Anda di halaman 1dari 19

Pariwisata Berbasis Masyarakat

Pengantar Pariwisata Berbasis


Masyarakat
• Terminologi Community Based Tourism
(Pariwisata Berbasis Masyarakat) muncul sejak
tahun 1990-an (Putra, 2015).
• Pada tahun 1995, Kementerian Pariwisata
Indonesia memperkenalkan istilah Pariwisata
Berbasis Masyarakat ke khalayak sehingga
istilah ini semakin terkenal hingga tahun 2017
jenis pariwisata ini diklaim sebagai salah satu
katalisator pembangunan Indonesia.
• konsep pariwisata berbasis masyarakat
didefinisikan sebagai sebuah jenis pariwisata
yang mengutamakan kontrol masyarakat lokal
dalam pengelolaan dan pengembangan
sebuah destinasi (Denman 2001)
• pemberdayaan masyarakat dan
• partisipasi masyarakat.
• Adimihardja (1999) dalam Sunaryo (2013:215)
mendefinisikan pemberdayaan masyarakat
sebagai suatu proses yang tidak saja hanya
mengembangkan potensi ekonomi masyarakat
yang sedang tidak berdaya, namun demikian
juga harus berupaya dapat meningkatkan
harkat dan martabat, rasa percaya diri dan
harga dirinya serta terpeliharanya tatanan nilai
budaya setempat.
• Pemberdayaan masyarakat dimaknai sebagai
suatu upaya untuk menguatkan power (daya)
atau empowering dari golongan masyarakat
yang powerless (tidak berdaya), biasanya
mereka yang sedang tergolong ke dalam
masyarakat yang marjinal.
• Adimihardja (1999) dalam Sunaryo (2013:215) mendefinisikan
pemberdayaan masyarakat sebagai suatu proses yang tidak saja
hanya mengembangkan potensi ekonomi masyarakat yang
sedang tidak berdaya, namun demikian juga harus berupaya
dapat meningkatkan harkat dan martabat, rasa percaya diri dan
harga dirinya serta terpeliharanya tatanan nilai budaya
setempat.
• Pemberdayaan masyarakat dimaknai sebagai suatu upaya untuk
menguatkan power (daya) atau empowering dari golongan
masyarakat yang powerless (tidak berdaya), biasanya mereka
yang sedang tergolong ke dalam masyarakat yang marjinal.
• pemberdayaan juga berupa proses pemberian
stimulus berupa pelatihan-pelatihan kepada
warga agar menjadi lebih baik, termotivasi,
terdorong, berdaya, memiliki kemampuan dan
kesadaran dalam menentukan tujuan
hidupnya (Prijono,1996 ).
• Berdasarkan konsep pemberdayaan
masyarakat dalam pembangunan
kepariwisataan maka upaya pemberdayaan
masyarakat melalui kepariwisataan pada
hakikatnya harus diarahkan pada beberapa hal
sebagai bertikut:
• Meningkatnya kapasitas, peran dan inisiatif
masyarakat pembangunan kepariwisataan.
• Meningkatnya posisi dan kualitas
keterlibatan/partisipasi masyarakat.
• Meningkatnya nilai manfaat positif pembangunan
kepariwisataan bagi kesejahteraan ekonomi
masyarakat.
• Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam
melakukan perjalanan wisata (Sunaryo (2013: 219).
tugas
• Sebutkan jenis pemberdayaan masyarakat
yang ada di tempat tinggal kalian atau yang
alian ketahui!
• Sunaryo (2013:219) pembangunan
kepariwisataan harus merupakan suatu
kegiatan yang berbasis pada komunitas,
dengan faktor utama bahwa sumber daya dan
keunikan komunitas lokal baik berupa elemen
fisik maupun non fisik (tradisi dan budaya)
yang melekat pada komunitas tersebut harus
menjadi penggerak utama dalam pariwisata
tersebut.
• Timothy dan Boyd 2003) menyebutkan bahwa
keikutsertaan masyarakat (partisipasi) dalam
sebuah kegiatan pariwisata berbasis
masyarakat dapat ditunjukkan dengan dua
cara yaitu:
– keterlibatan masyarakat dalam mengambil
keputusan dan
– keadilan dalam pembagian manfaat pariwisata.
• keterlibatan masyarakat dalam mengambil
keputusan
masyarakat mempunyai kesempatan untuk
menyampaikan pendapat, harapan, bahkan
kekhawatiran atau rasa tidak setuju dalam suatu
pembangunan kepariwisataan. Partisipasi
masyarakat ini bermanfaat untuk menghasilkan
keputusan dan input dalam proses perencanaan
pariwisata.
• keadilan dalam pembagian manfaat pariwisata
terkait dengan hak masyarakat yang semestinya
memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh
keuntungan dalam pembangunan pariwisata yang
telah dilakukan di wilayahnya. Manfaat ini bisa
berupa finansial secara langsung, peluang pekerjaan,
kesempatan berusaha, mendapatkan pelatihan
kepariwisataan, dan mendapatkan pendidikan agar
sadar wisata (Timothy, 1999).
• kelompok negara-negara yang tergabung
dalam APEC (Asia Pacific Economic
Cooperation) memberikan penekanan
pentingnya CBT sebagai alat pembangunan
untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan.
pembangunan Comunity Based Tourism berupa 5
dimensi (Suansri 2003:21-22)
• Dimensi Ekonomi
Dimensi Ekonomi dengan indikator timbulnya dana
untuk pengembangan komunitas, terciptanya lapangan
pekerjaan di sektor pariwisata dan timbulnya
pendapatan masyarakat lokal.
• Dimensi Sosial
Dimensi Sosial dengan indikator terdapat peningkatan
kualitas hidup, adanya peningkatan kebanggaan
komunitas, pembagian peran yang adil antara laki-laki
perempuan, generasi muda dan tua dan terdapat
mekanisme penguatan organisasi komunitas.
• Dimensi Budaya
Dimensi Budaya dengan indikator mendorong
masyarakat untuk menghormati budaya yang
berbeda, mendorong berkembangnya pertukaran
budaya dan adanya budaya pembangunan yang
melekat erat dalam budaya lokal.
• Dimensi Lingkungan
Dimensi Lingkungan dengan indikator
pengembangan carryng capacity area, terdapat
sistem pembuangan sampah yang ramah
lingkungan dan adanya keperdulian tentang
pentingnya konservasi.
• Dimensi Politik
Dimensi Politik dengan indikator terdapat upaya
peningkatan partisipasi dari penduduk lokal,
terdapat upaya untuk meningkatkan kekuasaan
komunitas yang lebih luas dan terdapat
makanisme yang menjamin hak-hak masyarakat
lokal dalam pengelolaan sumber daya alam
(SDA).

Anda mungkin juga menyukai