Anda di halaman 1dari 9

MERAWAT TRADISI

MODERAT KAUM MILENIAL


Oleh:
Imam Khoirul Ulumuddin
KARAKTER GENERASI MILENIAL

PERCAYA PADA USER LEBIH MEMILIH HP DIBANDINGKAN


GENERATED CONTENT (UGC) TELEVISI

- - GENERASI MILENIAL CENDERUNG LEBIH


PERCAYA PADA USER GENERATED CONTENT (UGC)
SENANG MENGGUNAKAN PONSEL GENGGAM
DIBANDINGKAN INFORMASI YANG DATANGNYA SATU
DIBANDINGKAN TELEVISI. BAHKAN, MAYORITAS
ARAH. UGC MERUPAKAN INFORMASI YANG DIBUAT GENERASI INI MEMILIKI DAN MENGGUNAKAN
OLEH PENGGUNA DAN DIUMUMKAN KE MEDIA MASSA. SOSIAL MEDIA
CONTOHNYA; TESTIMONI DAN REVIEW

MINAT BACA DENGAN CARA


MENGGUNAKAN TEKNOLOGI UNTUK KONVENSIONAL RENDAH
MENCARI INFORMASI
- TUMBUH KETIKA TEKNOLOGI SEDANG BERKEMBANG - CARA BACA KONVENSIONAL SEPERTI KORAN, BUKU, DAN
MEMBUAT GENERASI INI MEMANFAATKAN TEKNOLOGI UNTUK MAJALAH KURANG DIMINATI PARA GENERASI INI. MEREKA
SEGALA HAL, TAK TERKECUALI UNTUK MENCARI INFORMASI RELATIF LEBIH SENANG MEMBACA INFORMASI DI INTERNET
ATAU E-BOOK

SENANG CASHLESS ADA YANG MALAS DAN KONSUMTIF


- KARAKTERISTIK GENERASI MILENIAL BERIKUTNYA YAITU
- SELAIN MEMPUNYAI KARAKTER BAIK, GENERASI INI JUGA
SENANG MENGGUNAKAN PEMBAYARAN CASHLESS. TENTU
SAJA CARA INI LEBIH PRAKTIS DIBANDINGKAN TRANSAKSI SERINGKALI MEMILIKI SIFAT MALAS DAN KONSUMTIF. TENTU
SECARA KONVENSIONAL SAJA TAK SEMUA MILENAL MEMILIKI SIFAT INI, NAMUN TETAP
ADA GENERASI MILENIAL YANG MEMILIKI SIFAT BURUK INI

2
Jika di telusuri, sebenarnya moderasi bukanlah hal yang
baru bagi umat Islam
Indonesia. Di pulau jawa terutama, penyebaran agama
Islam oleh para penyebar
Islam oleh Sembilan wali songo, di kenal dengan sikap
mereka yang moderat, sehingga Islam bisa menyebar
luas di Indonesia
PRINSIP
MODERASI BERAGAMA TAWASSUTH
(MENGAMBIL JALAN
TENGAH)
Moderasi beragama biasa
dipahami sebagai sikap tengah
dalam memahami ajaran agama. TAWĀZUN
(BERKESEIMBANGA
Dalam Islam, konsep moderasi ini N)
sering dipadankan dengan istilah
Islam wasathiyah. I'TIDĀL
Konsep Islam wasathiyah secara (LURUS DAN TEGAS)
umum juga dijadikan dasar dalam
TASĀMUH (TOLERANSI)
memahami prinsip-prinsip
moderasi dalam beragama,
MUSĀWAH (EGALITER)
terutama dalam perspektif
keislaman
SYURĀ
(MUSYAWARAH)
INDIKATOR MODERASI BERAGAMA

1 KOMITMEN KEBANGSAAN

2 TOLERANSI

ANTI RADIKALISME DAN


3 KEKERASAN

AKOMODATIF TERHADAP
4
BUDAYA LOKAL

2
Sejarah Islam di Nusantara telah mengalami pergumulan dengan
nilai-nilai budaya lokal yang beragam. Islam hadir bukan untuk
mendobrak atau membabat habis tradisi dan budaya lokal, melainkan
untuk berdialektika dengan konteks dimana ia berada.

“Islam di Indonesia itu timbul dari basis kebudayaan. Jika itu


dihilangkan, maka kemungkinannya ada dua, pertama, kebudayaan
akan mati, kedua, Islam akan hancur.” KH. Abdurrahman Wahid
(1940-2009) mampu bertahan dan berkembang sehingga
memunculkan corak keislaman baru yang khas. Berbeda dengan
keislaman di negara lain.
‫املحافظة على القديم الصالح و األخذ بالجديد األصلح‬
(menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik)
Merawat Tradisi Moderasi yang sebetulnya sudah ada sejak
dahulu, bagi Kaum Milenial sangatlah penting, Jika tidak,
maka keberagaman yang ada di Indonesia akan mengancam
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sikap intoleransi antar sesama akan memantik konflik di
antara masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, marilah kita
tetap mempertahankan tradisi moderasi yang sudah menjadi
budaya kita, dengan saling menjaga dan menghormati, tanpa
harus saling menyalahkan dan memusnahkan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai