Disediakan: Pdt. Palmen Sinaga Dept. Rumah Tangga – Konfrens DKI Jakarta & Sekitarnya Pendahuluan Dunia begitu cepat berubah, pada zaman dahulu orang menyampaikan pendapatnya selain secara langsung, dapat melalui surat walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama seperti telegram, pos dll. Pada zaman modern ini orang begitu cepat menyampaikan informasi dengan dua jari lewat gadget ditangannya, mudah memporward tulisan yang dia terima tanpa mengadakan konfirmasi apakah berita yang masuk di gadgetnya benar atau hanya informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Setiap orang tanpa berpikir Panjang, mudah melemparkan kata-kata, tanpa mengolah kata, apakah yang disampaikan membangun atau tidak. Ellen G. White: The Desire of Ages, 323
Kebiasaan kritik yang sembrono dan tidak sopan bereaksi terhadap
karakter, dalam menumbuhkan sikap tidak hormat dan tidak percaya. Banyak orang yang menuruti kebiasaan ini telah pergi tanpa sadar akan bahaya, sampai dia siap untuk mengkritik dan menolak pekerjaan Roh Kudus. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” Matius 12:36-37 4 Testimonies for the Church, hlm, 56
Setiap kata yang baik dan simpatik yang
diucapkan kepada orang yang berduka, setiap tindakan untuk meringankan yang tertindas, dan setiap karunia untuk memasok kebutuhan sesama manusia, yang diberikan atau dilakukan dengan mata untuk kemuliaan Allah, akan menghasilkan berkat-berkat bagi pemberi. Kata-kata Geram Satu kata geram akan memberi setan keuntungan dan seringkali melukai jiwa Anda sendiri dan menjauhkan orang lain dari terang.” The Review and Herald, 3 Mei 1887
Biarlah suara suami istri dipastikan lembut bila
berkomunikasi baik antara ayah, ibu dan kepada anak-anak. Buanglah segala kata-kata kecaman dan kata-kata yang tidak terpuji jangan terucap dari bibir kita. Kemarahan Sebagai Kemabukan Ketika seseorang sekali memberi tempat kepada roh kemarahan, ia sama mabuknya dengan pria yang telah menaruh gelas di bibirnya. Didiklah dirimu sendiri; kita harus belajar setiap hari. Kita harus naik lebih tinggi dan lebih dekat kepada Tuhan. Kolose 4:6 “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.” Perkataan yang Berapi-api, Luka bagi Diri Sendiri Ingat bahwa dengan perkataan yang berapi-apai, Anda akan melukai diri sendiri. Jika dalam keadaan apapun Anda akan duduk di tempat-tempat surgawi dalm Kristus, kata-kata Anda tidak akan diisi dengan PELURU yang MELUKAI HATI dan yang dapat MENGHANCURKAN kehidupan. Perkataan Sia-sia
Kata-kata adalah indikasi dari apa yang ada di hati.
Karena apa yang diucapkan mulut meluap dari hati. Lukas 6:45 “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya." Manusia dipengaruhi oleh kata-kata mereka sendiri. Seringkali dibawah dorongan sesaat, didorong oleh Setan, mereka memberikan ucapan kecemburuan atau dugaan kejahatan, mengungkapkan apa yang mereka tidak benar-benar mereka percayai; tetapi ekspresi berasal dari pikiran. Berbahaya jika mengucapkan satu kata keraguan, berbahaya untuk mempertanyakan dan mengkritik terang Ilahi. The Desire of Ages, 323 Hubungan yang harmonis bisa rusak apabila cara komunikasi tidak benar. Baik dalam kehidupan berumah tangga, berjemaat, bisa terjadi perpecahan oleh salah berkata-kata. Oleh sebab itu setiap insan manusia khususnya umat Tuhan, harus menjadi perekat, salah satunya menjadi perekat dengan menggunakan kata-kata yang membangun, menguatkan, memotivasi dll, untuk hal yang positif. Kesimpulan – Ellen G. White, MABJ, 64.2
“Biasakan memperhatikan dengan saksama
setiap kata dan tindakan. Jaga dengan penuh kewaspadaan kata-katamu. Kalahkan sifat cepat marah; karena ketidaksabaran jikalau dinyatakan, akan menolong musuh untuk menjadikan kehidupan rumah tangga tidak menyenangkan dan tidak cocok bagi anak- anakmu.” TUHAN MEMBERKATI