Anda di halaman 1dari 67

MIKROORGANISME

Nurfadhilah Azis
(H041211021)

Dosen Pengampu: Dr. Zaraswati Dwyana M.Si


Sub Materi
Pengertian
01. Mikroorganisme 04. Bakteri

02. Algae 05. Ganggang Hijau Biru

03. Protozoa 06. Aktinomycetes

04. Fungi
07. Virus
01
Pengertian
Mikroorganisme
Apa itu Mikroorganisme?

Mikrobiologi berasal dari kata mikro (kecil atau renik), bio (hidup) dan logos (ilmu).
Jadi mikrobiologi merupakan bidang ilmu biologi yang mengkaji tentang mikroba
yang mencakup bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat
sebagai sel tunggal maupun kelompok sel seperti bakteri, alga, protozoa dan fungi
mikroskopik, bahkan virus meskipun virus tidak termasuk sel sebab materi
genetikanya hanya dibungkus oleh protein dan tidak memiliki kemampuan tumbuh
secara mandiri.
Mikroorganisme dikelompokkan atas dua kategori yaitu:

Protista yang Eukariotik yaitu Algae, Protozoa, Fungi dan


1.
Jamur Lendir.

Protista yang Prokariotik yaitu Bakteri dan Ganggang


2. Hijau Biru.
Algae 02
Pengertian Algae
Alga adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak
memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata.
Alga bahkan dapat diaggap tidak memiliki organ
seperti yang dimiliki tumuhan seperti akar, batang,
daun dan sebagainya. Karena itu alga pernah
digolongkan sebagai tumbuhan bertalus.
Morfologi Algae
Alga uniseluler (mikroskopik) dapat betul-betul berupa sel tunggal, atau tumbuh dalam
bentuk rantaian atau filamen. Ada beberapa jenis alga yang selselnya membentuk
koloni, misalnya pada Volvox, koloni terbentuk dari 500- 60.000 sel. Koloni-koloni
inilah yang dapat dilihat dengan mata biasa. Alga multiseluler (makroskopik)
mempunyai ukuran besar, sehingga dapat dilihat dengan mata biasa. Pada alga
makroskopik biasanya mempunyai berbagai macam struktur khusus. Beberapa jenis
alga mempunyai struktur yang disebut hold fast yang mirip dengan sistem perakaran
pada tanaman, yang berfungsi untuk menempelnya alga pada batuan atau substrat
tertentu, tetapi tidak dapat digunakan untuk menyerap air atau nutrien. Alga tidak
memerlukan sistem transport nutrien dan air, karena nutrien dan air dapat dipenuhi
dari seluruh sel alga. Struktur khusus yang lain adalah bladder atau pengapung, yang
berguna untuk menempatkan alga pada posisi tepat untuk mendapatkan cahaya
maksimum. Tangkai atau batang pada alga disebut stipe, yang berguna untuk
mendukung blade, yaitu bagian utama alga yang berfungsi mengabsorbsi nutrien dan
cahaya.
Fisiologi Algae

Pada umumnya alga bersifat fotosintetik, menggunakan H2O sebagai donor elektron,
pada keadaan tertentu beberapa alga dapat menggunakan H2 untuk proses fotosintesa
tanpa menghasilkan O2. Sifat fotosintetik pada alga dapat bersifat mutlak (obligat
fototrof), jadi alga ini tumbuh di tempat-tempat yang terkena cahaya matahari.
Beberapa alga bersifat khemoorganotrof, sehingga dapat mengkatabolisme gula-gula
sederhana atau asam organik pada keadaan gelap. Senyawa organik yang banyak
digunakan alga adalah asetat, yang dapat digunakan sebagai sumber C dan sumber
energi. Alga tertentu dapat mengasimilasi senyawa organik sederhana dengan
menggunakan sumber energi cahaya (fotoheterotrof). Pada alga tertentu dapat tidak
terjadi proses fotosintesa sama sekali.
Reproduksi Algae
Alga bereproduksi secara aseksual, seksual, atau keduanya.

 Reproduksi aseksual pada alga dilakukan dengan cara membelah diri, fragmentasi,
dan membentuk spora aseksual. Cara membelah diri paling banyak dilakukan oleh
alga. Fragmentasi dilakukan oleh koloni alga, misalnya Oscillatoria dan
Gleocapsa. Fragmentasi adalah pemutusan bagian atau filamen tubuh, kemudian
terbentuk koloni baru. Bagian atau filamen tubuh alga yang dapat berkembang
yang menjadi koloni baru disebut horgomonium. Spora aseksual yang dihasilkan
oleh alga antara lain zoospora (spora kembara), aplanospora, dan aukspora.
Zoospora bersifat motil karena berflagela, sedangkan aplanospora nonmotil.
Reproduksi seksual
 Reproduksi seksual alga dilakukan saat kondisi lingkungan tidak sesuai. Ada tiga tipe
reproduksi seksual alga, yaitu isogami, heterogami, dan oogami. Isogami adalah
peleburan dua gamet yang identik (isogamet),heterogami adalah peleburan antara gamet
jantan dan betina (heterogamet),oogami adalah peleburan dua gamet yang sangat
berbeda. Alga ada yang langsung mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan
antara generasi penghasil gamet (gametofit) dan generasi penghasil spora (sporofit).
Misalnya, ulva (alga hijau).
Klasifikasi
Berdasarkan tipe pigmen fotosintetik yang dihasilkan, bahan cadangan makanan di dalam sel, dan sifat
morfologi sel, maka alga dikelompokkan menjadi 7 divisio utama, yaitu Chlorophyta, Euglenophyta,
Chrysophyta, Pyrrophyta, Rhodophyta, Phaeophyta, dan Cryptophyta.

1. Divisio Chlorophyta

Ciri-ciri alga ini adalah berwarna hijau, mempunyai pigmen


fotosintetik yang terdiri dari klorofil a dan b seperti pada
tumbuhan, karoten, dan beberapa xantofil. Cadangan makanan
berupa pati, dinding sel terdiri dari selulosa, xylan, manan,
beberapa tidak berdinding sel, dan mempunyai flagela 1
sampai 8 buah. Alga hijau ini banyak terdapat di ekosistem
perairan, dan diduga merupakan asal dari tumbuhan.
Organisasi selnya dapat berbentuk uniseluler, multiseluler
yang berbentuk koloni, dan multiseluler yang berbentuk
filamen.
Pada siklus hidup Ordo Chlamydomonas, alga ini
mengadakan reproduksi secara seksual dengan peleburan
sel yang menghasilkan zigot. Setelah periode dorman
akan terjadi meiosis sehingga terbentuk 4 sel yang
kemudian memperbanyak diri dengan pembelahan
mitosis. Pada perkembangbiakan secara aseksual, sel akan
kehilangan flagela dan kemudian terjadi pembelahan
secara mitosis menjadi 4, 8 atau 16 sel. Masing-masing
sel keluar dari dinding sel dan kemudian tumbuh flagella.

Perkembangbiakan alga yang berbentuk filamen terutama


secara aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi.
Spirogyra dapat berkembang secara seksual melalui
pembentukan tabung konjugasi, setelah isi sel melebur
akan terbentuk zigot dan berkembang menjadi zygospora,
dan pembelahan meiosis terjadi setelah zygospora
berkecambah.
2. Divisio Euglenophyta
Alga jenis ini berbentuk euglenoid, mempunyai pigmen fotosintetik
yang terdiri klorofil a dan b sehingga tampak berwarna hijau dan
mempunyai karoten serta xantofil. Perbedaan dengan alga hijau adalah
cadangan makanannya yang berupa paramilon, yaitu polimer glukosa
dengan ikatan B1,3. Semua anggota alga ini uniseluler, mempunyai 1-3
flagela dengan letak apical atau subapical, dan mempunyai membran
plasma dengan struktur fleksibel yang disebut pelikel. Euglenophyta
kebanyakan hidup di perairan atau tanah. Perkembangbiakannya dengan
membelah diri, dan tidak dapat berkembangbiak secara seksual. Alga
Euglena gracilis mempunyai 2 flagela yang tidak sama panjang, dan
bintik mata yang berwarna merah karena berisi karotenoid. Bintik mata
berfungsi sebagai penerima cahaya untuk mengatur gerak aktif, sebagai
respon sel terhadap arah dan intensitas cahaya. Alga ini tidak berdinding
sel sehingga lentur.
3. Divisio Pyrrophyta
Anggota alga ini juga sering disebut dinoflagelata, mempunyai pigmen
fotosintetik berupa klorofil a dan c, karoten dan beberapa jenis mengandung
xantofil. Cadangan makanan terdiri atas pati atau minyak, dinding sel tersusun
dari selulosa dan ada yang sangat keras disebut teka, tetapi ada yang tidak
berdinding sel. Alga ini umumnya mempunyai alat gerak berupa 2 flagela.
Pyrrophyta umumnya berwarna merah atau coklat, karena adanya pigmen
xantofil dan selnya berbentuk uniseluler. Alga ini terutama hidup di laut,
beberapa anggotanya dapat mengeluarkan cahaya bioluminesen, maka sering
disebut fire alga. Contoh alga ini Gonyaulax polyedra, yang menghasilkan
toksin berwarna merah atau merah coklat yang dapat mematikan hewan-hewan
laut. Dinoflagelata tertentu dapat tumbuh dengan memakan bakteri dan spesies
alga lain. Beberapa spesies alga ini tidak mempunyai klorofil, dan bersifat
heterotrof. Anggota alga ini ada yang bersifat miksotrofik, selain mampu
mengadakan metabolisme sebagai heterotrof juga bersifat sebagai fotoautotrof.
4. Divisio Chrysophyta

Alga ini mempunyai pigmen yang berbeda-beda sehingga ada yang


disebut alga kuning hijau (Xanthophyceae), dan alga keemasan
(Chrysophyceae). Diatom yang termasuk Bacillariophyceae juga
termasuk anggota alga ini. Pigmen fotosintetik terdiri atas klorofil a dan c,
karoten, fukoxantin, dan beberapa xantofil. Bahan cadangan makanan
alga ini berupa krisolaminarin, yaitu polimer glukosa dengan ikatan B.
Dinding selnya tersusun dari selulosa, silika, dan kalsium karbonat. Pada
beberapa jenis alga ini mempunyai 1 atau 2 flagela. Dinding sel diatom
yang keras disebut frustule. Ada 2 macam bentuk frustule, yaitu centric
dan pennate. Diatom dengan bentuk pennate yang tidak berflagela, ada
yang dapat bergerak di atas substrat padat karena adanya raphe. Raphe
adalah celah memanjang dan sempit pada dinding sel sebagai tempat
keluarnya sitoplasma. Gerakan timbul karena adanya arus protoplasma
tersebut.
5. Divisio Phaeophyta

Phaeophyta disebut juga alga coklat, warna ini disebabkan xantofil yang
dihasilkan melebihi karoten dan klorofil. Alga ini mempunyai pigmen fotosintetik
yang terdiri atas klorofil a dan c, karoten, fukoxantin dan xantofil. Cadangan
makanan di dalam selnya berupa laminarin dan manitol, dengan dinding sel
tersusun dari selulosa, asam alginat, dan mukopolisakarida sulfat. Alga ini
berflagela dua yang tidak sama, dengan letak lateral. Anggota kelompok ini terdiri
lebih dari 200 genera dan 1500 spesies, terutama hidup di permukaan laut yang
dingin. Organisasi selnya multiseluler, dan dapat membentuk morfologi yang
sangat besar dan kompleks seperti tumbuhan. Terdapat struktur seperti akar (hold
fast), seperti daun (blade), seperti batang (stipe), dan pengapung (bladder), tetapi
tidak ada sistem transport nutrien dan cadangan makanan. Di tengah stipe terdapat
sel-sel memanjang seperti jaringan vaskuler pada tumbuhan. Sel-sel tersebut
berfungsi untuk membantu memindahkan karbohidrat hasil fotosintesa, dari blade
ke tempat sel-sel yang kurang aktif fotosintesanya seperti stipe dan hold fast .
6. Divisio Rhodophyta
Sering disebut sebagai alga merah, karena pigmen fotosintetik didominasi oleh fikoeritrin.
Pigmen lain terdiri atas klorofil a, dan pada beberapa jenis mempunyai klorofil d,
fikosianin, karoten, dan beberapa xantofil. Bahan cadangan makanan di dalam selnya
berupa pati floridean, yaitu polisakarida yang mirip amilopektin. Alga ini mempunyai
dinding sel berupa selulosa, xylan, dan galaktan. Alat gerak yang berupa flagela tidak ada.
Umumnya alga merah hidup di lautan, terutama di daerah tropis, beberapa spesies hidup di
daerah dingin. Adanya klorofil a, fikoeritrin dan fikosianin atau fikobilin merah,
menyebabkan alga ini dapat mengabsorpsi dengan baik sinar hijau, violet dan biru yang
dapat menembus air dalam. Jadi alga merahpun dapat tumbuh sampai kedalaman lebih
dari 175 meter di perairan. Alga merah kebanyakan tumbuh menempel pada batuan dan
substrat lain atau alga lain, tetapi ada juga yang hidup mengapung dengan bebas. Anggota
dari alga ini yang sering ditanam sebagai rumput laut adalah Navicula. Dinding selnya
terdiri dua lapis, lapisan bagian dalam kasar (rigid) dan menyerupai mikrofibril, sedangkan
bagian luar berbentuk lapisan mucilaginous. Pada dinding selnya terdapat berbagai macam
bahan selain selulosa, yaitu polisakarida sulfat, agar dan karagenin. Pada alga pembentuk
koral, dapat mengumpulkan CaCO3 di dalam dinding selnya, oleh karenanya jenis alga ini
berperan penting dalam proses pembentukan karang.
7. Divisio Cryptophyta

Alga ini mempunyai pigmen fotosintetik klorofil a


dan c, karoten, fikobilin dan xantofil yang terdiri dari
aloxantin, krokoxantin, dan monadoxantin.
Cadangan makanan terdiri pati, dinding selnya tidak
mengandung selulosa, dan berflagela dua yang tidak
sama dengan letak subapikal. Alga ini hidup di laut,
dan anggotanya sangat sedikit apabila dibandingkan
dengan alga lain. Cryptophyta berkembang biak
secara aseksual, yaitu dengan pembelahan sel secara
longitudinal.
03
Protozoa
Pengertian Protozoa
 Protozoa adalah suatu organisme seluler
yang mempunyai sifat eukariotik, tidak
mempunyai bagian dinding sel, heterotrof
dan juga dapat melakukan pergerakan,
Protozoa melakukan pergerakan
menggunakan pseudopodia (sering disebut
juga dengan kaki semu) atau silia (sering
disebut dengan rambut getar), dan flagela
(sering disebut dengan bulu cambuk).
Morfologi Protozoa
Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada
jamur dan alga. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan
fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera
mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti
Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian
dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam
bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu
jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil.
Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk
mengatur tekanan osmosa. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies.
Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista .
Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki
palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif.
Fisiologi Protozoa

Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada
lingkungan anaerobik (misal pada saluran pencernaan manusia atau ruminansia). Protozoa aerobik
mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk
menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa
umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik,
baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan
air maupun molekulmolekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang
tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis.
Reproduksi Protozoa
Protozoa mempunyai dua cara berkembang biak yaitu:
1. Cara aseksual
a) Pembelahan binier / belah pasang (binary fission, Apa bila keadaan lingkungan baik, maka protozoa
akan mengadakan pembelahan diri yang dimulai dari kariosom, kemudian nukleus dan seterusnya
sitoplasma. Biasanya dari satu parasit menjadi dua dan seterusnya. Cara ini hanya terjadi pada bentuk
Trofozoit (Vegetatif). Cara reproduksi satu sel menjadi dua sel ini disebut juga sebagai endodiogenik,
yaitu satu inti akan membelah menjadi dua lalu di ikuti oleh sitoplasma.
b) Skizogomi, Pada perkembangbiakan ini endopoligenik yaitu inti membelah menjadi banyak, lalu
diikuti oleh sitoplasma. Dalam hal ini satu sel akan berkembangbiak menjadi beberapa sel baru.
Pembelahan ini teratur dan sitoplasma juga mengikuti pembelahan ini secara teratur.

2. Cara seksual
Pada pembiakan seksual, dibentuk sel kelamin yaitu makrogametosit dan mikrogamet yang setelah belah
reduksi menjadi makrogamet dan mikrogamet. Setelah terbentuk zigot (zygosis= menjadi satu), lalu
membentuk ookinet lalu menjadi ookista yang didalamnya terbentuk sporozoit, proses ini disebut
sporogoni.

3. Pembiakan aseksual dan seksual bergantian. Cara ini dapat terjadi pada sporozoa
Klasifikasi
Berdasarkan morfologi dan cara pergerakannya protozoa di klasifikasikan menjadi 4 yaitu:

1. Rhizopoda
Rhizopoda atau Sarcodina (Rhizoid = akar, podos = kaki) yaitu protozoa yang bergerak dengan menggunakan
pseudopodia (kaki semu) yang merupakan penjuluran dari sitoplasma, contohnya pada Amoeba, Foraminifera,
Radiolaria, Arcella, Entamoeba coli, dan Entamoeba histolytica. Merupakan hewan mikroskopis yang hidup sebagai
massa kecil bersifat amorf atau dapat berubah – ubah bentuknya. Kelas rhizopoda dibagi menjadi 5 ordo yakni :
• Ordo Lobosa: Mempunyai pseudopodia pendek dan tumpul serta terdapat perbedaan yang jelas antara ektoplasma
serta endoplasma.
• Ordo Filose: Mempunyai pseudopodia halus seperti benang dan becabang-cabang.
• Ordo Foraminifera: Mempunyai pseudopodia panjang dah halus.
• Ordo Helioza: Mempunyai pseudopodia berbentuk benang yang radien dan antarfilamen tidak pernah bersatu
membentuk jala atau anyaman.
• Ordo Radiolarian: Mempunyai pseudopodia berupa benang-benang halus yang tersusun radier dan bercabang-
cabang membentuk jala (anyaman).
Ciri-ciri dari rizhopodia adalah sebagai berikut:

• Habitat dari rizhopodia adalah tempat perairan dengan banyak kandungan zat organik
di dalamnya.
• Proses reproduksi secara aseksual dengan melakukan cara pembelahan biner.
• Mempunyai bagian tubuh yang digunakan sebagai alat gerak yang disebut dengan
kaki semu.
• Bentuk tubuh secara fisik seringkali berubah-ubah atau pun tidak tetap (flexibel).
• Sebagian besar dari bagian tubuhnya terbentuk karena adanya ektoplasma dan
endoplasma.
• Protozoa merupakan hewan yang mempunyai sel satu.
• Struktur tubuhnya terdapat bagian nucleus, vacuola makanan, sitoplasma dan lainnya.
Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil (Vakuola kontraktil terdapat pada
semua rhizopoda air tawar), sementara hewan parasit tidak ada. Vakuola kontraktil
berfungsi sebagai osmoregulator atau pengatur keseimbangan air tapi dapat juga
berfungsi sebagai alat ekskresi.
2. Flagellata

Flagellata berasal dari kata flagellum yang berarti bulu cambuk. Jadi, organisme yang termasuk fillum
Flagellata semuanya memiliki bulu cambuk. Fillum flagellata disebut juga mastigophora (mastix : bulu cambuk
dan phoros : membawa). Flagel atau bulu cambuk selain sebagai alat gerak juga berfungsi untuk alat peraba
dan alat penangkap makanan. Flagel juga berfungsi sebagai alat indera. Kelompok flagellata merupakan
kelompok protozoa yang unik. Beberapa anggotanya memiliki klorofil sehingga ada yang mengelompokkannya
ke dalam alga. Berdasarkan ada tidaknya klorofil, flagellata dibagi menjadi fitoflagellata dan zooflagellata.
Memiliki dinding tubuh yang berupa pellicle, sehingga bentuknya relatif tetap dengan ukuran lebih kurang 0,1
mm. Memiliki inti dan pada beberapa species memiliki kloroplas dengan klorofilnya yang berfungsi untuk
fotosintesis yaitu yang termasuk pada golongan phytonagellata:

• Golongan phytonagellata, misalnya Euglena viridis, Volvax globator (punya kemampuan asimilasi dengan
karbon),Noctiluca millaris.
• Golongan Zooflagellata,misalnya Trypanosoma gambiense, Trypanosoma rhodesiense, Trypanosoma cruze,
Trypanosoma evansi, Trichomonas vaginalis.
Ciri-ciri dari flagelata adalah sebagai berikut :

• Mempunyai sifat autotrof.


• Untuk bertahan hidup flagelata memakan zat organik yang terdiri dari larutan.
• Pembelahan diri dilakukan dalam bentuk memanjang.
• Cara reproduksi mastigophora yaitu : Vegetatif: pembelahan biner, secara longitudinal.
ContohnyaEuglena viridis Generatif: terjadi pada flagellata berkoloni, misalnya
Volvox sp.
• Ukuran secara fisik berkisar antara 35 sampai 60 um.
• Alat yang digunakan untuk bergerak ialah flagel.
• Bagian tubuh dari flagelata tersusun tanpa adanya rangka.
• Sel yang ada, tidak mempunyai bentuk yang tetap, artinya bisa berubah-ubah.
• Habitatnya berada di daerah perairan air tawar.
• Mempunyai sel satu.
• Jika dilihat secara umum mempunyai bagian kloroplas.
3. Sporozoa

Sporozoa memiliki tubuh sederhana berbentuk bulat panjang dengan sebuah nukleus. Tidak mempunyai alat
gerak atau (bergerak dengan sel itu sendiri) maupun vakuola kontraktil. Disebut Sporozoa karena dalam tahap
tertentu dalam hidupnya, dapat membentuk sejenis spora. Hampir semua anggota sporozoa adalah parasit .

Ciri-ciri dari Sporozoa adalah sebagai berikut :


• Melakukan reproduksi dengan cara seksual bisa ditemukan pada nyamuk melalui proses peleburan
terhadap dua gamet.
• Melakukan reproduksi dengan cara aseksual ditemukan pada sporozoa melalui proses pembentukan spora
pada bagian tubuh inang (biasa disebut dengan sporogoni) atau bisa juga melalui proses pembelahan diri
pada bagian tubuh inang (biasa disebut dengan schizogoni).
• Mempunyai sifat parasit yang bisa ditemukan pada manusia dan juga hewan.
• Mempunyai sel satu.
• Tidak mempunyai peralatan untuk bergerak pada anggota tubuhnya.
4. Ciliata
Ciliata memiliki bentuk relatif tetap dan bergerak dengan rambut getar atau disebut cilia. Memiliki inti dan beberapa
species intinya lebih dari satu, contoh Paramecium aurelia. Hidup di tempat-tempat yang berair misal: sawah, rawa,
tanah berair dan banyak mengandung bahan organik. Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara
hewan parasit tidak ada.

Ciri-ciri dari Ciliata adalah sebagai berikut :


• Mempunyai 2 bagian inti sel yakni bagian alat reproduksi seksual dan juga alat reproduksi aseksual.
• Perkembangbiakan ciliate dilakukan dengan cara Asexual, dan Sexual (konjugasi)
• Perkembangbiakan ciliate Asexual atau dengan cara membelah diri yaitu dengan pembelahan biner dimana sel
membelah menjadi 2 kemudian menjadi 4, 8 dan 16 dst. Pembelahan diawali dengan pembelahan mikronukleus
dan diikuti dengan pembelahan makronucleus.
• Perkembangbiakan ciliate secara Sexual (konjugasi). Caranya adalah dua sel saling mendekat, menempel pada
bagian mulut sel untuk kawin. Artinya kedua hewan ini sedang mengalami konjugasi. Selanjutnya terbentuk
saluran konjugasi diantara kedua sel ini. Dan melalui saluran ini terjadi tukar-menukar mikronukleus.
Mikronukleus dari sel yang satu pindah ke sel yang lain, demikianlah sebaliknya. Mempunyai bagian alat yang
digunakan untuk bergerak dalam bentuk rambut getar yang terdapat di bagian dinding sel.
• Habitatnya bisa ditemukan di area air tawar yang terdapat banyak kandungan zat organik.
• Mempunyai sel satu.
• Mempunyai bentuk pada bagian tubuh yang tidak berubah-ubah atau tetap.
04
Fungi
Pengertian Fungi

Jamur merupakan jasad eukariot, yang berbentuk benang


atau sel tunggal, multiseluler atau uniseluler. Sel-sel
jamur tidak berklorofil, dinding sel tersusun dari khitin,
dan belum ada diferensiasi jaringan. Jamur bersifat
khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi dari
oksidasi senyawa organik. Jamur memerlukan oksigen
untuk hidupnya (bersifat aerobik). Habitat (tempat hidup)
jamur terdapat pada air dan tanah. Cara hidupnya bebas
atau bersimbiosis, tumbuh sebagai saprofit atau parasit
pada tanaman, hewan dan manusia.
Ciri-ciri Fungi
• Merupakan organisme eukaryota. Sel Fungi mempunyai inti yang terbungkus membran yang mengandung DNA
(intron dan ekson), juga mempunyai organel yang terbungkus membran seperti mitokondria.
• Fungi tidak mempunyai kloroplas, sehingga merupakan organisme heterotrof. Fungi memperoleh nutrisi dari
menguraikan bahan organik (saprotrof) atau bersifat parasit.
• Fungi mempunyai dinding sel dan vakuola
• Dinding sel Fungi tersusun atas glukan dan kitin; glukan juga terdapat pada tanaman dan kitin terdapat pada rangka
luar arthropoda. Fungi adalah satu-satunya organisme yang dapat menggabungkan dua struktur molekul ini dalam
dinding sel. Dinding sel pada jamur sejati tidak mengandung selulosa.
• Sel-sel dari kebanyakan Fungi tumbuh berbentuk tabung, memanjang, dan seperti benang (filamen) yang disebut
dengan hifa. Tabung itu sendiri dapat tanpa sekat, atau bersekat-sekat dan terbagi menjadi kompartemen-
kompartemen (sel), sekat tersebut disebut dengan septa. Hifa yang tidak bersekat disebut dengan senositik
(coenocytic). Pada hifa jenis ini terdapat banyak inti sel yang tersebar dalam sitoplasma (multinukleat). Hifa
kemudian bercabang berulang kali menjadi jaringan rumit dan meluas secara radial yang disebut miselium, yang
kemudian membentuk talus.
• Lebih dari 70 spesies Fungi menampilkan bioluminesensi.
• Jamur ditemukan di semua daerah beriklim sedang dan tropis, asalkan ada kelembaban yang cukup untuk
memungkinkan mereka tumbuh.
Morfologi Fungi

Jamur benang terdiri atas massa benang yang bercabang-cabang yang disebut miselium. Miselium
tersusun dari hifa (filamen) yang merupakan benang-benang tunggal. Badan vegetatif jamur yang
tersusun dari filamenfilamen disebut thallus. Berdasarkan fungsinya dibedakan dua macam hifa,
yaitu hifa fertil dan hifa vegetatif. Hifa fertil adalah hifa yang dapat membentuk sel-sel reproduksi
atau spora-spora. Apabila hifa tersebut arah pertumbuhannya keluar dari media disebut hifa udara.
Hifa vegetatif adalah hifa yang berfungsi untuk menyerap makanan dari substrat. Berdasarkan
bentuknya dibedakan pula menjadi dua macam hifa, yaitu hifa tidak bersepta dan hifa bersepta. Hifa
yang tidak bersepta merupakan ciri jamur yang termasuk Phycomycetes (jamur tingkat rendah).
Hifa ini merupakan sel yang memanjang, bercabang-cabang, terdiri atas sitoplasma dengan banyak
inti (soenositik). Hifa yang bersepta merupakan ciri dari jamur tingkat tinggi, atau yang termasuk
Eumycetes.
Reproduksi Fungi
Jamur dapat berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Perkembang biakan aseksual
dapat dilakukan dengan fragmentasi miselium (thalus) dan pembentukan spora aseksual. Ada 4 cara perkembang
biakan dengan fragmentasi thalus yaitu, (a) dengan pembentukan tunas, misalnya pada khamir, (b) dengan
blastospora, yaitu tunas yang tumbuh menjadi spora, misalnya pada Candida sp., (c) dengan arthrospora (oidium),
yaitu terjadinya segmentasi pada ujung-ujung hifa, kemudian sel-sel membulat dan akhirnya lepas menjadi spora,
misalnya pada Geotrichum sp., dan (d) dengan chlamydospora sp., yaitu pembulatan dan penebalan dinding sel
pada hifa vegetatif, misalnya pada Geotrichum sp.

Spora aseksual terbentuk melalui 2 cara. Pada jamur tingkat rendah, spora aseksual terbentuk sebagai hasil
pembelahan inti berulang-ulang. Misalnya spora yang terbentuk di dalam sporangium. Spora ini disebut
sporangiospora. Pada jamur tingkat tinggi, terbentuk spora yang disebut konidia. Konidia terbentuk pada ujung
konidiofor, terbentuk dari ujung hifa atau dari konidia yang telah terbentuk sebelumnya.

Perkembangbiakan secara seksual, dilakukan dengan pembentukan spora seksual dan peleburan gamet (sel
seksual). Ada dua tipe kelamin (mating type) dari sel seksual, yaitu tipe kelamin + (jantan) dan tipe kelamin —
(betina). Peleburan gamet terjadi antara 2 tipe kelamin yang berbeda. Proses reproduksi secara seksual dibagi
menjadi 3 tingkatan, yaitu: (a) plasmogami meleburnya 2 plasma sel, (b) kariogami yaitu meleburnya 2 inti haploid
yang menghasilkan satu inti diploid, dan (c) meiosis yaitu pembelahan reduksi yang menghasilkan inti haploid.
Bentuk dan cara reproduksi jamur sangat beraneka ragam, dan dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengklasifikasikan jamur tersebut.
Klasifikasi Fungi

Ada beberapa kelas jamur, yaitu Acrasiomycetes (jamur lendir selular), Myxomycetes
(jamur lendir sejati), Phycomycetes (jamur tingkat rendah), dan Eumycetes (jamur
tingkat tinggi). Eumycetes terdiri atas 3 kelas yaitu Ascomycetes, Basidiomycetes, dan
Deuteromycetes (fungi imperfecti). Sistem tata nama jamur menggunakan nama
binomial, yang terdiri nama genus dan nama spesifik / spesies. Nama famili dengan
akhiran —aceae, nama order dengan akhiran —ales, dan nama klasis dengan akhiran —
mycetes.
1. Acrasiomycetes

Jamur ini merupakan kelompok jamur lendir selular, yang hidup bebas
di dalam tanah, biasanya diisolasi dari tanah humus. Bentuk
vegetatifnya berupa sel berinti satu yang amoeboid, seperti protozoa
uniselular atau merupakan amoeba haploid, dan disebut juga
pseudoplasmodium. Ciri-ciri sel jamur ini adalah dapat bergerak di atas
media padat (pseudopodia), makan dengan cara fagositosis, misalnya
dengan memakan bakteri. Sifatnya yang mirip fungi adalah adanya
stadium badan buah, dan terbentuknya spora. Struktur spora seperti
bentuk kista dari amoeba. Perkembangbiakan jamur ini dimulai dari
berkecambahnya spora, kemudian sel memperbanyak diri membentuk
pseudoplasmodium, selanjutnya sel-sel beragregasi dan akan
membentuk badan buah, akhirnya terbentuk sporokarp yang
menghasilkan spora kembali. Contoh jamur ini adalah Dictyostelium
mucoroides dan Dictyostelium discoideum.
2. Myxomycetes

Jamur ini merupakan jamur lendir sejati. Jamur ini dapat ditemukan pada kayu
terombak, guguran daun, kulit kayu, dan kayu. Bentuk vegetatifnya disebut
plasmodium. Plasmodium merupakan masa sitoplasma berinti banyak dan tidak dibatasi
oleh dinding sel yang kuat. Sel-selnya mempunyai gerakan amoeboid di atas substrat.
Cara makan dengan fagositosis. Apabila plasmodium merayap ke tempat yang kering,
akan terbentuk badan buah. Badan buah menghasilkan spora berinti satu yang
diselubungi dinding sel. Spora berasal dari inti-inti plasmodium. Struktur pada semua
stadium sama, yaitu seperti sel soenositik dengan adanya aliran sitoplasma.

Perkembangbiakan jamur ini dimulai dari sel vegetatif haploid hasil perkecambahan
spora. Sel tersebut setelah menggandakan diri akan mengadakan plasmogami dan
kariogami yang menghasilkan sel diploid. Sel diploid yang berkembang menjadi
plasmodium yang selnya multinukleat tetapi uniselular, selanjutnya membentuk badan
buah yang berbentuk sporangium. Sporangium tersebut menghasilkan spora haploid.
Contoh jamur ini adalah Lycogala epidendron, Cribraria rufa, dan Fuligo septica.
3. Phycomycetes

Jamur ini termasuk jamur benang yang mempunyai hifa tidak bersepta, sel vegetatif
multinukleat, atau disebut thalus soenositik. Secara vegetatif dapat memperbanyak
diri dengan potongan-potongan hifa, dan menghasilkan spora aseksual dalam
sporangium (sporangiospora). Perkembangbiakan secara generatif dengan
membentuk spora seksual. Berdasarkan cara terbentuknya spora dibagi menjadi 2
macam, (a) Oospora, hasil peleburan antara gametgamet yang tidak sama besarnya,
dan (b) Zygospora, hasil peleburan gametgamet yang sama besarnya. Berdasarkan
tipe sporanya maka jamur ini juga dapat dikelompokkan dalam Oomycetes dan
Zygomycetes. Contoh jamur yang termasuk klas Oomycetes adalah Saprolegnia sp.
(jamur air). dan jamur patogen seperti Phytophthora infestans (penyebab penyakit
potato blight), Plasmopora viticola (penyebab penyakit embun tepung pada
tanaman). Jamur yang termasuk Zygomycetes ada 3 order, yaitu Mucorales,
Entomophthorales, dan Zoopagales. Jamur yang penting dari kelompok Mucorales
adalah Mucor sp. dan Rhizopus sp. Rhizopus nigricans adalah jamur roti, R. oryzae,
R. olygosporus, dan R. stolonifer adalah jamur yang biasa digunakan pada
fermentasi tempe.
4. Ascomycetes

Ciri jamur ini mempunyai hifa bersepta, dan dapat membentuk konidiofor. Secara vegetatif
dapat berkembang biak dengan potongan hifa, dan pada beberapa jenis dapat menghasilkan
konidia secara aseksual. Fase konidia jamur ini disebut juga fase imperfect. Fungi yang
hanya dalam bentuk fase imperfect disebut fungi imperfecti (Deuteromycetes). Secara
generatif dapat membentuk badan buah yang disebut askokarp, yang di dalamnya terdapat
askus (kantong) yang menghasilkan askospora. Askospora merupakan hasil kariogami dan
meiosis. Pembentukan askospora ada 4 cara, yaitu konyugasi langsung seperti pada khamir,
pembelahan sel miselium, peleburan sel-sel kelamin kemudian oogonium menjadi askus.
Dari hifa askogen timbul organorgan tertentu yang mengandung inti rangkap. Berdasarkan
bentuknya dapat dibedakan 3 macam askus, yaitu:
1. Cleistothecium, bentuknya bulat, kasar dan tidak mempunyai lubang khusus untuk jalan
keluarnya spora.
2. Perithecium, bentuk bulat seperti labu, mempunyai osteol untuk jalan keluarnya spora.
3. Apothecium, bentuk seperti cawan atau mangkuk, bagian permukaan terdiri atas
himenium yang mengandung askus-askus dalam lapisan palisade, dari lapisan tersebut
dapat dilepaskan askospora. Contoh jamur ini yang penting adalah genus Aspergillus dan
Penicillium.
Jamur ini umumnya dapat menghasilkan pigmen hitam, coklat, merah, dan hijau. Pigmen
tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis jamur tersebut .
5. Basiodiomycetes

Ciri khusus jamur ini yaitu mempunyai basidium yang berbentuk


seperti gada, tidak bersekat, dan mengandung 4 basidiospora di
ujungnya. Pada jamur tertentu mempunyai hymenium atau lapisan-
lapisan dalam badan buah. Hymenium terdapat pada mushroom, maka
disebut juga Hymenomycetes. Hymenium terdiri dari basidia, hifa
steril, parafisa, dan cysts. Basidia berasal dari hifa dikariotik, sel
ujungnya membesar, inti ikut membesar, 2 inti melebur menghasilkan 1
inti diploid, kemudian membelah reduksi menjadi 4 inti haploid yang
menjadi inti basidiospora. Tipe kelamin basidiospora terdiri atas 2
negatif dan 2 positif. Akumulasi basidiospora dapat dilihat dari
warnanya, yaitu seperti tepung halus berwarna coklat, hitam, ungu,
kuning, dan sebagainya. Contoh jamur ini adalah Pleurotus sp. (Jamur
Tiram), Cyathus sp., dan khamir Sporobolomyces sp.
6. Deuteromycetes (Fungi Imperfecti)

Semua jamur yang tidak mempunyai bentuk (fase) seksual


dimasukkan ke dalam kelas Deuteromycetes. Jamur ini
merupakan bentuk konidia dari klas Ascomycetes, dengan
askus tidak bertutup atau hilang karena evolusi. Jamur ini juga
tidak lengkap secara seksual, atau disebut paraseksual. Proses
plasmogami, kariogami dan meiosis ada tetapi tidak terjadi
pada lokasi tertentu dari badan vegetatif, atau tidak terjadi pada
fase perkembangan tertentu. Miseliumnya bersifat
homokariotik. Contoh jamur ini adalah beberapa spesies
Aspergillus, Penicillium, dan Monilia.
Khamir
Khamir atau disebut yeast, merupakan jamur bersel
satu yang mikroskopik, tidak berflagela. Beberapa
genera membentuk filamen (pseudomiselium). Cara
hidupnya sebagai saprofit dan parasit. Hidup di dalam
tanah atau debu di udara, tanah, daun-daun, nektar
bunga, permukaan buahbuahan, di tubuh serangga,
dan cairan yang mengandung gula seperti sirup,
madu dan lain-lain. Khamir berbentuk bulat
(speroid), elips, batang atau silindris, seperti buah
jeruk, sosis, dan lain-lain. Bentuknya yang tetap
dapat digunakan untuk identifikasi. Khamir dapat
dimasukkan ke dalam kelas Ascomycetes,
Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
Perkembangbiakan Khamir
Perkembangbiakan sel khamir dapat terjadi secara vegetatif maupun
secara generatif (seksual). Secara vegetatif (aseksual), (a) dengan cara
bertunas (Candida sp., dan khamir pada umumnya), (b) pembelahan
sel (Schizosaccharomyces sp.), dan (c) membentuk spora aseksual
(klas Ascomycetes). Secara generatif dengan cara konyugasi
(reproduksi seksual). Konyugasi khamir ada 3 macam, yaitu (a)
konjugasi isogami (Schizosaccharomyces octosporus), (b) konjugasi
heterogami (Zygosaccharomyces priorianus), dan konjugasi
askospora pada Zygosaccharomyces sp. dan Schizosaccharomyces sp.
(sel vegetatif haploid), serta pada Saccharomyces sp., dan
Saccharomycodes sp. (sel vegetatif diploid).
05
Bakteri
Bakteri
Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular, termasuk klas
Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan
pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang
bersifat fotosintetik. Cara hidup bakteri ada yang dapat hidup bebas,
parasitik, saprofitik, patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Habitatnya tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai ± 10
km di atas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai
bentuk dasar bulat, batang, dan lengkung. Bentuk bakteri juga dapat
dipengaruhi oleh umur dan syarat pertumbuhan tertentu. Bakteri
dapat mengalami involusi, yaitu perubahan bentuk yang disebabkan
faktor makanan, suhu, dan lingkungan yang kurang menguntungkan
bagi bakteri. Selain itu dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk
yang bermacammacam dan teratur walaupun ditumbuhkan pada
syarat pertumbuhan yang sesuai. Umumnya bakteri berukuran 0,5-10.
Habitat Bakteri

Habitat bakteri sangat beragam yakni di lingkungan laut, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan dapat
ditemukan dalam organisme hidup. Bakterihidup pada berbagai habitat umumnya hidup pada lingkungan
yang lembab atauagak basah dengan temperatur 25-37 C. Lingkungan tersebut merupakan kondisioptimal
untuk perkembangbiakan bakteri dengan cepat. Diperkirakan jumlah selmikroorganisme yang mendiami
bumi ini adalah 5×1030. Bakteri dapatditemukan dalam tubuh manusia, terutama di saluran pencernaan
yang jumlah seladalah 10 kali lebih banyak dari jumlah sel-sel tubuh manusia. Oleh karena itu,kolonisasi
bakteri mempengaruhi tubuh manusia. Selain saluran pencernaan, bakteri juga dapat ditemukan pada
permukaankulit, mata, mulut, dan kaki manusia. Kaki manusia di mulut dan ada sekelompok bakteri yang
dikenal sebagai metilotrof, sekelompok bakteri yang mampumenggunakan senyawa karbon tunggal untuk
mendukung pertumbuhannya. Dirongga mulut, bakteri ini menggunakan dimetil sulfida senyawa yang
berperandalam menyebabkan bau mulut manusia.
Klasifikasi Bakteri
● 1. Berdasarkan Bentuknya.
● a.) Basil (bacillus): berbentuk batang atau silinder dengan variasi monobasil
(hanya satu), diplobacillus (bergandengan dua-dua)
dan streptobacillus (bergandengan berbentuk rantai). Meski begitu, ada juga yang
berbentuk agak bundar sehingga disebut coccobacillus. Contoh bakterinya
adalah Bacillus anthracis.
● b.) Kokus (coccus): berbentuk bulat seperti bola. Variasinya
adalah micrococcus (tunggal), diplococcus (bergandengan dua-
dua), tetracoccus (bergandengan empat dan membentuk bujur
sangkar), sarcina (bergerombol membentuk
kubus), staphylococcus (bergerombol), dan streptococcus (bergandengan
membentuk rantai). Salah satu contoh bakterinya adalah Staphylococcus aureus. 40%
● c.) Spiral (sprillum): bakteri yang berbentuk lengkung dan nampak seperti
spiral. Variasi bentuknya ada vibrio (berbentuk koma, jika lengkung kurang dari
setengah lingkaran), spiral (jika bentuk lengkung lebih dari setengah lingkaran),
dan spirochete (bentuk lengkung membentuk struktur yang fleksibel). Contoh
bakterinya adalah Treponema pallidum.
Klasifikasi Bakteri
2. Jumlah dan Letak Flagela
Flagela atau yang sering disebut dengan bulu cambuk adalah bagian dari struktur sel yang berbentuk batang atau
spiral dan terletak pada dinding sel dan berfungsi sebagai alat gerak. Untuk jelasnya, kamu bisa lihat gambar di
bawah ini:

40%

Beberapa contoh bakterinya adalah Pseudomonas aeruginosa (monotrik), Aquaspirillum


serpens (amfitrik), Pseudomonas fluorescent (lofotrik), Salmonella typhosa (peritrik), dan Escherichia coli (atrik).
Klasifikasi Bakteri
3. Kebutuhan terhadap Oksigen
Berbeda dari makhluk hidup lain yang membutuhkan oksigen, ada beberapa jenis bakteri yang bisa hidup tanpa
oksigen. Bakteri jenis ini disebut dengan bakteri anaerob. Meski begitu, tetap ada jenis bakteri yang membutuhkan
oksigen untuk hidup atau sering disebut dengan bakteri aerob. Salah satu contoh bakteri aerob adalah bakteri
nitrifikasi, yang akan mengubah amonia menjadi nitrat. Sedangkan contoh bakteri anaerob adalah Micrococcus
denitrificans yang dapat merombak senyawa menjadi metan.

40%
Klasifikasi Bakteri
4. Karakteristik Dinding Sel
Cara mengelompokkan bakteri berdasarkan karakteristik dinding sel dikenalkan oleh Hans
Christian Gram pertama kali melalui pewarnaan gram. Pada pengelompokan ini, bakteri
dibedakan menjadi bakteri gram negatif, bakteri gram positif, dan bakteri tidak berdinding
sel.
a) Bakteri gram negatif adalah bakteri yang memiliki lapisan peptidoglikan tipis dan
dinding sel mampu menyerap warna merah. Contohnya adalah bakteri bergenus
Streptomyces, Streptococcus, Mycrobacterium tuberculosis, dll.
b) Bakteri gram positif merupakan bakteri yang memiliki lapisan peptidoglikan tebal dan
dinding selnya mampu menyerap warna violet. Contohnya adalah bakteri ungu, 40%
Enterobacteria, Vibrio.
c) Sama seperti namanya, bakteri tidak berdinding sel berarti tidak memiliki dinding sel.
Salah satu bakteri yang bertipe ini adalah bakteri Micoplasma.
Klasifikasi Bakteri
5. Cara Mendapatkan Makanan
Adapun klasifikasi bakteri berdasarkan cara mendapatkan makanannya dibedakan ata bakteri Autotrof
yang dapat memproduksi makanannya sendiri dan bakteri Heterotrof yang dapat memperoleh
makanannya dari organisme lain.
1. Bakteri Autotrof
 Fotoautotrof = membutuhkan energi dari cahaya matahari untuk memproduksi makanan (mengubah
bahan anorganik menjadi organik). Contohnya bakteri hijau dan bakteri ungu.
 Kemoautotrof = memanfaatkan energi dari reaksi kimia untuk membuat makanannya sendiri yang
berasal dari bahan organik. Contohnya Nitrobacter, nitracoccus, Nitrosomonas.
2. Bakteri Heterotrof
 Parasit= mendapat zat makanan dari bakteri/inangnya. Contohnya Borellia. 40%
 Saprofit= mendapatkan makanan dari sisa organisme mati. Contohnya Methanobacterium.
 Patogen = dapat menimbulkan penyakit= Clostridium
 Apatogen= tidak dapat menimbulkan penyakit.
 Eubacteria= disebut juga dengan bakteri murni contohnya adalah monera.
 Archabacteria= bakteri yang dapat hidup di tempat ekstrem
06
Ganggang Hijau Biru
Pengertian Ganggang Hijau
Biru
Alga biru adalah satu satunya ganggang yang
tergolong dalam kingdom monera Divisio
Cyanophyta , ganggang ini bersel tunggal atau
berbentuk benang dengan struktur tubuhyang
masih sederhana dimana intinya masih
prokaryotik , mempunyai pigmen biru-
kehijauan, dan bersifat autotrof karena
mempunyai klorofil sehingga
mempunyaikemampuan untuk fotosintesis.
Ciri-ciri Ganggang Hijau
Biru
 Dinding sel mengandung pektin, hemiselulosa, dan selulosa.
 Dinding selnya berlendir.
 Pada bagian pinggir plasmanya terkandung zat warna klorofil-a.
 Mengandung pigmen fikosianin yang berwarna biru yang larut air.
 Di tengah-tengah sel terdapat bagian yang tidak berwarna yang mengandung asamdeoksi-ribonukleat dan asam
ribonukleat yang tidak dibungkus membran inti ( prokaryotik )

 Dalam sel-sel yang telah tua tampak juga vakuola.


 Sebagai zat makanan cadangan ditemukan glikogen dan di samping itu juga terdapat protein berupa lipo-protein
( gabungan protein dan lemak) penyusun membran selnya.
 Ganggang biru umumnya tidak bergerak.jika terjadi gerakan kecil gerakan merayapyang meluncur pada alas yang
basah. gerakan itu mungkin sekali karena adanyakontraksi tubuh dan dibantu dengan pembentukan lender.
 Perkembangbiakan selalu vegetatif dengan membelah.
Reproduksi Ganggang
Hijau Biru
Reproduksi cyanobacteria yang dikenal dengan ganging biru dapat dilakukan dengan 3 cara,
perkembangbiakan vegetative atau reproduksi aseksual. Sedangkan perkembangbiakan generative atau
reproduksi seksual ganggang biru belum diketahui.Ketiga cara reproduksi aseksual tersebut adalah:

• Pembelahan sel
Sel membela menjadi dua bagian yang membentuk sel baru. Sel-sel yang terpisah bisa tetap bergabung
membentuk koloni. Misal : Gleocapsa.
• Fragmentasi
Fragmentasi adalah pemutusan sebagian anggota tubuh yang dapat membentuk individu baru individu
baru terjadi pada ganggang yang berbentuk filament benang. Misal : Oscillatoriac.
• Spora vegetative
Spora vegetative yang dimaksud di sini adalah heterokist. Pada keadaan yang tidak menguntungkan
heteroskist tetap mampu bertahan karena dinding selnya tebal dan banyak mengandung bahan makanan.
Setelah lingkungan kembali menguntungkan heterokist dapat membentuk filamen baru. Misal :
Chamaesiphon comfervicolus.
Klasifikasi Ganggang Hijau
Biru
1. Bangsa Chroococcales.
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora,
warna biru kehijau-hijauan Umumnya alga ini
membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok
yang basah. Setelah pembelahan, sel-sel tetap
bergandengan dengan perantaraan lendirtadi, dan
dengan demikian terbentuk kelompok-kelompok
atau koloni.

Chroococcus turgidus
Klasifikasi Ganggang Hijau
Biru
2. Bangsa Chamaesiphonales
Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang, mempunyai spora. Benang-benang itu dapat
putus-putus merupakan hormogonium, yang dapatmerayap dan merupakan koloni baru. Spora terbentuk
dari isi sel (endospora).Setelah keluar dari sel induknya, spora dapat menjadi tumbuhan baru. Untuk
menghadapi kala yang buruk dapat membentuk sel-sel awetan dengan menambahzat makanan cadangan
serta mempertebal dan memperbesar dinding sel

Bangsa Chamaesiphonales
Klasifikasi Ganggang Hijau
Biru
3. Bangsa Nostocales
Sel-selnya merupakan koloni berbentuk benang, atau
diselubungi suatu membran. Benang-benang itu melekat
pada substratnya, tidak bercabang, jarang mempunyai
percabangan sejati, lebih sering mempunyai percabangan
semu. Benang benang itu selalu dapat membentuk
hormogonium.
Contoh : Oscillatoria , Rivularia , Anabaena, Spirulina
07
Aktinomycetes
Pengertian Aktinomycetes

Actinobacteria atau Actinomycetes adalah filum bakteri yang


beranggotakan bakteri Gram positif. Bakteri ini pernah
diklasifikasi sebagai fungi (jamur, Mycota) karena ada
anggotanya yang membentuk berkas-berkas mirip hifa serta
menghasilkan antibiotik. Ketika diketahui memiliki sejumlah ciri
bakteri (ukurannya kecil dan dapat diserang virus bakteriofag),
kelompok ini pernah dianggap bukan fungi maupun bakteri. Baru
setelah pengujian DNA dimungkinkan, kelompok ini diketahui Actinobacteria
sebagai bakteri.
Sifat-sifat Aktinomycetes mirip Fungi yaitu:
Actinomycetes secara umum hamper menyerupai jamur karena mempunyai ciri-ciri seperti :
(a) Miselium actinomycetes mempunyai karakter percabangan yang luas;
(b) Seperti umumnya fungi, actinomycetes membentuk miselium udara dan konidia;
(c) Pertumbuhan actinomycetes pada kultur cair jarang menghasilkan kekeruhan seperti umumnya bakteri
uniseluler, tetapi membentuk pelet pelet seperti fungi.

Sifat-sifat Aktinomycetes mirip Fungi yaitu:


Morfologi actinomycetes lebih mendekati morfologi bakteri, hal ini dilihat dari ukuran sel, spora, serta
miselianya yang memiliki nukleolus seperti bakteri. Selain itu pada dinding actinomycetes tidak mengandung
komponen penyusun sel fungi seperti kitin dan selulosa melainkan tersusun atas polimer gula, gula amino, dan
beberapa asam amino seperti yang dimiliki oleh bakteri gram positif lainnya. Actinomycetes memiliki kadar GC
(Guanin dan Sitosin) yang tinggi. Terdapat guanin dan sitosin yang tinggi didalam DNA actinomycetes yaitu
(>55%) dengan kemampuan membentuk cabang-cabang hifa pada tahap-tahap pengembangannya
Habitat Aktinomycetes
Habitat Actinomycetes, terutama Streptomyces adalah di tanah, sekitar 70% mikroba yang ada di
tanah adalah Streptomyces (Rao, 2001). Bahkan Nurkanto (2007) berhasil membuktikan bahwa
genus yang paling dominan dalam tanah adalah Streptomyces, yaitu sebanyak 86%.

Struktur Aktinomycetes
Karakteristik Actinomycetes jika dilihat secara mikroskopis ditandai dengan
adanya bentuk filamen bercabang atau batang dan memiliki hifa tidak bersekat.
Miselium Actinomycetes dapat bercabang atau tidak bercabang, lurus atau
berbentuk spiral. Spora berbentuk bola, silinder atau oval
08
Virus
Pengertian Virus
Virus adalah mikroorganisme patogen yang Sifat-sifat virus yang penting antara lain:
hanya dapat bereplikasi di dalam sel karena 1. Virus hanya mempunyai 1 macam asam nuklein
(RNA atau DNA)
mereka tidak memiliki perlengkapan seluler
2. Untuk reproduksinya hanya memerlukan asam
untuk bereproduksi sendiri. Semua bentuk nuklein saja.
kehidupan dapat diinfeksi oleh virus, mulai 3. Virus tidak dapat tumbuh atau membelah diri seperti
dari hewan, tumbuhan, hingga bakteri dan mikrobia lainnya.
arkea. 4. Virus memiliki sifat-sifat khas dan tidak merupakan
jasad yang dapat berdiri sendiri. Virus memperbanyak
diri dalam sel jasad inang (parasit obligat) dan
menyebabkan sel-sel itu mati. Sel inang adalah sel
manusia, hewan, tumbuhan, atau pada jasad renik
yang lain. Sel jasad yang ditumpangi virus dan mati
itu akan mempengaruhi sel-sel sehat yang ada
didekatnya, dan karenanya dapat mengganggu seluruh
kompleks sel (becak becak daun, becak-becak
nekrotik dan sebagainya.
Reproduksi Virus
Virus berkembang biak dengan cara replikasi (perbanyakan diri), didalam sel inang.
Thanks
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes


icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai