dalam
Analisis
Kesalahan dalam analisis
• Kesalahan didasarkan pada perbedaan antara hasil
pengukuran (nilai perhitungan dgn nilai sebenarnya).
• Pada dasarnya setiap pengukuran dalam analisis kimia selalu
mengandung kesalahan.
• Semakin banyak langkah maka kesalahan yang terjadi akan
semakin besar.
• Ada 3 macam kesalahan dalam analisis kimia: kesalahan
gamblang (gross error), kesalahan acak (random error), dan
kesalahan sistematik (systematic error).
Fungsi seorang analis:
Memperoleh hasil pengukuran yang sedekat mungkin dengan nilai
sebenarnya dengan menerapkan prosedur analisis secara benar.
Gross Error/Kesalahan Gamblang
• Karena kesalahan Absolut menyatakan perbedaan antara hasil analisis dengan nilai sebenarnya
yang keduanya dinyatakan dengan satuan yang sama ( persen, mg, ML, dan sebagainya) maka
kesalahan Absolut mempunyai dimensi yang sama dengan hasil analisis. dengan demikian
kesalahan Absolut dapat dinyatakan misalnya: d=0,90 % ; d=2mg/100mL
• Misal :
Kadar As. Asetat di perdagangan adalah 25 %
( berdasarkan etiket, nilai ini dianggap nilai sebenarnya)
Hasil pengukuran /analisis( rata-rata ) = 23 %
Maka : Kesalahan absolutnya = (25 - 23)% = 2 %
Kesalahan relatif = (25 – 23 ) / 25 = 8 %
• Dalam banyak hal kesalahan relatif lebih sering dipakai. Hal ini disebabkan
kesalahan Absolut seringkali belum dapat menunjukkan ketelitian hasil analisis
yang didapat.
• Sebagai contoh, kesalahan Absolut sebesar 0,05% pada tablet vitamin C yang
mengandung 50% vitamin C dapat dikatakan Hasil tersebut sangat baik. akan
tetapi kalau kesalahan Absolut sebesar 0,05% terjadi pada penetapan kadar
arsen dalam makanan yang mengandung 0,01% arsen, Hasil tersebut akan
sangat tidak baik.
• Berbeda dengan kesalahan absolut, kesalahan relatif merupakan perbandingan
antara kesalahan Absolut dengan nilai sebenarnya. jadi kesalahan relatif (e)
adalah
• Cara ini sering membingungkan apabila hasil analisis
dinyatakan dalam persen. untuk, kesalahan relatif sering pula
dituliskan dalam bagian per 1000 ( PPT= part per thousand),
bagian per juta ( ppm= part per million) dan sebagainya.
• dari kedua contoh diatas maka kesalahan relatif penetapan
kadar vitamin C sebesar= 0,05/50 x100% = 0,1%, sedangkan
kesalahan relaatif pada penetapan kadar arsen= 0,05/0,01 x
100%= 500%.
• dari perhitungan ini jelas bahwa kesalahan relatif lebih sesuai
untuk memberikan gambaran akan ketelitian hasil analisis
yang didapat.
Ketepatan dan
Ketilitian
• Salah satu persyaratan yang mendasar dalam suatu Analisis
adalah ketepatan dan ketelitian. Seperti telah diuraikan di muka,
hasil yang tepat akan mempunyai selisih yang kecil antara
masing-masing hasil dalam 1 seri analisis ( penetapan kadar).
• Dengan kata lain, suatu hasil dikatakan tepat apabila penyebaran/
dispersi hasil dalam satu seri penetapan kecil. Dalam hal ini
dapat dikemukakan empat macam ukuran ketepatan, yaitu:
• Kisaran (range)
• Deviasi rata-rata (mean deviation)
• Standar deviasi (SD)
• Standar deviasi relatif(RSD)
Ukuran ketepatan
• Kisaran (range)
selisih hasil penetapan yang paling besar dan
paling kecil. Semakin kecil selisihnya berarti
hasilnya semakin tepat.
• Deviasi rata-rata (mean deviation)
Deviasi rata-rata (d) merupakan deviasi masing-
masing hasil penetapan terhadap rata-rata, dengan
tidak memperhatikan tanda deviasinya (positif
atau negatif)
Ukuran ketepatan
Standar deviasi
• Akar jumlah kuadrat deviasi masing-masing hasil penetapan terhadap
mean dibagi dengan derajat kebebasannya (degrees of freedom).
• SD lebih banyak digunakan sbg ukuran kuantitatif ketepatan/presisi,
terutama apabila dibutuhkan untuk membandingkan presisi suatu
hasil/metode dengan hasil metode lainnya. Semakin kecil nilai SD dari
serangkaian pengukuran, maka metode yang digunakan semakin tepat
• Dengan rumus SD dapat dinyatakan:
Ukuran ketepatan
• Standar deviasi relatif (RSD/relative standard deviation)
juga dikenal dengan koefisien variasi (cv) merupakan
ukuran ketepatan relatif dan umumnya dinyatakan dalam
persen.
• RSD dirumuskan dengan persamaan:
• Memanaskan sampel utk sampel yang tahan panas pada suhu 100-
120oC utk menghilangkan pengaruh variasi kadar air.
• Menimbang sampel sebelum dan sesudah pemanasan sehingga
kandungan air dapat diketahui.
• Memisahkan analit dgn karakteristik tertentu menggunakan
berbagai teknik pemisahan (destilasi, sentrifugasi, filtrasi,
ekstraksi pelarut, ekstraksi fase padat).
• Menghilangkan komponen matriks sampel yang dapat
mengganggu analisis komponen yg dituju.
• Memekatkan analit jika kandungan analit dalam sampel di bawah
kisaran konsentrasi metode analisis yang digunakan (evaporasi,
destilasi, ko-presipitasi, pertukaran ion, ekstraksi pelarut, ekstraksi
fase padat, atau elektrolisis)
Terima Kasih