Anda di halaman 1dari 13

SCHOOL

RESPONSIBILITY
PROGRAM
Ruang Kolaborasi Modul 3.3
“Pengelolaan Program Yang Berdampak Positif Pada Murid“
Kelompok B3

Leni Sister.,M.Pd Elfin Permana.,M.Pd Rurikar Surviani H.,S.Th.I


SMAN 4 Sukabumi SMKN 1 Sukabumi SMAN 4 Sukabumi
Latar Belakang

▪ Penerapan Kurikulum Merdeka mendorong penguatan karakter yang dapat dilakukan


melalui pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek pada penguatan profil pelajar Pancasila.
▪ School responsibility program (SRP) salah satu program sekolah yang dapat membentuk karakter
profil pelajar Pancasila
▪ Implementasi SRP dapat berupa dukungan materi dan non materi terhadap masyarakat, sehingga
masyarakat dapat merasakan dampak positif dari keberadaan sekolah di tengah lingkungannya.
▪ Sekolah perlu membuat suatu program yang dapat memberikan dampak yang dapat secara
langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar yaitu dengan dilaksanakannya program kegiatan
school responsibility atau School responsibility program (SRP).
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670); PP No 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter

3. Permendikbud No. 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

4. Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Pendidikan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

5. Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

6. Permendikbud No. 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah

7. Permendikbud No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013

8. Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

9. Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

10. Permendikbud No 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti


Dasar Hukum
– Permendikbud No. 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

– Permendikbud No 4 tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah

– Permendikbud No 20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal

– Permendikbud No 34 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.

– Pergub Jawa Barat No 69 tahun 2013 tentang Pembelajaran Mulok Bahasa dan Sastra Daerah pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

– SK Dirjen Dikdasmen No. 464/D.D5/KEP/KR/2018 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muataan Kewiayahan (B), Dasar Bidang
Keahlian (C1), Dasar Progran Keahlian (C2), dan Kompetensi Keahlian (C3)

– Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 06/D. D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan MAK)

– Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 07/D. D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah

– Pedoman Gerakan Literasi Sekolah.

– Panduan Penilaian Hasil Belajar Pada SMK , Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Tahun 2018

– Pedoman Penyusunan Kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2018
Tujuan

Menumbuhkan rasa Pembelajaran


empati dan simpati sepanjang hayat Penerapan konsep
untuk mewujudkan sebagai pengalaman pembelajaran abad 21
profil pelajar pancasila dan kebermaknaan

Pengimplementasian Penerapan kurikulum


kegiatan merdeka secara
pembelajaran di kelas konseptual dan factual
Peserta didik mampu memiliki rasa empati dan simpati
yang tinggi dalam mewujudkan profil pelajar pancasila

Peserta didik mampu menjadi pembelajar sepanjang


hayat

Peserta didik mampu menerapkan konsep


pembelajaran abad 21 Hasil yang
peserta didik mampu mengimplementasikan kegiatan Diharapkan
pembelajaran di kelas

peserta didik mampu menerapkan kurikulum merdeka


secara konseptual dan faktual
Pengertian

SRP (School Social Responsibility) adalah suatu konsep atau tindakan


yang dilakukan oleh sekolah sebagai rasa tanggung jawab sekolah
terhadap keadaan sosial maupun lingkungan sekitar dimana sekolah itu
berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan
kepedulian sekolah kepada masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan,
memberikan bantuan materi, dana untuk pemeliharaan fasilitas umum,
sumbangan untuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang bersifat
sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat
yang berada di sekitar sekolah tersebut berada ataupun masyarakat
Waktu dan tempat pelaksanaan
a. Regular atau rutin
– Jumat berbagi
– Kunjungan panti asuhan dan dhuafa
– Bakti amaliah Ramadhan : Berbagi Tajil, Berbagi Hadiah Lebaran,dll
– Kunjungan SLB
– MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa)
b. Insidental
– Kejadian bencana
– Kegiatan pengurusan jenazah
Penanggung Jawab : Kepala Sekolah

Pengarah : Wakasek Kesiswaan

Ketua : Struktur
Sekretaris : Organisasi dan
Bendahara :
pembagian
Divisi :
tugas
Divisi Dana Usaha

Divisi Dokumentasi dan Promosi

Divisi Konsumsi

Divisi Peralatan dan Peralatan

Divisi Humas
Asset asset pendukung kegiatan SRP

Sekolah sebagai suatu ekosistem memiliki banyak asset yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan yang tertuang dalam
program sekolah. Perencanaan program sekolah bukan hanya bertujuan untuk melakukan kegiatan rutin dan pemenuhan kegiatan
pembelajaran namun, ada nilai nilai yang dapat kita tingkatkan dalam kegiatan program tersebut diantaranya dengan peningkatan
karakter disiplin siswa, kepemimpina, penanaman moral dan etika berperilaku. Adapun asset yang mendukung kegiatan SRP yaitu
a) Asset manusia : guru yang kompetensi bidang professional yang sudah banyak, guru yang telah mengikuti kegiatan peelatihan
mengenai kurikulum merdeka, peserta didik yang banyak dan memiliki motivasi untuk berbagai kegiatan
b) Asset social : Kegiatan ini dapat meningkatkan rasa solidaritas, empati dan simpatik dari peserta didik
c) Asset politik : kegiatan ini berdasarkan dari hasil ajuan dan kesepakatan siswa sehingga dalam pelaksanaan program kerja
dilakukan secara demokratis
d) Asset agama dan budaya : kegiatan yang bersifat regular diantaranya adalah kegiatan keagamaan seperti jumat berkah dan bakti
amaliah ramadhan atau berbagi ramadhan. Kegiatan kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun dan sudah menjadi keharusan baik
dari pihak sekolah maupun inisiatif siswa itu sendiri
e) Asset fisik : fasilitas keagamaan yang memadai, ruangan yang luas untuk menghimpun donasi, kendaraan yang memadai
f) Asset lingkungan : wilayah sekitar sekolah yang masih terdapat masyarakat yang membutuhkan uluran tangan atau bantuan,
serta adanya panti asuhan disekitar sekitar sekolah
g) Asset finansial : kesadaran warga sekolah untuk mendukung kegiatan dan memberikan donasi untuk pemenuhan kebutuhan
kegiatan
PENERAPAN VOICE, CHOICE, OWNERSHIP

Saat murid menjadi pemimpin dalam proses


pembelajaran mereka sendiri (atau kita katakan: saat
murid memiliki agency), maka mereka sebenarnya
memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan
kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran
mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah
murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya
menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya
sendiri. Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya
menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di
mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan
dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka
tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat
mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan
mereka.
PENUTUP
– Akhirnya dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT. kami sudah
berupaya semaksimal mungkin untuk menyelenggarakan dan menyelesaikan
penyusunan program ini dengan segala keterbatasan dan kemampuan kami.

– Berhasil atau tidaknya Program School Responsibility Program (SRP) di sekolah


bergantung pada kebersamaan, kekompakan, dan koordinasi dari seluruh
komponen yang ada di sekolah yaitu Pihak internal dan pihak eksternal. Sangatlah
diharapkan oleh kita bersama bahwa sistem yang berjalan ini dari waktu ke waktu
harus semakin baik dan berkembang.

– Kami sebagai panitia penyelenggara mohon maaf yang sebesar-besarnya


apabila dalam penyusunan program kerja banyak ditemukan hal-hal yang
dianggap janggal atau kurang baik dalam persiapan, pelaksanaan ataupun dalam
penyelesaian.

– Walaupun demikian, mudah-mudahan program ini bermanfaat bagi semua


warga sekolah, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, sekaligus untuk
meningkatkan kualitas sekolah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
yang dari hari kehari semakin dituntut seirama dengan kemajuan teknologi.
Terima kasih,

Anda mungkin juga menyukai