Anda di halaman 1dari 28

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Sistem Pendidikan Nasional


 Alinia ke-4 UUD 1945: amanat mencerdaskan kehidupan
bangsa, pemerintah harus mengusahakan dan menyelenggarakan
suatu sistem pengajaran nasional
 Pasal 31 ayat 1 UUD 1945: amanat setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan
 UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) nomor 20 tahun
2003 pasal 5 ayat 2: amanat setiap warga negara mempunyai
hak sama memperoleh pendidikan bermutu
 UU nomor 14 tahun 2005: amanat tentang guru dan dosen
Desentralisasi Pendidikan

 UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) nomor 20 tahun


2003 pasal 6 ayat 1: pemerintah dan pemerintah daerah
wajib memberikan layanan dan kemudahan serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga
negara tanpa diskriminasi
 PP nomor 25 tahun 2000 pasal 2 dan 3: amanat kewenangan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah propinsi dalam
bidang pendidikan dan kebudayaan
 UU nomor 32 tahun 2004 pasal 13: amanat kewenangan
pemerintah daerah propinsi; pasal 14: amanat kewenangan
pemerintah daerah kabupaten/kota
 PP nomor 19 tahun 2005: amanat standar nasional pendidikan
Makna Desentralisasi Pendidikan

 Mendekatkan pengambilan keputusan


 Pembangunan pendidikan lebih sesuai dengan
kekhasan daerah
 Potensi masyarakat dapat lebih didayagunakan
pada mutu dan keunggulan sumberdaya insani
(SDI)
Konsep Desentralisasi Pendidikan
Desentralisasi pemerintahan di bidang pendidikan:
terwujudnya pemerintahan daerah yang otonom dalam
pengelolaan pendidikan
Desentralisasi pada satuan pendidikan: terwujudnya
lembaga atau satuan pendidikan yang mandiri dan
professional
Desentralisasi pada stakeholders pendidikan:
terwujudnya masyarakat yang demokratis dan lembaga
yang peduli pendidikan secara mandiri dan professional
Standar Nasional Pelayanan Minimal
Pendidikan (SPM)

Standar pengelolaan
Standar tenaga pendidikan
Standar isi, proses, penilaian
Standar pembiayaan
Standar sarana prasarana pendidikan
Partisipasi masyarakat melalui
mekanisme
(UU nomor 20 tahun 2003 pasal 35)
School Based Management

 Self-managing school
 Collaborative school
management
 Manajemen peningkatan
mutu berbasis sekolah
(MPMBS)
Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah (MPMBS)

Pengkoordinasian dan penyerasian sumberdaya yang dilakukan


secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua
kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah
(stakeholders) secara langsung dalam proses pengambilan
keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau
untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam kerangka
kebijakan pendidikan nasional
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis
Sekolah (MPMBS)

 otonomi yang luas pada sekolah


 pendekatan profesional bukan pendekatan birokratik
 menekankan kemandirian dan kreativitas sekolah dalam
mengelola / memberdayakan sumberdaya / potensi
 melibatkan semua pihak yang terkait dengan sekolah
(stakeholder) / partisipasi masyarakat yang intensif dalam
proses pengambilan keputusan bersifat partisipatif bukan
terpusat untuk memenuhi kebutuhan mutu / mencapai tujuan
mutu sekolah
Indikator Karakter Konsep Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS)
 Lingkungan sekolah aman dan tertib
 Memiliki misi dan target mutu yang ingin dicapai
 Memiliki kepemimpinan yang kuat
 Adanya harapan yang tinggi dari personel sekolah (kepala sekolah,
guru, staf, siswa) untuk berprestasi
 Adanya pengembangan staf sekolah yang kontinyu sesuai tuntutan
iptek
 Adanya pelaksanaan evaluasi yang kontinyu terhadap berbagai aspek
akademik dan administratif, dan pemanfaatan hasilnya untuk
penyempurnaan mutu
 Adanya komunikasi dan dukungan insentif dari orangtua atau
masyarakat
Manajemen pola baru MBS
 Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman (analisis SWOT) dan mengoptimalkan sumberdaya yang
tersedia untuk memajukan lembaganya
 Sekolah lebih mengetahui kebutuhan khususnya input pendidikan
yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses
pendidikan sesuai tingkat perkembangan kebutuhan peserta didik
 Sekolah bertanggung jawab akan mutu pendidikan pada pemerintah,
orangtua peserta didik, dan masyarakat, dan berupaya
melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan
 Sekolah dapat melakukan persaingan sehat dengan sekolah lain
untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya inovatif dengan
dukungan orangtua peserta didik, masyarakat dan pemerintah
daerah
Rancangan peningkatan mutu
dalam konteks MBS
 Profil sekolah

 Visi, misi, tujuan dan sasaran

 Evaluasi diri (analisis SWOT)

 Rancangan anggaran untuk


membiayai berbagai kegiatan
Konseptual Penyelenggaraan
Pendidikan di Satuan Pendidikan

School based management (MBS)


_
competency based curriculum (KBK)
(kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, materi pokok)
&
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
(standar kompetensi, kompetensi dasar)
_
active student learning (CBSA)
Program Pembangunan Nasional
(Propenas)

 Pembentukan Dewan sekolah


(school board) di setiap
kabupaten dan kota
 Pembentukan Komite Sekolah di
setiap sekolah
(UU nomor 25 tahun 2000)
Kerangka Hubungan
Pengelolaan Pendidikan
Departemen Departemen
Pendidikan Agama
Nasional
Komisi
Pendidikan
Nasional

Pemerintah Dewan Pendidikan


Kabupaten / Kota
(Dinas Pendidikan)

Komite
Komite Komite
Sekolah
Sekolah Sekolah
Dewan Pendidikan
(Kepmen diknas nomor 044 tahun 2002)

Badan yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka


meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan
pendidikan di kabupaten kota.

Peran :
 Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam
penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan
 Pendukung (supporting agency) finansial, pemikiran atau
tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan
 Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi
dan akuntabilitas penyelenggaraan dankeluaran
pendidikan
 Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan DPRD
dengan masyarakat
Hubungan Dewan Pendidikan dan
Instansi terkait di
kabupaten/kota
Bupati / DPRD
Walikota

Sekwilda

Dinas Pendidikan Dewan Komisi E


Pendidikan DPRD

Komite Sekolah
Komite Sekolah
(Kepmen diknas nomor 044 tahun 2002)
Badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka
meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan
di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur
pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah, peran:
 pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan

pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan


 pendukung (supporting agency) finansial, pemikiran maupun tenaga

dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan


 pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan


pendidikan
 Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan DPRD dengan

masyarakat di satuan pendidikan


Model Hubungan Komite Sekolah
dengan Instansi Lain

Dewan
Pendidikan

Satuan Institusi
Pendidikan lain

Komite Sekolah
Jalur Pendidikan
(UU nomor 20 tahun 2003 pasal 13)

 Pendidikan formal

(pasal 14)
 Pendidikan non formal

(pasal 26)
 Pendidikan informal

(pasal 27)
Jenis pendidikan
(UU nomor 20 tahun 2003 pasal 15)

Pendidikan umum
Kejuruan
Akademik
Profesi
Vokasi
Keagamaan (pasal 30)
Khusus (pasal 32)
Jenjang Pendidikan Formal
(UU nomor 20 tahun 2003 pasal 14)

 Pendidikan pra-sekolah /

anak usia dini (pasal 28)


 Pendidikan dasar (pasal 17)
 Pendidikan menengah (pasal 18)
 Pendidikan tinggi (pasal 19)
Satuan Pendidikan/Lembaga Pendidikan

Penyelenggara atau pihak yang mempunyai tugas


pokok dan fungsi melaksanakan proses
pembelajaran
Penyelenggara Satuan Pendidikan

 Pemerintah (negeri)
# Departemen Pendidikan
Nasional
# Departemen Agama
# Departemen Hankam
# Departemen Kesehatan
# Departemen Perhubungan
# Departemen teknis lain
 swasta / masyarakat
Organisasi Lembaga Pendidikan
(Sebelum pemberlakuan UU 22/1999)
Presiden

Depdikbud Depdagri Dep. lain

Perguruan Pemda Tk. I


Tinggi
Kantor Wilayah
Depdikbud Dinas
Dikbud / P
dan K
Kantor Pemda Tk. II
Depdikbud
Cabang Dinas
Kab. /
Dikbud / P dan K
Kodya
Kecamatan
Kantor
Depdikbud Ranting Dinas
Kecamatan Dikbud /P dan K
(Kancam)

SLTP -SLTA SD
Organisasi Lembaga Pendidikan
(Sesudah pemberlakuan UU 22/1999)

Pemerintah Pusat

Depdiknas Dep. Lain

Perguruan
Tinggi

Pemerintah Pemerintah
Propinsi Kabupaten/Kota

Kantor Pengelola
Kantor Pendidikan
Pengelola
Pendidikan SD-SLTP- SLTA
Keterangan gambar :
Pemerintah Pusat sebagai pengarah, pembina dan penentu kebijakan
nasional bidang pendidikan
Pemerintah Propinsi sebagai pembina dan koordinator
penyelenggaraan pendidikan lintas kabupaten / kota
Pemerintah Kabupaten / Kota bertanggungjawab penuh dalam
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan arah kebijakan, standar
nasional dan kebutuhan lokal. Nama instansi tidak selalu sama,
sesuai SOT atau OTK pemerintah daerah setempat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai