadi.
SIP harus dapat menyediakan informasi yang
dibutuhkan untuk analisis sosial, lingkungan, fiskal
dan dampak ekonomi akibat perubahan-perubahan dan
juga membandingkan masa lalu, masa kini dan masa
yang akan datang.
SIP juga harus memungkinkan perencana memberikan
masukan pada pengambil keputusan mengenai pilihan
alternatif dan dampaknya bagi berbagai pihak.
Dalam praktek, bentuk SIP bisa bermacam-macam
mulai dari sekedar peta sederhana yang dibuat secara
manual hingga GIS yang berbasiskan komputer.
DEFINISI DAN PENGGUNAAN
SIP adalah kumpulan data keruangan, studi-studi,
analisis dan model yang digunakan untuk perencanaan
publik dan manajemen, negosiasi, debat dan
pengambilan keputusan.
SIP berbeda dari sistem informasi lainnya dalam hal
kebutuhannya untuk mengkaitkan informasi pada
ruang dan lokasi dan berfokus pada tindakan maupun
implikasinya.
Kegunaan SIP adalah membangkitkan pengetahuan
dan mendukung pemahaman dan keputusan mengenai
lingkup perencanaan dalam kependudukan, ekonomi,
lingkungan, guna lahan, infrastruktur dan fasilitas
komunitas.
Pengetahuan dan dukungan tersebut terbentuk melalui:
 deskripsi perkembangan dan kondisi saat ini
 perkiraan kondisi masa yang akan datang
 monitoring, pencatatan dan interpretasi perubahan yang
terjadi
 diagnosa persoalan perencanaan dan pembangunan
 memodelkan keterkaitan, dampak
 mempresentasikan informasi pada perencana, masyarakat
dan pengambil keputusan
Contoh: Karena pertumbuhan penduduk menyebabkan
perubahan land use, maka sistem harus dapat
menjawab:
 di mana pertumbuhan penduduk terjadi
 kelompok umur berapa yang tumbuh pesat dan apa
implikasi pada perumahan dan pekerjaan
 kapan angka pertumbuhan akan berubah
 berapa banyak pertambahan penduduk sejak sensus
terakhir
 siapa mendapat keuntungan dan dimana
 apa yang terjadi jika angka pertumbuhan beda
MANAGEMENT ISSUES
Manajemen sistem informasi adalah proses desain dan
implementasi.
Issues terkait:
 kontrol, kepentingan, koordinasi
 hardware dan software
 sistem organisasi, implementasi sistem
 aksessibiltas
 staffing
KONTROL
 staf teknis? pimpinan unit? top manajer?
 Jika teknisi berada “diluar” unit perencana sistem akan
lambat dalam meresponse kebutuhan perencanaan
 Sistem kontrol cenderung menentukan orientasi sistem
yang akan dibuat
 KEPENTINGAN
 Macam kepentingan fungsi SIP akan sangat bergantung
kontrolnya.
KOORDINASI PENYEDIA-PENGGUNA
 pemerintah pusat/daerah dan swasta sama-sama
membutuhkan SIP
 Dalam beberapa hal mungkin saja pengguna adalah juga
sebagai penyedia data
 Dari lingkup kerjanya, perencana memiliki rentang
kebutuhan yang luas dan bergantung pada banyak
sumber untuk penyediaannya
 PEMILIHAN HARDWARE-SOFTWARE
 Tidak ada jawaban umum karena beragamnya kebutuhan
dan perkembangan teknologi.
 PC? Workstation? Minicomputer? Mainframe?
 Dulu, bergantung pada besarnya data.
 Sekarang, lebih kompleks karena meningkatnya
kapasitas PC baru, adanya network, dsb
 Untuk Sotware: bergantung pada macam/tipe program
yang dibutuhkan dan bisa dibeli
 Semua sistem membutuhkan DBMS dan program
pembuatan peta dan analisis spatial
 Macam software komputer dan fungsi:
 Tipe: Database Management
 Fungsi: Attribute file maintenance
 Tipe: Spreadsheet
 Fungsi: Numeric Analysis
 Computer Mapping and Spatial Analysis
 Fungsi: Thematic Mapping
Computer assisted design (CAD)
Geographic Information System (GIS)
* Vector (polygon)
* Raster (grid)
* Quadtree (subdivided
grid)
 Thematic mapping programs:
 Misalnya: ATLAS Graphics
 Mengkaitkan atribut dalam tabel dengan fixed spatial areas seperti
batas kecamatan/desa untuk mempersiapkan presentasi peta dan
gambar seperti peta kepadatan penduduk.
 Computer assisted design (CAD):
 Misalnya: Autocad
 Untuk menggambar garis, titik, area secara presisi untuk membuat
design atau data spatial untuk arsitektur, engineering, site
planning, facility management atau aplikasi perencanaan kota.
 Geographic Information System (GIS):
 Misalnya: Arc/Info
 Mengintegrasikan basisdata ruang dan textual
 Overlay layer informasi dan membuat layer baru untuk menjawab
pertanyaan “what if” untuk presentasi, analisis, pemodelandan
perencanaan
 Output Pemetaan menggunakan komputer:
 Vector: menghasilkan bentuk aktual dari area geografi
(land parcel, watershed)
 Raster: menghasilkan grid.
 SISTEM ORGANISASI
 Ada 3 pola: sentralisasi, desentralisasi dan distribusi
 SENTRALISASI
 Terpusat pada satu tempat
 Kontrol dan operasi oleh spesialis/dept.informasi
 Pengguna menggunakan remote access terminal
 KEUNTUNGAN: dikelola oleh ahlinya, murah, dengan adanya
prosedur standard mengurangi kesalahan penggunaan
 KERUGIAN: ketergantungan pada “pusat”, delay, berkurang
kemampuan menemukan analisis secara independen
 DISTRIBUTED
 Kombinasi sentral komputer sebagai perpustakaan data dan
program, dan melayani komputer di unit lainnya melalui remote
access dan remote processing
 KEUNTUNGAN: otonomi untuk melakukan analisis ada pada
setiap unit dan tidak membebani pusat, beragam hardware-
software dan data dapat dikaitkan hingga terbentuk sistem yang
terintegrasi
 KERUGIAN: tidak memiliki kebebasan mutlak dalam
operasional, tapi dengan pengorganisasian yang baik hal ini dapat
dipecahkan
 pilihan bentuk ini adalah yang terbaik (ada sharing)
 DESENTRALISASI
 Independen komputer atau komputer sistem pada masing-masing
unit dengan masing-masing database dan dikontrol oleh staf
masing-masing
 KEUNTUNGAN: peralatan dan data ada dalam kontrol pengguna
sehingga dapat menetapkan prioritas, membuat aplikasi sesuai
kebutuhan
 KERUGIAN: kemungkinan besar terjadi duplikasi antar unit,
tidak bisa membentuk keterkaitan database yang berguna dan
efisien
CENTRALIZED PROCESSING
DISTRIBUTED PROCESSING

TERMINAL TERMINAL CLIENT


CLIENT COMPUTER
COMPUTER

KOMPUTER KOMPUTER
INDUK INDUK
CLIENT
COMPUTER
CLIENT
TERMINAL TERMINAL COMPUTER

CLIENT
COMPUTER

DECENTRALIZED PROCESSING

KOMPUTER KOMPUTER

SERVER

KOMPUTER KOMPUTER

TERMINAL
IMPLEMENTASI SISTEM
 Bisa menyulitkan karena kompleksitas teknologi, resiko
politik, dan perubahan institusi.
 Harus jelas jenis paket peralatan yang perlu/ dibutuhkan,
ketersediaan/jaminan dana dari pengambil keputusan,
dan kapan dapat dioperasionalkan.
 Lebih baik membangunnya secara bertahap.
 Jika kebutuhan sistem sudah didefinisikan, dana dan
tenaga ahli sudah tersedia, bisa membangun secara
komprehensif.
AKSESIBILITAS
 Keputusan siapa yang memilik akses untuk melakukan
apa di dalam sistem, bergantung pada bagaimana
database dibuat dan digunakan.
 Akses yang dibuka, mulai dari sekedar melihat tapi tidak
bisa merubah, hingga bisa mengakses dan memasukkan
data.
 Issue mengenai aksesibilitas data ini terkait pada
melindungi informasi dari penggunaan yang tidak tepat,
privacy dan sensitif informasi individu atau organisasi,
dan sharing biaya perawatan database diantara pengguna.
STAFFING
 Menemukan qualified staff adalah problem utama.
INFORMATION SYSTEM
DESIGN
Kemampuan kedalaman (resolusi) analisis/ fungsi
management sejalan dengan kemampuan design sistem
informasi.
Penentunya adalah:
 Lingkup Sistem
 Computer Mapping and Spatial Analysis
 Penyajian data, pelaporan, analisis dan pemodelan
 Expert System
LINGKUP SISTEM
 Lingkup ditentukan berdasarkan analisis kebutuhan
dikaitkan dengan pekerjaan yang diharapkan dari sistem.
 Jika tidak ada batasan biaya dan staf, lingkup SIP bisa
sangat luas karena perencanaan mempunyai perhatian
padaketerkaitan antara aktivitas dan fungsi
 Jika terdapat keterbatasan, adalah penting untuk
memperhatikan lingkup sistem.
 Mengumpulkan dan merawat data adalah mahal
 Perencana perlu memikirkan data dan analisis dasar/ pokok
sehingga sistem dibuat untuk basic needs.
COMPUTER MAPPING & SPATIAL ANALYSIS
 Sistem pemetaan dengan menggunakan komputer, terdiri
dari dua tipe data:
 grafis
 Titik/points : titik tinggi, sumur
 Garis/lines : sungai, jalan
 Area/polygons : guna lahan
 attribute
 karakteristik non-grafis/data statistik
 misal: jenis lahan, jumlah penduduk
 dalam bentuk tabel

 Data grafis dan atribute ini dikaitkan dengan yang


disebut: geographic identifiers, menggunakan skema
referensi standard seperti sistem koordinat sehingga
dapat menunjukkan lokasi.
 Issues lainnya:
 tipe unit spatial yang akan digunakan
 jika guna peta untuk membandingkan dan display informasi,
maka pemetaan tematik sederhana cukup
 jika untuk design engineering yang presisi, maka CAD
 jika untuk perencanaan land use kota, maka software GIS yang
perlu ialah Arc/Info (VECTOR-BASED)
 jika untuk regional planning atau perencanaan lingkungan pada
area yang luas atau menggunakan citra satelit, maka software
GIS yang perlu ialaha ERDAS (RASTER-BASED)
 software yang ada sudah menggabungkan untuk berbagai
fungsi walaupun di design untuk “satu macam” aplikasi
 sistem registrasi peta
 berkait pada “skema” lokasi yang lebih luas, yaitu dalam
bentuk sistem koordinat (latitude-longitude, UTM)
 mungkin perlu suatu proses koreksi geometrik
 keuntungan registrasi peta: overlay peta yang akurat dapat
dilakukan untuk menghasilkan “composite map”
 spesifikasi akurasi
 persoalan akurasi mulai muncul ketika ada proses transfer dari
peta analog ke peta digital (sliver, rubbersheeting, snapping)
 perlu diketahui tingkat ketelitian peta yang digunakan/
dihasilkan
 pengaturan pembaharuan data (updating)
 merupakan hal kritis yang harus diperhatikan agar informasi
tetap “up to date”
 perlu dibuat prosedur
QUERYING, REPORTING, ANALYSIS, MODELING
 Kontribusi SIP untuk pengambilan keputusan pada
perubahan land use melalui menjawab pertanyaan,
pengumpulan laporan, melakukan analisis dan
pemodelan dampak perubahan dan alternatif.
 Penggunaan dasar adalah merespon pertanyaan-
pertanyaan seperti: “what, where dan when”.
 Dengan demikian, sistem informasi adalah sistem
referensi, berisikan fakta sejarah dan kini dan juga
estimasi masa yang akan datang.
 Penggunaan yang lebih maju adalah pemodelan,
seperti model dampak urban development akibat
sistem kapasitas transportasi dan utilitas, air dsb.
EXPERT SYSTEM
 Adalah program komputer yang menggunakan
artificial intelligent, dalam format aturan
pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan
dari ahli (expert) untuk mempertajam dan
memperjelas definisi persoalan untuk menyediakan
pendapat/advis dalam pemecahan persoalan.
 Selain banyak digunakan dalam bidang medicine,
engineering dan chemistry, tetapi potensial juga
untuk perencanaan:
 interpretasi terhadap situasi yang di deskripsikan dari data,
seperti menentukan apakah land use yang diusulkan sesuai
dengan zoning atau peraturan pembangunan lokal
 Diagnosa persoalan dan kemungkinan penyelesaian, seperti
membantu dalam pelaksanaan dan perawatan infrastruktur
fisik
 Design dan perencanaan, seperti melakukan analisis pada
site/lokasi tertentu
 Memonitor hasil dan kontrol sistem behavior, seperti
kontrol kondisi lingkungan didalam bangunan
 Instruksi untuk pemula, seperti mengajarkan anggota baru
mengenai zoning dan peraturan pembangunan
INFORMATION MODULE
DESIGN
Pengumpulan data untuk area jenis yang berbeda
seperti ekonomi dan kependudukan mempunyai isi
yang berbeda tetapi strukturnya sama dan mengikuti
tahapan proses yang sama.
Ini dapat ditampakkan dan di design sebagai
“information modules”.
Tugas utama untuk mengorganisasikan setiap jenis
informasi atau modul:
 Classification
 Data Capture
 Data Organization
 Interpretation
Setiap modul akan dibuatkan basis datanya (kumpulan
informasi yang terstruktur) dan akan digunakan
software database management untuk bekerja secara
efisiensi dengan data tersebut.
 Classification
 semua sistem informasi merujuk pada klasifikasi data agar
informasi lebih bermakna dan manageable
 skema klasifikasi adalah tipologi yang mengatur setiap data
menurut label identifikasi dan letaknya di dalam struktur data atau
hirarki
 Jika lebih dari satu skema klasifikasi yang tersedia, maka
pemilihannya adalah penting bagi keputusan disain sistem.
 Misal: jika klasifikasi land use berdasarkan kepadatan (jumlah
unit per HA), maka rentang kepadatan yang dipilih (1-2
unit/HA, 3-5 unit/HA, dst) harus kompatible tidak hanya
dengan pola eksisting land use dan pengkelasan dalam
perencanaan land use tetapi dengan kelas dalam peraturan
zoning dan pembangunan dan dengan standard dan kriteria
lingkungan.
 Data Sources and Capture
 data yang didapatkan untuk sistem informasi adalah:
 melalui import dari sumber “luar” dan
 melalui pengumpulan
 pemerintah lokal, daerah atau pemerintah pusat merupakan
sumber informasi (bergantung pada lingkup SIP yang akan
dibuat).
 Data Quality
 nilai dari informasi yang dihasilkan bergantung pada kualitas data
yang dikumpulkan dan dirawat di dalam sistem informasi
 kontrol kualitas adalah perlu untuk mendapatkan konsistensi dan
akurasi data yang dikumpulkan melalui survai, pencatatan, atau
sumber lainnya
 Kualitas data mempengaruhi kelayakan dan validitas temuan dari
analisis
 Disebut LAYAK apabila hasil analisis akan sama jika diulang
 Disebut VALID apabila temuan analisis diperkuat di dalam batas
kewajaran oleh hasil yang didapat dari pengukuran lain yang ada
 Sangat tidak realistis jika mengasumsikan peta dan tabel di dalam
komputer bebas dari kesalahan.
 Kesalahan bisa saja terjadi dari:
 dokumen sumber atau peta dasar,
 umur data
 penggunaan skala yang tidak tepat
 ground control yang tidak memadai
 kesalahan pengukuran dan klasifikasi
 variabel dari alam (garis pantai)
 Kesalahan juga bisa karena operasional, dihasilkan melalui
pemrosesan data
 Proses digitizing, editing dan plotting peta dasar juga dapat
menimbulkan kesalahan
 Mengkombinasikan beberapa peta - masing-masing mempunyai
kesalahan - menjadi composite map dapat memperbesar tingkat
kesalahan
 Konversi peta dari format vektor ke raster menyebabkan
hilangnya beberapa informasi
 Untuk minimasi efek yang merugikan karena persoalan kualitas,
kualitas data harus dijelaskan:
 sejarah data (tanggal, skala, penilaian terhadap kesalahan)
 ketelitian posisi (dinilai melalui kontrol point)
 ketelitian atribut (cek melalui sample)
 Data Organization
 setelah data dikumpulkan, harus diorganisasikan secara sistematis
untuk memfasilitasi akses dan penggunaan.
 Elemen dasar dalam modul data dan gunanya:
 records: unit dasar organisasi koleksi data
 files: koleksi record terkait untuk menghasilkan informasi
 attributes: daftar karakteristik area keruangan
 maps: display keruangan bentuk geografi dan atributnya
 registration systems: kerangka (koordinat) untuk melokasikan
data kedalam permukaan bumi
 parcel identification numbers: mengkaitkan antara area di
dalam peta dengan data atribut
 screens: organisasi awal menu/outline informasi yang diminta
di dalam daftar pertanyaan
 Data Interpretation
 program software dapat memfasilitasi pekerjaan diluar sekedar
data kasar (raw-data) untuk menginterpretasikan arti data tersebut
 Misal: GIS model buffer dapat digunakan untuk test sistem
transit yang diusulkan melalui pembandingan antara jumlah
penduduk yang tinggal dalam berbagai jarak di dalam koridor
transit sistem yang diusulkan dengan berbagai asumsi
kepadatan
 Setiap modul informasi akan menggunakan bentuk interpretasi
sendiri untuk mendapatkan pengetahuan mengenai topik tersebut
 Analisis antar module akan mengkaitkanbermacam topik seperti
land use dengan lingkungan, ekonomi dengan infrastruktur dan
sebagainya
 Map Features
 skala adalah keterkaitan yang tepat antara jarak nyata dilapangan
dan faktor pembagi yang merepresentasikan jarak tadi di dalam
peta
 semakin besar skala peta, semakin extensif representasi dari
detail di dalam peta
 skala peta asli adalah penting untuk menilai jumlah informasi
dan ketelitian peta yang didigitasi
 Permukaan 3 dimensi (area + tinggi_ dapat direpresentasikan
sebagai “digital elevation model” (DEM)
 TIN (triangulated irregular network) adalah teknik khusus di
dalam GIS untuk merepresentasikan nilai permukaan 3 dimensi
LAND RECORDS
MANAGEMENT PROGRAM
Aerial Photography
 Peta dasar yang dihasilkan
 line-drawn cartographic base maps
 photographic-image orthophoto base maps
Orthophoto Base Maps
 dihasilkan dari foto udara yang sudah di rektifikasi
 jarak di orthophoto dapat diskalakan
Cartographic Base Maps
 Adalah peta garis untuk menunjukkan bentuk planimetris
termasuk nama, batas kota, sungai, jalan kereta, land use,
fasilitas rekreasi, dsb.
Topographic Maps
 adalah orthophoto atau cartographic base maps berisikan
garis kontur dan titik tinggi
Cadastral Maps
 menggambarkan batas kepemilikan lahan
 setiap persil ditunjukkan dengan parcel identification
number (PIN)
 meliputi nama, batas, jalan, administratif dsb.
Soil Maps
 menggambarkan secara detail tipe tanah (soil types).
PLANNING INFORMATION as
STRATEGIC INTELLIGENCE
SIP adalah sumber utama dari planning intelligence.
Fungsi:
 bagi perencana land use:
 membantu memahami dampak perubahan daerah perkotaan
 membantu peningkatan lingkungan
 bagi “pemain” yang berorientasi pasar:
 membutuhkan informasi mengenai perubahan demografi,
infrastruktur, kondisi lingkungan, proyek-proyek yang telah
disetujui dsb
 bagi “pemain” yang berorientasi sosial:
 sebagai “early warning” tentang proyek public dan private yang
akan mempunyai dampak terhadap interes mereka
 mereka akan melihat data yang dapat digunakan untuk menentang
proyek yang tidak diinginkan dan juga menghitung dampaknya
 informasi bagi mereka adalah sumberdaya kunci dalam
mempengaruhi kebijaksanaan publik dan keputusannya
 bagi pemerintah:
 menggunakan untuk menjalankan tugas dan fungsinya termasuk
membuat rencana dan anggaran
 Adalah tangungjawab perencana untuk meyakinkan
sistem informasi didisain dan digunakan untuk
keuntungan komunitas dan juga pada saat yang
bersamaan untuk mendukung fungsi perencanaan
 Sistem informasi yang terkomputerisasi mempunyai
potensi untuk merestruktur dan memperbesar lingkup
analisis perencanaan:
 membutuhkan waktu untuk sampai operasional
 memerlukan perubahan besar pada institusi agar efektif
 menjadi menarik karena potensi teknologi dan underestimate
“soft-cost” untuk implementasi (staffing, pelatihan, perawatan
dan management)
 Underestimate usaha politis yang diperlukan untuk mendukung
sistem informasi yang inovatif
 Perencana perlu melakukan pentahapan implementasi
secara konservatif:
 terlebih dahulu mempelajari sistem yang sederhana
 arah pengembangan sistem harus terkait dengan perkembangan
kebutuhan operasional pelayanan
 untuk mendukung kebutuhan pengambilan keputusan,
 untuk melayani kebutuhan publik akan informasi
 aspek teknis sistem harus sudah dikuasai sebelum fungsinya
diperluas diluar kemampuan staf untuk mendukung sistem
tersebut

Anda mungkin juga menyukai